webnovel

The Knight: Hero of War

Setelah perang bersejarah melawan Iblis usai dengan kemenangan oleh para Pahlawan, kini generasi penerus para pahlawan telah lahir namun terdapat tanda-tanda perang bersejarah itu akan terulang kembali dengan bangkitnya kembali Raja Iblis.

Affand · Fantasy
Not enough ratings
16 Chs

Ksatria dari Dimensi Lain - part 3

Ini adalah pertama kalinya Danis bertemu dengan Anak Ifrit dan membuatnya merasa ketakutan dengan aura panasnya.

"Aku menemukanmu.. Ksatria Api!" kata Anak Ifrit lalu menghantam gedung.

Dengan cepat Danis memegang tangan Feria lalu menghindari serangan itu dan langsung menuju ke tempat Vera dan Roy untuk menghindari reruntuhan "BLARRR!!"

"Tuan Putri! Untunglah kamu selamat!" ucap Vera sambil memeluk Feria.

"Danis! a-apa kamu tidak terluka?" ucap Roy dengan khawatir.

"Tenang saja." jawab Danis.

"Bagus, sekarang ayo pulang." menarik tangan Danis.

Feria sambil menarik tangan Danis juga. "Tunggu sebentar! aku punya banyak pertanyaan kepadamu."

Danis yang kebingungan. "Ee … sekarang bukan waktunya berdebat."

Anak Ifrit pun merobohkan bangunan yang menghalanginya. "JLEMMM !!".

"Semuanya! kita mundur!"

Semua menjadi panik dan akhirnya para prajurit berlarian menuju ke tempat yang aman. Danis dan lainnya mulai berpencar lalu bersembunyi di balik reruntuhan namun hal itu tidak membuat Anak Ifrit kebingungan.

"Percuma kau bersembunyi.. aku bisa melihat auramu.. GRRAA!" menyemburkan api.

Danis menahan panas. "S-sudah kuduga dia mengincarku."

Roy akhirnya muncul dengan menyerang menggunakan elemen tanah untuk membuat Anak Ifrit itu terpancing "Hei! kesini makhluk jelek!" ucapnya untuk mengalihkan perhatian Anak Ifrit.

Anak Ifrit pun marah sambil menyemburkan api: "Grroar!"

Roy menahan semburan api Anak Ifrit dengan mengeluarkan dinding tanah. Danis dengan cepat berpindah posisi menuju sebuah menara penjaga. Di dalam Danis bertemu dengan Feria, Vera, dan beberapa prajurit.

Danis menjadi kesal. "Hei kenapa kalian berdiam disini?!"

Vera menjawab. "Keselamatan Tuan Putri harus diutamakan, kami akan menuggu prajurit Istana sampai kesini."

"Apa kau bilang?! saudaraku sedang mempertarukan nyawanya sendiri diluar sana!" Bentak Danis.

"Tapi.."

Feria akhirnya membuat keputusan. "Baiklah kami akan membantumu."

Vera yang kaget mendengar itu. "T-Tuan Putri?!"

Feria mencoba menenangkan Vera. "Aku sudah berhutang banyak padanya."

"Emm! baiklah! tapi kita tidak mempunyai banyak prajurit lagi," ucap Vera.

"Sepertinya sebagian besar prajurit sedang bertarung di area gerbang utama dan menjaga Istana." Sambung Feria.

Danis menjelaskan. "Aku sempat melihat ada beberapa meriam di atas menara, kita bisa menggunakan itu dengan pasak-pasak ini tapi kita kekurangan orang untuk meluncurkan serangan."

Tak lama kemudian muncullah beberapa penduduk yang menawarkan diri mereka.

"Biarkan kami ikut!"

Vera yang kaget. "Kalian?!"

"Kami tidak bisa berdiam diri saja ketika rumah kami dihancurkan!" Protes penduduk.

Para penduduk itu bersemangat untuk mengalahkan Anak Ifrit itu dan tentu saja tawaran mereka diterima. Danis menjelaskan rencananya dengan cepat dan mudah dimengerti oleh lainnya.

Danis menatap semua orang dengan penuh harapan. "Sekarang kita laksanakan rencana ini! aku mengandalkan kalian!"

"Semuanya persiapkan diri kalian! menuju ke titik lokasi!" Perintah Feria.

Para Prajurit dan penduduk berangkat ke tempat yang sudah direncanakan dengan semangat.

