webnovel

Skenario Of Love

Pit dan Pat adalah kembar indentik yang harus bepisah karena perceraian orang tua mereka, hal itu membuat mereka menjadi korban broken home, hari-hari yang di jalani Pit tidak lah mudah. tinggal di berbeda kota dari sang kakak (Pat) membuatnya selalu merindukan Pat. Pit selalu di ganggu oleh teman di sekolahnya. hingga suatu hari kejadian buruk menimpa pit, hal itu membuat pat bertekad untuk membalaskan dendam pit.

LapakBoyLove · LGBT+
Not enough ratings
7 Chs

Skenario Of Love : Episode 4

hari ini pit sudah bersama tinggal denganku dan Mae, Mae sangat memanjakannya dan bahagia bisa bersama pit.

aku keluar dari kamar dan melihat pit juga keluar dari kamarnya yang bersebelahan dengan kamarku, kami tertawa bersama bagaimana bisa kebetulan seperti ini.

aku mengajaknya untuk sarapan.

"pagi Mae" aku menyapa Mae seperti biasa dan duduk di kursiku, pit mengikuti ku duduk dia terlihat canggung dan melihatku dengan bingung.

Mae datang dengan makanan yang ia masak.

"selamat pagi Mae" pit berkata dengan ragu dan suara lembutnya, astaga dia sangat menggemaskan aku mengacak rambutnya.

"manisnya" puji Mae pada pit membuat pit tersenyum, kami bertiga makan bersama "Pat kamu tidak akan bisa seperti pit, lihat dia sangat manis dan baik semua wanita akan tergila-gila padanya, ia juga berpenampilan rapi tidak sepertimu" yup seperti Yang sudah ku duga Mae akan membandingkan kami tapi aku tidak peduli aku terlalu menyayangi keduanya.

selesai makan kami berpamitan pada Mae, Mae terus bepesan untuk menjaga pit.

"apa sekolah dekat phi?"

aku tertawa kecil melihat pit, dia seperti sedang mengahafalkan jalan dengan melihat kekanan dan kekiri.

"tidak sedekat itu kita harus naik bus sekolah" aku menghentikan langkahku di halte.

"bus?" pit bertanya padaku sambil melihat kearahku.

"ya apa kau tidak pernah menaikinya" pit menggeleng.

"ini baru enam bulan dan rasanya sangat asing, pit tidak tau Mae pindah ke daerah ini. dan pho selalu bersikap protektif pada pit, dan dari pada menaiki angkutan pho membiarkan pit membawa kendaraan sendiri" seperti sudah lama tidak mendengarnya berbicara, dia selalu mengatakan namanya untuk mengganti kata 'aku' dan itu hanya pada ku dan mae juga pho. saat pada orang selain keluarga dia akan menggunakan kata 'aku'.

"sungguh?, apa kamu bisa membawa mobil?" pit mengangguk, itu hebat aku bahkan di larang bawa kendaraan oleh Mae. "bukan kah terlalu awal, apa teman-teman mu bawa mobil ke sekolah?"

"lebih dari 50% mereka membawa kendaraan sendiri dan sisanya dengan supir, pho tidak mengizinkan pit membawa kendaraan sendiri untuk sekolah" aku mengerti, pho menyekolahkan pit di tempat elit tentu saja seperti itu.

bus sekolah berhenti, aku menarik tangan pit dan mengajaknya duduk bersama.

"ini menyenangkan phi, apa saat pulang nanti kita akan naik bus lagi?" aku mengangguk, dan wajahnya berubah menjadi girang.

saat bus berhenti di halte berikutnya dia sempat terkejut dan melihat kearah pintu lebih banyak orang masuk dan kembali duduk salah satu nya mien.

Mien menghampiri kami.

"hai" dia menyapa, matanya melihat kearah ku dan pit bergantian "Pat" dia menepuk bahuku.

"bagaimana kau tau" bagaimana dia tau.

"seperti yang kau katakan kalian kembar tapi berbeda" dia tidak duduk dan memilih berdiri di dekat ku dan pit, aku melihat kesampingku di mana pit berada dia melihat ku dengan bingung.

"pit, ini mien" aku memperkenalkan pit pada Mien.

"sawadee khab phi Mien" aku terkejut begitu pula Mien.

