webnovel

Chapter 9 : Terlalu Menyakitkan

Sore itu Haris mengirimkan pesan kepada istrinya, dia mengajak Maya untuk makan malam diluar bersama setelah pulang dari kantor. Maya sangat senang karena sudah cukup lama juga mereka tidak dinner berdua diluar. Terakhir kali saat di Bali mereka bisa melakukan quality time.

Akhirnya Maya sore itu sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, mulai dari baju yang akan dia kenakan juga baju Haris suaminya, Maya sudah tidak sabar menunggu malam nanti ketika suaminya datang.

Jam lima sore, Maya sudah bersiap diri. Dirinya sudah selesai mandi dan juga merias wajahnya yang memang sudah cantik meski tanpa riasan wajah yang bold. Maya menunggu Haris datang sambil terus merapikan rambutnya didepan cermin. Tidak lama kemudian, terdengar suara Harus dari bawah yang sudah pulang dari kantor, Maya segera turun dari kamarnya dan menyambut suaminya.

Melihat istrinya begitu sangat cantik, Haris spontan memuji istrinya itu didepan Renata dan juga ibu nya. Sontak Ibu dan juga Renata wajahnya berubah menjadi asam karena tidak suka dengan pujian yang diberikan Haris kepada Maya istrinya. Maya mencium tangan suaminya. Harus pun mencium kening Maya dengan mesra.

"Kalian mau kemana?" tanya Renata penasaran.

"Oh, kita mau dinner diluar. Sudah lama sekali kita berdua nggak makan malam diluar berdua." terang Haris pada Renata.

Mendengar ucapan Haris, ibu nya berkata jika ingin ikut makan malam m sekalian mengajak Renata.

"Bagaimana? ibu dan Renata boleh ikut kalian kan? ibu juga bosan makan dirumah terus." keluh ibu Hartini kepada Haris.

Haris melihat kearah Maya sebelum memberikan jawaban kepada ibunya. Maya hanya bisa diam, dalam hatinya dia hanya ingin berdua dengan suaminya. Tapi melarang mertuanya ikut, itu juga tidak baik baginya.

Haris menganggap bahwa diam nya Maya adalah sebuah jawaban persetujuan. Sehingga dia mengatakan kepada ibunya untuk segera bersiap. Tentu saja Renata dan Ibu Hartini langsung tersenyum bahagia.

Maya dan Haris kembali ke kamarnya. Perasaan bahagia yang dirasakan Maya sebelumnya berganti menjadi perasaan kecewa. Dia sudah membayangkan bisa menikmati makan malam berdua dengan bahagia. Tapi setelah Ibu dan Renata ikut, Maya sudah tidak bersemangat lagi.

"Mas, harus ya kita ajak ibu dan Renata untuk makan malam bersama kita." tanya Maya tidak semangat.

"Kenapa memangnya sayang? ada yang salah? kan kamu juga diam tadi, jadi aku kira kamu tidak akan menanyakan hal seperti ini." jawab Haris yang membuat Maya kecewa karena masih belum peka dengan perasannya.

"Yasudah lah mas, aku ikuti kemauan kamu." sahut Maya pasrah.

Akhirnya Haris dan Maya segera turun kembali menemui ibu dan Renata yang sudah siap untuk pergi.

Disepanjang perjalanan, Maya hanya diam tidak mengatakan apapun, mendengar ibu mertuanya selalu memuji Renata dibelakang membuat Maya semakin kehilangan moodnya. Bagaimana tidak, lagi dan lagi Ibu mertuanya itu membahas tentang masa lalu Haris dengan Renata sewaktu masih berstatus sebagai sepasang kekasih.

Satu jam kemudian, tibalah mereka pada sebuah restoran yang sudah di booking Haris siang tadi. Mereka duduk di meja yang sudah di reservasi. Pelayanan restoran datang untuk memberikan buku menu dan menunggu mereka untuk memesan.

Setelah selesai order makanan, pelayanan itu kembali ke kitchen menyampaikan semua menu yang dipesan. Haris memandangi istrinya yang cantik, sementara Maya tidak sadar jika suaminya itu sedari tadi memandang dirinya. Renata merasa cemburu, tapi berusaha untuk terlihat baik-baik saja didepan Maya dan juga Haris.

Sepuluh menit kemudian, pelayanan tadi datang dengan membawa semua menu yang sudah dipesan mereka sebelumnya. Lalu mengecek apakah menu yang mereka pesan sudah sesuai, barulah pelayanan itu pergi. Dan acara makan malam bersama dimulai.

* * *

Esoknya,

Maya seperti biasa sudah selesai mempersiapkan segala keperluan Haris. Dia juga sudah membuatkan ibu mertuanya teh dan menaruhnya di meja teras karena ibu mertuanya setiap pagi melakukan yoga di depan.

"Mas, besok kan kamu libur, kita main kerumah orang tua aku ya? aku udah lama banget nggak kumpul sama mereka. Boleh nggak?" tanya Maya sambil memakaikan dasi.

