"Dika? Muka lu kok bonyok kaya gitu si? Lu habis berantem? Sama siapa?" tanya Aqilla.
"Engga. Gua ga kenapa-kenapa. Biasa ini mah jatuh dari motor kemarin."
"Masa si jatuh dari motor lukanya kaya gitu? Itu mah kaya luka abis berantem deh. Lu berantem sama siapa si Dik?"
"Engga. Gua ga berantem sama siapa-siapa. Yaudah yu kita sekarang masuk ke dalam ruang rapat. Tadi katanya rapat sebentar lagi udah mau di mulai."
"Yaudah yu."
"Ayo."
Dika tidak menjawan pertanyaan Aqilla dengan jujur. Dika malah mengalihkan pembicaraannya. Tetapi Aqilla tidak percaya begitu saja dengan apa yang sudah di jelaskan oleh Dika. Karena Aqilla yakin, luka seperti itu bukan lah sebuah luka karena terjatuh, tetapi luka karena pukulan dari seseorang.
"Dika aneh banget. Bukannya kemarin dia pamit duluan karena mau ketemu sama ceweknya ys. Tapi kok sekarang dia malah babak belur kaya gitu. Masa iya si ceweknya jagoan," ucap Aqilla di dalam hatinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com