Mien tertawa kecil sudah lama aku tidak melihat itu ingat dia itu bermuka tebal senyumnya itu sangat langka "pit kalian seumuran, kau hanya boleh memanggil phi padaku" protesku.

"tapi... rasanya canggung kalau pit memanggil nya dengan nama dan dia teman phi, apa pit tidak boleh memanggilnya phi juga?" aku mengerti saat dia selalu memanggilku phi dan aku memperkenalkan temanku padanya rasanya pasti canggung.

"tanyakan padanya" aku menyuruhnya bertanya pada mien, apa pria itu keberatan di panggil phi dan tentu saja tidak, saat baru bertemu saja dia tersenyum.

"boleh aku memanggil phi Mien?" aku suka ini, saat padaku dia memakai nama nya sendiri dan saat pada orang lain dia memakai 'aku' rasanya aku menjadi orang special.

"lakukan apa yang kau suka" jawab Mien dengan wajah datarnya "apa dia akan sekelas dengan kita?" Mien bertanya padaku.

"ya, Mae sudah merencanakannya" mengingat soal kelas, aku teringat pada ohm.

"kau harus memberitahunya agar dia bisa mempersiapkan mentalnya" Mien melangkah pergi untuk duduk di kursi belakang aku melihat kebelakang dia sudah duduk sambil bersidekap memejamkan mata, ya dia memberi ku kesempatan ini.

"apa maksud p'mien phi?"

aku melihat pit dengan tegang aku sudah mempersiapkan ini.

"pit, kau akan bertemu ohm di kelas" sial apa yang aku katakan, ini terlalu to the point dia pasti shock.lihat dia terdiam.

"bertemu?, ohm? bagaimana phi tau tentang ohm?" aku melihat wajahnya menjadi panik dia bahkan tak lagi melihat kearahku, aku terdiam melihatnya wajahnya menjadi pucat, dan keringat mulai keluar dari dahinya artinya ia menjadi takut dan panik ini tidak biasa terjadi pada pit.

"pit kau baik-baik saja?" aku memegang tangan pit dia dengan reflek menepis tanganku kasar tentu saja aku terkejut.

"pit khudhud phi" dia berkata dengan rasa bersalah, ada apa. dia sangat ketakutan.

"pit tenanglah phi akan menjaga pit, pit tidak perlu takut pada ohm",

"tidak phi, aku. aku sangat senang bisa pergi dari sekolah siala_

"pit" aku tidak suka saat pit mengeluarkan bahasa kasar "aku mengerti_

"tidak, phi tidak mengerti. pit sangat membenci ohm tapi sekarang pit akan bertemu dengannya lagi dan itu akan membuat situasi pit kembali buruk"ini jauh dari ekspektasi ku, respon pit sangat jauh dari bayangan ku dia seperti benar-benar kalap dan melihat pit seperti ini membuatku benar-benar ingin meninju ohm.

bus berhenti.

"kita sudah sampai, dengar pit. semua akan bsik-baik saja karena phi ada bersama pit" ,pit melihat wajahku dengan tidak yakin.

"ayo" Mien mengajak kami turun bersama, kami bertiga pun turun bersama.

sial aku merasa kasihan melihat pit, dia menjadi pucat dan tangan nya terasa basah, dia menjadi sekaku patung bahkan dia tak berani menatap siapapun dan terus menunduk.

"Pat apa nong pit baik-baik saja"aku menatap Mien tidak suka.

"maksudku pit" dia meralat ucapannya.

"pit kau sangat pucat, mau ke UKS?" tawarku dia melamun seperti beban pikirannya sangat banyak.

aku benar-benar bingung aku melihat Mien, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan.

aku terkejut saat genggaman tangan pit menjadi melemah dan terlepas.

brugh!

aku dan Mien terkejut dan melihat pit tak sadarkan diri, di sana Mien memiliki reflek bagus untuk segera mengangkatnya, baguslah Mien di sini tubuh besarnya akan lebih mudah mengangkat pit karena tubuh ku dan pit memiliki porsi yang sama. akan sangat sulit mengangkatnya.

"sekarang bagaimana?" Mien bertanya padaku, aku melihat wajah pit yang tenang seperti tertidur.

