33 32. Fitting

Mereka kemudian masuk kedalam mobil masing-masing dan segera melaju kearah butik tempat ia memesan baju pengantinnya dengan Dion yang mengikuti Selin dari belakang.

Dion masih setia mengikuti mobil Selin dari belakang, hingga terbersit sebuah ide yang langsung membuatnya mengembangkan senyum lebarnya. Dion merogoh ponselnya dan mendial nomor Selin, tak lupa ia memasang Earphone di telinganya. Tak menunggu waktu lama, panggilannya telah tersambung pada sang calon istri.

Sedangkan Selin yang berada di mobil depan seketika mengernyitkan kedua alisnya saat menerima panggilan masuk dari Dion yang berada di belakang mobilnya. Selin melirik kearah kaca spion didepannya untuk memastikan bahwa mobil Dion masih berada di belakangnya, dan ia mendapati mobil Dion masih mengikutinya dari belakang.

'Apakah ada masalah dengan mobilnya?' tanya Selin dalam hati

Ia segera menerima panggilan tersebut dan tak lupa ia memasangkan Earphone ke telinganya yang sudah terhubung dengan ponselnya.

"Halo, apa ada masalah?" tanya Selin bingung setela menerima panggilan tersebut.

"Halo sayang, ngga ada masalah kok" jawab Dion

"Lalu, kenapa kamu nelpon?" tanya Selin lagi.

"ngga apa-apa, aku cuman mau ngobrol sama kamu selama perjalanan ke butik" jawab Dion

"Oh, aku kira ada masalah dengan mobil mu" ucap Selin lega setelah mendengar alasan Dion menelponnya.

"Oh ya sayang, tadi aku lupa ngasih tau kamu sesuatu" ucap Dion lagi

"Sesuatu? Apa itu?" tanya Selin penasaran.

"Tadi sebelum jam makan siang, Diandra datang ke kantor dan memberikan undangan untuk kita berdua" ucap Dion tenang " Dia mengundang kita buat datang ke acara Fashion Show yang akan dia gelar besok malam, kamu maukan datang kesana" Sambungnya dan menanyakan kesediaan Selin apakah ia bersedia datang ke acara yang digelar oleh Diandra.

Selin tidak langsung menjawab ajakan Dion, ia masih kaget karna Dion memberi tahunya tentang kedatangan Diandra ke kantornya siang tadi. Ia kira sang calon suami tidak akan memberitahunya. Lalu jika Dion bersedia memberitahunya tentang pertemuannya dengan Diandra hari ini, kenapa pertemuannya beberapa hari yang lalu di kafe tidak ia beritahukan juga? Tanya Selin dalam hatinya yang tidak mungkin ia utarakan langsung pada orang yang berada di sambungan telponnya.

"Halo Sayang, kamu masih disanakan?" tanya Dion saat tidak mendengar tanggapan apa pun dari Selin di seberang telponnya. Ia memeriksa panggilannya yang masih tersambung. "Halo Sayang?" ucapnya lagi.

"Iya, aku masih disini kok" jawab Selin setelah lamunannya buyar dengan suara Dion di Earphonenya

"Kamu maukan datang ke acara Fashion Show yang diadakan Diandra?" tanya Dion lagi karna Selin belum memberikan jawabannya.

"Kita liat nanti yah? Soalnya aku masih ada beberapa keperluan yang harus diurus dengan WO" ucap Selin, ia tidak langsung menerima ajakan tersebut karna memang ia masih memiliki beberapa hal yang harus ia bahas dengan WO yang mengurus persiapan pernikahannya yang akan diadakan kurang lebih seminggu lagi.

"Baiklah, aku akan tunggu kabar darimu. Kalau kamu ada waktu kita datang kesana, tapi kalau memang kamu sibuk kita tidak usah datang. Diandra pasti mengerti kalau kita sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahan kita" ucap Dion memaklumi, ia tidak mau memaksa Selin untuk datang ke acara Fashion Show Diandra yang hanya akan menyakiti calon istrinya itu.

"Kamu kalau mau datang kesana, kamu datang aja kesana. Aku ngga apa-apa kok" ucap Selin saat mendengar perkataan Dion yang tidak akan datang ke acara tersebut jika ia tidak bisa datang.

