Selly bertemu dengan cowok ganteng dengan akhlak minus. Tubuh tinggi dan kulit putih dengan mata hitam natural. Siapa yang tidak mau? Tidak ada, kecuali Bu Aya dan Bu Coki-Coki.
"Riku! Aku datang!" Cara jalan Selly berubah menjadi normal.
Riku menoleh dan memutar badannya. Kemudian, ia menyapa, "Selly. Kamu ngapain?"
"Gapapa, kok. Aku lagi pengen ketemu sama kamu aja. Udah ganteng, tapi dapat pacar cerewet. Ish!" Selly merayu Riku dengan memegang tubuhnya.
"Ya udah! Mending kamu ghibah aja sama Mia dan Tia. Tuh! Temani Tiffany! Udah alay, gak suka seblak lagi. Maunya yang makanan manis berkelas di TransMall." Riku menyarankan Selly kumpul kepada temannya.
"Riku. Temani aku dong! Aku jomblo, nih."
"Gak mau! Entar April marah-marah sama aku!" Tolak Riku menjauhi Selly.
"Ayo! Kita ke tempat yang sepi!" Selly memegang tangan Riku dan membawanya ke suatu tempat.
"Woi! Dibilangin gak mau malah ngeyel nih cewek!"
Reita memata-matai Selly hanya terkekeh. Kasihan juga jadi Riku! Selalu dapat cewek yang tidak ada akhlaknya. Hanya Ruka yang masih normal.
"Udahlah Riku! Dibilang gak mau entar jadi mau. Percuma. Cewek cabe kek Selly gak bakal dengerin kamu."
"Ayo! Aku akan membahagiakanmu sebagai istri orang ganteng." Selly pergi bersama dengan Riku.
"Selly! Tunggu dulu!" Riku dibawa paksa pergi bersama Selly.
Mereka berdua berlalu ke tempat yang sepi dan hening. Reita merekam kelakuan Selly sambil mengikuti jejaknya.
Setelah sampai di sebuah tempat, Riku dan Selly menghentikan langkah kaki mereka. Selly mulai menggoda Riku dan memaksa Riku untuk menjadi kekasihnya.
"Selly! Kamu ngapain sih? Sampai dibawa ke toilet cewek segala."
Selly tertawa kecil. Ia hanya merayu Riku dengan belaian tangannya. "Udahlah, Ganteng! Sama aku aja!"
"Aku bakal menjadi istri yang alay cuman buat kamu, kok."
"Jangan dong! Aku punya pacar sekarang!"
"Ish! Lupakan pacar kamu! Sama aku aja!" Selly memegang tubuh Riku seperti seorang pelakor.
"Selly! Hentikan! Aku gak mau!" Riku meronta ronta menahan agar tidak selingkuh.
Selly tertawa genit. "Putus aja sama April! Masa iya pengen punya istri cerewet dan kerjanya menghabisi bank kelilingmu! Entah apa masa depan terjadi padamu."
Di tengah romantis yang dipaksakan, Reita merekam kejadian Selly dengan Riku dengan virtual phone milik Selly. Sepertinya, Riku akan selingkuh lagi untuk ke 453 kalinya. Sudah 452 kali Aprilia menghukum Riku dengan traktir restoran Kamaria di BEC, Bandung Electronic Center. Dia juga menghukum Riku untuk menyita Kartu Bisa untuk seminggu.
Kartu Bisa Riku selalu habis karena dipegang Aprilia. Jadi, Riku tidak bisa menabung untuk masa depan karena ulah pacarnya yang selalu menghabiskan uangnya.
"Liat nih! Selly bakal liar nih. Kalau gini, kelar udah kehidupan Riku."
"Rekam ah." Reita mulai merekam adegan perselingkuhan
Reita mulai merekam adegan perselingkuhan Riku dan Selly dengan virtual phone milik Selly. Video ini akan diupload di Pecebook.
"Selly! Jangan! Aku gak mau." Riku memohon pada Selly meskipun percuma.
Selly masih sibuk dengan adegan panas dan menjalani kehidupan seorang Pelakor Cabe. Tinggal menyerang tubuh ganteng Riku, langsung takut tanpa diberikan kendor sekalipun.
"Selly! Jangan! Aku gak mau. Aku mohon!"
Riku masih memohon Selly untuk berhenti menciumnya. Selly malah tidak mendengar permohonan iku. Udah tahu Riku mau menangis karena dirayu cabe-cabean, malah diteruskan.