"apa kau tidak merasa berat?"

"tidak dia sangat ringan" ya aku yakin begitu, tingginya sekitar 190 lebih dan pit hanya 175 dan badanya juga kurus.

"teman-teman!" Mai berlari keara kami dari gerbang saat kami berbalik kearahnya dia terkejut karena melihat pit yang tidak sadarkan diri.

"argh!, ini..." dia menunjuk pit sambil melihat padaku dan Mien bergantian "ini pit, dia sangat manis" lihat wajahnya jadi memerah sudah kuduga.

"hei! kami memiliki wajah yang sama!" protesku.

"tapi kuyakin pit tidak pemarah seperti mu bad boy!"

"tetap saja kita kembar"

"hei cukup aku akan membawanya ke ruang kesehatan" Mien meninggalkan kami berdua.

"memangnya nong mu kenapa Pat?"

"dia pingsan" aku meninggalkan Mai dan mengejar mien.

"kalian berdua!" ya dia pasti sangat marah.

****

Mien POV

pit masih terpejam di brangkar sedangkan aku,Mai dan Pat masih setia menunggunya.

"apa kau sudah menceritakannya?" aku bertanya pada Pat.

"apa yang kau bicarakan?" sekarang mai bertanya.

"aku sudah menceritakannya di bus tentang ohm, dia menjadi sangat kalap dan aku sangat tidak tega padanya. ini hanya sebuah cerita dan dia langsung shock bagaimana jika dia bertemu dengan ohm secara langsung" Pat terlihat sangat frustasi, jika aku jadi Pat aku mungkin akan berada di dalam situasi yang sama dengan Pat. jika parm Yang berada di brangkar ini aku akan menghancurkan ohm sekarang juga.

dari situasinya aku yakin ini sangat buruk, Pat sangat di segani di kelas walaupun begitu pit tidak seperti Pat jika orang melihatnya mungkin mereka akan dengan mudah memanfaatkan pit.

"kalian kekelas aku yang akan menjaganya" Pat langsung melihat kearahku dengan terkejut, apa aku salah?.

"kenapa harus kau, aku kakaknya" ucapat pat di angguki mai, aku juga tidak tau kenapa, tapi aku ingin menjaganya.

"biarkan aku menjaganya kau kekelas mengurus ohm dan ku yakin sorn di kelas mencari kalian" di sekolah tidak boleh membawa ponsel jadi tidak mungkin sorn bisa menghubungi kami.

"kau benar aku harus membicarakan ini pada ohm" Pat beranjak dari duduknya dan hendak pergi tapi saat melihat Mai masih berdiri di sisiku dia kembali berbalik.

"Mai..." dia menarik tangan mai

"aku juga?"

pintu tertutup.

sekarang hanya ada aku dan pit, wajahnya tidak sepucat sebelumnya.

dia benar-benar membuatku khawatir, aku tidak biasa seperti ini tapi dia terlihat rapuh membuatku ingin menjaganya.

sudah sejam aku menunggunya bahkan bell masuk sudah berbunyi dari tadi tapi tidak ada tanda-tanda dia akan sadar.

srett!

aku terkejut saat pintu di buka, aku melihat kearah pintu.

"sawadee khab" itu dokter.

"ini masih pagi siapa yang sakit?" dokter bertanya dia mendekat kearah ku dan pit "eh pathawan?, tidak biasanya dia sakit"aku sedikit tertawa.

"apa miss yakin itu dia?, perhatikan baik-baik" saat mendengar itu dia memperhatikan wajah pit dengan seksama.

"wajahnya sangat mirip dengan phatawan, tapi jika di lihat baik-baik wajahnya lebih tenang dan manis apa dia.....kem_

"ya dia kembaran Pat Miss, ini phitawan hari ini hari pertamanya tapi dia sepertinya shock saat mendengar cerita Pat"

"cerita?, apa itu hal buruk sampai membuatnya pingsan, dari pada itu. hal itu mungkin menyerang mentalnya seperti semacam trauma, ya aku yakin dia mengalami trauma. apa yang Pat ceritakan padanya?"

"aku tidak bisa menceritakan nya miss" dokter mengangguk mengerti dia cukup berkompeten karena bukan dokter yang kepo dengan urusan orang lain.