"Ngga apa-apa, lagian aku udah pernah liat acara Fashion Show yang dia adakan sebelumnya kok. Jadi untuk acara kali ini sepertinya tidak akan jauh berbeda dengan acaranya yang lalu" jawab Dion tetap tidak akan datang ke acara tersebut tanpa Selin bersamanya.

"Tapi, nanti bagaimana tanggapan Diandra kalau salah satu dari kita tidak ada yang datang? Pasti dia akan merasa kecewa" ucap Selin lagi dengan nada tidak enaknya itu, walaupun ia sedikit lega saat mendengar Dion tidak akan datang ke acara tersebut tanpa dirinya.

"Nanti aku telpon dia dan ngasih tau kalau kita sepertinya akan sangat sibuk mengurus persiapan kita dan tidak belum bisa menghadiri Fashion Show yang ia gelar" jawab Dion menenangkan, "Mungkin kita bisa datang ke acara selanjutnya kalau dia mengadakan Fashion Show lagi" sambungnya.

Mereka melanjutkan obrolan mereka dengan berbagai topik, mereka mengobrol seakan mereka berada di satu tempat yang sama dan bukannya terpisah mobil, Dion yang mudah mencairkan Suasana dan seperti ia tidak pernah kehabisan bahan obrolan untuk dibahas.

Tanpa terasa, perjalanan mereka yang memakan sekitar sejam itu pun berakhir, mereka tiba disalah satu butik langganan kedua orang tua mereka. Setelah memarkirkan mobil mereka masing-masing dengan rapi, mereka pun segera masuk kedalam butik tersebut dan disana sudah ada Mama Ina serta Mama Sophia menunggu mereka sambil mengobrol santai bersama sang designer.

"Kalian sudah datang?" sapa mama Ina yang lebih dulu menyadari kedatangan anak serta calon menantunya itu.

"Maa" sapa Selin langsung memberi salam dan memeluk mama dan calon mama mertuanya itu serta sang Designer yang bernama Tante Marlyn dan kebetulan adalah sahabat dari kedua mamanya itu, Dion pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh calon istrinya itu dengan mengalami kedua mama mereka dan sang designer.

"Kalian langsung masuk saja ke dalam, disana sudah ada pegawai tante yang menunggu kalian" ucap Tante Marlyn mengarahkan pasangan yang baru saja datang itu untuk masuk kedalam salah satu ruangan yang digunakan sebagai ruang Fitting.

Selin dan Dion segera berjalan menuju ruangan yang tante Marlyn tadi maksudkan tanpa banyak bicara lagi. Sesampainya mereka didalam ruangan tersebut, mereka telah ditunggu oleh sekitar 5 orang yang akan membantu mereka melakukan Fitting terakhir untuk gaun serta Tuxedo yang akan mereka pakai pada saat resepsi nanti, karna pada saat akad mereka akan mengenakan pakaian adat Sulawesi Selatan yaitu Baju Bodo.

Selin memilih pakaian adat tersebut karna memang papanya memiliki darah Sulawesi Selatan yaitu Makassar, dan memang karna Selin menyukai baju adat tersebut yang memiliki ciri khas tersendiri.

Selin dan Dion kemudian diarahkan untuk masuk ke ruang ganti masing-masing untuk mengenakan pakaian mereka.

Selin tampak cantik dengan gaun berwarna Salemnya yang memiliki potongan sederhana namun tetap terlihat elegan, tak jauh berbeda dengan penampilan Dion yang telah mengenakan Tuxedonya dengan warna yang senada dengan gaun yang di kenakan oleh Selin.

Mereka tampak serasi dengan pakaian masing-masing. Salah satu pegawai yang membantu mereka untuk Fitting kemudian mengarahkan mereka untuk keluar ruangan Fitting untuk menghadap pada kedua orang tua mereka untuk meminta pendapat mereka jika seandainya masih ada yang kurang dari pakaian masing-masing.

Kedua pasangan itu keluar dari ruangan Fitting secara bersamaan dan berdiri beberapa langkah didepan kedua mama mereka, tetapi seketika pandangan Selin teralih kearah pintu depan Butik dengan tubuh yang seketika membeku, disana juga berdiri pasangan yang juga menatap kearahnya dengan tatapan tak kalah terkejutnya dari Selin.

avataravatar
Next chapter