3 2. Masa Lalu

Musik menggema di telinga semua orang di sana. Ada salah satu seseorang yang begitu mempesona. Gayanya, kemewahannya, serta wajah tampan mematikan yang ia miliki. Anugerah terindah, tapi tidak dengan kelakuannya yang sangat kejam dan tidak peduli dengan apapun. Sepasang matanya mengincar salah satu gadis untuk dijadikan mangsa. Oh bukan seperti itu, melainkan untuk memuaskan hasratnya malam ini. Ketika melihat beberapa wanita tengah menggoda dan berharap bermalam dengan dirinya.

Lelaki itu tersenyum kecut. Melangkah maju menghampiri seseorang yang lebih jauh dari kata menarik. Gadis itu seperti tidak nyaman dengan pakaiannya. Entah kenapa, Damian sangat tertarik untuk membawa Gadis itu ke rumahnya. Tidak butuh waktu lama, ia memanggil bodyguard Marvel untuk membeli gadis itu. Orang kaya, apapun yang ia inginkan harus terpenuhi termasuk seorang wanita.

Apalagi seorang bujang sepertinya, hidup sendiri tanpa wanita tetap membuatnya ingin terus berlari. Dirinya tidak dapat menahan nafsu, Damian ingin segera menikmatinya.

Bodyguard Marvel kembali menemuinya, dengan kuat tangannya mengepal lalu menggubrak meja. Membuat seluruh orang di sana terkejut. "Beraninya menolak ku!" pekiknya ganas, lalu menghampiri pemilik cafe tersebut.

"Kenapa kau menolaknya?" tanya Damian dengan wajah datar sembari menatap tajam ke arah pemilik cafe.

"Maaf tuan, dia bukan pelayan kami. Ia han--," belum selesai berbicara tangan kekar menyengkeram lehernya kuat-kuat.

"Apa kau pikir aku peduli? Jika kau ingin hidup, lakukan apa mau ku!" suara serak tapi mengerikan membuat Gadis itu bergidik ngeri. Jadi ini seseorang yanga kaya raya tapi memiliki sifat seperti iblis.

"Jangan sakiti dia! Apa yang kau inginkan?" seolah gadis itu menantang berani kepada sosok Damian. Lelaki itu pun terkekeh. Gadis itu bernama Angeline menyamar menjadi perempuan murahan hanya demi bertemu dengan Damian. Setelah itu ia akan meracuni mati dengan memberikan minuman. Angeline rela masuk penjara setelah Damian mati.

"Kau berani membentak ku?" Damian menghempaskan pemilik cafe sampai tersungkur mengenai meja. Tanpa babibu ia menyuruh bodyguard Marvel untuk menghabisi pria paruh baya itu.

"Dia layak untuk mati! Dan kau," Damian melangkah maju menghadap persis di depan Gadis berambut pendek yang berpenampilan gadis murahan. Tapi, sedikit pun Damian tidak bisa melepaskan gadis ini. Ck, dengan cepat ia mencekal pergelangan tangan Gadis itu lalu membawanya ke mobil. Memberontak sekuat apapun tidak akan membuat Damian kalah. Tangan kekarnya bisa saja menghantam kepala Gadis ini. Hanya saja, akan tidak nikmat jika saat bermain melihat lebam di wajah itu.

"Kau akan membawaku kemana, bajingan!"

Mulut pedas Gadis itu tidak ada yang menggubris, betapa kejinya manusia seperti Damian. Penyamarannya semoga tidak akan ketahuan, ia benar-benar sangat membenci lelaki kejam ini. Mungkin ini cara nya, dia akan melunak kepada Damian lalu membalaskan dendam secara halus. Ah, itu ide yang sangat bagus.

Tanpa ia sadari sudah sampai di rumah mewah megah dan seperti istana. Bagaimana bisa pemilik rumah ini adalah iblis seperti Damian. Betapa mengerikannya tatapan mata serta wajah tampan yang tidak pernah orang kira bahwa lelaki itu seorang psikopat. Ia terkekeh jengah, "Manusia biadab!" geramnya, tangannya sudah terikat dengan tali sampai tidak bisa melarikan diri. Oh, bukan saat nya.

"Masuk!" bodyguard mendorongnya sampai tersungkur masuk ke dalam kamar kosong tapi sangatlah mewah. Ia hanya melongo tidak percaya, benar-benar mengerikan tempat seindah ini.

****

Damian memakai piyama tidur berwarna hitam ke abu-abuan. Sosok itu akan melancarkan aksinya menikmati malam bersama Gadis itu. Damian membuka pintu, terlihat Gadis itu duduk di lantai sembari berusaha melepaskan ikatan di tangannya. Gadis itu mencoba kabur darinya. Haha, apa kau bisa? tawa jahat dalam hati Damian.

"Penyamaran terbongkar sayang, aku tahu siapa dirimu!" gumam Damian mengetahui siapa sebenarnya perempuan ini. Angeline dari keluarga Mario yang akan membalas dendam padanya. Ck, Damian bukan orang bodoh! Ia tahu semua gerak-gerik Angeline.

Damian mengangkat tubuh Angeline sampai ke ranjang. Tidak perlu lama lagi Damian melumat bibir pink milik Angeline. Tidak ada balasan, Damian tetap menghisap, menyelusup kan lidahnya ke mulut Gadis itu. Seakan Damian terlalu nafsu dengan Angeline. Oh ya, memang benar. Belum juga dibalas, Damian membuka kancing kemeja Angeline menyeludupkan tangannya memegang buah dada yang sangat kenyal.

