2 Ksatria dari Dimensi Lain - part 1

Legenda ini bermula saat perang bersejarah melawan Iblis yang bangkit untuk mengakhiri dunia. Disanalah seorang Ksatria terpilih untuk memimpin perang ini menuju kemenangan mengalahkan Iblis. Setelah sekian lama akhirnya perang usai dengan kemenangan yang megah dan para makhluk hidup memulai era baru mereka. Dalam kurun waktu lama pula sejarah mulai tertulis namun tak disangka Ksatria terpilih itu menghilang secara misterius.

Nama, wajah, dan semua kenangan tentang Ksatria terpilih itu tak bisa diingat kembali. Seluruh teman dekat Ksatria terpilih hanya bisa mengingat sedikit meskipun samar-samar dan sejarah tentang Ksatria terpilih mulai terlupakan. Para generasi penerus mulai lahir di era baru mereka, meskipun perang telah usai namun dampak dari perang tersebut masih bisa dirasakan. Di waktu lain, di tempat lain, di dunia lain puluhan tahun telah berlalu.

Danis memandangi foto ibunya dengan senyuman rasa rindu. Semenjak kecil Danis masih teringat pesan dari Ibunya, bahwa ibunya akan kembali pulang kalau Danis sudah tumbuh dewasa. Hingga saat ini Danis tidak mengetahui alasan kenapa Ibunya meninggalkan Danis pada waktu itu.

"Ibu, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke enam belas. Aku sudah hampir tumbuh menjadi orang dewasa, aku harap bisa bertemu Ibu secepatnya." Rindu Danis.

Melihat Danis, Roy lalu menghampirinya. Roy adalah sepupu Danis yang tinggal bersama Danis karena Roy tidak kuat dengan aturan didalam keluarganya yang dia anggap terlalu ketat.

"Hei Dan, apa kau punya lilin?"

"Untuk apa? aku tidak perlu lilin untuk ulang tahunku," jawab Danis

"Bukan untuk itu tapi untuk berjaga-jaga kalau listrik tiba-tiba padam."

Tiba-tiba ada suara petir yang sangat keras, "DDDUUUARRR!" seketika listrik langsung padam "GLEK!".

Danis akhirnya sadar. "Oh aku lupa kalau cuaca hari ini badai."

"Ughh bagus, sekarang cepat bantu aku menemukan lilin dan senter," kata Roy

"Baik."

Dalam keadaan gelap gulita Roy dan Danis mulai menyusuri disetiap ruangan untuk mencari lilin dan senter.

Roy terbentur dinding. "Adu!"

"Hehe." Tawa Danis.

"Diam!" Bentak Roy.

"Roy ... kenapa kamu tidak pulang ke rumahmu hari ini?" tanya Danis.

"Aku tidak akan pulang, lagian kamu tau sendiri masalahku," jawab Roy.

"Hmm betul juga."

"Jangan kasih tau Papa dan Mamaku kalau aku ada disini," kata Roy.

"Tidak, berurusan dengan mereka hanya membuat masalah baru bagiku," ucap Danis.

"Bagus, sekarang diam dan teruskan mencari senter dan lilin."

Dalam ruangan gelap itu Danis meraba-raba dinding dengan berhati-hati melangkah, tiba-tiba Danis merasakan sesuatu.

"Hmm apa ini? pintu? sepertinya ukuran pintu ini besar, kalau tidak salah aku ada di dapur tapi aku tidak tau kalau ada pintu disini."

Dengan hati-hati Danis mulai membuka pintu itu dan tampak sinar cahaya yang menyilaukan, karena penasaran akhirnya Danis memasuki pintu itu. Betapa terkejutnya Danis melihat sesosok monster yang sengat besar yang sedang melototinya dengan tatapan yang mengerikan.

"W-wadu ... Roy, bisakah kau kesini sebentar?"

Danis menengok kebelakang dan langsung terkejut. "Loh! kemana rumahku?!"

"A-apa ini mimpi? kurasa tidak." Melirik monster dari kejauhan.

Akhirnya Danis mulai memberanikan dirinya. "Kalau begitu tidak ada jalan lain."

Danis mulai melangkah mendekati monster itu dengan perlahan dan menahan rasa takutnya. Semakin Danis mendekati monster itu, semakin sesak sulit untuk bernafas dengan tekanan energi yang kuat sehingga membuat Danis berhenti ditempat. Monster itu tampak besar seperti singa raksasa berwarna merah dan di setiap bulunya terdapat percikan api yang menyala dengan gigi taring besar di ujung rahangnya.

"Sudah lama aku menunggumu manusia ..., sekarang kamu akan menjadi wadah untuk kekuatanku," kata Monster

"A-apa yang kamu bicarakan?! aku tidak mau! kenapa aku tidak bisa kembali?!" Teriak Danis.

"Ini adalah takdirmu, kamu tidak bisa menghindarinya!" Menatap Danis dengan tajam.

"Takdir?! Apa yang kamu bicarakan?! kenapa ini terjadi padaku?!" tanya Danis.

"Perjanjian lama dari pahlawan sebelumnya untuk menitipkan kekuatanku kepadamu," kata Monster.

Danis yang tidak percaya. "Pahlawan? aku bukan pahlawan dan aku bukan keturunan pahlawan! kamu pasti salah orang!"

"Danis Affan ... kamu hidup di dunia lain sana dan kamu sedang mununggu kedatangan seseorang yang penting bagimu yaitu ... Ibumu." Mendekati Danis dengan perlahan.

Danis pun kaget mendegar hal itu. "A-apa?! bagaimana kamu tau?! khhh! dimana ibuku?! cepat katakan!"

"Kamu harus menerima takdirmu ini dan jadilah wadah untuk kekuatan elemen apiku."

"Kalau ini memang bisa membuatku bertemu dengan Ibuku, baiklah aku terima! apa yang harus kulakukan?!" tanya Danis.

"Jadilah pahlawan dan bunuh Raja Iblis." jawab Monster dengan menatap.

"Raja Iblis? apa kamu becanda?!" Bentak Danis.

"Iblis diduniamu tidak memliki fisik tapi di dunia ini mereka mempunyai itu."

Monster itu menceritakan apa yang terjadi kepada Danis dan Danis mulai paham kalau dia sudah terkirim ke dunia lain dengan tujuan tertentu. Akhirnya Danis membuat sebuah beberapa kesepakatan dan Monster itu menerima kesepakatan Danis.

"Baiklah aku akan menjadi wadah untuk kekuatanmu tapi aku tidak bisa menjadi pahlawan karena aku bukan seseorang yang bisa berbuat baik terus." Danis mennjulurkan tangannya.

"Aku mengerti maksudmu, biarkan dunia ini yang menilaimu."

Monster itu mengeluarkan kobaran api yang muncul dihadapan Danis dan kobaran api itu adalah bentuk elemen api dari kekuatan monster itu.

"Sekarang genggamlah api yang ada didepanmu."

Danis menggenggam erat api yang ada didepannya tanpa merasakan panas seperti ada kekuatan yang mengalir di seluruh tubuh Danis dan kekuatan api itu membentuk sebuah Pedang yang kemudian menghilang.

"Sudah kuduga kamu adalah penerus sang Ksatria." kata Monster.

"Ksatria?"

Tiba-tiba sebuah portal besar terbuka dan membuat Danis terseret masuk kedalam portal itu hingga terlempar ke tempat lain.

Kerajaan Ferontire, sebuah kerajaan yang terletak diatas pulau langit dan tampak seperti Kerajaan Emas saat diterpa langit sore dengan cahaya matahari senja. Kerajaan ini dipimpin oleh Raja yang bernama Troya, dia terkenal akan kekuatan petirnya dan dianggap sebagai titisan Dewa. Raja memiliki seorang putri bernama Feria, dia dikurung oleh Raja di atas menara kastil karena sang Raja takut akan takdir putrinya yang sudah terikat dengan sebuah bencana

besar yang sudah diramalkan. Sore ini nampak kesibukan ditengah alun-alun kota karena malam ini akan diadakan festival bulan, meskipun festival belum dimulai tapi para pedagang sudah memasarkan barang dagangan mereka.

Di sebuah keramaian, Roy akhirnya terbangun di atas pohon dan membuat orang disekitarnya juga terkejut "HUH?! aku ada dimana?!".

Roy melihat disekitarnya dan sadar akan sesuatu, kemudian dia berlari untuk mencari Danis "Danis! dimana kau?!".

Di sebuah menara besar di tengah area kastil, putri Feria sedang menatap langit sambil merenung merasa bosan. Meskipun festival bulan akan dilaksanakan nanti malam, tetapi Feria tidak boleh keluar dari menaranya oleh Raja. Dalam situasi ini Feria biasanya ditemani Ibunya atau Sang Ratu, namun saat ini Sang Ratu memiliki pekerjaan penting yang harus ia laksanakan. Vera, satu-satunya teman dekat putri Feria datang untuk bertemu dengannya sekaligus untuk menghiburnya.

Feria menutup buku "..."

"Permisi ... hei Putri lihat!" Vera memperlihatkan keranjang yang penuh dengan buah apel.

"Sudah kubilang jangan panggil aku Putri, panggil saja aku Feria saat kita berdua," kata Feria.

Vera mengusap kepalanya. "Yah sepertinya aku belum terbiasa."

"Hmm panen kali ini terlihat segar, terima kasih." Feria mengambil satu apel.

"Hmhm tidak usah berterima kasih, hei bagaimana kalau kita bermain diluar?" tanya Vera.

"Tidak, nanti kamu akan dimarahi." jawab Feria sambil mengupas kulit apel.

"Tidak apa-apa, ayolah sesekali saja karena malam ini akan ada festival bulan!" Vera mencoba meyakinkan Feria.

"Apa kamu yakin mau mengajakku?" tanya Feria.

"Aku akan meminta ayahku untuk berbicara kepada Raja," kata Vera.

Feria menyetujui ajakan Vera. "Baiklah jika kamu memaksa."

"Itu bagus, sampai jumpa nanti malam!" Vera berlari keluar.

Perasaan Feria mulai terhibur setelah kedatangan Vera, karena Feria sudah pernah mencoba kabur dari menaranya namun selalu tertangkap oleh Raja.

"Aku tidak sabar untuk menunggu malam ini."

Tiba-tiba Feria mendengar suara teriakan.

"AAAAAAAAA!!!!" Danis terjatuh dari atas langit hingga mendarat diatas besi menara.

"Fiuhh untunglah, dasar monster sialan !!!" ucap Danis sambil marah-marah.

Tak lama kemudian Danis terpaku dengan pemandangan kota Ferontire yang terlihat megah berkilauan.

"Wahh banyak sekali bangunan tingkat, aku pasti ada di Jakarta."

Sambil melihat sana-sini Danis sadar kalau penduduk kota ini tidak semuanya manusia.

"Wadu, aku ada dimana ini?!"

Feria kaget saat melihat Danis. "k-kamu siapa?!"

"huh?"

Danis menoleh kebelakang dan dia melihat seorang perempuan dengan mata biru dengan rambut coklat cerah yang diterpa angin. Dia tak menyangka kalau dia mendarat diatas sebuah menara tempat tuan putri berada.

Bersambung.

avataravatar
Next chapter