"Tentu boleh dong sayang, kita sudah lama sekali tidak berkunjung kesana. Jadi itu ide yang baik. Nanti kita bisa menginap dua hari. Apa kamu senang?" jawab Haris kepada istrinya itu.

Maya sangat senang, dia sudah merindukan kedua orang tuanya. Apalagi Haris menjanjikan untuk menginap selama dua hari. Itu lebih dari cukup untuk Maya.

"Nanti sepulang dari kantor kita langsung berangkat, nggak usah bilang-bilang kalau kita mau kesana, kita buat surprise bagaimana?" imbuh Haris.

"Setuju!" sahut Maya bersemangat karena terlalu bahagia.

Maya mengantar Haris kedepan untuk berangkat kekantor. Dan setelah itu Maya langsung kembali ke kamarnya untuk mengemas barang dan pakaian yang akan dia bawa pulang kedalam koper.

Setelah itu Maya kembali melanjutkan tugasnya dirumah, yaitu membersihkan dan membereskan rumah.

"Hai May!" sapa Renata yang baru saja datang .

"Hai!" jawab Maya santai.

"Sibuk banget sih, oh iya. Tante dimana?" tanya Renata lagi menanyakan keberadaan mertuanya.

"Mungkin dikamar Ren, ada apa? kamu sekarang sering kesini ya? emang kamu nggak ada kesibukan apa gitu." tanya Maya sambil melanjutkan mencuci piring.

Renata merasa tersinggung dengan ucapan Maya, tapi dia berpura pura tidak tersinggung. Renata langsung menelpon Ibu Haris dan mengatakan bahwa dia ada dirumah. Tidak lama setelah itu Ibu Hartini keluar dari kamarnya untuk bertemu dengan Renata. Melihat Renata Ibu Harus tersenyum sumringah, dia memeluk Renata dengan sangat hangat. Membuat Maya yang melihat merasa cemburu, karena selama ini sikap ibu mertuanya itu tidak pernah begitu jika dengannya.

"Kok nggak langsung masuk kamar Tante sih Ren, kok pakai nunggu disini segala." ucap Ibu Haris.

"Renata nggak mau ganggu Tante, Renata datang cuma mau kasih ini buat Tante, tadi kebetulan waktu Renata lewat ada syal cantik yang menurut Renata bagus buat Tante." ujarnya sambil memberikan tas belanjaan yang berisikan syal kepada Ibu Hartini.

Ibu Hartini begitu senangnya melihat pemberian Renata.

"Wah, bagus sekali ini Ren. Terimakasih banyak ya sayang untuk kadonya. Kamu tahu betul cara menyenangkan orang tua, beruntung sekali mertua kamu punya menantu seperti kamu Ren." ucap Ibu Haris yang memuji Renata.

Tentu saja Renata merasa puas dengan apa yang baru saja dia dengar, setidaknya itu membuat Maya terluka pastinya. Renata tersenyum penuh kemenangan. Tapi belum puas dengan itu semua, Renata kembali mengingat ucapan Maya yang sempat membuat dirinya tersinggung. Akhirnya Renata membuat drama di depan Ibu Haris. Dia tahu ini adalah kesempatan baginya untuk membalas rasa sakit yang dia rasakan.

"Tante, maaf ya kalau selama ini Renata datang terus kesini, Renata mungkin mulai sekarang akan jarang main kesini, Renata nggak mau dianggap sebagai pengganggu." kata Renata mulai bermain peran.

"Kamu itu ngomong apa sih Ren, kamu itu bukan lagi tamu ataupun orang lain, kamu itu sudah Tante anggap sebagai keluarga, anak Tante. Jadi jangan pernah berpikiran seperti itu ya sayang." sahut Ibu Haris.

"Tapi Maya sepertinya keberatan melihat Renata datang setiap hari kesini Tante. Iya kan May, maksud dari omongan kamu tadi seperti itu kan?" imbuh Renata penuh kesedihan yang sengaja dia buat.

"Ngomong apa kamu May sama Renata! kamu melarang dia datang kesini, iya?! jawab Ibu! kurang ajar kamu, berani sekali kamu melarang Renata datang kerumah. Ini rumah saya, bukan rumah kamu! kamu itu menumpang disini, paham?!" hardik Ibu Haris penuh emosi kepada Maya.

"Bu, bukan itu maksud Maya..., Maya cuma...."

"Cuma apa? cuma tidak tahu diri begitu kan?! asal kamu tahu ya, Renata ini lebih baik daripada kamu. Jangan pernah melarang Renata datang kesini. Kalau tidak kamu lebih baik pergi dari sini!" imbuh Ibu Haris lagi, lalu mengajak Renata pergi meninggalkan Maya yang sudah menangis.

Renata merasa menang, dalam hatinya mengatakan, "Kamu bodoh sekali Maya jika ingin bermain main dengan seorang Renata."