webnovel

Bab 5 [Bandul J]

_______________________

Doyoung mendatangi rumah sakit tempat Kim Hana dirawat. Ia berdiri diam, memandangi gadis yang kini berbaring di atas ranjang kecil pada ruang rawat dengan fasilitas mewah.

Kasus penganiyaan yang dialami Hana belum menemukan titik terang. Setiap harinya selalu mengunjungi gadis itu untuk memastikan perkembangan kondisi si korban. Mungkin akan mudah menemukan pelaku jika saja bisa mendengar secara langsung pengakuan Hana.

Di tengah kediaman Doyoung, wanita paruh baya berpakaian modis tak jauh darinya terus saja mengoceh. Menunduh pihak yang bertugas menangani kasus tak becus karena belum juga menemukan si pelaku.

Ingin rasanya Doyoung menutup mulut wanita itu segera, menggunakan apa saja di sekitarnya, tetapi mengingat jika wanita yang tak lain merupakan ibu Hana ialah kliennya, niat itu pun tertahan hanya sekedar keinginan semata.

Mengabaikan sejenak ocehan wanita itu, Doyoung justru teringat dengan ucapan Jeno semalam. Saat masih sibuk dengan laptop di ruang tengah, ia terganggu oleh Jeno yang tiba-tiba keluar dari kamar untuk mengatakan siapa si pelaku penyerangan, setelah melihat gestur tubuh pelaku pada rekaman CCTV.

"Dia adalah Lee Haechan."

Pengakuan Jeno entah kenapa membuat Doyoung penasaran akan sosok lelaki yang berkelahi dengan adiknya semalam. Jika dilihat dari kesan pertama Haechan, dia memang patut untuk dicurigai.

Namun, bukankah Haechan merupakan teman Hana? Lantas, kenapa ia tega melakukan tindakan keji tersebut? Doyoung merasa jika motifnya bukan karena dendam atau sikap Hana yang notabene tidak jauh berbeda dengan Haechan. Jeno sendiri mengatakan jika keduanya pasangan serasi dikarenakan kepribadian yang sama. Jika bukan karena dendam, apa mungkin asmara?

Di dalam kepala sang detektif, muncul begitu banyak spekulasi tak mendasar. Hanya akan terjawab jika Taeyong yang sedang pergi menemui terduga pelaku di sekolahnya, menemukan bukti kuat yang bisa memenjarakan Haechan. Jika seandainya lelaki itu terbukti bersalah.

Semua dugaan-dugaan itu buyar ketika gawai dalam saku celana jeans yang dikenakannya berbunyi. Sekaligus menghentikan ocehan ibu Hana. Sebuah pesan singkat masuk dan itu dari Taeyong. Doyoung terkejut setelah membaca isi pesan tersebut.

[Haechan telah tewas.]

Doyoung bergegas meninggalkan rumah sakit dengan perasaan campur aduk. Bingung, marah dan sedih. Seolah semua spekulasi yang masih butuh kepastian pun terjawab. Bukan Haechan pelakunya. Seketika otak menolak tuduhan Jeno terhadap lelaki yang entah bagaimana nasibnya di sana sekarang.

.

Garis polisi telah terpasang pada tempat parkir Gungdong High School yang berlokasi di Sugung-dong, Guro-gu, Seoul.

Menurut pengakuan saksi mata, Haechan melompat dari atap. Mereka tidak melihat ada orang yang bersamanya kala itu. Memunculkan pemikiran bahwa lelaki berkulit eksotis itu melakukan aksi bunuh diri. Lantas, apa penyebabnya?

Doyoung enggan untuk membuka kain penutup tubuh lelaki tak bernyawa yang berbaring di atas brankar. Siap untuk dimasukkan ke dalam ambulance. Sedari tadi sibuk membayangkan situasi ketika saksi mata pertama kali menemukan Haechan. Atap sekolah dan tempat di mana lelaki muda itu mendarat, tak luput dari perhatian.

Serasa ada yang janggal. Tidak ada alasan kuat untuk mendorong Haechan melakukan tindakan bunuh diri. Depresi karena Hana pun itu mustahil. Melihat bagaimana arogannya sikap lelaki itu semalam.

Jam istirahat sekolah digemparkan dengan insiden yang menyayat hati. Beberapa detik setelah Haechan mendarat di atas salah satu mobil di tempat parkir, Taeyong tiba di lokasi. Hingga saat ini, tak ada hal mencurigakan yang ia temukan ketika menyusuri setiap inci atap gedung tinggi tersebut.

Selang waktu beberapa saat, Doyoung tiba di atap. Segera menghampiri Taeyong dan mulai bertanya kronologi kejadian. Pria itu hanya menceritakan seadanya saja, lalu menyerahkan sebuah gelang perak yang ia temukan ketika pertama kali menginjakkan kaki di sana. Benda berupa rantai kecil, di mana bandul huruf 'J' seharusnya menjadi penghubung kedua sisi gelang.

Siapa si pemilik gelang? Haechan? Atau mungkin orang yang menyebabkan Haechan tewas?

Seseorang tiba-tiba datang membuyarkan segala spekulasi kedua detektif itu perihal siapa pemilik gelang. Jeno muncul dari balik pintu tangga yang menuju lantai bawah.

"Hyung, kau di sini?"

Sesegera mungkin Doyoung menyembunyikan benda tersebut ke dalam saku celana, kemudian menghampiri Jeno.