webnovel

The Hidden Smile

Nadia menghembuskan napasnya, lalu berjalan melewati Intan. "Gue denger, lo anak adopsi, ya?" tanya Intan tiba-tiba membuat Nadia seketika terhenti. "Harusnya lo tuh jadi cewek baik-baik! Udah anak adopsi, nggak tau diri pula!" kecamnya lagi. Apakah fakta tentang Nadia yang adalah anak adopsi membuat Intan semakin bersemangat untuk mengecam gadis itu, hari ini? "So, you figured it out, huh?" jawab Nadia ringan sambil memperhatikan raut wajah Intan. "Jadi, itu bener?" tanya Intan menantang. ------------------------------------- Nadia adalah seorang gadis SMA biasa yang mencoba menjalani kehidupannya yang normal dengan menjaga rahasianya dari seluruh dunia. Nadia takut bahwa jika rahasianya terkuak, hal itu akan menyakiti keluarganya, maka itu yang membuatnya dingin pada semua orang. Namun tidak setiap hari semua orang dapat menjalani kehidupan yang mereka mau. Rahasianya sedikit demi sedikit mulai terbongkar oleh orang-orang yang membencinya. Bagaimana Nadia dapat menerima situasi tersebut? -------------------------- Disclaimer : Ini adalah cerita asli tulisan sendiri dan bukan terjemahan.

Weird_Unicorn · Teen
Not enough ratings
97 Chs

Heny #12

Ruangan itu sangat gelap. Hanya ada satu sumber cahaya, yaitu ponselnya. Heny meringkuk di atas tempat tidurnya, memeluk lutut, sambil menatap ponselnya.

Tidak ada. Tidak ada satu pesanpun yang masuk. Apakah ponselnya rusak? Tidak. Hanya saja tidak ada satu pun telpon atau pesan yang masuk.

Ia menangis. Lagi. Hari ini sudah berapa kali Ia menangis?

Setelah ditinggalkan Daniel, Ia menangis di depan kelasnya. Siswa-siswi lain yang berlalu-lalang menyaksikan hal itu. Mereka berbisik-bisik di sekitarnya.

Bukankah baru saja mereka setuju dengannya? Bukankah baru saja mereka termakan omongannya? Mengapa sekarang mereka berbisik-bisik di sekitarnya?

Rasa malu memaksanya untuk bangkit berdiri. Ia segera mengambil tasnya di dalam kelas, lalu berlari menembus semua mata yang memandang, segera ke toilet.

Di toilet, Ia segera membasuh tangan dan wajahnya. memperbaiki riasannya, berpura-pura bahwa Ia sedang tidak hancur sekarang.

'Kenapa gue yang harus kek gini? Kenapa bukan Nadia yang hancur?! Gue baru aja bongkar rahasia yang udah dia jaga mati-matian. Kenapa malah gue yang kek gini?!' Heny bertanya-tanya tak mengerti.

Ia segera pergi dari toilet. Belum sampai di depan pintu, Heny mendengar percakapan kecil dari beberapa orang di luar.

"I mean, hampir lebih dari setengah penghuni sekolah kita juga tau kali, Nadia itu siapa dan gimana. Secara kita semua se-smp." Kata seorang gadis.

"Iya. Gue ingat waktu dia pernah ikut jadi tim dari sekolah kita buat lomba cerdas cermat ekonomi di Surabaya." Jawab gadis lainnya.

"Eh iyaaa... iya iya. Ingat. mereka juara tiga kan?" Timpal beberapa gadis bersamaan.

"Dan itu seingat gue, yang dampingin juga guru Ekonomi waktu itu kok... Ga ada keluarganya yang ikutan." timpal gadis pertama.

"See? Ya kita tau Nadia emang nggak niat kalau di kelas, tapi dia tetep ngerjain tugas dan belajar kok kalau ada ujian..." Aku gadis lainnya.

"Trus kenapa si cewek tadi itu segala bawa-bawa soal KKN ke Nadia sama Pak Robert sih?"

"Ya kan dia nggak tau, kalau Pak Robert itu tegas bukan main. Dia kan anak baru, guys..."

"iya iyaaa... gue ingat Nadia pernah selalu dihukum waktu kita kelas 1 dulu, gegara dia selalu telat." Kata seorang gadis dan membuat mereka tertawa.

"Iyaaaa... gue ingat, gue ingat." sahut mereka lalu tertawa.

"Sumpah! Akhirnya dia nggak pernah telat lagi karena diomongin, kan?" kata seorang gadis lalu terkekeh.

"Ingat nggak apa kata orang-orang?" Pancing gadis lainnya. "Anak kepala sekolah kok hobinya telat?! Emang kalo anak kepala sekolah, boleh bikin masalah? Nggak kasian apa, Bapaknya susah-susah ngatur anak orang lain, eh dianya berontak." Lanjut gadis itu lagi. Mereka lalu tertawa mengingat hal itu.

"Nadia, Nadia..." Kata seorang pemuda di antara gadis-gadis itu. Heny mengenali suara itu. Itu suara pacar- mantannya, Daniel.

"Lo semua masih ingat aja." Komennya.

"Eh Dan, itu cewek lu iseng banget sih." Kata gadis yang tadi membuka percakapan.

"Udah bukan guys." Kata Daniel cepat.

"What?! waahh... jahat lo!" Komen mereka semua.

"Eh,Eh... Lo semua tau nggak, Nadia tadi kenapa?" Tanya Daniel mengalihkan.

"Yang mana? Yang di aula?"

"Bukaaaann. Setelahnya." Kata Daniel tak sabar.

"Oh... Dia dilempar minuman sama anak-anak di lapangan."

"HA?!" Daniel sangat terkejut. "Siapa sih yang iseng kek gitu?!"

"Anak smp lain, kali... Kan mereka ngga kenal Nadia... Mereka juga nggak tau, kalau setengah dari sekolah ini udah tau bahwa Nadia itu anaknya Pak Robert, Kepsek sini." Kata mereka santai.

Heny tiba-tiba dengan kasar membanting kakinya lalu melangkah keluar. Mereka semua terkejut, namun berubah biasa saja saat melihat siapa yang berjalan pergi.

"Dan, itu mantan lo, kan? Si pencari gara-gara sama Nadia." Kata seorang gadis dengan volume suara yang agak dibesarkan. Daniel hanya menatap Heny yang terburu-buru pergi.

Mengingat kembali percakapan orang-orang di luar toilet membuat Heny semakin kesal. Mengapa tidak ada yang memberitahukannya tentang hal itu?! Mengapa Ia harus tahu setelah semua kekacauan yang telah Ia buat? Mengapa pula Nadia itu tidak pernah menjelaskan tentang dirinya?!

Berbagai pertanyaan, kecaman, dan sumpah-serapah terus berputar di kepala Heny. Ia kembali melihat ponselnya. Tidak ada satu pesan pun yang masuk. Setidaknya seseorang tolong katakan sesuatu!!

Ia kembali meringkuk. Menutup wajahnya dengan selimutnya. Membenamkan diri dalam kegelapan.

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts