webnovel

Bab 16. Mempermalukan Keluarga Hartanto

Alex menatap wanita tersebut dengan seksama, ia merasa heran kenapa orang yang berpendidikan tinggi seperti Luna hanya bisa menjabat sebagai Office Girl saja.

"Lun, kenapa kamu mau kerja seperti ini? Bukannya study kamu memungkinkan untuk menjadi manager atau paling tidak menjadi staff karyawan?" tanya Alex penasaran.

Luna menghela nafas, "Mau bagaimana lagi Lex, kamu tau sendiri kalau keluarga ku tidak memiliki koneksi orang penting, ya mau tidak mau aku tetap harus terima pekerjaan ini, dari pada nganggur."

"Ternyata masih ada juga praktik seperti itu di perusahaan ku !! Bilang padaku ,kamu mau menjabat sebagai apa disini Lun? tanya Alex iba.

Luna tersenyum, "Sebelum nya terimakasih Lex, tapi setelah Tuan Poltak yang mengambil posisi sebagai CEO, kami disini mendapatkan hak yang sama, dan aku juga boleh mengikuti wawancara sesuai dengan kemampuan ku, dan aku yakin bisa menempati posisi itu," jawabnya penuh percaya diri.

"Kamu yakin, Luna? Tapi kalau misalnya gagal, kamu bilang saja padaku, nanti aku akan berikan kamu pekerjaan sesuai dengan apa yang kamu inginkan," tutur pria itu serius.

Luna mengangguk mengerti, "Alex, aku...."

Wanita itu terlihat ragu untuk mengatakan nya, ia pun menundukkan kepalanya, terlihat wajahnya yang tersipu ketika melihat wajah Alex.

Alex mengernyitkan dahinya, ia pun tersenyum menggoda, "Kenapa Lun? Apa kau menyukaiku?"

"Eh, kok kamu tahu?" Luna balik bertanya.

"Hahh? kamu serius suka dengan ku?? Padahal aku tadi hanya asal bertanya," ucap Alex kebingungan.

"Alex, ih....aku sedang tidak bercanda," ucap wanita itu sambil menggembungkan pipinya.

Alex menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum, ia tidak menyangka kalau wanita yang sudah ia anggap sebagai sahabat terbaik nya itu langsung mengutarakan maksud isi hatinya.

Alex menatap Luna dengan serius, begitu juga wanita itu balik menatap pria yang sudah di kaguminya sejak dulu itu, sehingga tatapan mereka pun bertemu satu sama lain.

"Luna, jujur aku mungkin tidak akan bisa seperti dulu, aku sudah merasakan pahitnya mencintai satu orang wanita, lebih baik kamu cari pria yang bisa menerima kamu satu-satunya di dalam hidupnya," jawab Alex serius.

Alex tidak mau menyakiti orang yang pernah menolong nya itu, ia berpikir Luna bukanlah wanita yang pantas di duakan, ia berhak memiliki kehidupan yang indah bersama suaminya kelak.

"Tidak, aku akan menerima kamu apa adanya, tidak perduli kamu memiliki banyak wanita, asalkan aku bisa bersama kamu Lex, aku sudah lama memendam perasaan ini, walau terkesan mendadak tapi aku tidak mau lagi terus memendam nya, aku hanya ingin kamu Lex," jawab Luna lugas.

Alex tertegun, ia tidak tau harus tertawa atau menangis, walaupun Luna wanita yang sangat cantik dan ia juga sebenarnya menyukai nya, tapi pria itu benar-benar tidak ingin menyakiti perasaan nya ,karena dirinya sadar kalau ia tidak bisa hanya menyayangi Luna seorang diri.

"Luna, mengerti lah, aku ini bukan pria yang baik !!" Alex sedikit membentak Luna.

"Apa kurangnya aku di mata kamu Lex? Apa karena aku miskin sedangkan kamu sekarang sudah kaya, jadi kita sudah tidak sederajat lagi? Lex ,Aku rela memberikan apapun untuk kamu, aku janji tidak akan menuntut lebih, asalkan bisa bersama mu saja, aku sudah cukup bahagia," mata Luna mulai berkaca-kaca, membuat Alex sedikit tersentuh.

Alex tidak tega melihat wanita itu bersedih, ia pun beranjak dari tempat duduknya dan duduk di meja tepat di depan Luna.

Luna mendongak menatap pria yang ia kagumi sejak dulu itu sekarang sudah berada di dekatnya.

"Apa kamu yakin bisa bertahan jika melihat aku membawa wanita lain ke rumah?" tanya Alex memastikan.

Luna yang sudah jatuh cinta setengah mati itu pun langsung mengangguk, ia sudah bertekad di dalam hatinya, tidak masalah baginya menjadi wanita yang ke dua asalkan bisa hidup bersama Alex selama nya.

"Kamu ini ya, kenapa tidak bilang dari dulu sih?" Alex mengacak-ngacak rambut Luna.

"Ih....kan kamu tahu sendiri, kalau aku itu dulu orang nya memang pemalu," Luna mengerucutkan bibirnya.

Alex pun mengecup bibirnya, "Nanti pulang bareng aku ya, sekarang aku mau menemui Poltak dulu, ada sesuatu yang harus aku urus," ucap Alex sambil menyibakkan rambut Luna.