"Ah! Riku makin ganteng aja. Udah gitu kaya lagi. Kamu EluTuber Gamer?"
"Tinggal dimana? Enak yah bisa tinggal di rumah kamu."
"Oh iya. Kalau Aprilia datang, kamu bilang putus aja sama dia. Nanti aku jadikan Aprilia jadi Sang Pelakor Cabe yang cantik dan manis kayak aku."
"Kalau kamu lari, aku bakal membuatmu hidupmu berakhir, sehingga kamu harus nikahi aku dan bikin anak yang ganteng dan cantik kayak aku."
Selly mengancam Riku. Seakan-akan Riku harus dipaksa menikah pada adegan sinetron. Tubuh Riku masih dipegang tangan Selly dengan rayuan dan gombalan yang mencekam.
"April! Tolong aku! Aku diserang cewek cabe."
"Ara-Ara. Sekarang kamu gak bakal bisa keluar dari sini. Muehehehe. Aku akan menikmati cowok ganteng ini. Hihihi. Selamat makan!"
Selly mulai mengelilingi tubuh Riku. Aroma nafsu Selly mencegah Riku untuk
"Tidak! Hentikan! Jangan!"
"Tidak!! April!!" Riku memohon sambil menangis.
Reita sedikit bersalah dengan Riku. Udah jadi korban pelakor selama 3-5 tahun semenjak masuk SMP. Pernah kejadian Riku jadi korban Pelakor Janda yang sudah menghancurkan hidupnya.
"Buset! Riku kasihan amat. Tapi, cowok kok lemah kek Cewek Sinetron? Udah gitu masa punya pacar yang cerewet?"
[Cewek Sinetron adalah seorang julukan yang didapatkan oleh seorang cewek ketika disakiti orang jahat, hanya pasrah menerima takdir]
Reita merekam adegan Selly menikmati tubuh Riku seperti zombie memakan tubuh manusia. Ini bukan adegan gore atau seksualitas. Hanya adegan biasa saja.
Waktu pun berlalu. Reita sudah merekam kejadian itu. Ia juga akan memberikan bukti bahwa Selly adalah seorang Pelakor Cabe.
Beberapa waktu berselang, Selly keluar dari toilet wanita dan mendapatkan dompet milik Riku. Ia pun mendapatkan virtual phone milik Riku agar bisa dijual. Lumayan. Virtual Phone Legacy milik Riku sudah setara dengan 2 motor terbang sport yang mahal.
"Ah! Nikmatnya. Udah dapat duit banyak dari hasil pelakoran memang luar biasa. Aku mau cari cowok lain agar bisa putus sama pacarnya dan aku paksa dia nikah baru tahu."
Pakaiannya berantakan karena tingkat halusinasi Selly sudah tidak tertolong lagi. Mata cinta serta cairan yang menyebar di sekujur tubuhnya menandakan korban Zombie Cabe sudah selesai. Sekarang, tinggal cari target yang lain
"Cowok ganteng! Dimana kamu?! Aku butuh bank kelilingmu. Aku gatel nih."
Reita sudah merekam semuanya. Rencana jahat Reita setengah sukses. Tinggal beberapa rencana lagi agar Selly kena apes.
"Yosh! Gue ikuti Selly. Nanti, gue bakal upload video ini ke Pecebook. Biar tahu rasa. Pacarnya langsung nangis melihat Riku udah tepar."
Reita dan Selly meninggalkan toilet cewek dan bergegas keluar. Mereka pun melupakan korban cewek cabe dan tidak ada yang kembali lagi.
^****^
Di sebuah lorong, ada seorang Guru Janda yang dikenal galak ketika lagi mens. Rambut hitam panjang sebahu dengan kulit putih. Lalu, mata hitam yang mencekam terkesan membunuh mental para murid.
Coki-Coki Lex. Seorang guru olahraga, sekaligus guru BK, Bimbingan Korsleting. Kelas XI. Dia diakui sebagai Young of Mother Killer Tingkat Nasional. Lidahnya sangat pedas dan menakutkan. Itulah sebabnya ia gak akan punya pacar CEO.
Ketika melewati lorong, ia melihat Selly yang berjalan untuk mencari cowok ganteng. Seketika, Bu Coki-Coki memanggil Selly.
"Selly. Kamu ngapain jalan kayak gitu? Udah kayak cewek cabe aja."
"Apa sih, Mamah Muda Janda? Kamu pasti mau merebut cowok gantengku. Iya kan?"
"Huh? Siapa bilang? Dengerin yah! Aku lebih suka cowok kaya kayak C-E-O. CEO!"
