webnovel

THIS IS MY LIFE !

Hanya perjuangan seorang lelaki gay, yang penuh rintangan dan halangan ...

pangeran_Biru · Urban
Not enough ratings
44 Chs

Rahasia

Gue benar-benar bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya, oke gue akan lihat dan jalani seperti apa ini sebenarnya. Gue akan ikuti arus sampai tahu apa keinginan mantan teman-teman tim basket terhadap diri gue.

"Sudahlah, kamu tidak usah pikirkan apapun Bima ! aku juga akan cari tahu apa mau mereka sebenarnya ! karena aku juga sudah termasuk terlibat denganmu juga !" kak Wahyu menghela nafas.

"Maafkan aku, kakak jadi terlibat !" gue menunduk karena bersalah. Kak Wahyu memeluk gue dan membalasnya.

"Tidak apa-apa, Bima !" bisiknya, dan kemudian merenggangkan pelukannya matanya menatap ku dan tersenyum, perlahan gue merasakan bibirnya yang hangat menempel dibibir gue. Dan gue pun membalas ciumannya.

"Sebaiknya kita pulang, aku akan mengantarmu !" katanya setelah melepas ciumannya, gue hanya bisa mengangguk. Dan akhirnya gue pun pulang ke rumah di antar Wahyu.

Keesokan paginya, gue kesekolah tapi kini di antar oleh seorang sopir. Awalnya gue protes karena dekat, tapi nyokap gue tetap pada pendiriannya ini demi keselamatan gue sendiri katanya.

Gue cemberut di dalam mobil, gue duduk di belakang tidak di depan. Gue pun perhatikan sopir pribadi yang membawa mobil kesekolah. Termasuk ganteng orangnya, berkumis tipis, bertubuh tegap seperti seorang polisi atau tentara, umurnya 30 an kelihatannya.

"Pagi den !" sapanya sambil tersenyum, dia melihat dari kaca depan yang memandang gue duduk di belakang.

"Pagi mas !" jawab gue.

"Oh iya perkenalkan nama saya Darman !" dia perkenalkan dirimya, padahal nyokap tadi sudah memberitahu siapa namanya.

"Saya Bima !" tapi tetap gue jawab.

"Mas Darman bukan sekedar supir kan ?" tanya gue penasaran, karena nyokap tadi takut kalau terjadi apa-apa sama gue.

"Bisa disebut begitu den ! saya diminta nyonya mengawasi aden !" gue menghela nafas, ternyata dia bodyguard gue.

"Kelihatannya mas dari polisi atau tentara ya ?" tanya gue kembali, dia tertawa.

"Enggalah den saya ini orang biasa ! mungkin fisik saya seperti ini !" jawabnya, gue hanya mengangguk.

"Oh !" hanya itu jawaban gue, "Oh ya, saya akan mengantar dan menjemput aden setiap hari, tapi bila aden mau kemana-mana saya siap diperintah apapun itu !" ujarnya, gue hanya mengangguk.

Tak lama gue pun sampai di sekolah, turun dan masuk ke dalam sekolah. senentara supir gue melihat gue sebentar dan kemudian pergi. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak gue ternyata Dion dan Zaki, kita pun masuk bareng.

----------

Zaki akhirnya mengajak gue bertemu dengan ketua tim basket sekolah baru gue namanya kak Alex, ganteng bertampang indo. Zaki pun memperkenalkan kalau gue 'bekas' anggota tim merah putih, dan dia terkejut. Setelah gue jelaskan secara singkat kenapa keluar dan pindah kesini, ternyata dia menerima gue dengan baik. Tanpa proses lama gue langsung masuk tim inti basket.

Tentu saja gue senang, mereka tidak mempermasalahkan siapa gue sebenarnya. Tak terasa sudah beberapa hari gue berlatih basket, sedang hubungan gue dengan kak Wahyu tetap baik, tapi gue tidak bertanya jauh tentang kasus gue kepadanya. Gue juga jarang bertemu dengannya karena kesibukannya di sekolah tapi komunikasi tetap dengan telpon.

Gue udah cerita tentang masuknya kembali ke tim basket di sekolah baru, dia tidak keberatan dan senang saja. Tim basket di sekolah gue cukup populer di kalangan anak cewek walau tidak seheboh di sekolah gue yang dulu. Sebenarnya kalau soal tampang harus diakui tim basket sekolah gue yang baru rata-rata ganteng,. Dan kebanyakan bertampang Indo, sisanya ya kayak gue asli Indonesia. Pelatihnya pak Subroto berbadan gempal berkumis seperti galak tapi baik banget.

Hari itu gue dan teman-teman sedang istirahat setelah latih tanding antara anggota tim basket, banyak yang memuji permainan gue, dan gue pun tersanjung dengan pujian itu. Gue rasakan perbedaan besar ketika di sekolah lama dan baru ini. Semuanya bagai bumi dan langit.

Di sekolah lama terlalu banyak rahasia yang gue ketahui dan tak diketahui terutama di tim basketnya.

"Woi lo malah melamun !" tegur teman gue Steven.

"Ada apa Stev ?" tanya gue, "Sorry nih !".

