webnovel

Bab 15. Bharath Capital

Alex langsung melompat ke tempat tidurnya, ia berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya itu.

"Inilah surga dunia yang aku inginkan, aku tidak perlu bekerja ,dan Poltak bisa meng-handle semuanya," gumam Alex sambil menyeringai.

{ Tuan ,Bharath Capital sudah membeli semua saham Asu Grup , pergantian nama kepemilikan akan di urus oleh Poltak dan anda juga harus ke perusahaan untuk menandatangani beberapa berkas pemindahan nama. }

"Kenapa kamu baru memberitahu ku sekarang sistem ?" tanya Alex tidak berdaya, padahal hari ini ia ingin sekali beristirahat.

{ Maaf Tuan, tapi anda semalam sedang sibuk berhubungan dengan nona Sherly , karena itu lah saya tidak mau mengganggu anda. }

"Astaga, jadi kamu bisa melihat segala hal yang aku lakukan?" tanya Alex tidak percaya.

{ Ya Tuan, karena saya memang bagian dari tubuh anda }

Alex menepuk jidatnya, ia merasa aneh dengan dirinya , walaupun ia sekarang bisa bersenang-senang , artinya ia tidak melakukan nya sendirian, melainkan ada sistem yang selalu bersamanya.

"Aku harap kamu bukan Pria," gumam Alex tidak berdaya.

{ Saya bisa menjadi apapun yang anda mau Tuan, apakah anda ingin saya menggunakan suara wanita? }

"Eh, memang nya bisa?" celetuk Alex terkejut.

{ Mulai merubah suara ! Perubahan selesai! Bagaimana Tuan, apa anda menyukai suara ini? }

Suara sistem pun benar-benar menjadi seorang wanita, apalagi suaranya yang sekarang itu terdengar sangat lembut dan merdu, sehingga membuat Alex menelan ludah.

Alex menghela nafas, "Ya aku menyukai nya, tapi sayangnya cuma suara saja."

ucap Alex lalu beranjak dari tempat tidur nya, "Aku akan ganti baju dulu , setelah itu aku baru berangkat ke perusahaan."

{ Baik Tuan }

Beberapa saat kemudian Alex keluar dari kamar nya setelah berganti pakaian, ia yang sebenarnya ingin beristirahat hari ini pun jadi batal karena sistem menyuruh nya untuk pergi ke perusahaan.

Sistem melakukan itu sebenarnya agar Alex tidak bermalas-malasan , walaupun ia hanya hadir di perusahaan saja.

"Tuan ,sarapan dulu!" Angel menegur Alex yang baru turun dari tangga.

"Maaf aku sedang buru-buru," ucap Alex sambil mencubit dagu Angel yang langsung pergi keluar dari rumah.

Angel sontak merinding ketika Alex mencolek dagunya kembali, wanita itu seperti mendapat sengatan listrik tegangan tinggi, setiap Alex selalu menggoda nya seperti itu.

Kalau seperti ini terus ,ia bisa-bisa menaruh harapan yang tinggi, apalagi ia tahu kalau Alex itu seorang konglomerat.

Beberapa saat kemudian, Alex pun sampai di Bharath Capital berkat bimbingan dari sistem, pria itu turun turun dari mobil. Ia tercengang ketika melihat bangunan tinggi yang menjulang di hadapannya itu.

"Sistem ,apa kau serius ini perusahaan ku?" tanya Alex tidak percaya.

{ Ya Tuan ,bangunan yang di depan anda itu adalah perusahaan anda sendiri Bharath Capital. }

Alex menghirup nafas dalam-dalam kemudian membuangnya, ia berusaha agar tetap tenang. Meskipun pemikiran nya sudah berubah, tapi tetap saja ia merasa terkejut.

Alex merapikan Jas nya, kemudian ia berjalan masuk ke pintu perusahaan nya itu.

Baru saja ia mau membuka pintu, terdengar suara orang yang menegurnya.

"Wah, wah, wah ...lihat siapa yang ada disini!" ucap orang itu dengan suara lantang.

Alex seketika menoleh ke belakang ,ia langsung memutar bola matanya dengan malas, ketika melihat orang yang menegurnya itu adalah seseorang dari keluarga Hartanto.

"Hebat juga sekarang kamu ya ,sudah bisa memakai Jas yang mahal, dasar sampah yang tidak berguna !!" celetuk Rayan Hartanto anak pertama dari keluarga Hartanto.

"Hahahaha....paling mau melamar jadi OB saja, sok-sokan make Jas segala," Andreas tertawa terbahak-bahak.

"Hei kamu , sampah yang tidak berguna, lebih baik ngaca dulu sana, mana mungkin perusahaan sebesar ini mau menerima mu!! tegur Cindy Hartanto anaknya Rayan.

"Benar itu yang di katakan keponakan ku, lebih baik kamu ngaca dulu sana!! Atau jangan-jangan di rumah mu tidak ada kaca sama sekali!! Upss..aku lupa kalau kamu tidak memiliki rumah !" ejek Andreas lagi sambil tertawa.

Alex sengaja diam ,ia mau tahu sampai dimana orang-orang bodoh yang di depannya itu terus mengolok-olok dirinya. Namun keluarga Hartanto itu mengira kalau Alex masih takut dengan mereka.

"Sudahlah Ayah, paman, sebaiknya kita tidak perlu meladeni dia lagi, nanti kita bisa terlambat," tegur Cindy dengan percaya diri.