"Aduh! Udah gak laku lagi. Soalnya, udah janda, ditinggalkan suami lagi. Awokawokawokawok."
"Sudah cukup! Aku akan membawamu ke BK karena menghinaku."
Karena kesal, Bu Coki-Coki mengambil tangan Selly dan bergegas untuk membawanya ke ruangan BK, Bimbingan Korsleting. Selly tidak bisa melepaskan genggaman Bu Coki-Coki karena
Di tengah kejadian itu, Reita menghentikan rekaman di virtual phone milik Selly.
"Buset! Bu galak kalau sedang mens datang lagi. Mending gue posting di Pecebook. Biar tahu rasa kau. Awokawokawokawok."
Reita membuka aplikasi Pecebook dan melihat postingan sejenak. Kemudian, masuk ke Grup SMAN 2 Bandung dan menulis postingan untuk memviralkan hubungan selingkuh Riku dengan Selly.
"Yosh! Kita habiskan Selly dan buat Selly jadi Pelakor Cabe."
[Loading ….]
[Postingan Terkirim]
(Pecebook - Grup SMAN 2 Bandung)
(Selly Sentinel - 1 September pukul 10:10)
(Perselingkuhan Riku dan Selly di Toilet Cewek)
(Ini dia.Pacarnya Aprilia lagi selingkuh sama teman sekelas. Udah gitu, Riku ganteng banget. Jadi, nafsu banget.Pengen ambil bank kelilingnya. Biar hidup kaya. Awokawokawokawokawok. #accmin #sma #selingkuh #cabe)
(Video 8:12)
(Reaction : )
(Komentar 0)
(Share - 0)
Postingan Selly sudah terkirim. Reita mulai membuat senyuman kemenangan yang indah. Tidak disangka Selly menjadi seorang cewek cabe setelah meninggalkan Riku di toilet cewek.
"Selly pasti akan jadi Pelakor Cabe. Hihihi."
Reita pun bergegas untuk kembali ke kelas dan menyimpan virtual phone milik Selly ke tempat masing-masing tanpa dicurigai siapapun. Teman sekelas Reita hanya berfokus dengan gosip dan lain sebagainya.
Setelah bel masuk berbunyi, mereka kembali ke tempat duduk dan mengikuti pelajaran tanpa Selly. Selly berada di ruangan BK bersama Bu Coki-Coki.
^****^
^*^
Aprilia Sentinel Point of View
^*^
Jam 10 pagi, Kelas XI MIS 1 Sudah berakhir. Pak Sinetron, guru matematika di kelasku pergi meninggalkan kelas dengan perasaan lelah. Sebelum meninggalkan kelas, ia juga memberikan ultimatum padaku untuk menjaga pacarku lebih dalam.
Sumpah. Pacarku memang beban.
Saat itu, biasanya aku lagi banyak ngobrol sama sesama cewek. Bahkan, si Raisya, cewek yang suka jadi Ciwi Ranger, sudah terbiasa dengan sikap cerewetku.
Aku dikenal sebagai cewek yang cerewet karena setiap kali berdebat, tidak ada yang bisa mengalahkanku. Ini aneh. Aku yang berlebihan atau mereka yang gak punya otak.
Rasanya aku ingin memukul mereka kalau mereka berani melukai pacarku. Aku akan bacotin mereka dan mengajak pala mereka.
Itu sebabnya aku benci pelakor.
Sepertinya Riku gak ngasih kabar ke aku. Dia pergi gak bilang sama aku. Harusnya, dia datang ke kelasku untuk pergi ke kantin bareng. Kalau tidak, dia pasti kena mangsa pelakor.
"April. Ke kantin yuk!" Teman cewekku mengajakku ke kantin.
"Nanti aja. Aku males."
"Ish! Jangan males atuh! Nanti, kalau udah jadi istri gak boleh males tau." Temen aku menegurku.
"Aku males karena lagi mens."
"Oo gitu. Nanti aku titipkan seblak sama kamu. Ayo, Natasha!" Teman cewekku
"Ayo! Kita pergi ke kantin naik tank yuk!" Natasha menerima begitu saja.
"Kelakuan Cewek Rusia. Selalu ke sekolah naik tank." Aku menyindir cewek Rusia dan duduk santai sambil melihat Pecebook.
Tidak ada berita yang penting. Hanya keresahan akan Ciwi Ranger, cerita pelakor, dan bahan gosip yang membosankan.
Itu yang selalu ku lakukan di saat yang gabut tanpa ajakan Riku.