"Engga, lo engga ganti baju ?" tanya dia.

"Nah lo sendiri belum ? gue istirahat dulu bro masih keringetan nih !" jawab gue.

"Lo ngelamunin apa sih ? cewek ya ?" tanyanya sambil menyenggol pundak gue,

"Ah engga, lo kan tau sendiri gue siapa Stev !" jawab gue sambil menatap dia, wajah ganteng bertampang Chinese.

"Oh, sorry ! kirain mikirin cewek !" dia tertawa, mereka semua tahu gue dan itu tak ada masalah.

"Lo punya pacar Steven ?" tanya gue.

"Belum bro !" jawabnya.

"Masa sih ? elu ganteng, pasti banyak cewek yang deketin lo !" Ujar gue tak percaya.

"Ada sih yang gue taksir ! tapi gue takut bro !" jawabnya.

"Takut apa ?"

"Di tolak !"

"Anjir, siapa yang mau menolak elu coba !" kata gue sambil tertawa. Muka Steven menerah karena malu.

"Udah ah, yuk kita ganti baju !" dia pun berdiri. gue pun ikut dengannya. Disini enaknya ada tempat khusus ganti baju lengkap dengan locker dan showernya.

Ketika gue sedang mandi, tiba-tiba saja gue teringat suatu peristiwa yang gue saksikan dan lihat dengan mata gue sendiri, Gue terdiam. Apa itu yang menjadi pokok masalah gue diculik ? mungkin kak Wahyu benar bukan karena gue gay dan itu alasan terbesar melakukan itu menutup mulut gue untuk menutupi kejadian ini ! gue harus berbicara dengan kak Wahyu.

Selesai mandi gue pamitan sama Steven untuk pulang duluan, dan dia tidak keberatan. Setelah itu gue telpon kak Wahyu untuk janjian bertemu, dan dia setuju untuk bertemu di suatu tempat. Tapi tidak sekarang.

---------

Gue pun pulang ke rumah, mas Darman seperti biasa menjemput ke sekolah. Kali gue duduk di depan bareng dia.

"Den, saya sering lihat ada yang selalu mengikuti kita !" ujar mang Darman, gue terkejut.

"Biarkan saja mang !" jawab gue.

"Ya engga bisa begitu atuh den, itu sudah jadi tanggung jawab atas keselamatan majikan saya !" dia terlihat tegas mengatakan itu. Gue menghela nafas dan kemudian mengatakan yang sebenarnya serta pengakuan gue sebagai seorang gay, dia terkejut tapi kemudian menerima gue.

"Oh begitu, itu memudahkan saya atuh den !" jawab Darman tersenyum.

"Maksud mas ?" tanya gue agak heran.

"Kan sudah saya bilang tugas saya, bukan hanya sopir tapi menjaga aden dari segala marabahaya !" jelasnya.

"Terima kasih mas !" jawab gue sambil tersenyum.

Beberapa waktu kemudian kak Wahyu menentukan tempat pembicaraan yaitu di sebuah tempat wisata, katanya supaya ramai dan tidak mencolok. Gue sih setuju saja.

"Jadi apa yang kamu ketahui ?" tanya kak Wahyu kita berbicara di sebuah pondok yang telah disediakan di sana. Gue pun menceritakan sebagian rahasia tim basket kapada kak Wahyu.

"Selain itu ada sebuah rahasia lain yang aku ketahui !" jelasku kepada kak Wahyu.

"Apa itu ?" tanyanya penasaran, gue menatap wajah ka Wahyu.

"Pemerkosaan !" bisik gue kepada kak Wahyu, dia terkejut.

"Serius ?" tanyanya tak menyangka, gue mengangguk dan kembali menjelaskan apa yang gue lihat dan saksikan. Seperti di ketahui semua fans klub basket kebanyakan cewek, dan mereka rela mau melakukan apa saja termasuk seks tapi tidak semua seperti itu. Tapi para anggota tim basket justru merasa semua seperti itu !

"Kamu ketahuan ?" tanyanya gue mengangguk, setelah itu gue cerita. Gue pun di interogasi oleh mereka setelah itu diberi obat vitamin katanya itu supaya sehat, gue waktu itu tak bisa berbuat apa-apa karena pak Anwar ada disitu juga !

"Setelah itu aku engga ingat apapun tentang kejadian itu ! mungkin karena aku terlalu banyak tahu maka ! mereka mencari kesalahan dan rahasiaku ternyata aku seorang gay itulah menjadi alasan semuanya !" jelas gue. Kak Wahyu mengangguk.

"Begitu, ya berat juga ! itu urusannya dengan pihak berwajib !" dia terdiam.

"Ya sudah kita pulang !" ujarnya, gue mengangguk.

Ketika hampir keluar dari tempat itu, tiba-tiba ada yang menyergap kami berdua.

"Elu jangan berani berteriak !" bisik seseorang di belakang gue, dan merasakan ada benda tajam di pinggang gue.

Sementara gue melihat kak Wahyu agak sedikit melawan akhirnya kak Irham memukul pundaknya dan terjatuh, gue terdiam karena sakit ada yang menusuk pinggang gue, setelah itu gue tidak sadar ...

Bersambung ....