"Kamu benar lebih baik kita cepat, agar kamu bisa bertemu dengan pemilik perusahaan ini," Rayan bergegas masuk ke dalam , begitu juga Andreas yang menatap sinis dan sambil menyenggol bahunya Alex.

Alex hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum, ia sengaja tidak memberikan pelajaran kepada mereka sekarang, karena ia ingin melihat ekspresi mereka semua ketika tahu kalau pemilik perusahaan tersebut adalah dirinya sendiri.

"Dasar orang-orang idiot, kita lihat saja nanti, sampai sejauh mana kalian bisa menertawakan ku," gumam Alex yang bergegas juga masuk kedalam.

Alex memberitahu Poltak kalau ia akan sedikit terlambat masuk ke ruangannya, karena ia mau melihat karyawannya bekerja.

Saat Alex melihat semua karyawan nya bekerja dengan baik, Alex pun merasa puas melihat itu semua.

Ketika Alex sedang menundukkan kepala melihat ponselnya untuk membalas pesan dari Sherly, tiba-tiba seorang Office Girls menyapa nya, "Alex ,Kamu Alex kan ?"

Alex seketika langsung menoleh, ia begitu terkejut saat melihat wanita berseragam Office Girls yang ia kenal.

"Luna !!" ucap Alex terkejut.

"Astaga, ini benar-benar kamu Lex? Ya ampun aku benar-benar tidak percaya sekarang kamu sudah berubah," ucap Luna yang segera menghampiri Alex.

"Kamu juga sudah berubah, sekarang kamu tambah cantik dan montok," goda Alex pada wanita itu.

"Kamu ini ya ,masih saja seperti dulu, oh iya Lex katanya kamu sudah menikah, kenapa tidak mengundang ku ?" tanya wanita itu bersemangat.

Alex tersenyum kecut, "Aku sudah bercerai dengan wanita itu."

Luna pun menutup mulutnya, "Ya ampun ,maaf Lex aku tidak bermaksud menyinggung mu," ucap wanita itu sedih.

"Tidak apa-apa, aku juga sudah melupakan nya, lebih baik kita cari tempat duduk dulu untuk mengobrol, gak enak ngobrol disini," ucap Alex sambil menarik wanita itu.

"Tunggu Lex ,aku masih bekerja, lebih baik setelah aku pulang kerja saja kita ketemuan," ucap wanita itu takut.

Alex pura-pura tidak mendengar, ia tetap menarik tangan wanita itu sambil berjalan mencari salah satu ruangan.

Alex membuka salah satu ruangan secara acak, dan kebetulan itu ruangan asisten nya Poltak ,yang memang sudah melihat wajah nya Alex saat Poltak memberikan fotonya Alex beberapa hari yang lalu.

"Tuan...."

"Kamu keluar dulu ,aku mau mengobrol dengannya," perintah Alex sebelum asisten Poltak itu buka suara.

Asisten Poltak itu pun langsung mengangguk, ia bergegas keluar dari ruangan tersebut sambil menatap Luna dengan penuh tanda tanya.

Melihat itu tentu saja Luna sangat ketakutan, ia merasa kalau sikap Alex itu terlalu ceroboh.

Luna tetap berdiri di depan pintu, ia tidak mau masuk kedalam ruangan tersebut karena khawatir akan di pecat.

"Kenapa kamu masih diam disitu? Ayo masuk!" tegur Alex pada wanita itu.

"Alex, tapi ini..."

"Sudahlah masuk saja , nanti aku yang urus semuanya," ucap Alex percaya diri.

Luna benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tapi ia pun dengan terpaksa masuk kedalam ruangan itu dengan perasaan yang sulit di jelaskan.

Luna merupakan sahabat Alex ketika pria itu masih kerja serabutan, wanita itu sangat baik kepada Alex, sampai-sampai ia sering memberikan nya uang untuk membeli kebutuhan Alex sehari-hari.

Setelah menutup pintu, Alex pun berbicara, "Jangan tegang gitu lah. duduk aja santai," ucap Alex yang langsung duduk di kursinya asisten Poltak.

"Alex ,tapi ini ruangannya Miss Laura, aku takut nanti di pecat, lebih baik kita keluar dari sini saja ya," ucap Luna yang masih dengan raut wajah ketakutan.

"Lun, percaya sama aku, kamu tenang saja, tidak akan ada yang berani memecat mu di perusahaan ini."

Luna pun bingung mendengar perkataan Alex, pasalnya yang ia tahu dulu Alex tidak memiliki apa-apa ,tapi kenapa ia sekarang bertingkah seperti pemilik perusahaan ini saja.

Namun Luna mengingat ketika Miss Laura yang menuruti perintah Alex, seketika ia pun menutup mulutnya tidak percaya.

"Lex, jangan bilang kamu....."

Melihat itu, Alex pun hanya tersenyum, "Seperti yang kamu lihat sekarang ,ini adalah perusahaan ku, jadi sekarang kamu tenang saja ,kita ngobrol saja dulu disini dengan santai," ucapnya percaya diri.

Luna tertegun, ia menatap pria yang dulu tidak memiliki apa-apa ,tapi sekarang penampilan nya benar-benar sudah berubah drastis, kharisma nya juga terlihat sangat kuat. Berbeda ketika ia dulu hidup dengan serba kekurangan.