Lalu tak lama setelah nya Julian tersenyum tipis lalu menjawab nya sembari merebut kunci mobil di tangan Floryn.
"Tentu saja aku bisa," singkat Julian. Julian pun segera masuk ke dalam mobil. Sedangkan Floryn masih agak heran dengan perilaku Julian yang begitu berbeda.
"Ternyata benar ya bahwa jika ingatan nya hilang maka kepribadian seseorang juga akan berbeda?" batin Floryn yang kemudian masuk ke dalam mobil.
Di perjalanan....
Tampak Julian yang sedang tenang mengendarai mobil. Sedangkan Floryn terus melirik Julian yang membuat Julian akhirnya bertanya.
"Floryn, kau kenapa?" tanya Julian yang membuat Floryn mengalihkan pandangan nya.
"Tidak apa-apa kok, hanya saja..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Julian langsung menjawab nya.
"Aku imut ya? hahahaha," singkat Julian yang membuat Floryn memasang raut wajah datar.
"Ternyata kau pede tingkat dewa," ucap Floryn yang membuat Julian terdiam mendengar nya.
"Hahahaha memang aku ini dewa kok," ujar Julian yang membuat Floryn semakin jengkel pada nya.
"Seperti nya kepala mu harus dipukul supaya kau kembali normal," kata Floryn yang membuat Julian terdiam mendengar nya.
"Ah hahahaha jangan begitulah, aku ini normal kok meskipun hilang ingatan. Tetapi sebenarnya, aku tau apa yang terjadi dulu hanya saja orang yang ada di hadapan mu itu bukanlah Xavier yang kau kenal. Dijelaskan pun, kau tidak akan percaya bahkan kau menganggap ku sedang berhalusinasi," tutur Julian yang tentu saja membuat Floryn berpikir.
"Apa maksudmu? katakan saja yang sebenarnya meskipun penjelasan mu tidak masuk akal," jawab Floryn dengan serius yang membuat Julian tertawa mendengar nya.
"Hahahaha tidak tidak. Perkataan ku tadi hanya sebuah candaan! coba saja kau bayangkan, kalau aku tidak lupa ingatan mana mungkin aku menanyakan namamu saat tersadar," ucap Julian yang membuat Floryn mematung. Floryn menganggukkan kepala nya lalu setelah nya tersenyum.
"Ya, kau benar. Kalau kau tidak lupa ingatan, mana mungkin kau lupa denganku saat tersadar kemarin," ujar Floryn yang sebenarnya masih tidak percaya dengan ucapan Julian sebelum nya.
Julian menganggukkan kepala nya dan lanjut serius mengendarai mobil nya.
***
Satu jam kemudian....
Kini Julian dan Floryn berada di sebuah cafe. Cafe yang sudah biasa menjadi tempat tongkrongan anak muda di malam hari.
"Hmm senang nya aku disini, apalagi kalau ada live music. Keren banget!" ucap Floryn.
"Kau suka dengan live music?" tanya Julian dengan polos, Floryn menganggukkan kepala nya.
"Iya aku sangat suka. Sejak kecil aku sudah menyukai alat-alat musik terutama gitar dan piano. Aku ingin mempelajari nya namun orang tuaku melarang nya dan aku memilih pilihan lain," jelas Floryn yang membuat Julian terdiam. Tak lama kemudian, Julian melirik kearah gitar di atas panggung lalu menarik tangan Floryn menuju panggung tersebut.
Tentu saja, hal itu membuat Floryn teramat terkejut akan aksi Julian yang tiba-tiba menarik tangan nya.
Sesampainya di atas panggung, Julian langsung mengambil gitar disana yang membuat semua pengunjung cafe serta pegawai cafe menatap nya.
"Xavier, apa yang kau lakukan? kenapa kau mengambil gitar milik cafe ini?" tanya Floryn dengan nada sedikit tinggi yang membuat Julian terdiam dan menatap sekeliling nya.
Tak lama setelah nya, Julian duduk di kursi yang kosong lalu menatap kearah gitar yang ada di tangan nya.
"Aku mau mengajarkan ku cara bermain gitar," singkat Julian yang membuat Floryn jengkel karena setahu dirinya, Xavier sangat tidak ahli dalam bidang musik. Tetapi tak lama setelah nya, Julian memainkan gitar tersebut dengan alunan nada yang indah yang tentu saja membuat Floryn terkejut mendengar nya dan mereka berdua langsung jadi sorotan satu cafe.
