webnovel

SELIN—DION

Selina Lawang, gadis berusia 27 tahun. Sederhana, ramah dan periang, tapi siapa yang menyangka jika dibalik sikapnya itu ia adalah gadis berhati dingin dan tak tersentuh. Masa lalu serta penghianatan yang ia terima yang merubahnya seperti sekarang ini. Ia tidak lagi memberikan kepercayaannya kepada orang lain terlebih percaya pada kata cinta, seolah dia telah menutup rapat hatinya dan membuang segala perasaannya. Selama lima tahun ini, Selin- sapaannya, hanya memfokuskan hidupnya pada karir. Selin bekerja disalah satu hotel terbesar di negara Ini. Ia menjabat sebagai manager marketing yang dikenal sangat teliti dalam pekerjaannya. Selin mulai hidup mandiri dan tinggal terpisah dengan orang tuanya sejak ia mulai kerja dan hanya pulang kerumah sebulan sekali bahkan sejak ia naik jabatan waktu berkumpulnya dengan keluarga menjadi sangat sedikit karena alasan sibuk dan sebagainya. Orang tuanya pun memaklumi hal tersebut karena mereka tau pasti penyebab putrinya berubah menjadi seperti ini. Mereka sangat memahami Selin, gadis itu hanya menjadikan pekerjaannya ini sebagai pengalihannya dari rasa sakit yang iya alami. Berusaha menyibukan diri agar ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan masa lalunya.

Yustieyuss · General
Not enough ratings
48 Chs

33. Sudah Saatnya Mengetahui

Selin tampak cantik dengan gaun berwarna Salemnya yang memiliki potongan sederhana namun tetap terlihat elegan, tak jauh berbeda dengan penampilan Dion yang telah mengenakan Tuxedonya dengan warna yang senada dengan gaun yang di kenakan oleh Selin.

Mereka tampak serasi dengan pakaian masing-masing. Salah satu pegawai yang membantu mereka untuk Fitting kemudian mengarahkan mereka untuk keluar ruangan Fitting untuk menghadap pada kedua orang tua mereka untuk meminta pendapat mereka jika seandainya masih ada yang kurang dari pakaian masing-masing.

Kedua pasangan itu keluar dari ruangan Fitting secara bersamaan dan berdiri beberapa langkah didepan kedua mama mereka, tetapi seketika pandangan Selin teralih kearah pintu depan Butik dengan tubuh yang seketika membeku, disana juga berdiri pasangan yang juga menatap kearahnya dengan tatapan tak kalah terkejutnya dari Selin.

Mama Sophia yang menyadari perubahan ekspresi dari anaknya itu mengernyitkan keningnya bingung, ia pun penasaran dengan apa yang membuat Selin sampai membeku seperti itu. Mama ina kemudian memutar tubuhnya dan mengarahkan pandangannya kearah dimana pandangan Selin tertuju, saat mengetahui apa yang membuat Selin seperti itu ia pun sempat terkejut melihat orang yang berdiri di dekat pintu masuk dengan ekspresi yang sama seperti ekspresi Sang anak.

"Nak Raka?" sapa Mama Sophia setelah pulih dari keterkejutannya.

Mendengar namanya disebut, salah satu dari pengunjung yang berdiri di dekat pintu yang ternyata adalah Raka mengalihkan pandangannya yang sedari tadi terpaku pada Selin beralih ke arah Mama Sophia.

"Mama.... ma...maaf, maksud saya tante Sophia" sapa Raka tergagap yang sempat menyapa Mama Sophia dengan panggilan Mama namun ia segera meralatnya dengan panggilan Tante.

Mama Sophia yang mendengar panggilan yang diucapkan oleh Raka untuknya hanya tersenyum hangat. "Tidak apa-apa kalau kamu mau manggil mama dengan panggilan Mama, mama tidak keberatan sama sekali" ucap Mama Sophia yang sama sekali tidak mempermasalahkan Panggilan Raka terhadapnya.

Dulu, saat Raka masih menjalin hubungan dengan Selin ia memang terbiasa memanggil Mama Sophia dengan panggilan mama, sama seperti Dion yang sekarang memanggil Mama Sophia dengan sebutan Mama.

Tanpa dikomando, Raka berjalan menghampiri Mama Sophia dan mengambil tangannya untuk disalami. Alih-alih menyambut uluran tangan Raka, Mama Sophia malah menarik tubuh Raka kedalam pelukannya dan memeluknya dengan begitu erat. Raka sempat terkejut dengan perlakuan yang ia terima dari Mama mantan kekasihnya itu, namun ia segera membalas pelukan wanita paruh baya yang tengah memeluknya ini dengan pelukan yang tak kalah eratnya.

Pelukan yang diberikan oleh Mama Sophia masih sama seperti pelukannya dulu, masih tetap hangat dan nyaman, Pikir Raka.

Seketika ia dilanda perasaan rindu yang teramat dalam pada sosok yang memeluknya itu.

Setelah beberapa saat berpelukan dan tampak melupakan keadaan sekitar, mereka kemudian melepaskan pelukan masing-masing.

