Caspar dan Finland buru-buru menyelesaikan kegiatan mereka sebelum keluar ruang kerja untuk mengambil Aleksis dari Kara dan mengagumi gambar buatannya.
Bocah itu menggambar banyak sekali cacing dan daun di atas kertas gambarnya dan dengan bangga berceloteh menerangkan nama masing-masing hewan tersebut, membuat orang tuanya tertawa.
"Untuk anak umur dua tahun, gambarnya bagus sekali..." komentar Caspar. "Dia menuruni bakat seniku..."
Finland menatap Caspar sambil geleng-geleng dengan senyum simpul di bibirnya. Suaminya ini masih suka memuji diri sendiri rupanya.
"Aku tidak tahu kau punya bakat seni..." katanya. Finland seketika ingat Caspar memang pernah berniat menjadi mahasiswa sekolah seni di Hong Kong tiga tahun lalu saat memutuskan untuk mengambil identitas baru. Ia tak tahu Caspar sungguh-sungguh bisa melukis.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com