Merasakan sensasi yang tidak biasa, tapi haruskah ia memberikan mahkotanya kepada iblis ini? Jujur saja Angeline kehilangan kewarasannya. Kenapa begitu nikmat, saat semua telah buka bagian atas. Damian memberikan sensasi tak kalah nikmat, lelaki itu menghisap dan menjilati leher Angeline. Perlahan gadis itu tak sadar mendesah nikmat.

"Kau tahu, aku sudah tidak sabar menggagahi mu." bisik Damian menyeruak sensual di telinga Angeline.

"Bajingan kau Damian!" pekik Angeline bergetar, memberontak kan kakinya, tapi pergerakan sudah di kunci oleh Damian.

Cup, Damian kembali melumat bibir Angel dengan ciuman dalam. Secara intim ia langsung memposisikan gaya yang nikmat. Pemula untuk Angeline, "Aaahh," membuat seluruh tubuh Angeline mengejang hebat. Damian turun ke bawah menghisap kedua buah dada dengan rakus, sungguh Damian membuatnya tidak waras, nikmat benar-benar nikmat.

"Kau akan menikmatinya, sayang." setelah melepaskan ciumannya. Damian membuka paha Angeline lebar-lebar sehingga terlihatlah salah satu yang diincar oleh Damian. Meneguk ludah untuk kesekian kalinya, ternyata Gadis ini masih perawan.

Damian menyungging senyum, akan ada sedikit penghalang malam ini. Namun, seterusnya akan menjadi sebuah kenikmatan yang luar biasa. Ia mulai mendesakkan miliknya perlahan, bermain-main lembut di area sekitarnya. Damian memandang wajah sexy Angeline seakan tak tahan dengan perlakuannya. Padahal awalnya gadis itu seperti jual mahal.

"Sakit, ahh." desah Angeline merasakan sesuatu yang memaksa masuk ke dalam miliknya. Rasa sakit yang tidak biasa, seperti membelah dirinya menjadi dua. Remasan tangannya di pergelangan Damian sangat kuat. Dengan rela, Damian mengurangi rasa sakit Angeline dengan menjilati daun telinga, leher Angel.

"Aaah," desah Damian setelah lolos dari penghalang itu, rasanya kenapa senikmat ini.

Angeline merasakan yang nikmat sampai terbuai mengikuti pergerakan pinggul Damian yang terus menghentakkan semakin dalam pula rasanya. Sembari berpagutan lembut saling menghisap nikmat. Angeline menghilangkan rasa keraguannya untuk mengakhiri ini. Semakin Damian mempercepat ritmenya semakin Angeline merasakan kalau ada sesuatu yang akan keluar dari tubuhnya.

Angeline tak tahu apa itu, gadis polos yang tak mengerti apa-apa kini menikmati sensasi berhubungan intim dengan sosok Damian. Lelaki kaya raya memiliki banyak rahasia, derajat lebih jauh dari Angeline. Kenapa bisa-bisanya tertarik dengan tubuh Angeline. Ck, padahal Damian tidak mengetahui siapa nama Gadis ini. Tapi Angeline, mengetahui siapa Damian yang sesungguhnya.

"Aahh, ahh." desah keduanya setelah mencapai klimaks bersamaan. Damian mendalam kan miliknya dalam-dalam sampai Angeline berteriak. Tidak peduli kalau kesakitan tapi sepertinya tidak. Ini nikmat! Damian masih menggerakkan miliknya, lalu melakukannya sepuas mungkin.

Flashback off!

****

Penyamaran untuk kedua kalinya, Angel merasa takut jika harus kembali ke dekapan Damian lagi. Dengan gaya bahasa, sikap serta tingkah laku angkuh nya pada saat itu terganti dengan sikap ceroboh serta bodoh. Angel tersenyum kecut, menatap bulan bersinar terang tepat di depannya. "Kau tahu, aku sangat membenci Damian!" geramnya mengepalkan tangannya kuat.

Gadis itu teringat bagaimana ia bersama Damian melakukan itu tanpa rasa cinta dan tidak ketertarikan Angel pada sosok itu. Lalu pada saat paginya, Damian tidak pernah menemuinya. Angel seperti binatang di kurung tanpa di beri cahaya sedikit pun. Kenapa selalu terngiang-ngiang dengan bayangan masalalu.

Sulit melupakan, tapi dendamnya pada Damian masih menjadi tujuannya sampai sekarang. Bangkit lagi menyamarkan diri untuk mendekati Damian. Menjadi sekertaris sudah menjadi langkah awal yang mudah. Perlu diketahui kalau Angel bukan gadis malang. Tapi pada saat itu ia tidak tahu kenapa bisa terhanyut dalam malam yang panjang.

Sudahlah itu hanya masalalu yang tak perlu ia ingat lagi sekarang. Fokus pada tujuannya, setelah semua terbalas hidup Angel akan lebih tenang. Beberapa menit berlalu, Angel mendadak kedinginan karena terkena angin malam. Waktunya untuk beristirahat, besok akan kembali bekerja melakukan tugasnya.

"Aku sudah terobsesi dengan hidupmu Tuan." gumam Angel sembari menyungging senyum tipis. Lalu beranjak dari tempatnya menuju kamar.

To be continue❤

avataravatar
Next chapter