"Wah alunan nada nya sangat indah," saut salah satu pengunjung.
"Hmm hari ini seperti nya hari keberuntungan ku," saut pengunjung lain nya.
Julian memetik senar gitar nya selama tiga menit hingga akhirnya ia berhenti lalu memberikan gitar tersebut kepada Floryn.
"Sekarang giliran kamu!" ucap Julian yang membuat Floryn diam mematung.
"Aku tidak bisa melakukan nya," singkat Floryn sembari menundukkan kepala nya. Julian menghela nafas lalu menarik Floryn dan mengajarkan nya.
Awal-awal, Floryn masih kesulitan hingga akhirnya ia pun bisa berkat bantuan Julian.
Beberapa menit kemudian....
"Xavier! aku bisa bermain gitar hanya dalam waktu beberapa menit berkat bantuan mu," ucap Floryn yang tampak gembira. Mendengar hal tersebut, Julian tersenyum tipis lalu bangkit dari tempat duduk nya.
"Ya kalau begitu, banyaklah berlatih. Ayo kita makan! aku traktir," singkat Julian, Floryn pun mengikuti nya.
Lima menit kemudian...
Julian dan Floryn duduk di tempat yang kosong. Tak lama kemudian, pelayan datang dan siap mencatat semua pesanan Julian serta Floryn.
"Selamat malam, Kak. Mau pesan apa?" tanya pelayan dengan ramah.
"Aku pesan steak dan caramel macchiato," singkat Floryn yang pesanan nya tersebut langsung di catat oleh pelayan. Sedangkan Julian masih melihat-lihat menu makanan yang tersedia di cafe tersebut. Hingga akhirnya...
"Hmm aku pesan teh hijau dan macaron saja," ujar Julian tersenyum tipis. Pelayan tersebut pun kembali mencatat pesanan lalu setelah nya pergi. Namun saat beberapa langkah pelayan tersebut berjalan...
"Tunggu sebentar," singkat Julian yang seketika menghentikan waktu. Namun aneh nya, yang masih dapat bergerak adalah pelayan itu. Pelayan tersebut seketika membalikkan tubuh nya lalu menatap kearah Julian disaat waktu berhenti.
"Iya, kak. Ada apa?" tanya pelayan dengan polos.
"Kau mengikuti pelayan ini ya?" singkat Julian yang membuat pelayan tersebut terdiam sejenak dan bertanya.
"Apa maksudmu, Kak?" tanya pelayan tersebut yang menatap kearah Julian. Julian tersenyum tipis lalu ia mengarahkan kedua jari nya kearah pelayan tersebut, setelah nya berkata....
"Aku tak menyangka bahwa akan bertemu iblis disini. Bisa dibilang semakin berkembang nya dunia, maka semakin banyak juga ya iblis-iblis berkeliaran," jawab Julian yang membuat pelayan tersebut tersenyum mendengar nya.
"Tentu saja, karena semakin berkembang nya zaman, manusia tidak percaya lagi dengan sihir dan semacamnya yang tentu saja membuat pertahanan mereka lemah sehingga kami para iblis dapat menguasai dunia ini hahaha," ucap iblis yang kemudian keluar dari tubuh pelayan tersebut yang membuat sang pelayan terjatuh di lantai.
"Bagus...bagus. Aku setuju dengan pendapat mu, tetapi semenjak kehadiran ku disini tentu saja semua nya akan berbeda. Aku sebagai sang kaisar pengendali waktu terhormat yang diutus oleh dewa, takkan membiarkan para iblis menguasai dunia ini!" tegas Julian yang membuat sebuah aura yang teramat kuat, keluar dari tubuh nya. Tentu saja, hal tersebut membuat iblis tersebut merinding melihat nya.
"Ah hahahaha ternyata kau sang pengendali waktu itu? hmm kenapa kau masih saja mempertahankan dunia manusia padahal sudah banyak sekali manusia-manusia jahanam yang menyakitimu," ucap iblis tersebut yang mempengaruhi Julian. Namun Julian sudah menduga hal tersebut akan terjadi.