Luna pun langsung mengangguk dan tersenyum, hatinya kini sedang berbunga-bunga karena Alex mau menerima nya.

Alex kemudian mengajak wanita itu keluar dari ruangan, tampak asisten Poltak yang sedang jongkok di samping pintu menunggu mereka berdua keluar.

"Tuan Alex," sapa Laura langsung.

"Laura, aku titipkan wanita ku yang satu ini, berikan pekerjaan yang dia mau," perintah Alex pada asisten Poltak itu.

"Alex, tapi..."

"Sstttt... tidak ada tapi-tapi, kamu adalah wanita ku sekarang, kamu jangan sungkan, akan tidak baik di lihat jika wanitanya seorang pemilik perusahaan ini bekerja sebagai Office Girl, benarkan Laura?"

"Be-benar Tuan Alex," jawab Laura gugup.

"Ya sudah, aku mau menemui Poltak dulu, kamu mengobrol saja dulu dengan Laura, oke!!" ucap Alex sambil mencubit dagu Luna sebelum ia pergi meninggalkan nya bersama Laura.

Luna pun langsung tersipu malu, karena di depan orang lain Alex tidak malu mengakui dirinya sebagai kekasihnya. Memikirkan hal itu, wajah Luna pun semakin merah merona.

Laura menghela nafas, "Kelihatan nya sebentar lagi status kita akan berubah nona Luna," ucap Laura tidak berdaya.

"Miss Laura, anda tidak perlu terlalu formal dengan saya," ucap Luna sopan.

"Tidak Nona Luna, Tuan Alex itu seorang Bos Besar, pemilik perusahaan ini ,dan ia juga salah satu konglomerat kelas atas di kota ini, akan tidak baik saya rasa jika saya tidak menghormati wanitanya Tuan Alex, ayo silahkan masuk Nona," ucap Laura lagi dengan sopan.

Luna hanya tersenyum kecut sambil mengangguk, padahal ia tidak bermaksud menggunakan status Alex, tapi pria itu malah melakukan hal yang di luar perkiraan nya.

Sementara itu di ruangan Poltak, Hartanto bersaudara sedang bernegosiasi dengan bawahan Alex.

"Tuan Poltak, kenapa Tuan Nurdin belum datang juga?" tanya Rayan yang sudah tidak sabar.

"Tenang saja , beliau pasti datang," jawab Poltak sopan.

"Benar Ayah, kata tuan Poltak tunggu saja sebentar lagi Tuan Nurdin pasti datang, Tuan Nurdin pasti sedang sibuk ,makanya ia sedikit terlambat," Cindy mencoba bersikap manis. Poltak yang sudah tahu siapa mereka, karena sebelumnya Alex sudah mengirim chat tentang keluarga Hartanto, ia pun hanya tersenyum getir, Poltak yakin kalau Alex nanti pasti akan mempermalukan mereka semua.

Tiba-tiba pintu terbuka, semua orang didalam pun langsung menoleh, ketika melihat Alex masuk dengan tampang bodoh nya.

Rayan , Andreas dan Cindy mengerutkan kening nya secara bersamaan, mereka tentu saja tidak senang ketika melihat Alex yang datang.

Mereka benar-benar tidak tahu, kalau orang yang mereka tunggu sedari tadi sebenarnya adalah pria yang membuka pintu itu.

"Hei, sampah tidak berguna, ngapain kau masuk ke ruangan Tuan Poltak ?" Andreas langsung buka suara.

"Orang seperti mu tidak pantas berada disini, Tuan Poltak lebih baik anda usir dia, dari pada nanti perusahaan anda kena sial," hardik Rayan.

"Lex, Harus nya kamu itu punya malu, pantas saja Alena menceraikan kamu, karena ternyata kamu itu memang seorang pecundang yang sedikit gila," timpal Cindy.

Alex hanya diam sambil berjalan mendekat ke arah mereka dan melewati mereka bertiga begitu saja.

Melihat itu ,Poltak pun beranjak dari tempat duduknya, ia langsung berdiri di belakang kursi nya tanpa berbicara sepatah katapun, karena ia sudah mengerti kalau Tuan nya itu pasti menginginkan hal tersebut.

Rayan, Andreas dan Cindy merasa heran kenapa Alex bisa begitu santai nya masuk kedalam ruangan tersebut.

Sesaat kemudian mereka pun membelalakkan matanya , mereka benar-benar terkejut ketika melihat Alex duduk dengan santainya di kursi tempat duduk Poltak sebelum nya.

"Alex ,Lancang sekali kamu , bisa-bisanya kamu duduk di kursi itu ,Tuan Poltak apa yang anda lakukan ,kenapa orang yang tidak berguna ini tidak anda usir saja?" tegur Rayan dengan suara lantang.

"Diamlah ,dasar manusia bodoh, orang yang di depan mu itu adalah Tuan Nurdin, beliau adalah pemilik perusahaan Bharath Capital ini, Tuan Alex Nurdin !!" bentak Poltak dengan suara lantang.

"Apa ???"" ucap mereka serempak sambil terkejut.

Alex menyeringai ke arah mereka bertiga sambil menaikkan kaki nya di atas meja, untuk membuat Hartanto bersaudara itu semakin yakin kalau dirinya adalah bos besar disana.