Vera yang merasa sedih. "Feria.., Maaf sepertinya festival yang kita nantikan sudah hancur."

"Tidak apa-apa, kalau kita selamat dari pertarungan ini kita bisa menantikan festival selanjutnya." Ucap Feria sambil memegang pundak Vera.

Vera menjadi senang. "Ya!"

Di sisi lain Herman dan pasukannya kini dilanda kepanikan karena mereka tidak menemukan Tuan Putri di sudut kota maupun di menara.

"Apa kalian sudah menemukan Tuan Putri?!" Teriak Herman.

"Kami tidak menemukan Tuan Putri di sisi barat dan timur juga!" jawab para Prajurit.

Herman melihat ke alun-alun kota. "Jangan-jangan..Tuan Putri ada di area Anak Ifrit itu! Semuanya bersiaplah menyerang!"

Semua Pasukan serentak. "SIAPP!!"

Akhirnya mereka menuju ke lokasi dengan bergegas. Di saat itu pula Troya membantu Basta untuk melindungi gerbang utama karena musuh kini semakin bertambah banyak.

"Raja! aku mendapat kabar kalau ada Anak Ifrit di tengah kota!" ucapnya sambil bertarung.

"Tenang saja! ada Herman disana! dia bisa mengalahkan Anak Ifrit itu sendirian!" ucap Raja Troya dengan mengeluarkan serangan elemen petir.

"Raja! sepertinya aku sudah menemukan lokasi sumbernya di atas sana!" Basta menunjuk bulan.

Troya tersenyum. "Kerja bagus Basta! ternyata dia tau kalau hari ini ada festival bulan di kerajaanku! aku akan pergi kesana!"

"Tapi itu berbahaya Raja!" Khawatir Basta

Troya menatap Basta dengan tatapan tajam. "Kamu tau sendiri aku bukanlah Raja biasa, baiklah kamu boleh mengamuk hari ini.. tapi jangan sampai para monster itu masuk atau bahkan sampai kota menjadi hancur, mengerti?!"

Basta langsung ketakutan. "M-Mengerti!"

"Bagus." Raja Troya langsung terbang ke atas langit.

Basta menggunakan telepati ke seluruh pasukannya. "Seluruh pasukan garis depan.. kita sudah diberi ijin oleh Raja!"

Seketika semua pasukan menjadi seekor monster berukuran besar dan mulai menyerang secara brutal ke arah musuh "GRRAAA !!"

Di atas langit, Raja Troya mulai mengumpulkan kekuatannya membentuk pusaran angin kemudian berubah menjadi tombak petir.

"Percuma kamu sembunyi dariku, REGERUS!!! melempar tombak petir ke arah bulan yang ternyata ilusi dan seketika itu Raja Troya dikepung oleh segerombolan Anak Ifrit.

"Salam untuk Raja Troya …" ucap Regerus sambil menundukkan badan.

Troya yang marah. "Jangan basa-basi lagi! katakan apa tujuanmu sebenarnya?!"

"Kenapa harus terburu-buru? masih ada waktu untuk kita bersenang-senang, serang dia," Menunjuk Raja Troya.

Semua Anak Ifrit menyerang dari berbagai arah. "GROAARRR!!"

"Aku tidak punya waktu untuk mengurusi sampah seperti kalian!" Teriak Raja Troya sambil mengeluarkan elemen petir di mata.

Saat Raja Troya sibuk bertarung, di tengah kota Danis sedang berusaha mengalahkan Anak Ifrit dengan rencananya.

Roy berlindung di balik dinding. "Sebaiknya aku tidak berdiam di tempat ini untuk waktu yang lama."

Tiba - tiba suara siulan terdengar kencang "CIIIIIITTTT !!"

"Suara itu?!"

Anak Ifrit menoleh ke sumber suara siulan. "Akhirnya kamu muncul juga!"

"Kenapa kamu diam disitu?! tangkap aku kalau bisa!" Danis mencoba mengalihkan Anak Ifrit.

"Grr!!"

Tanpa pikir panjang akhirnya Anak Ifrit itu dengan cepat menyusul Danis yang berlari diantara gang-gang sempit. Anak Ifrit mengejar dengan menyemburkan api ke arah Danis namun Danis bisa menghindarinya dengan dinding bangunan sebagai perisai. Hingga akhirnya Danis sampai di area gerbang yang menghubungkan kota atas dengan kota bawah namun gerbang itu sudah tertutup rapat.

"Wahh."

"Hahaha! sepertinya ini akhir bagimu!" Tawa Anak Ifrit saat melompat ke bawah.

Danis mencoba untuk menjaga jarak dengan melangkah sedikit demi sedikit dari Anak Ifrit.

Danis bertanya. "Kenapa kamu ingin membunuhku?!"

Anak Ifrit pun menjawab. "Tentu saja ini takdirmu.. Ksatria Api." sambil mengikuti langkah kaki Danis.

"Apa aku terlihat seperti seorang Ksatria?!" Danis berhenti melangkah.

"Tidak, karena kamu akan menjadi mayat sekarang!" Anak Ifrit melompat ke arah Danis.

"TEMBAKK!!" Teriak Feria dari kejauhan.

Dari atas menara gerbang dan bangunan suara meriam meletus dengan keras "DUAARRRR !!"

Anak Ifrit itu pun terkena tembakan meriam dengan peluru pasak besi yang sudah menancap dibagian tubuhnya.

"GRAAAA!!" Geraman Anak Ifrit yang kesakitan terdengar disetiap sudut kota.

"Giliranku! Tombak Air!" Vera menyerang dengan elemen air tepat ke mata Anak Ifrit.

Anak Ifrit yang terkena serangan itu pun langsung hilang kendali.

Danis berteriak. "Roy! awas kakinya!"

"Serahkan padaku!" mengeluarkan senjata kapak lalu menyerang dengan elemen tanah "BRRAAKK!!".

Anak Ifrit akhirnya terjatuh akibat serangan Roy dan semua orang mulai berteriak serta bersorak gembira.

Danis merasa ada yang aneh. "Ini terlalu cepat, dia belum kalah."

Anak Ifrit yang geram, mulai berusaha bangkit dengan menyemburkan api disekelilingnya dan orang-orang disekitarnya mulai panik dan ketakutan.

"Kalau tidak salah jantung Anak Ifrit ada dibagian kepalanya." Fikir Feria sambil bergumam.

Vera memberi perintah. "Prajurit! bawa tuan putri pergi!"

"Aku tidak akan kabur dari sini !" Feria mengeluarkan panah angin.

Saat Feria mengeluarkan kekuatannya, Troya yang hampir memukul Regerus seketika terhenti.

"Kekuatan ini?! Feria?!"

"Itu benar," jawab Regerus.

"Feria!!" Raja Troya pergi menuju ke tempat Feria.

Regerus merasa lega. "Itu tadi hampir sekali, tapi sayangnya pasukanku sudah dihabisi olehnya."

Regerus melihat disekitarnya banyak tubuh Anak Ifrit yang berceceran.

"Biarlah aku bisa buat pasukan lagi, lagian tugasku disini hanya memberi hadiah kejutan kepada Ksatria Api Hahahaha!." Menghilang.

Saat Feria mengeluarkan kekuatan elemen anginnya semua orang terpaku.

Feria membidik ke arah kepala Anak Ifri. "Panah Angin!"

Serangan panah angin Feria menancap dikepala Anak Ifrit hingga akhirnya semburan api itu mengarah keatas dan jatuh seperti hujan api.

Feria kaget. "J-jangan-jangan dia memiliki 2 jantung!"

"Lindungi Tuan putri!" Vera membuat pelindung dari elemen air.

Semua prajurit membentuk sebuah pelindung tameng untuk melindungi Feria dari hujan api "POSISI!!" dan lainnya berusaha menyelamatkan diri masing - masing.

Anak Ifrit menyemburkan api. "GRAAAA !!!"

Roy yang ketakutan. "Danis ayo kita pergi dari sini!"

"Tidak, aku tidak ingin rencanaku gagal!" kata Danis dengan tegas.

"Apa kau bodoh?! kau bahkan tidak punya senjata!" ucap Roy memarahi Danis.

Danis akhirnya sadar. "Betapa bodohnya diriku." kemudian lari menuju Anak Ifrit.

"Danis!!" Roy ingin menghentikan Danis namun terhalang api saat hendak mengejar.

Danis sadar kalau dia memiliki sebuah senjata yang diberikan oleh Monster yang ia temui sebelumnya dan senjata itu memiliki kekuatan elemen api yang menyala.

