webnovel

Chapter 16 (My Model)

Matthew pulang dari gedung pelajarannya, mereka semua menatap Matthew dan mulai bilang bahwa Dia Lelaki yang misterius dan aneh tapi Ia tidak tahu dan tidak peduli, Dia memikirkan kemarin.

"[Aku masih merasa Neko melewatiku]" Ia terus memikirkan sambil berjalan. Tapi Ia mendengar banyak orang berteriak. "Hah... Cantik banget, Dia siapa, tidak Dia itu imut, kulitnya putih... Dari mana Dia?"

Mereka semua rupanya melihat Neko yang berjalan mendekat ke Matthew, Neko memakai baju gaun putih pendek yang cantik.

"Neko..." Matthew terkejut dan mendekat.

"Neko, apa yang kau lakukan disini? Apa kau datang untuk menemuiku? Dan kenapa....?" Ia memegang bahu Neko dengan wajah yang tidak percaya.

"Satu satu bertanya nya.. Aku kemari untuk membawamu makan malam... Aku ingin berbicara sesuatu denganmu" Neko membalas dengan sedikit senyuman, dia benar benar tersenyum kecil membuat Matthew membuka mata lebar menatap itu. Meskipun di dalam hatinya dia masih memikirkan Matthew dengan Suzune.

"Matthew..." Seseorang memanggil dan rupanya itu Suzune. Neko langsung berwajah dingin.

"Matthew, ayo jalan jalan bersamaku..." Dengan tanpa malu Dia mendekap tangan Matthew.

"Maaf Suzune, Kau tidak melihat bahwa Neko ada disini"

"(Huh, cepat juga dia sembuh dari gigitan anjing itu) Hm... Memangnya kenapa, itu juga bukan urusanku..." Suzune membalas dengan berlagak centil.

Lalu Matthew melepas tangan Suzune dan mengulurkan tangan pada Neko. Suzune yang melihat itu tentu saja kesal.

"Ada apa, kenapa Kau menolaknya?" Neko menatap biasa sambil belum menerima uluran tangan Matthew.

"Aku tahu Kau kesini memiliki maksud, apalagi dengan pakaian yang cantik itu..." Kata Matthew.

Neko menjadi tersenyum kecil dan menerima tangan Matthew.

"Cih, awas saja kau...." Suzune menjadi kesal.

--

"Kemana kita akan pergi?" Kata Matthew yang duduk di samping Neko di dalam mobil.

"Kita akan makan malam"

"[Gaun itu, sangat cantik untuknya, dengan tambahan senyuman Dia pasti bisa menjadi pusat mata yang bagus]. . . Aku ingin bertanya sesuatu" Matthew sedikit menatap. "Apa kau yang kemarin melewatiku?"

". . . Ada apa? Siapa yang kau maksud?"

"Kau melewati ku saat itu, aku tahu itu kau dan kau hanya perlu mengakui nya"

"Itu bukan Aku, Kau salah lihat, sepertinya kau masih terlihat sakit" Neko menatap.

". . . (Dia mengalihkan pembicaraan dan tidak mau mengaku, aku tahu dia saat itu melihat ku dengan Suzune, mau bagaimana lagi, Suzune tidak mau melepaskan ku bahkan di depan Neko) ...Entahlah, Aku sedikit aneh, Aku demam dan merasa pusing, namun hanya ada Kau yang terlintas di benak ku, Aku juga mengalami kesulitan menghadapinya karena Aku terus saja berpikir ingin menyentuh mu, mencium mu, dan memeluk mu sepanjang waktu"

"Aku tidak khawatir tentang hal semacam itu, melihat bagaimana dirimu sekarang tampaknya demam mu telah hilang. (Kau mencoba mengatakan sesuatu yang bahkan tidak akan bisa kau sesali nanti)"

"Tidak, Aku masih sakit, apa Kau melalui itu ketika Kau kusentuh untuk pertama kalinya, Aku hanya memikirkan mu dan hati ku menjadi pengap"

"Aku tidak mengerti.... (Sebenarnya dia menganggap ku apa jika dia membiarkan wanita jalang itu menciumnya tepat kebetulan di depanku)" Neko terdiam sambil terus melihat ke luar jendela.

"Tapi kenapa kau mengijinkanku?"

". . . Entahlah, aku juga masih bingung, dan aku tidak terlalu peduli"

"Itu sedikit tidak adil.. Rasanya aneh kau menikmatinya dengan yang lain juga" Matthew membuang muka.