Selin masih terdiam ditempatnya menyaksikan interaksi antara mamanya dan Raka, ia tidak tau harus memberi respon seperti apa, ia begitu tidak mengeri mengapa mamanya tetap bersikap hangat pada lelaki yang sudah menghancurkan hatinya itu. Bukankah sebagai orang tua ia harusnya marah pada Raka yang dulu pernah meninggalkannya? Pikir Selin.

Namun, satu yang Selin tidak ketahui. Ia tidak mengetahui alasan kenapa dulu Raka tega meninggalkannya tetapi kedua orang tuanya itu mengetahuinya dengan pasti.

Dion dan Mama Ina yang tidak mengenal Raka sama sekali juga dibuat terkejut dengan adegan di depan itu yang seperti dua orang yang memilihi hubungan yang cukup dekat dan baru bertemu lagi dalam waktu yang cukup lama.

Dion mengernyitkan keningnya mencoba mengingat-ingat dimana ia pernah mendengar nama Raka yang tadi disebut oleh calon mama mertuanya itu, dan setelah ia mengingat tentang nama tersebut ia sungguh terkejut dan segera menoleh kearah sampingnya dan benar saja, ia mendapati Selin dengan tubuh kakunya dengan tatapan lurus mengarah ke arah Raka.

Dion segera meraih tangan Selin bermaksud memberi kekuatan untuk Selin agar tetap tenang yang membuat pemilik tangan tersebut langsung tersadar diri keterpakuannya dan langsung menoleh kearah Dion yang juga menatapnya dan memberinya senyum menenangkan Khas Dion.

"Kamu apa Kabar?" tanya mama Sophia lembut pada Raka dan memecah kesunyian diantara mereka.

"Baik Mah, eh... Maksudnya Tante" jawab Raka meringis yang lagi-lagi salah menyebut Mama Sophia dengan sebutan Mama. Mama Sophia hanya tersenyum mendengar sapaan Raka yang lagi-lagi memanggilnya dengan panggilan Mama. "Mama apa kabar?" tanya Raka balik yang lagi-lagi memanggil Mama Sophia dengan Sebutan Mama dam sekarang ia sudah tidak mengoreksi lagi panggilannya itu.

"Mama baik nak" jawab Mama Sophia lembut. Seakan tersadar dari situasi sekitarnya, Mama Sophia kemudian berbalik badan dan memandang satu persatu orang yang ada disana dan pandangannya berakhir pada sang putri yang masih tidak memberikan respon apa pun.

Mama Sophia menghela nafas berat sebelum mengalihkan pandangannya ke arah calon besannya yang juga menatap kearahnya.

"Jeng, Nak Dion... Kenalin, ini Raka. Mantan kekasih Selin" ucap Mama ini memperkenalkan siapa Raka sebenarnya pada calon besan dan calon menantunya itu. "Dan Raka, ini Calon suami dan calon mertua Selin" sambungnya juga memperkenalkan siapa kedua orang tersebut pada Raka.

Raka sempat terkejut mendengar status kedua orang tersebut yang ternyata adalah calon suami dan mama mertua dari Selin, tapi ia segera menormalkan kembali ekspresinya.

"Halo, saya Raka" ucap Raka memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya berniat menyalami kedua orang yang diperkenalkan oleh Mama Sophia. Dan mau tak mau Dion maupun mamanya membalas uluran tangan Raka dan memperkenalkan diri masing-masing.

Raka yang teringan orang yang datang bersamanya itu langsung menoleh ke belakan dan memberi isyarat kearah wanita yang masih berdiri ditempatnya semula sambil memperhatikan mereka untuk maju menghampirinya.

"Oh ya... Kenalin ini Annisa, temanku" ucap Raka memperkenalkan temannya itu. Annisa tersenyum ramah dan menyalami mereka semua sambil memperkenalkan diri termasuk pada Selin yang sama sekali tidak meresponnya.

Mama Sophia yang melihat sikap putrinya itu kemudian menghampiri Selin dan meraih tangannya.

"Sayang" panggil Sang mama pada Selin. Selin memandang kearah mamanya dengan tatapan seakan mempertanyakan semua sikap yang baru saja ia tunjukan pada Raka dan Mama Sophia sangan memahami tatapan sang putri.

"Ada beberapa hal yang tidak kamu ketahui" ucap Mama Sophia To the point "Dan mama rasa sudah saatnya kamu harus mengetahui hal tersebut untuk kamu bisa memulai hidup barumu." Sambungnya sambil mengalihkan pandangannya ke arah Raka, Selin juga mengikuti arah pandangan mamanya dan menatap lurus pada Raka sebelum kembali menatap sang mama dengan pandangan bertanya-tanya.

"Dan Raka, kamu yang harus menjelaskan hal tersebut" lanjut Mama Sophia dengan nada memerintah, Raka hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan walaupun ia merasa berat untuk menjelaskan hal yang dimaksud oleh Mama Sophia

Selin menatap bingung pada mamanya dan Raka secara bergantian, sebenarnya hal apa yang tidak ia ketahui selama ini? Dan apa hubungannya dengan mantan kekasihnya itu? Tanya Selin dalam hati.