webnovel

The Knight: Hero of War

Setelah perang bersejarah melawan Iblis usai dengan kemenangan oleh para Pahlawan, kini generasi penerus para pahlawan telah lahir namun terdapat tanda-tanda perang bersejarah itu akan terulang kembali dengan bangkitnya kembali Raja Iblis.

Affand · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

Ksatria dari Dimensi Lain - part 2

Perempuan itu memiliki rambut panjang coklat cerah dengan mata biru beserta kulit putih bersih dan dia ditempatkan di atas menara seperti tuan putri dalam kisah dongeng, itulah yang dipikirkan Danis. Feria juga sepertinya curiga dengan Danis karena hanya dia yang berhasil menembus keamanan dan muncul dari tempat yang tak terduga.

Dengan hati-hati Feria bertanya. "siapa kamu?!"

Danis kebingungan. "A-aku cuman mau lewat, tapi sepertinya aku tersesat."

"Hmm sepertinya dia bukan mata-mata atau orang jahat, dia juga tidak membawa barang apapun," kata Feria dalam hati.

"Darimana asalmu?"

"Aku dari Indonesia, ee ... maaf ini dimana ya?" tanya Danis.

"Indonesia? aku tidak pernah tau ada tempat bernama itu. Disini adalah wilayah Kerajaan Ferontire dan kamu masuk ke tempat tuan putri berada tanpa ijin, apa kamu tau hukumannya?" ucap Feria.

Danis berfikir dengan raut wajah ketakutan. "W-wadu! Kerajaan Ferontire? Tuan Putri? hukuman?! sial! aku benar-benar tersesat di dunia lain!"

Sore hari itu tampak tenang namun semua berubah ketika awan hitam mulai menyebar dengan membawa nuansa mencekam. Raja Troya dan para Menterinya keluar dari Istana untuk memastikan fenomena itu.

"Matahari masih belum tenggelam sepenuhnya tapi awan mendung itu sudah menyebar dengan cepat, Herman!"

Herman adalah penasehat Raja sekaligus Menteri Serikat yang memiliki kemampuan elemen air tingkat Master dan dia mengetahui jawaban dari fenomena itu.

"Raja, dibalik awan mendung itu ada segerombolan pasukan monster."

"Monster katamu?" Menatap awan dengan tajam.

"Tidak salah lagi, monster tipe serangga," kata Herman.

"Basta!" Raja Troya memanggil Basta untuk maju dihadapannya.

Basta adalah seorang manusia setengah monster dan merupakan Menteri Hutan yang mampu menganalisa musuh dan memiliki kekuatan fisik yang tangguh.

"Ya Raja, pasukan monster itu bukan dari wilayah ini dan sepertinya mereka akan menyerang dari udara dan di bawah tanah dengan pasukan monster lainnya." ucap Basta.

"Herman, siapkan pemanah di gerbang utama dan di setiap sudut kota! lalu Basta siapkan pasukan pertahanan di gerbang utama dan jangan sampai monster-monster itu masuk ke kota!" Perintah Raja Troya.

"Serahkan pertempuran ini pada kami, Raja."

"Tidak, aku akan mengalahkan semua serangga terbang itu sendirian." ucap Raja Troya.

Herman merasa khawatir. "Tapi Raja!"

"Herman, putrimu tadi meminta padaku kalau dia akan mengajak putriku Feria pergi ke festival malam ini dan aku berencana membuat putriku gembira pada malam festival nanti," kata Raja Troya.

"V-vera.., terima kasih banyak Rajaku. Aku berjanji akan melindungi Tuan putri dan seisi kota ini," Janji Herman.

"Itu bagus, segera laksanakan tugas kalian!"

Semua Menteri melaksanakan tugasnya masing-masing karena mereka sudah tidak asing akan ada sebuah serangan besar.

"Pelayan!" Raja Troya memanggil para Pelayan Istana.

Pelayan muncul dibalik bayangan. "Ya Rajaku".

"Siaga 2."

"Siap."

Siaga 2 itu berarti akan ada sebuah penyerangan dari pihak luar yang bisa membahayakan Tuan putri. Seketika kristal di menara putri Feria menyala dan membentuk sebuah perisai yang melindungi putri Feria dari dalam. Feria melihat hal itu langsung curiga kepada Danis yang baru ia temui dan langsung mengeluarkan senjata busurnya untuk bersiap menyerang.

"Siaga 2?! siapa kau sebenarnya?!"

Danis yang kaget. "T-tunggu dulu! Aku akan berterus terang kalau aku baru saja dikirim ke dunia ini!" dengan mengangkat kedua tangannya.

"Ke dunia ini? itu berarti kamu dari dunia Iblis!" Membidik Danis.

"Tidak! bukan itu maksudku!!" jawab Danis dengan ketakutan.

Ditengah pembicaraan mereka, suara ledakan terjadi ditengah kota "DDUUARR!!". Feria teringat dengan janji akan menemui Vera di tengah kota.

"Oh tidak!"

