webnovel

The Most Beautiful gift

Author: setyawaan
Teen
Ongoing · 32.9K Views
  • 12 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Cerita seputar kehidupan seorang mahasiswa yang biasa biasa saja tapi mempunyai kisah unik di balik ceritanya. mengulik cerita di balik mahasiswa yang akan memberikan kita pelajaran hidup di dunia yang fanah ini, cerita yang tabu yang bisa jadi motivasi buat kita semua. isi cerita kebanyakan berupa dialog dialog yang absurb aneh dan juga lucu. Cerita cocok kalian baca kok untuk mengisi waktu luang kalian yaahh hitung-hitung amal jariah bagian kalian yang mau baca dan sujud syukur dah gue kalau kalian suka awkokokok. Cerita ini hanya cerita fiktif belaka jika terdapat kesamaan tempat dan tokoh cerita itu hanya kebetulan semata Cuss pantengin aja....

Tags
7 tags
Chapter 1Part 1: The Little Thing

Suara Jarum jam berdetak menggema seakan mengisi kekosongan kebisingan di kelas yang sedang saya tempati. Aku mendonga menatap jam dinding yang berbentuk lingkaran berwarna putih berada tepat di atas papan tulis, jarum jam nya menunjukan pukul 17.49 Sore

Kondisi kelas berantakan kursi berserakan di mana mana tidak selayaknya ruang perkuliahan yang kursi nya tersusun rapi berbaris, papan tulis di hadapanku pun masih menyisahkan coretan tinta spidol hitam belum di hapus sebab setengah jam yang lalu kelas ini habis ada jam perkuliahan.

Sedang kan dari luar ruangan ini nampaak hanya segelintir mahasiwa yg hilir mudik menyusuri jalan di koridor kampus, jika sore hari seperti saat ini hanya ada mahasiswa yang aktif organisasi saja yang biasan nya mau menghabiskan waktu di lingkungan kampus ketika sore hari.

keadaaan langit sore yang biasanya berwarna jingga kini tidak nampak yang ada hanya gumpalan awan hitam sudah mulai menampakan diri pertanda akan turun hujan angina pun mulai berhembus membuat daun daun yang bertengger di pohon jatuh berguguran.

Sambil memutarkan-mutarkan pulpen di tangan jari tanganku kemudian sekarang berpindah dari tangan sekarang ke atas bibir sambil memajukan bibirku agar pulpenku tetap seimbangn kini bibirku malah terlihat seperti pantatnya ayam yang hendak betelur. Entahlah faedah nya apa aku melakukan hal tersebut.

Tatapan ku menatap lurus ke luar jendela pikiran ku mendadak melayang memikirkan sesuatu hal.

"kira-kiraa kalau kucing di Indonesia sama kucing luar negeri bahasanya sama apa beda yak, apa logat nya berbedaa, apa jangan-jangan memiliki gramer yang berbedaa hmmm nambah lagi bebann pikiran aing" gerutu aku dalam pemikirian yang absurb.

Tiba-tiba saja lamunan ku di buyarkan oleh suara seseorang

"REEEENDDDDIIIII" suara yang menggelegar membuat aku terkaget hingga pulpen yang berada di atas bibir ku mendadak kaget juga aku dan pulpen pun kaget berjama'ah.

Seketika mataku langsung menuju asal suara tersebut yang berasal dari arah pintu, suara yang tidak asing bagi telingaku dengan nada suara seorang wanita. Seseorang wanita tengah berdiri di tengah pintu sambil tertawa dia adalah iren salah satu teman ku lebih tepatnya teman terbaik yang aku punya dia juga salah satu orang yang paling dekat denganku kami seangkatan cuma beda kelas, aku kelas A dia kelas B .

Entah dari mana dia dan sejak kapan dia berdiri di pintu kelas, perasaan tadi gak ada siapa-siapa deh. Anak itu bener-bener dah suka tiba-tiba muncul aku mulai curiga jangan-jangan dia keturunan bangsa jin dan jun yang suka ngilang terus datang tiba-tiba, udah kaya mantan aja nying yang udah lama gak ada kabar tau-tau nonggol chat di whatspp, malah basa-basi pula chatnya, mmmoooddusss.

"astaga bener bener dah lu ren bikinn kagett ajaaa"ia masih tetap tertawa terbahak-bahak "kalau gue mendadak jantungan gimana coba" ucap aku sambil memegang dada aku yang hampir copot terjun ke lantai karna suara teriakannya.

"hahaha kamu bisa kaget juga ya ren" dia berbicara sambil tertawa puas karna melihat muka gue yang kaget udah mirip ikan buntal yang di angkat dari aquarium kekurangan oksigen.

Ia melangkah masuk ke dalam ruangan menuju kearah tempat aku duduk.

"renn gue masih spesies makhluk hidup yang punya jantung bukan dari spesies umbi umbian" mata ku matap tajam kepada nya aku kesel karna habis di kagetin.

"hahaha ngakak gue ren liat muka lu" dia masih saja menertawakan aku

Kini ia sudah berada didekatku mengambil salah satu kursi duduk berhadapan denganku.

"sorri ya rendiii yang gantenngg dan imut karna sudah bikin kamu kagett" iren berbicara dengan nada ngeledek sambil mengacak ngacak rambut ku dengan di akhiri tawanya di ujung kalimatnya "sudah lama kah di sini" sambungnya

Aku langsung menangkis tangan dia dari rambutku karna dia mengacak ngacak rambut ku.

"baru setengah jam yang lalu ren, cabutt yok" aku berdiri dari kursi yang aku dudukin

"lahh, mau kemanaaa, aku kan baru duduk ren" renggek iren.

"tadi siang yang nelpon minta di temenin ke gramett belii braa baruuu siapaaa ha" sambil nyubit pipi dia karna kesel, dia hanya meringgis kesakitan karena cubitan ku kini dia memukul mukul bahu ku karna kesakitan berharap cubitanku terlepas dari pipi nya, karena kasian padanya akhir nya aku melepas cubitan ku pada pipi nya. Kini pipi nya menjadi merah seketika. Aku memandang nya sambil tertawa.

"aduuuhh-aduuhh sakitt, ishh sejakkk kapan gramett jual bra malihh ngawuuurr,orang mau beli buku juga" iren berbicara sambil mengelus pipi nya

"lahh sekarang sudah jual buku toh, ya udah buru gih keburu hujan loh ini" aku langsung berdiri sambil menarik lengan nya tanpa perlawanan beranjak dari tempat duduknya ngikutin langkahku.

Terlihat wajah iren cemberut mungkin baru duduk sebentar untuk istirahat tapi sudah aku paksa, biar saja anggap saja ini lagi gladik resik penyiksaan zaman koloni belanda.

langkahku menuju tempat parkir motor di ikutin juga oleh iren di belakang ku jaraknya tidak begitu jauh hanya saja dari kelasku ke tempat parkir perlu melalui jalan yang berbelok belok maklum saja kampus ku semua gedungnya tidak ada yang bertingkat bangunan nya percis seperti model rumah sakit zaman dulu banyak bangunan nya.

Sebenarnya kampus ku merupakan kampus terbesar yang ada di kalimantan timur lokasi gedung kampus pun terbagi menjadi 4 bagian sebut saja kampus A merupakan kampus pusat sedangkan kampus ku merupakan kampus B yang terpisah dari kampus utama yang jarak nya tidak begitu jauh jika menggunakan kendaraan tapi terasa begitu jauh dan melelahkan jika menuju ke sana dengan berjalan kaki dan

Sedangkan gedung kampus ku ini. terletak di tengah pemukiman penduduk, kampus ku memiliki luas bangunan yang tidak begitu besar mungkin besarnya hanya sekitar 1 hektar entah lah bener apa gak soalnya ketika pembangunan kampus ini aku gak ikut mengukur.

Kampusku begitu asri karena di dalam kampusku masih ada hutan mini jadi ketika pagi hari banyak sekali burung yang terbang hinggap dari pohon 1 ke pohon lain dan berkicau jadi menambah kesan naturalnya, entah lah itu burung apa yang berkicau mungkin aja buwung puyuhh kali.

