webnovel

Heny #11

Alex meminta izin pada Papa untuk meminjam Nadia sebentar sebelum mengantarnya pulang. Seharian ini, Ia merasa jauh dari Nadia dan menginginkan waktu berdua dengan gadis itu. Ia hanya sempat berbicara pada Nadia pada saat Ia selesai tampil tadi, tepat sebelum kehebohan yang disebabkan oleh Heny.

Keduanya menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan mengelilingi gedung sekolah, sambil mengingat dan bercerita tentang kenangan-kenangan yang mereka miliki. Sesekali keduanya tertawa saat mengingat cerita lucu atau memberikan komentar-komentar pada cerita-cerita saat ada pertengkaran atau perdebatan.

Keduanya sampai di atap dan mendapati Daniel yang sedang sendirian di sana. Pemuda itu hanya terdiam, tenggelam dalam pemikirannya hingga Alex dan Nadia berdiri di sampingnya.

"Ehm. Mana pacar lo? Gue kira lo bakal mesra-mesraan di sini." Goda Alex.

Daniel berbalik menatapnya. "Nadia nggak cerita?" tanyanya datar.

Alex menggeleng dan menunjuk pada Nadia yang terdiam menatap langit.

Daniel bisa mengerti bahwa Nadia pasti tidak ingin membicarakan kejadian hari ini. "Udah gue putusin. Tadi barusan." Jawab Daniel santai. Alex terkejut namun tidak memberikan komentar apapun.

Ketiganya kemudian sama-sama terdiam sambil menatap langit, seakan sedang berbagi cerita kebersamaan mereka dalam keheningan. Matahari mulai condong ke arah barat. Nadia masih tetap menatap langit, seakan Ia tidak bisa melakukannya lagi besok.

"Gue mo minta maaf sama lo berdua, buat kelakuan Heny yang kelewatan. Gue nggak nyangka kalo kepindahan dia di sekolahan ini, malah bikin hubungan kita bertiga jadi tambah nggak karuan." Kata Daniel akhirnya.

Alex dan Nadia hanya terdiam mendengarkan. "Gue mau lo berdua tau, kalo sebenernya gue seneng banget bisa bareng kalian mulai dulu. Entah kalian sadar ato enggak, cuman kalian yang bisa jadi teman sekaligus musuh terseru yang gue punya. Lo berdua yang bikin gue rajin ke sekolah, yang bikin gue berhenti malakin anak-anak, yang bikin gue berhenti nyari gara-gara di mana-mana, dan yang bikin gue sadar betapa pentingnya pertemanan kita. Yah, walaupun pertemanan kita itu aneh banget." Kata Daniel sambil menerawang lalu tersenyum manis.

Alex dan Nadia saling berpandangan sebentar lalu ikut tersenyum mendengar perkataan Daniel. Perkataannya tidak salah, dan itu menjadi sebuah kenangan tentang mereka bertiga yang bisa diingat.

Daniel mendekati Alex lalu menjabat tangannya. "Good luck, and see you when I see you…" katanya yang dibalas dengan sebuah pelukan singkat dari Alex.

Daniel kemudian mendekati Nadia dan melakukan hal yang sama. Menjabat tangan Nadia dan mengatakan hal yang tadi dikatakannya pada Alex.

Keduanya lalu terdiam dan hanya saling menatap. Baik Daniel maupun Nadia, tidak ada yang melepaskan pegangan tangannya. Keduanya seakan sedang mencurahkan isi hati satu sama lain hanya dengan saling menatap.

"Faktanya, tipe cewek gue emang kayak elo, dan faktanya gue suka sama lo. Tapi berhubung pertemanan kita dimulai dengan cara yang salah, so… Yang penting, jangan lupain gue." Kata Daniel akhirnya. Nadia tersenyum.

"Good luck to you, and see you when I see you…" jawab Nadia lalu melepaskan tangan Daniel. Pemuda itu akhirnya pergi meninggalkan Alex dan Nadia sendirian di atap.

Langit mulai jingga, matahari semakin mendekati batasnya. Keduanya berdiri bersandingan menatap awan yang berarak di langit sore, hingga akhirnya Alex meraih tangan Nadia dan memeluk gadis itu dalam balutan sinar jingga mentari senja.

DON'T FORGET TO LEAVE A TRACE PLEASE...

so be kind to COMMENT AND VOTE

p.s* your power stone will be refill every 24 hours,

so spare me one of them, please.

Thank You xoxo.

Weird_Unicorncreators' thoughts
Next chapter