Melihat ekspresi Feria, akhirnya Danis mempunyai ide.

"Kamu ingin keluar dari sini kan? aku akan membantumu! percayalah!" Menatap serius.

"Baiklah, sepertinya aku tidak punya pilihan lain. Bantu aku untuk memecahkan semua kristal itu." Menujukkan kristal disetiap sudut menara.

"Baik!" jawab Danis.

Saat ini keadaan kota dilanda kepanikan dan semua penduduk mulai berdesakan memasuki kastil.

Raja Troya sedang mengawasi sekitar. "Basta, bagaimana jalur evakuasi?"

"Evakuasi berjalan dengan lancar Raja, tetapi ada sebagian penduduk yang tetap tinggal di rumah mereka," jawab Basta.

"Gawat, segera perketat penjaga gerbang. Jika ada yang melihat awan hitam rendah, langsung panah awan itu!" Perintah Raja Troya.

"Siap!"

Kemudian Raja Troya memanggil Herman. "Herman! laporkan situasi!"

"Ya Rajaku, semua sudah siap," kata Herman.

"Bagus, bersiaplah untuk serangan darat!"

"Siap!"

"Sudah kuduga hanya aku yang bisa merasakan kekuatan yang besar dibalik awan hitam itu, jangan-jangan," kata Raja Troya dalam hati.

Dengan kekuatan elemen petirnya, Raja Troya terbang melesat ke langit menuju awan hitam tersebut. Setelah Troya pergi, sekumpulan serangga di dalam tanah mulai bermunculan dan menyerang pasukan yang telah berjaga. Di alun-alun kota, Vera tengah membantu mengamankan jalur evakuasi dengan beberapa prajurit lainnya.

Vera dengan kesalnya. "Uuu! padahal aku ada janji dengan tuan putri hari ini!"

Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara teriakan meminta tolong.

Roy berlarian dikejar oleh beberapa Monster yang muncul dari dalam tanah. "Tolong! ada monster muncul!"

"Monster?! Hei kesini!" Teriak Vera dengan melambaikan tangan.

Beberapa pemanah yang bersiap di atap bangunan mulai menyerang monster itu hingga Roy berhasil menuju Vera.

"Hei apa kamu terluka?" Melihat keadaan Roy.

"Fiuhh, aku tidak apa-apa terima kasih banyak." Jawab Roy.

Meskipun beberapa monster sudah dikalahkan, tetapi mereka masih bermunculan dari dalam tanah. Penduduk yang tengah dievakuasi pun menjadi panik dan berlarian. Dengan cepat Vera memberi arahan, supaya tidak ada korban berjatuhan.

"Semuanya masuk ke kastil! cepat! hei kamu juga."

Roy menahan takut. "T-tidak perlu, aku akan membantumu disini."

"Jangan paksakan dirimu, lihat kakimu sudah bergetar," ucap Vera.

Roy marah-marah. "AAAA! Kenapa ada tikus sebesar itu sih?!"

"Kamu kan laki-laki, kenapa takut sama tikus?!" canda Vera.

Roy gemetaran. "Diamlah! aku sudah trauma!"

Tak lama kemudian muncul lagi pasukan monster dari lubang baru yang mereka buat.

"Lihat! monster-monster itu sudah membuat lubang baru untuk jalan mereka!"

Gerombolan Monster itu mulai berlarian disetiap jalan kota dan merusak stand yang disediakan untuk Festival.

"Kita harus cepat memotong pohon itu supaya lubang itu terhalangi!" kata Vera.

"Pohon itu terlalu besar untuk dipotong, tidak ada jalan lain!"

Roy menjulurkan kedua tangannya dengan konsentrasi dan akhirnya dia memperlihatkan kekuatan elemen tanahnya yang bisa menutup rapat lubang yang sudah dibuat oleh monster.

Vera pun kaget. "P-pengendali tanah?!"

Setelah melihat Roy, akhirnya Vera mempunyai ide.

"Prajurit! siapkan panah kalian dan lindungi pemuda ini!"

Para prajurit dengan sigap dalam posisi siap memanah.

"Tembak!"

Para Prajurit menembaki monster-monster yang berusaha mendekati Roy yang sedang berusaha menutupi lubang-lubang yang dibuat oleh monster.

Disisi lain Danis membantu Feria untuk memecahkan beberapa kristal di sudut menara untuk merusak pelindung menara. Feria mengeluarkan senjata busur dan panahnya untuk menghancurkan kristal tersebut.

"Semoga aku tidak terlambat."

"Hmm padahal kristal ini terlihat mahal," kata Danis memegang kristal.

"Hei! jangan diam saja! cepat bantu aku!" Bentak Feria.

Danis yang kaget. "S-siap!"

Danis akhirnya bergerak cepat mengancurkan semua kristal disetiap sudut menara dan membuat pelindung mulai melemah.

Feria kaget dengan apa yang dilakukan Danis. "D-Dia menghancurkan kristal itu dengan tangan kosong."

