webnovel

Acara Spesial di Tsukiji

" Itu benar, ini adalah Kegiatan yang biasa dilakukan di Pasar Tsukiji, Pelelangan Ikan. " Ucap Alice.

" Hee~, jadi ikan-ikan tuna segar ini akan dilelang, hmm.... menarik sekali, jadi kita akan ikut dalam lelang ini ? " Tanya Akira, namun ia bertanya kepada Ryo.

" Osu, tapi kita sudah terlambat cukup lama, mungkin hanya sedikit Ikan yang tersisa. " Jawab Ryo.

Akira yang mendengar itu bersiul dengan takjub.

" * whistle * bahkan setelah datang jam segini kita masih terlambat, bukankah lelangnya terlalu pagi ? " Ucap Akira.

" Lelangnya dimulai jam 5 : 30, tentu saja kita sudah terlambat, lagipula tujuan utamaku datang kesini bukan untuk membeli tuna, tapi karena lelangnya masih berlangsung, aku ingin melihat. " Ucap Ryo, lalu ia mulai berjalan, meninggalkan Akira yang hanya bergumam.

" Hee~. " Lalu Akira mendengar suara dari Alice, yang terlihat melambai kepadanya.

" Hyoujou-kun, sini, sini. " Panggil Alice.

Akira lalu mendekat, dan bertanya kepadanya.

" Ada apa ? "

" Hyoujou-kun, lihat ini, bukankah tuna ini kelihatan sangat segar ? Kulitnya sangat berkilau. " Ucap Alice sambil menunjuk Ikan Tuna dibawahnya.

" Hmm~, Kau benar, ini ikan tu- " Tiba tiba Akira berhenti berbicara saat ia memperhatikan lebih detail, dia lalu menghela nafas.

" *sigh* Tidak, ikan ini kurang segar. " Ucap Akira, yang membuat Alice memiringkan kepalanya.

" Eh ? kenapa ? Aku mengikuti cara Ryo untuk mengidentifikasi Tuna segar, dan ini kelihatan Sangat segar, Kulit yang berkilau dan lembab ini bukankah ini ciri ciri tuna segar ? " Ucap Alice dengan nada bingung.

" Tapi aroma tidak bisa membohongi rasa, dan mata ikan itu juga sudah tidak bagus, ayo kita pergi. " Ucap Akira, ia lalu melangkah pergi dari sana.

Melihat Akira pergi, Alice juga mengikutinya dengan tangan dibelakang pinggang, ia lalu menatap Akira dengan tajam. Akira yang menyadari itu sedikit terganggu dengan tatapan tajam dari Alice.

" Berhentilah menatapku seperti itu ! " Ucap Akira yang sepertinya jengkel.

" Hyoujou-kun, jangan-jangan kau punya semacam indera penciuman khusus, atau semacam itu ya ? " Tanya Alice dengan wajah bingung.

Akira yang mendengar pertanyaan itu hanya menggoyang goyangkan tangannnya.

" Tidak, aku sama sekali tidak memiliki hal seperti itu. " Ucap Akira, menolak perkataan Alice.

" Hmm.... Kalau begitu, bagaimana kau dapat mencium aroma yang tidak dapat aku identifikasi tadi ? " Alice kembali bertanya, namun Akira hanya menyentuh hidungnya menggunakan jari telunjuk.

" Pengalaman, itu saja. " Jawab Akira singkat, Akira kembali melanjutkan, dan bertanya kepada Alice.

" Nakiri-san sen- " Sebelum Akira menyelasaikan kata-katanya, Alice memotongnya.

" Alice, tidak perlu terlalu formal seperti itu, panggil saja aku Alice. " Ucap Alice, Akira lalu sempat ragu namun ia tetap memanggilnya.

" Kalau begitu, Alice-san kau- " Sebelum Akira melanjutkan, Alice kembali memotongnya.

" Sudah kubilang, panggil saja aku dengan Alice, sebagai balasannya aku akan memanggilmu Akira-kun, oke ? " Ucap Alice dengan senyum.

" Ah~ tentu saja, kalau begitu Alice, kau sendiri sangat berbakat dalam Gastronomi Molekuler kan ? " Tanya Akira.

" Ara~, kau tau darimana ? Bukankah kau bilang jika kau memasak, ingatanmu sedikit samar ? " Tanya Alice, menunjukan bahwa ia setuju dengan pernyataan Akira.

