4 3. Boss Yang Menyebalkan

Happy Reading.

Di pagi hari ini Angel sudah berada di ruangannya. Ia menuju ke ruangan Damian untuk membereskan berkas di sana. Angel memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari berkas penting. Secara perlahan Angel akan menghancurkan Damian. Gadis gegabah tidak tahu kalau Damian adalah seorang iblis yang licik. Tentu, tidak ada berkas apapun di sini. Semuanya disimpan rapi oleh lelaki itu. Mendengar langkah kaki mendekati ruangan, Angel pura-pura merapikan jurnal di rak.

"Selamat pagi, Pak." sapa Angel setelah berdiri di hadapan Damian lalu membungkuk sedikit memberi hormat.

"Pagi," jawabnya singkat lalu duduk di tempatnya, sungguh Damage nya bukan main-main.

"Kalau begitu saya permisi, Pak." ujar Angel melangkah maju tapi...,

"Apa kau mencari sesuatu di ruangan ku?" tanya Damian membuat Angel sedikit gugup. Sebisa mungkin ia menormalkan sikapnya.

Angel membalikkan badannya ke arah Damian sembari tersenyum, dengan santai ia menjawab. "Tentu tidak pak, aku hanya membereskan beberapa berkas yang sedikit berantakan." jawab Angel

Damian menajamkan tatapannya,"Oh baiklah," balas Damian

"Saya permisi." pamit Angel

"Kenapa bajingan itu bisa curiga?" batinnya bertanya, apa dia benar-benar iblis yang tahu segala aktifitas Angel. Atau mungkin? Aishh.

Angel kembali duduk di tempatnya, tidak ada jadwal untuk meeting hari ini. Ia bisa sedikit santai mengerjakan pekerjaan yang belum selesai. Huft, hidup seorang diri memang membuat Angel mencari uang untuk menyambung hidup setelah keluar dari rumah sakit. Ia seperti gelandangan dan tak henti-hentinya memekik nama Damian dalam kebenciannya.

****

Pekerjaan yang tidak kunjung selesai, sampai Angel menelungkup kan wajah di kedua tangan yang terlipat di atas meja. Terdengar suara khas yang menyaring membuat  telinga Airin sedikit terganggu. Untung hanya berdua saat ini. Tapi, di dalam ruangan sana ada Damian yang masih stay. Bagaimana jika Damian mengetahui, bahwa Angel sedang tidur mengorok. Padahal ini masih jam kerja lembur.

"Angel, Angel bangun! Haiss, gadis ini cantik, pintar, sexy  tapi kenapa ceroboh sekali." kesal airin mengguncang pelan lengan angel.

"Angel park chanyeol ada di sini menjemput pulang," bisik airin demikian, benar-benar manjur! angel bangun dan buru-buru merapikan rambut dan liftik di bibirnya.

"Dimana..dimana pacarku sekarang?" heboh Angel, tak sengaja menyenggol ponselnya, sejak tadi memutar MV dalam YouTube masih berjalan. Kemudian terdengar sangat keras, mengundang kedatangan tuan muda yang ketus.

"Apa yang kalian lakukan?" tiba-tiba suara serak terdengar, mereka hafal suara pria itu lalu menoleh pelan ke arah sumber suara.

"Tidak ada. Kami hanya sibuk dengan lemburan yang menumpuk." jawab Angel dengan santai. Namun, kelihatannya tidak sesuai apa yang ia lakukan.

"Saya tidak bodoh. Berikan ponselmu, cepat!" Sentak Damian geram dengan kelakuan sekertarisnya.

Angel memberikan ponsel ke Damian, ia tidak peduli jika Damian membuka ponselnya. Tidak ada yang aneh, hanya penuh dengan ABS idolanya. Oppa-oppa korea. Ketika melihat wallpaper ponsel Angel, membuat Damian terpelongo"Dasar pecinta dada bidang pantas saja otaknya selalu eror," batin Damian. Ia heran dengan Angel yang pintar dalam bekerja, kalau bukan tanpa Angel. Perusahaannya tidak selancar ini, meski selalu geram dan naik darah dengan tingkah laku bodoh gadis itu. Shit! Angel tak pernah mengecewakan dalam pekerjaan.

