Kembali memasuki ruang apartemen nya, Michelle berjalan lunglai menuju dapur. Ia memanaskan air pada teko. Sembari menunggu, gadis itu memilih untuk duduk di atas lantai, menatap kearah jendela.
Benar kata Casey, ini tak seperti dirinya yang biasa. Michelle sendiri juga bingung. Entah apa yang membuatnya selalu memikirkan Eugene.
Mereka baru bertemu beberapa hari. Dan ia juga, tak terlalu menyukai lelaki. Apalagi tipe manusia seperti Eugene. Pria yang sok kenal, sok dekat, dan terlalu percaya diri.
Ia tahu, dirinya bukan sosok yang pantas untuk di dekati Eugene. Michelle juga sadar diri. Pemuda yang punya banyak penggemar itu tak pantas untuknya.
Eh tunggu..
Tadi ia berpikir apa ? Kenapa sampai memikirkan bersama Eugene ?!
Deru teko mengembalikan pikirannya lagi. Michelle bergegas mematikan teko, dan menuangkan air ke dalam gelas. Uap panas itu mengepul keatas. Michelle memperhatikan detail sekecil itu. Kenapa? Agar pikirannya teralihkan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com