" Aku memiliki sesuatu yang spesial didalam diriku. " Ucap Akira sambil memjamkan matanya.

" Sesuatu yang spesial ? " Tanya Alice.

" Itu benar, aku memiliki kemampuan untuk melihat Potensi, bakat, gairah, dan kejeniusan seseorang. " Ucap Akira dengan santai, Namun Alice kaget bukan main, ia melebarkan matanya dan berpikir.

' Bukankah kemampuannya itu terlalu berguna jika ditempatkan dibidang pencarian bakat ? ' Pikir Alice, ia lalu kembali berbicara walaupun hatinya masih terguncang.

" Bukankah itu luar biasa, kau bisa menilai seseorang dengan akurat, dan tepat, lalu bagaimana dengan aku ? Potensi, Bakat, Gairah, dan kejeniusanku ? " Tanya Alice dengan senyum penasaran.

" Hmm kita lihat, Potensimu... sangat tinggi, bakatmu luar biasa dalam memasak, dan itu didukung oleh kejeniusanmu, sedangkan Gairahmu.... saat ini aku tidak bisa melihatnya. " Ucap Akira, mendengar itu Alice berwajah percaya diri sebelum mendengar kalimat terakhir.

" Apa maksudmu dengan Kau tidak bisa melihat gairahku ? " Tanya Alice dengan wajah bingung.

" Maksudku adalah, kau masih tidak memiliki tujuan yang jelas sebagai seorang koki, dan biasanya, Gairah itu merupakan salah satu hal yang paling penting, untuk menentukan apakah seorang koki itu layak atau tidak. " Ucap Akira dengan nada menggurui, namun saat mendengar kata " tidak layak " wajah cantik Alice mendingin, ia lalu bertanya dengan sorot mata gelap kepada Akira.

" Apa maksudmu aku tidak layak sebagai seorang koki ? " Tanya Alice dengan dingin.

Namun, Akira hanya menggelengkan kepalanya.

" Tidak, bukan itu maksudku, maksudku adalah, kesuksesan seorang koki, berawal dari ada atau tidaknya Gairah memasak didalam diri mereka, anggap saja Gairah itu seperti suatu hal yang membuat kau ingin terus memasak dan mencurahkan segalanya untuk itu, Sejenius apapun seorang koki, jika mereka tidak memiliki Gairah yang kuat, suatu hari, mereka akan lenyap tersapu oleh badai abadi itu, sudah banyak orang yang mengalami hal itu. " Ucap Akira, sambil berpikir.

' Termasuk ibuku. '

" Hmm, jadi begitu, lalu kau sendiri, apa gairahmu dalam memasak ? " Tanya Alice, mendengar pertanyaan itu, Akira berhenti dan melihat ke mata Alice. Mereka masih saling bertatapan selama beberapa detik sebelum Alice memotongnya.

" Jadi apa gairah memasakmu ? " Tanya Alice kembali, karena pertanyaan belum dijawab oleh Akira.

" Entah~, Apa ya kira-kira ? " Ucap Akira saat ia menarik pandangannya dari Alice dan kembali berjalan.

" Mou~ Akira-kun, kau sendiri yang bilang bahwa seorang koki butuh gairah, tapi kau sendiri bingung dengan gairahmu ? " Ucap Alice dengan cemberut.

" Mungkin ya, mungkin tidak. " Ucap Akira dengan misterius.

Lalu tanpa sadar, mereka berdua telah berjalan keluar dari area pelelangan, dan tiba di tempat ramai, dengan panggung didepannya.

Alice yang melihat itu memiringkan kepalanya.

" Ada apa ini ? "

Akira yang mendengar pertanyaan Alice hanya menggelengkan kepalanya.

" Entahlah, dan juga, bukankah kau yang sering pergi kesini, seharusnya kau tahu kan jika ada acara mencolok seperti ini di Pasar Tsukiji. " Ucap Akira mengerutkan kening.

" Tidak, selama aku datang kesini juga, aku belum pernah melihat acara seperti ini. " Ucap Alice.

Lalu terlihat ada seorang wanita yang berdiri disana memakai pakaian Chef berbicara.

" Apakah tidak ada lagi yang ingin menantang kami, sayang sekali kan jika tuna sepanjang 130 cm ini tidak ada yang mengambil. " Ucap Wanita itu, namun para penon ton hanya berdiskusi.