"Haha Aku pikir kau terkejut bahwa aku punya kebiasaan begitu, tapi jangan salah paham dulu.., Aku membutuhkan darah untuk tubuhku, darah mana mana tetap tidak lah enak, tapi saat Aku menggigitmu pertama kali, rasanya bahkan sangat nikmat, sekarang Kau merasa sakit, Aku tidak akan bisa menggigitmu lagi" Kata Neko.

"Bagaimanapun, Aku pikir Kau alasan tubuhku menjadi aneh akhir-akhir ini"

"Itu sebabnya Aku di sini untuk bertanggung jawab. tidak peduli seberapa sakitnya Kau, Kau tidak akan bisa tidur hari ini, Aku akan mengizinkanmu untuk itu" Neko menatapnya. Seketika Matthew terdiam.

--

Mereka turun di sebuah gedung pakaian baju. "Kau bilang ingin makan malam bukan?" Matthew menatap.

"Jika Kita ingin pergi makan malam, pakaian Kita harus terlihat bagus" Neko membalas.

"[Apa bajuku terlihat buruk?]" Matthew menatap baju yang Ia pakai sendiri.

"Kenapa tidak Kau lepas saja bajumu saat melayani di kafe, tentunya Kau akan lebih baik dari pada itu, haha.." Kata Neko sambil membayangkan Matthew telanjang hanya pakai celemek saat melayani di kafe. Bercanda dari gadis ini benar benar begitu vulgar.

"Nona Neko sudah lama Anda tidak kesini, ada yang bisa kubantu?" Seorang Pelayan baju datang untuk mereka.

"Bisa kau carikan baju yang sesuai untuk lelaki ini..." Neko menunjuk Matthew.

"Dia memiliki fisik yang bagus sehingga Dia akan dapat menyesuaikan banyak hal, bagaimana dengan ini?" Pelayan tersebut menunjukan baju dres hitam.

"Itu bagus" Kata Neko.

"Itu terlalu mahal, Aku tidak bisa menerima hal-hal seperti itu"

"Hey, jika Kau akan mengatakan sesuatu yang tidak ingin aku dengar, lupakan saja. Aku tidak ingin berurusan dengan Kau yang keras kepala. Aku tidak tahu seperti apa ketidak percayaan mu pada orang, tetapi, tidak semua orang melakukan kebaikan untuk mengembalikannya..." Neko mendekat. "Jika Kau memakainya, itu akan membuatku senang..." Ia memegang pipi Matthew lalu berjalan ke pelayan.

"Bantu Dia dalam memakainya"

"Baik Nona Neko, kemarilah Tuan, Aku akan membantumu..." Pelayan itu membawa Matthew ke ruang ganti.

"[Hidupku tidak ada apa apanya, aku membeli obat, baju, semuanya bisa ku beli, kenapa Dia begitu sungkan untuk baju itu, lihat saja Aku akan membeli semua baju ini untuk mu]" Neko duduk di kursi menunggu mereka.

"Maaf, Aku tidak bisa menunjukan tubuhku, jangan sentuh Aku"

"Biarkan Aku memasukan tanganmu ke lengannya, tidak itu salah..."

"Aku tidak suka ini, hey..." Matthew dan pelayan itu terus ribut didalam.

"[Apa yang Mereka berdua lakukan]" Neko berpikir aneh.

"Kita selesai, mari keluar..." Kata Pelayan itu, terlihat Matthew keluar dengan pakaiannya, rambutnya sudah tertata sangat rapi. Dia terlihat tinggi dengan tubuhnya yang bagus.

"[E...Ada apa dengan background cerita ini]" Neko terbengong.

"Phew..., Apa Kau puas sekarang?" Matthew mendekat. Neko hanya diam masih bingung.

"Kamu terlihat hebat, rambutmu memang lebih bagus tidak memakai topi..." Kata si pelayan, lalu Neko berdiri.

"Kamu sangat tampan" Tatap nya, seketika Matthew bermata lebar.

--

Sesampainya di restoran. "Bisa kau minum segelas penuh itu?" Neko menuangkan minuman anggur di cangkir. Semua orang berbicara sendiri sambil menatap mereka.

"Semua orang menatap kita" Kata Matthew

"Apa yang membuatmu berpikir begitu? Kamu melepas topi, kacamata, dan bajumu yang berantakan, jadi tidak ada tempat untuk bersembunyi sekarang, Kamu tidak perlu bersembunyi"

"Tetapi jika Kau menyukai penampilan ini, itu sudah cukup"

"Baiklah, kalau begitu mari makan atau Kau akan merasa sakit lagi"

"[Malam akan panjang]" Matthew melirik sedikit makanannya.