Ketika masuk dari gerbang kampus ku kalian akan di suguhkn pohon-pohon cemara yang tersusun rapi di pinggir kiri dan kanan jalan. Tidak jauh dari gerbang di sebelah kanan terdapat masjid kampus di bagian sisi kiri dan kanan masjid terdapat taman bunga sehingga makin menambah kesan keindahan, di pinggir taman di sediakan juga beberapa gazebo sehingga banyak mahasiwa yang duduk di gazebo untuk beristirahat atau hanya sekedar berfoto foto untuk kebutuhan instastory terus di tambah caption yang di ambil hasil screenshot di galeri hp yang sudah berjumlah ribuan caption, tau sendiri kan anak zaman sekarang no instastory no life jadi kudu dan wajib kifayah hukumnya untuk instastory.

Iren berada di belakang mengikuti setiap langkahku tanpa terasa sepanjang perjalanan menuju parkiran motor aku malah menggegam erat tangan iren tapa aku melepaskan.

sepanjang perjalanan iren tampak diam tanpa berkata apa-apa, entah apa yang ada di pikirkan iren

aku merasa iren di balik genggaman tanganku ia menggenggam balik tanganku genggamannya begitu erat hangat seolah tidak ingin melepaskanya genggaman ku.

Sesekali aku melirik ke belakang untuk melihat iren. Ini juga ku lakukan untuk memastikan yang aku gandeng manusia atau bukan soalnya di kampus ku ini banyak mitos kalau sudah menjelang sore seperti sekarang ini banyak kejadian aneh dan mistis sering terjadi dan aku gak mau dong udah ku gandengan sepanjang perjalanan ternyata yang aku gandeng bukan manusia melainkan sepupunya nyi loro kidul, sereeemmm malahh akuu pakaii baju warna hijauuu pula.

Di tengah perjalanan menuju tempat parkiran aku bertemu dengan sohibku di koridor kampus dia anak organisasi pengurus masjid di kampus, wildan namanya tapi aku sering manggil dengan sebutan ustad entah aku asal saja menyematkan julukan kepadanya karena setiap hari dia selalu saja menasehati siapa saja yang ia temui dengan dakwah-dakwahnya.

terakhir aku liat dia sedang dakwah fatwah haram nya merokok kepada dosen yang sedang ngerokok di sekitaran kampus gilaa nyalinya, untung aja semua dosen tau kalau dia anak nya rektorat di kampusku jadi dosen dosen pada memakluminya coba kalau bukan anak nya rektorat hemmmm mungkin nama nya udh di tangan malaikat izrail kali.

Dia berpakaian rapi dengan baju kokoh lengkap dengan bawahan sarung, sajadah yang melingkar di lehernya tidak lupa juga peci di kepalanya, ciri khas nya banget adalah ia selalu memakai sendal bakiaknya ketika hendak pergi ke mushola kampus, bahkan dari jauh kalau dia sedang berjalan langkah kaki nya sudah kedengeran bunyi nya klutak klutuk klutak klutuk

"astagfirulahh hal'azimm ini lagi sore-sore bukan nya pulangg malahh gandengan tangann udah kaya mau nyebrang jalan aja" protes wildan kepada kami berdua

"astagfirulahhh ustaddd ane lupaa, khilaff" seketika aku melepas genggaman tangan iren dan aku langsung sungkem tanganya wildan lengkap dengan kedua tanganku mencium punggung tanganya bak anak yang mau pulang ngaji lagi sungkem sma guru ngaji

"ini udahh pada sholat asharr belum" tanyanya.

Karna lagi buru-buru kami meninggalkan ia seorang diri kami mempercepat langkah meninggalkan wildan sehingga menjawab pertanyaan dari wildan sambil teriak dari kejauhan.

"udaahhh ustaddd jamakk dari subuhhh"

Mendengar jawaban ku barusan tentu saja wildan terlihat mamandang kami dengan tatapan bête nya hampir aja aku di lempar tasbih yang dia pegang.

Sesampainya di parkiran motot mata ku sibuk mencari keberadaan motorku yang siang tadi ku parkir di bawa pohon rindang

benar saja tepat di bawa pohon rindang berada, aku merogoh kantung celana jeans ku untuk mencari kunci motorku. Setelah aku dapat kunci motor aku membuka jok motor aku mengambil helm yang aku cantolin di jok motor.

maklumm saja di kampus ku rawan kehilangan helm jadi biar aman helm di simpan di jok motor atau biar lebihhh amann lagii bawa masuk ke kelas.

jadi kalian kalau mau hilangin ingatan mantan kalian, cantolin aja tuh mantan kalian di sepion motor tunggu sejam mantan anda akan hilang bersama motor anda sekalian.

Aku sengaja bawa 2 helm ke kampus karna sore ini udah janjian sama iren untuk nemenin dia ke toko buku nyari buku kuliah. Sebenarnya helm yang aku bawa merupakan helm iren juga soalnya terkahir dia sempat ke kost ku numpang ngeprint tugas kuliah karna buru-buru jadi dia terlupa helm nya.

Aku mengambil helm iren kemudian menyerahkan helmnya ke dia

"nih helm mu pakai gih"

Dia sengaja tidak mengambil helmnya dan malah sedikit membungkukan badannya menunjuk kepalanya memberikan kode untuk aku memakaikannya

Tanpa berkomentar aku pun memakainya di kepalanya.

"hehehe tengkyuu" dia tersenyum padaku tanpa sadar senyuman nya yang mekar di bibirnya kini berpindah mekar di bibirku, entah lah iren ini punya mantra apa ketika dia tersenyum seolah dunia akan terhipnotis akan senyuman nya.

Angin mulai meniup cukup kencang bahkan terasa dingin jika terkena kulit, sedangkan di langit awan kumulonibus mulai merapatkan barisnya pertanda sebentar lagi akan turun hujan.

aku melirik iren dari gelagat dia sepertinya lagi kedinginan tubuhnya begetar terkena terpaan angina sambil seseali ia menggusap lengannya. Wajar saja ia kedinginan ia memakai baju kemeja berwarna putih polos lengan pendek serta bawahan celana jeans berwarna biru serta sepatu sneakers berwarna putih di bahu nya ada totbag berwarna hitam yang isi nya buku buku kuliah dan alat tulis.

aku melepas jaket bomber hitamku "pakai nih jaket ku" aku langsung menyerahkan jaket ku kepada nya

ia menatap jaketku kemudian berganti menatapku "kalau aku yang pakai terus kamu pakai apa ini dingin loh"

"udahh pake aja semalam aku habis belajar ilmu kanuragan jadi aku keball sama yang namanya dingin" balasku sambil aku menaruh jaketku di lenganya yang sedang melingkar.

"hahaha ngawur, beneran nihh aku yang pake" iren memastikan lagi dan langsung memakai jaketku di tubuh nya "wangi parfum mu, aku sampai hapal" sambil mencium lengan jaketku

"itu belum di cuci 2 minggu ren" celetuk aku

Seketika dia langsung berhenti mencium jaket ku dengan posisi terdiam sejenak mata terbelalak sampai mau copot

"hahahah candaa-candaa ren, itu kemarin baru aku cuci kok" aku pun tertawa melihat ekpresi dia

"awas luu yakk kalau aku sampai aku gatal-gatal" ancam iren.

Tanpa memperdulikan ancamanya aku pun memakai helmku kemudian menyalakan motor, memberikan kode untuk iren naik ke motor, dia pun langsung naik motor kemudian kita pun langsung berangkat.

Belum sampai beberapa meter motorku melaju tiba-tiba saja dia memanggilku, aku pun menoleh ke arah kaca sepion, iren sudah memperhatikanku sejak dari tadi.

"makasih ya rendi karna jaketmu aku jadi gak kedinginan, padahal cuma jaket dari kamu, tapi aku sudah seneng banget" dia berbicara dengan lembut.

"hahaha santai aja ren ,kalau kamu mau kamu boleh pake jaket ku terus biar kamu gak kedinginan" balasku

Iren hanya menggelengkan kepala kemudian merebahkan kepalanya tepat di pundakku.

"dingin yah ren, nih biar kamu tetap hangat" Kemudian iren melingkarkan lengannya di pinggangku.

You May Also Like

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · Teen
Not enough ratings
347 Chs

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Teen
4.9
425 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT