webnovel

sepertiga malam ashima

cintaperjalanan hidup yang di bumbui dengan , kasih sayang, masalah, keterpurukan serta kegagalan membuat hati asima di rundung kegelisahan, berbagai rasa ada padanya. lantas mengadu kepada siapa saat keraguan selalu menyapa? di sepertiga malam waktu untuk menghilangkan keraguan, keluh kesah, sendu dan luka, bahagia dan tawa, teecurah semua. Terutama masalah hati yang selalu mengganggu fikiran. "Rasa ini tumbuh tanpa diminta, bukankah mencintai tak dilarang? " Kisah Ashima yang memendam perasaan pada Muhammad Ziyan Arrasyid, seorang laki-laki yang disukai oleh sahabat Ashima. Lantas Ashima membuang perasaan itu sebelum lebih dalam demi menjaga perasaan sahabatnya. ~Ashima syifa Azzahra~

Anisa_Nurul_Hikmah_8842 · Teen
Not enough ratings
6 Chs

Bertemu Kembali

"Kita di pertemukan atas izin Allah, berpisah lantas bertemu lagi itu pun atas izin Allah."

~(Muhammad Ziyan Arrasyid)~

🌷🌷🌷

Ashima prov

Masya Allah, hari ini langit begitu cerah secerah hatiku. Bagaimana tidak, kini aku sedang berada di butik tante Aisyah adik dari abi, mengantar dan memilihkan baju syar'i dan jilbab lebar untuk sahabat-sahabatku. Senang rasanya berhasil mengajak mereka untuk menjemput hidayah. Semoga saja aku bersama mereka bisa sama-sama istiqomah.

"Ini baguskan? Warnanya cerah banget." Ucap Safa menunjukan baju pilihannya dengan warna merah cerah.

"Aku rasa tidak. Bajunya memang bagus. Tapi aku saranin lebih baik warnanya yang agak gelap kaya ijo toska atau ngga merah maroon. Warna cerah itu terlalu berlebihan menurutku."

"Yaudah deh aku cari yang lain aja"

Sambil menunggu mereka memilih baju-baju, aku cek kembali pesan yang masuk ke washapp. Kalian tau kan pria yang pernah aku temui dan mengirimi pesan. Sampai saat ini aku tidak membalas pesannya. Lagian aku juga ngga pernah ketemu lagi dengan dia.

"Ma sini. Liat kami. Gimana menurut kamu?"

Ah suara Reina mengagetkan. Aku segera bergegas menghampiri mereka di ruang ganti. Aku takjub sekali ketika melihat mereka menggunakan baju syar'i lengkap dengan kerudung yang membaluti kepala mereka. Aku teerharu. Mereka benar-benar ingin berubah. Aku merasa bahagia karna saat ini aku memiliki teman seperjuangan. Aku merasa memiliki kekuatan untuk terus maju.

"Lho ma, ko nangis sih. Aneh yah liat kita kaya gini? Ngga pantes yah di pake sama kita yang bragajul gini."Ucap Fika yang bingung melihat Ashima tiba-tiba menangis.

"Ini tangis bahagia, tangis haru. Aku terharu melihat kalian. Pangling banget. Semoga ini awal dari kita untul menuju lebih baik. Mari kita belajar isriqomah."

" gue jadi terharu... ini semua berkat lo ma. Kita tidak akan menjemput hidayah jika saja lo tidak masuk kedalam kehidupan kita. Makasih ma lo penolong kami." Ucap Reina terharu.

"Beleh pelukan?" Fika tiba-tiba merentangkan tangan.

"Boleh dong." Lantas kami berpelukan. Pelukan hangat ini bukti cinta kita dalam persahabatan. Sahabat karna Allah.

🌷🌷🌷

Setelah dari butik tante Aisyah kami memutuskan untuk makan di cafe dekat butik. Saat asyik mengobrol tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampiri kami. Lho, itu kan cowo yang pernah menemui ku di taman.

"Permisi, lo Ashima kan?" Ucap pria itu.

"I...iyah, kamu siapa ya.,?

"Gue Ziyan, ini gue cuma mau balikkin buku lo."Ucapnya sambil menyodorkan buku berwarna pink. Persis seperti buku diaryku.

"Lho ini kan punyaku. Kenapa tiba-tiba ada di kamu?" Tanya ku sambil mengambil buku milik ku itu.

"Buku lo jatuh ketika menuju taman waktu itu. Gue mau balikkin, lo nya malah pergi. Gue coba hubungi lo, tapi ngga ada respon."

"Ouh maaf kalo gitu sudah merepotkan. Tapi ko kamu bisa tau nama dan nomor hp ku?"

"Di buku lo itu tertera nama dan nomor hp lo."

Aku baru ingat, aku sempat menuliskan identitasku pada diary ku. Apa dia sudah melihat isi diaryku.

"Tenang aja. Gue ngga buka-buka buku lo itu. Ngga penting bangetkan baca buku itu. Ya udah gue mau cabut. Permisi." Ucap Ziyan lantas pergi meninggalkan kami.

"Ma, lo sama sekali ngga tau dia siapa?" Ucap Reina histeris.

"Emangnya dia siapa?" Tanyaku bingung.

"Ya Ampun dia itu cowo terganteng di sekolah. Dia kelas XII IPA 1. Pinternya masya Allah banget. Terus juga dia care ke semua perempuan. Semua orang pasti baper kalo di perhatiin sama dia. Termasuk gue." Ucap Reina menjelaskan.

"Tapi kita mah ngga ko. Iya kan fik?" Ucap Safa. Lalu di angguki Fika.

"Eh larat. Maksud gue buat para jomlowati. Lo pada kan udah punya pacar. Sedangkan gue jomlo."

"Wkwk.. nasib jomblo." Ledek fika.

"Kalian pacaran?" Tanya ku heran.

"Iyah, emang kenapa?" Jawab Safa santai.

" Eh gapapa, yaudah ayo kita makan."

Sepertinya aku harus sering ngajak mereka ikut kajian. Aku harus perlahan-lahan mengajak mereka kepada kebaikan.

"Ouh iyah ma, gue minta nomor hp nya Ziyan kalo gitu. Lo masih save nomornya kan?" Ucap Raina di sela mengunyah makanan.

"Untuk apa?"

"Untuk PDKT lah." Jawab Raina yang di iringi tawa Safa dan Fika.

" kaya mau di bales aja.. hahaa.." ledek Fika pada Reina.

"Syirik aja lo wleee.."

" Tapi aku harus izin dulu sama Ziyan."

"Alah, ngga usah lah. Mana buruan."

Lantas Raina mengambil hp lu dan mengetik sesuatu di hpnya.

🌷🌷🌷

Pagi ini Ashima berangkat sekolah bareng dengan sahabat-sahabatnya, Reina yang menjemput Fika,Safa dan Ashima satu persatu. Sesampainya di sekolah, banyak orang yang memperhatikan penampilan baru mereka. Bagaimana tidak, kini Reina dan yang lainnya menggunakan jilbab lebar seperti yang Ashima gunakan.

"Dududu ada ibu-ibu mau pergi ke pengajian nih. Maaf bu ini sekolah bukan tempat pengajian.. hahha..." Ucap melodi di iringi tawa gengnya.

"Kayaknya si Reina dan teman-temannya ke bawa aliran sesat si cupu tuh." Kini riri yang bersuara sambil menatap tajam Ashima.

"Heh, jaga mulut lo ya. Kita gini bukan ikut aliran sesat. Ini adalah ajaran agama kita yang kita tinggalkan. Jadi stop lo ejek Ashima."bela Safa pada Ashima.

"Sabar teman-teman. Kita jangan kepancing emosi. Mendingan sekarang kita ke kelas aja yuk." Ajak Ashima lalu mereka meninggalkan Melodi dkk.

"Songgong banget tuh bocah." Ucap melodi penuh amarah.

🌷🌷🌷

Bel istirahat berbunyi. Siswa-siswa berhamburan untuk pergi ke kantin. Tapi tidak dengan Ashima. Ia akan menuju mushola untuk mengerjakan shalat dhuha.

"Ma, ayo ke kantin laper banget nih." Ajak Fika.

"Kalian duluan aja. Nanti aku nyusul. Aku mau shalat dhuha dulu."

"Yaudah kalo gitu kita ikut Ashima aja. Ikut shalat dhuha."Usul Safa.

"Tapi gue ngga tau gimna caranya shalat duha. Shalat lima waktu aja gue bolong-bolong." Jawab Reina menunduk.

"Nanti aku ajarin. Kita kan sudah janji mau belajar bersama. Yaudah nanti kalo ada kajian. Aku ajak kalian deh. Atau ngga kalian boleh datang ke pesantren Abi. Nanti kita belajar bareng."

"Wah beneran ma. Boleh deh."

Lantas mereka pun pergi ke mushala. Setelah shalat duha selesai. Mereka segera pergi ke kantin sebelum bel masuk berbunyi."

"Bi siti baso empat mangkok ya." Pesan Reina kepada penjaga kantin.

"Rei. Aku ngga suka baso. Bisa di ganti dengan mie ayam saja?"

"Ouh maaf ma, gue ngga tau. Yaudah gue ganti dulu pesanannya ya."

Setelah Reina kembali mereka pun mengobrol sambil menunggu pesanan.

"Kalian tau ga? Pesan gue di bales sama Ziyan. Dan hari ini dia ngajak gue beli buku bareng. Dasar orang pintar kali ya. Mainannya toko buku. Haha.." Ucap Reina yang berbinar.

"Serius lo. Keren juga cara main lo."

"Reina gitu lo."

Ntah apa yang di fikirkan Ashima. Dia sepertinya tidak berminat ikut dalam obrolan mereka.

"Eh teman-teman hari minggu ada kajian di masjid deket rumah aku, temanya "Udah Putusin Aja" ikut yuk? Ajak Ashima.

"Gue lain kali aja gimna? Soalnya minggu ini gue ada janjian sama Aldi." Jawab  Fika.

"Ngga bisa di cancel? Ini bagus banget lho temanya?"

"Yaudah nanti gue obrolin dulu sama Aldi."

"Kalian gimana?"

" gue si ayo, jomblo soalnya." Ucap Reina yang memprihatinkan.

"Ayo aku juga ikut deh. Masalah ketemu sama Juna gue batalin dulu lah." Kini Safa yang bersuara.

🌷🌷🌷

Di sebuah toko buku nampak terlihat seorang laki-laki yang sedang memilih buku di temani perempuan yang menggunakan jilbab lebar.

"Khmmm."

"Eh kenapa lo Rei?" Tanya Ziyan

"Ngga papa ko yan. Lo udah pilih bukunya? Kalo udah kita duduk dulu yu, gue pegel nih." Ajak Reina.

Mereka pun duduk di tempat yang sudah di sediakan di sana.

"Banyak banget bukunya yan?"

"Buat nambah koleksi aja."

"Ouh gitu."

"Lo banyak perubahan ya sekarang, semenjak lo deket dengan Ashima."

" Iyah yan, dia yang udah bawa gue menuju agama yang sesungguhnya."

"Setelah lo ingin memperbaiki diri. Lantas apa yang lo lakuin sekarang? Lo ngga tau batasan? Bukannya para ukhti-ukhti itu menjaga batasan dengan laki-laki?"

Pertanyaan Ziyan bagai di sambar petir, bagaimana tidak, Reina yang sedang memperbaiki diri seperti di sindir. Bukanlah ia munafik? Sakit sekali rasanya di sindir apalagi oleh orang tang di kagumi.

"Maaf yan gue kayaknnya harus pulang sekarang deh." Pamit Reina tiba-tiba. Lantas pergi meningalkan Ziyan.

"Apa ada yang salah sama pertayaan gue?"

🌷🌷🌷