"Ada apa, Kau tidak menyukainya?" Neko menatap.

"Aku hanya ingin mengajukan pertanyaan, kenapa Kau datang kesekolahku hari ini?"

"Apa Aku harus punya alasan untuk itu?"

"Aku masih ingin punya jawabanmu, Aku yakin orang yang melewatiku adalah Kau Neko"

"Hm... Aku sudah bilang padamu, tapi kau tidak percaya"

"Kau orang yang ingin berbohong, tapi Kau tidak bisa berbohong" Kata Matthew membuat Neko terdiam.

"Apakah kamu ingin Aku melakukan itu?" Neko sedikit meliriknya.

"Tidak, Aku tidak menginginkanmu untuk itu, jangan mengalihkan pembicaraan..."

"Jangan kawatir, jika Kau ingin melakukanya maka boleh sahaja. Tapi jangan terlalu dalam, cukup kecup aku saja semaumu" Neko menyela sambil meraba kaki Matthew dengan kakinya sendiri. Matthew terdiam merasakan itu.

"Aku ingin tahu apakah Kamu akan bermain denganku sebentar, apa kau benar benar siap?" Kata Neko.

"Tidak..." Matthew langsung menyela dan berdiri dan berjalan mendekat.

"Kau menginginkan aku untuk menyentuhmu, tapi kau tidak membolehkanku berhubungan lebih dalam, apa sebegitu terbatasnya tubuhmu untuku? Kamu tidak membawaku ke sini untuk makan malam bersamamu, ayo pergi ke suatu tempat hanya dengan kita berdua...." Ia berbisik sambil memegang leher Neko yang terdiam dingin. Lalu Ia tersenyum kecil.

Matthew mulai mendekat dan mencium bibir Neko lalu mengangkat Neko dan menggendong nya di dada sambil berjalan pergi dari meja.

Dia berjalan dengan Neko yang masih ada di pangkuan dadanya.

Terlihat elevator terbuka, dengan cepat Matthew masuk dengan masih memegang tubuh Neko, mencium bibir, Neko meraba angka lift lalu elevator tertutup.

"[Ini tidaklah berlebihan]" Matthew menatap. Lalu elevator terbuka diangka 80 dan terlihat seorang pria seragam penjaga melihat mereka.

"Neko..." Matthew menoleh pada orang itu.

"Kenapa..?" Neko juga menoleh.

"Hey.."

"Yess..!?" Pria itu membalas dengan gemetar.

"Kenapa hanya berdiri saja, cepat masuk dan tutup elevatornya..." Neko menatap mengerikan.

"Baik.." Pria itu menekan tombol dengan rasa putus asa.

Matthew kembali melanjutkan mencium Neko.

Sesampainya di tujuan, pria itu langsung keluar dan bernapas terengah engah.

"Kenapa Kau datang terlambat, CEO Cheong sudah menunggu..." Seseorang menatap yang rupanya itu Kin. Dia masih bisa hidup sejak pertarungan dari Neko di pabrik itu.

"Maafkan Aku,, Aku bertemu dengan Nona Neko disini"

"[Neko, ada disini...]" Kin menjadi terkejut, sementara itu CEO Cheong yang kebetulan ada di hotel itu juga duduk di luar balkon atap gedung di malam hari setelah mandi. Ia menatap langit sambil memikirkan Neko. "[Haa..., gadis itu sungguh aku inginkan]" Ia masih ingat saat Neko membela Matthew di rumahnya sendiri.

Lalu Kin datang. "Boss..."

"Aku mendapatkan informasi bahwa lelaki itu memang dekat dengan Neko" Kin menunjukan foto Matthew saat dia tadi makan malam bersama Neko.

"Jadi Dia lelakinya, Dia tidak terlihat seperti apapun"

"Sepertinya Neko sudah melawanmu Boss, apa perlu kita jatuhkan dia perlahan..." Kin menatap.

"Jangan dulu, sampai Aku belum melihat dia berhubungan dengannya, maka jangan turun tangan terlebih dahulu" Cheong membalas.

"Tapi.... Apakah gadis itu mau berhubungan dengan nya? Bukankah selama ini dia tidak mau..."

"Karena itulah tunggu sampai dia benar benar melakukan itu"