"Gadis ini benar-benar tidak waras!" gumam Damian setelah melihat beberapa galeri yang penuh dengan Abs, slepetan dari drama korea yang di-cut. Aw!

****

Melihat Damian di dalam ruangan sembari bekerja dengan laptopnya. Angel berdengus resah, kemudian mengusap wajahnya kasar ketika akan masuk ke ruangan Damian mengambil ponselnya yang disita. Untung saja ia sudah mempersiapkan semuanya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Angel berjalan masuk dengan santai dan elegan.

"Permisi, Pak." sapa Angel debgan tersenyum ramah, seperti orang tidak pernah lelah. Demi gaji GEDE.

"Em, ada apa?" tanya Damian tanpa memandang Angel yang berdiri di depannya. Ia sibuk menatap ke arah Laptop.

"Tugas lembur saya sudah selesai, bolehkah mengambil ponsel saya?" tanya Angel.

Damian merenggangkan dasi yang terikat lalu melepaskan kancing kemejanya dua sekaligus. Terlihatnya dada indah yang dimiliki Damian. Tidak beda jauh dengan milik Oppa-oppa yang ia akui sebagai suami halunya. Dengan sengaja Damian memasang wajah penuh smirk.

"Gila, anjir. Aku lihat apa ini? Aku bisa pingsan di sini melihat asupan bidangnya." batin Angel jiwa bar-bar nya meronta-ronta.

"Ambil dan kembali lah besok dengan semangat. Jangan tunjukkan wajah lelahmu pada klient baru kita." perintah Damian menatap ke arah Angel yang menatapnya dengan  senyuman paksa.

"Lebih baik kamu jangan senyum kalau seperti terpaksa. Mual saya liatnya." ketus Damian.

Angel menahan nafasnya untuk menghela panjang. Ia hanya mengomat-amitkan mulutnya sembari mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ck, manusia biadap kalau saja bukan untuk membalaskan dendamnya. Angel pasti sudah keluar pekerjaan dari lama. Sikap Damian benar-benar membuat kesal! Untung saja Angel memiliki 2 ponsel, jadi tidak perlu khawatir kalau Damian mengecek ponselnya.

"Erggh, dasar pedovil!" umpar Angel, seraya melempar sebuah buku kamus berbahasa inggris.

Airin tersentak kaget, lalu menertawai Angel."Hahaha, makanya jangan ngincer Gaji GEDE. Tapi, hati dongkol terus." ledek Airin. Angel tidak memperdulikan celotehan sahabatnya.

"Pulang yuk," ajak Angel.

"Mampir terus makan dulu, bagaimana?" ajak Airin

"Kau yang tlaktir?"

"Yang gaji besar kan kau, Angel. Kenapa selalu aku yang mentlaktirmu," protes Airin.

"Aku tabung, untuk nonton konser EXO DAN NCT U tahun depan!" jawab Angel kemudian mengambil tas kecilnya lalu berjalan begitu molek. Siapa yang melihatnya pasti terpesona pada Angel.

"Angel, ASTAGA!"

Ketika sampai di sebuah tempat yang biasa mereka kunjungi, mereka menikmati makan malam di luar ruangan. Angin malam yang menerpa tubuh mereka membuat Angel merasa segar. Setiap hari pekerjaan tidak pernah tidak ada, numpuk tinggi seperti gunung.

"Makan yang banyak, besok kerja lagi. Haha," Airin terkekeh. Melihat Angel makan dengan lahap sampai mulutnya penuh. Cantik sih, tapi kebiasaan buruknya bikin malu.

"Emm, eumm enak sekali makanan ini," cicit Angel, ia berbicara sembari mengunyah makanan. Betapa nikmatnya makanan ini, sehingga ia teringat sesuatu tapi apa ya? Angel serasa aneh pada dirinya sendiri.