"Pelindungnya sudah lemah, kamu bisa keluar dari sini," ucap Danis.

Feria menjulurkan tangannya. "Pegang tanganku."

"Ee ... untuk apa?" tanya Danis.

"Jangan banyak omong! kamu harus ikut denganku!"

Feria langsung memegang tangan Danis dan melompat dari atas menaranya dengan menggunakan kekuatan elemen angin seperti terbang "Wusssh !!!".

Danis yang ketarik. "AAAAA!!"

Melihat Feria dan Danis terbang dari atas menara, para pelayan mulai panik.

"Pelindung menara sudah rusak! ini gawat!"

"Kalian! Lihat diatas sana!"

Semua Pelayan berteriak. "TUAN PUTRI!!"

"Segera laporkan ini ke tuan Herman!"

Para pelayan dengan tergesa-gesa menuju pintu keluar.

Suasana Gerbang kota saat ini dipenuhi prajurit yang bertarung melawan monster.

"Monster level rendah berani menyerang kerajaan secara terbuka? ini aneh dengan jumlah mereka yang bisa mencapai ribuan," ucap Basta dalam hati.

"Ada Monster yang berhasil masuk ke dalam kota!" teriak Prajurit.

"Pemanah siap! tembak!"

Para pemanah mulai menembaki monster-monster itu dan akhirnya Basta sadar akan sesuatu.

"Awan hitam! awan hitam!" menengok mencari awan hitam.

Akhirnya Basta menemukan awan hitam tepat diatas tengah kota yang muncul secara tiba-tiba.

Raja Troya yang berada di atas awan sedang bertarung melawan semua monster serangga terbang. Meskipun tingkat kekuatan sudah terlihat jelas, Raja Troya semakin merasakan aura kekuatan besar sudah mendekat. Tak lama kemudian Basta mengirim pesan telepati kepada Raja Troya.

"Raja! mohon maaf! sepertinya Monster kali ini ribuan kali lebih banyak dari biasanya dan pasukanku tidak bisa mendekati awan hitam itu!"

"Yang benar saja, Basta! jangan sampai monster-monster itu merusak Kastil!" Bentak Raja Troya.

"S-Siap!!"

Raja Troya mengirim pesan telepati ke Herman. "Herman, bersiaplah dan serang awan hitam itu!"

"Baik Raja, semua pasukan elemen angin bersiap!" kata Herman.

Semua pasukan bersiap memanah dengan elemen angin.

"Hmm ini terlihat aneh, tak ada satupun makhluk hidup dibalik awan itu. Jangan-jangan sihir hitam! tembak!"

Serangan hujan panah mengarah ke awan hitam itu dan sebelum serangan itu mengenai, awan hitam itu menghilang dengan kemunculan makhluk besar bertanduk yang terjun ke bawah kota.

"Sihir pemanggil Iblis?! Ini gawat! Iblis itu adalah anak Ifrit! semua pasukan menuju ke kota!" Teriak Herman.

Semua pasukan bergegas cepat menuju ke kota, dan tak lama kemudian seorang pelayan menghampiri Herman.

"Tuan Herman! Tolong, Tuan Putri berhasil kabur dari menaranya bersama seorang laki-laki!"

Herman langsung terkejut. "A-APA?!"

Danis dan Feria sampai diatap sebuah bangunan kemudian Danis mencoba menarik tangannya yang dipegang oleh Feria.

"H-Hei tunggu dulu! kenapa aku harus ikut denganmu?!"

"Hukuman memasuki menara tuan putri tanpa ijin yaitu kerja paksa 10 tahun, apa kamu yakin?" mengancam Danis.

Danis tampak takut. "T-Tapi aku sudah membantumu keluar dari sana bukan?!"

"Apa orang-orang akan percaya sama omonganmu?" ucap Feria.

Danis mengulurkan tangannya dengan pasrah. "Sepertinya tidak."

Feria memegang tangan Danis. "Bagus."

Feria dan Danis melanjutkan perjalanan mereka menuju alun-alun kota. Sesampainya disana Feria langsung berteriak mencari Vera.

"Vera! kamu ada dimana?!"

Vera pun mendengar teriakan putri dan melambaikan tangannya.

"Tuan Putri! aku ada disini!"

Fera terkejut bahagia. "Vera syukurlah kamu masih selamat! aku akan kesana!"

Roy berlari menuju Danis. "Danisss! akhirnya aku menemukanmu!"

Danis kaget saat melihat Roy. "Roy?!"

Seketika benda keras menghantam permukaan dengan dahsyat "JLEEMM!!" Semua kaget dengan apa yang mereka lihat dan yang mereka rasakan, seekor makhluk besar dengan mata merah menyala bangkit dengan mengeluarkan aura panas yang meneror "GROOAAARR!!".

Makhluk besar itu langsung melihat ke arah Danis dengan tatapan mengerikan.

"Ksatria api ... aku menemukanmu."

Feria melihat Danis. "Ksatria ... api?"

Bersambung.