" Sudah ada 8 pasangan yang menantang mereka berdua dari tadi, namun tidak ada satupun yang berhasil menang. "

" Itu artinya mereka telah menang 4 kali berturut-turut, mengerikan.... siapa mereka ini. "

" Kau tidak tahu ? Mereka berdua adalah sepasang suami istri pemilik salah satu restoran terbaik di Tsukiji Market, yang menjual berbagai macam hidangan ikan, Inariya Resataurant. "

Berbagai macam tanggapan datang dari para penonton, Akira dan Alice yang mendengar mereka menyimpulkan, bahwa ini adalah semacam pertandingan memasak berhadiah, atau semacamnya.

" Bagaimana kalu kita mencoba ikut, Akira-kun " Ucap Alice sambil tersenyum kepada Akira.

" Kenapa tiba-tiba ? Apa kau mengincar hadiahnya ? " Tanya Akira dengan wajah bingung.

" Yah, itu juga yang kuincar, tapi... Bukankah ini akan sayang sekali jika kita melawatkan acara spesial seperti ini ? " Ucap Alice.

Mendengar itu, Akira langsung tersenyum dan berkata.

" Yah, tidak ada salahnya, Ayo kita ikut. "

Mendengar persetujuan dari Akira, Alice lalu mengangguk sambil tersenyum dan pergi ke panggung untuk mengumumkan keikutsertaannya.

" Bolehkah aku ikut dalam Acara ini ? " Tanya Alice kepada wanita itu, yang membuat semua orang disekitarnya kaget, namun wanita itu malah tersenyum.

" Boleh saja, tapi ini adalah Pertandingan memasak 2 orang, jadi kau- " Sebelum wanita itu melanjutkan, Alice memotongnya.

" Aku sudah memilikinya. " Ucap Alice sambil menunjuk Akira yang mendekat kearah mereka.

" Jadi begitu ya....., kalau begitu naiklah ke panggung, kita akan melaksanakan pertandingan memasaknya sekarang juga. " Ucap wanita itu yang langsung berjalan ke tempat suaminya berada.

Alice hanya tersenyum lalu mulai melangkahkan kaki dipanggung. Akira juga mengikuti dibelakangnya, namun, karena masih merasa ada yang aneh, Akira berbisik kepada Alice.

" Alice, ini sedikit mencurigakan, Bagaimana mereka tidak meminta apapun jika kita kalah, Sekaha itukah mereka ? entah mereka itu terlalu baik atau sedang menyimpan rencana dibaliknya, Tantangan ini mencurigakan."

Ucap Akira berbisik ke telinga Alice.

" Ah~, benar juga, tapi..... Kita disini tidak berniat untuk kalah kan ? Atau jangan jangan kau yang tidak percaya diri, A~ ki~ra-Kun~ " Ucap Alice yang membuat senyum Akira bertambah lebar.

" Hoho, apa ini semacam tantangan darimu ? " Ucap Akira dengan wajah gembira, yang membuat Alice hanya tersenyum.

" Yah, semacam itulah. " Ucap Alice.

Akira lalu mulai menaruh kopernya dimeja, dan mengambil bandonya, dia lalu tersenyum dan berkata.

" Ayo kita menangkan turnamen ini, Alice, lalu mendapatkan Tuna sepanjang 1,3 untuk Kurokiba, Yosh~ Aku menjadi bersemangat. "

Lalu wanita itu kembali datang untuk berbicara dengan Alice dan Akira.

" Bagaiamana dengan temanya ? " Tanya wanita itu kepada Alice.

" Bagaimana jika kita samakan dengan hadiah hari ini saja, ikan tuna, bukankah itu cocok ? " Ucap Alice dengan senyum percaya diri.

" Baiklah, kalau begitu sudah ditentukan ya, dan Penjuriannya akan dilakukan oleh tiga orang penonton, dan waktu memasaknya adalah 1 jam. " Ucap wanita itu dengan senyum, ia lalu mengalihkan pandangannya ke orang ditengah, dan mereka saling mengangguk.

Setelah wanita itu kembali ke meja masaknya, Orang ditengah tadi lalu berteriak.

" Pertandingan memasak ke 5, Dengan tema masakan, Tuna, waktu 1 Jam, Pertandingan... Dimulai !!! "