Danis berlari menuju Anak Ifrit dengan konsentrasi penuh. "Senjata.. api.. api..Keluarlah! Senjata Api! MENYALA!!"

Senjata pedang api keluar dari tangan Danis yang berupaya mendekati Anak Ifrit dan sesampainya Danis menusuk dada tepat di bagian jantung Anak Ifrit.

Anak Ifrit langsung meraung kesakitan. "GGRRRAARRRR!!"

"HHAAAAAAA!" Teriak Danis saat merobek badan Anak Ifrit hingga terbakar.

Semua melihat ketika Anak Ifrit itu mulai musnah akibat serangan dari Danis dan sesampainya Herman dan Troya yang tiba di lokasi membuat mereka merasakan kekuatan yang baru lahir.

Herman tertegun melihat hal itu. "K-kekuatan ini."

"Aku tak menyangka ramalan in akan benar terjadi," ucap Raja Troya.

"Raja?! kami mohon maaf sebesar-besarnya!" Tunduk Herman bersama semua pasukannya.

Raja Troya hanya terdiam. "Jangan dipikirkan, hari ini sepertinya sudah ditakdirkan."

Dari gumpalan daging dan darah Anak Ifrit yang mulai hancur terbakar, Danis berdiri dengan bantuan senjata pedangnya.

"..."

Roy langsung membantu Danis: "Danis, apa kamu baik-baik saja?! Oi!!"

"Ugghh badanku bau busuk," kata Danis dengan menahan mual

"Benar juga, tapi itu bukan masalah.. ayo kita pulang." sambil menarik tangan Danis.

Feria langsung menghampiri Danis dan langsung menarik tangan Danis juga.

"Tunggu! Kamu tidak boleh pergi dulu!"

Danis merasa terganggu. "K-kalian."

Troya yang melihat hal itu. "F-Feria memegang tangan seorang laki-laki.. tidak akan kumaafkan!!" langsung marah-marah.

Herman yang kaget. "Pasukan!! posisi pertahanan ganda maksimal!!"

Herman dan semua pasukannya segera menghentikan pergerakan Raja Troya yang mulai mengeluarkan elemen petirnya.

Herman yang melihat hal kekuatan Raja Troya langsung takut. "G-Gawat! Veraa!!"

Vera mendegarkan suara teriakan dari atas bangunan. "suara itu? Ayah?!"

Vera langsung takut melihat Raja Troya yang akan mengamuk. "G-Gawat! Tuan Putri!! tolong lepaskan dia!"

"Tidak akan!" Feria tetap menarik tangan Danis.

"B-Baginda Raja ada diatas sana." ucap Vera sambil berbisik.

Feria melihat ke atas dan kaget. "PAPA?!"

"Feria.. lepaskan tangan lelaki itu! Biarkan dia merasakan tombak petirku ini!" Raja Troya marah sambil mengeluarkan tombak petir.

Roy dan Danis jadi takut. "Hiii!!"

Feria menjadi kesal. "Kalau Papa melakukan itu berarti Papa jahat! aku tidak suka punya Papa jahat!"

"Aghh!!" suara hati Raja Troya hancur "KRAK!".

Raja Troya akhirnya lemas tak berdaya dan orang-orang yang berusaha menghentikan Raja pun ikut lemas.

Herman akhirnya menjadi lega. "Untunglah.., hebat sekali Tuan Putri."

"Aku tidak ingin dibenci putriku sendiri!" kata Raja Troya sambil menangis.

"Tenang..tenang.., pasti Tuan Putri punya alasan sendiri." Herman mencoba menenangkan Raja Troya.

Vera menjadi lega. "Fiuhh akhirnya beres juga."

"Ini gawat!" kata Danis.

"Kenapa?!"

"Ada apa?!"

Suara perut Danis keluar. "Kruuukk!"

"Bangunkan aku saat sarapan sudah siap." ucap Danis lalu pingsan.

Roy,Feria, dan Vera langsung kaget. "EEEee?!!"

Akhirnya pertempuran itu telah usai dengan terbitnya matahari yang berkilau menembus langit yang biru di musim semi.

Bersambung.

-LORE-

Anak Ifrit adalah Iblis amarah yang lahir dari batu bara obor Iblis Ifrit.

-Catatan:

Untuk chapter selanjutnya mungkin agak lama karena saya harus menggambar dengan detail. (._.)

Affandcreators' thoughts