Setelah menunggu waktu untuk masuk kelas, bel berbunyi lagi. Perutku sudah diisi oleh seblak berkat bantuan Natasha, cewek Rusia, dan Leisse, cewek Perancis.
Natasha Irevyana dan Leisse de Antonius adalah sahabatku sejak masuk SMP.
Pelajaran Bu Carmilla, Guru Cengeng Seantero Sekolah dimulai. Kali ini, Bu Carmilla mengenakan sensor pengaman agar tidak dikerjain dengan mudah. Karena kelakuan pacarku yang kurang ajar, aku kena hukuman lagi. Harus pacaran sama CEO. Ish! Jijik.
Ketika di tengah pelajaran, aku merasakan perutku sakit. Konsentrasi belajarku menjadi menurun. Pelajaran Sejarah Kolonial Belanda menjadi memburuk. Dengan respon, aku mengangkat tangan kananku.
"Bu."
"I-Iya. Pacarnya Riku." Bu Carmilla langsung menoleh ke Aprilia menahan rasa takut karena Aprilia cerewet.
"Aku ke toilet dulu sebentar."
"E … Jangan lama-lama! Diana sama Raniffa … ka-kalau pergi ke WC, malah … jadi pelakor."
"Iya-iya. Aku udah suruh Diana sama Ranifa untuk menjauhi pacarku."
"Aku pergi dulu." Aku meninggalkan kelas dengan cepat.
Aku pergi dari kelas dengan langkah seribu.
Sesampainya di WC, aku segera masuk dan membuang semua bekas seblak yang dimakan harus dibuang agar aku bisa lega.
"Rasanya, aku harus kurangi makan seblak. Malah sakit ujung-ujungnya."
Setelah itu, aku bergegas untuk pergi ke kelas dan melanjutkan pelajaran Bu Carmilla sebelum terlambat. Aku bukan si Raniffa yang selalu keluyuran ketika pergi ke WC. Sempat-sempatnya berselingkuh dengan pacar orang lain. Ish!
Tapi, sebelum pergi ke kelas, Aku melirik sejenak di sebelah toilet yang kugunakan. Aku menghentikan langkah kakiku dan pandanganku tertuju pada sepatu itu. Itu kan sepatunya Riku? Kok dia disini?
Dari ujung rambut sampai ujung kaki, aku tahu semuanya tentang Riku. Sepatu yang ia pakai, ukuran celana, ukuran baju, jaket hitam, gaya rambut, suasana hatinya, dan lain sebagainya.
Rasanya kesal sekali. Amarahku tidak bisa dibendung. Karena ditambah dengan suasana mens, kekuatan untuk memukul semakin meningkat. Kalau aku memukul orang, orang itu langsung menangis seperti anak bayi.
"Aha! Rupanya kamu ngintip aku yah! Riku! Hah?!" Aku mendobrak pintu kamar dengan kekuatan karate milikku.
Riku masih diam saja dengan mata yang penuh trauma. Tangan dan kakinya sudah tidak bergerak. Seperti bekas dimakan zombie.
"Riku! Jawab aku! Malah dicuekin yah! Kalau kamu gak jawab, aku pukul kamu yah! Main ngintip aja kamu."
Aku menghampiri Riku dan siap untuk menghajar kepalanya. Genggaman tanganku semakin memanas karena dia selalu nakal dan membuat bebanku semakin berat.
"Riku! Aku ngomong sama kamu! Gimana sih jadi cowok bawel banget!"
Tapi, aku tidak sadar. Pakaian Riku sudah berantakan akibat seseorang yang kubenci. Detak jantungnya sudah tidak didengar. Aku malah memarahinya.
"Riku! Dengarkan aku! Kamu tidur di WC lagi?! Kelakuan kamu lagi yah! Makanya jangan begadang main Dosa!"
"Riku! Jawab aku! Jangan tidur kamu! Aku mau komplain sama kamu."
"Riku! Riku! Bangun, Riku! Riku!"
Kekhawatiranku semakin memuncak. Sudah beberapa kali aku memanggilnya. Dia tidak terbangun juga. Tidak ada tanda siluman. Dia tidak pernah sadar. Ini sama seperti kejadian sebelumnya.
"Riku. Kamu kenapa? Bangun Riku!"
"Riku!"
Aku selalu menyebut namanya. Dia tidak menjawab. Aku merasakan bau yang harum, bau yang harum Malaikat Martin untuk mencabut nyawa Riku.
"Riku!"