Airin memutar bola matanya jengah,"Kau itu sudah 24 tahun Angel, biasa kan makan yang benar!" tegas Airin.

"Aku lapar," mulut Angel benar-benar penuh, semua makanan iya masukkan ke dalam mulut.

"Btw, kapan kakakmu pulang ke jakarta?" tanya Airin membuat Angel tersedak mendengarnya.

"Uhuk-uhuk," wajah imut itu memerah, matanya berair.

"Pelan-pelan makannya Angel." lanjut Airin seraya mengambilkan air minum.

Devano memang jarang sekali pulang ke jakarta. Pria itu menjadi penerus almarhum Papanya. Kakak kandung Angel itu selalu sibuk dan jarang memberi kabar. Ikatan mereka pun tidak sebaik yang orang lain kira.

"Aku tidak tahu." jawab Angel dengan lesu, ia tidak semangat jika mengingat sikap kakaknya yang berubah.

Airin yang mengerti apa yang Angel rasakan saat ini. "Pulang yuk, aku sudah lelah sekali." ajak Airin.

Angel menganggukkan kepalanya, lalu beranjak dari tempat duduknya lalu pulang ke apartemen. Menikmati malam yang indah, lampu di taman bersinar terang. Angel ingin menuju ke sana menikmati indahnya taman di malam hari. Tapi, ini sudah sangat larut malam. Ia melihat dan terbayang kalau nanti sudah menikah. Angel ingin menikmati malam bersama di Taman bersama sang suami.

****

Triiing....triiing alarm berbunyi nyaring saat pukul 05.00 pagi. Karena semalam kecapekan, Angel hanya bangun untuk mematikan alat berisik yang mengganggunya itu. Muka bantal tanpa membuka mata sedikitpun ia menggrayangi meja di samping ranjangnya. Set! Alarm berhasil Angel matikan. Kemudian melanjutkan untuk tidur lagi.

Dor..Dor..

Pintu kamarnya digedor-gedor oleh Airin karena ini sudah siang. Angel masih nyenyak memilit tubuhnya dengan selimut hangat. "Angel, bangun!" Airin berusaha membangunkan sahabatnya yang tidur seperti kebo. Ia tidak bisa masuk karena pintu kamar terkunci. Kalau saja Airin bisa mendobrak, pasti sudah ia dobrak ini pintu.

"Aiissh, dia tidur apa mati sih? Digedor-gedor tidak bangun. Astagfirulloh, Angel! " Airin nyerah, kemudian ke meja makan untuk sarapan.

07.00 Alarm bunyi lagi, Angel langsung terbangun karena matahari sudah menembus hordeng jendelanya. Matahari sudah terbit tinggi. "Astaga, jam berapa ini?" mimiknya sok terkejut melihat hari sudah siang. Rambut berantakan, bau iler, muka bantal! iuhh:v

Angel langsung bergegas untuk mandi, tapi kalau dia mandi akan sangat mengulur waktu. "Mandi atau enggak ya?" tanyanya sendiri. Angel keluar sebelum menentukan jawabannya sendiri. Gadis itu menuju dapur, mendapati Airin sudah berpemanpilan rapi, Angel pun bergerutu.

"Kenapa tidak membangunkan aku? kan jadinya kesiangan!" kesal Angel pada Airin, padahal sejak tadi Airin menggedor-gedor kamar Angel. Angel memang kurang akhlak, kebiasaannya tidak pernah berubah. Benar-benar ceroboh.

"Tidak bangunin ndasmu! Sejak tadi aku menggedor-gedor pintu kamarmu! His, kau saja tidur seperti orang mati," sarkas Airin.

"Masa?"

"Cepetan mandi, atau aku tinggal!" cetus Airin

"Auk ah, tidak mandi hari ini." 

Angel langsung berlari menuju kamarnya, masuk ke kamar mandi tapi hanya menggosok gigi dan cuci muka. Tidak mandi, ais jorok sekali anak gadis. Selesai dengan itu, berikutnya ia memakai minyak wangi satu botol. Biar wangi dan tidak kelihatan lepek.

To be continued.

avataravatar
Next chapter