webnovel

Secret Of The Earth

Dunia yang dulu indah dan cantik kini berubah mencekam saat wabah itu merebak dan menginfeksi banyak manusia di bumi Sebagian orang bertahan, termasuk kami yang masih hidup *** Dibalik dunia yang indah ternyata ada rahasia besar Kini aku harus melakukan seperti apa yang dilakukan keturunan Oxzaans dulu Disinilah petualanganku dimulai, melewati segala rintangan yang menghadang Mereka yang menjadi kanibal, harus aku selamatkan, aku harus mencari penawarnya Berbekal sebuah buku peninggalan ayah, sedikit demi sedikit aku belajar hal yang baru Sihir, kemampuan khusus keturunan Oxzaans namun pada garis keturunan tertentu dan orang itu adalah aku Bertahan hidup! Dan selamatkan yang tersisa yang masih mempunyai hati nurani! Bertahan hidup, perlawanan, penyerangan, konflik, air mata, emosi berbaur menjadi satu Disinilah perang dunia ketiga dimulai! Tak hanya manusia kanibal, masih banyak lagi

rianrayh23 · Others
Not enough ratings
8 Chs

First Attack & Little Secret

Malam mulai berganti pagi, hutan mulai terlihat jelas

Aku masih hidup?

Sejenak aku mengistirahatkan mataku, berusaha mengumpulkan energi dan nyawa yang baru saja hilang

Sesaat kemudian, kuingat gulungan yang diberi oleh seseorang beberapa hari yang lalu

Kira-kira, apakah isi gulungan itu?

Entah apa yang merasuki pikiranku, aku merasa penasaran dengan isi gulungan itu

Haruskah kubaca?

Kuambil tas dari pinggangku, membukanya dengan perlahan dan penuh perhatian

Kini, gulungan itu telah nampak dengan jelas di atas buku yang usang pemberian orang yang sama

Tanganku mulai merasa gatal, gatal untuk membacanya

Sekarang tanganku mulai mendekat, perlahan masuk ke dalam tas

Tidak!

Kutahan tanganku yang berusaha mengambil gulungan dengan tangan yang satunya

Tapi aku harus membacanya!

Tanganku mulai meraba kertas yang digulung rapi bagaikan gulungan rahasia sebuah kerajaan

Gulungan itu terangkat, mendekat ke wajahku

Bolehkah aku?

Kutahan rasa yang tengah merayuku ini, yang semakin lama semakin besar pula rasa itu

Keringat dingin mulai turun dari keningku, serasa saat ini aku seperti sedang ikut lomba lari maraton yang belum sama sekali aku ikuti

Baca? Atau tidak?

Rasa penasaran kini mulai memenuhi pikiranku, jantungku berdebar, keringat mulai bercucuran

Ah! Baca atau tidak sama saja!

Kini rasa penasaran benar-benar sudah memenuhi pikiranku, aku benar-benar sudah terlanjur membukanya

Setelah kertas gulungan itu terbuka sempurna, aku benar-benar kaget bukan main, karena yang kulihat adalah bahasa kuno

Dari segi tulisan, bentuk, dan tata letaknya sangat jauh berbeda dengan apa yang ibu ajarkan selama ini

Dilihat dari bentuknya saja yang menarik, namun sama sekali tidak bisa dipercaya memakai bahasa kuno

Diantara bacaan tersebut, yang paling jelas hanyalah gambar yang menunjukkan sebuah bangunan mirip cafe yang dibawahnya terdapat gambar gulungan yang sama

Di atas gambar cafe tersebut, terdapat tulisan yang sepertinya kukenal

Tulisan ini!

Sungguh tidak bisa dipercaya, inilah sebuah nama yang sering ayah bilang dulu

Walaupun tulisan tersebut sama, namun aku mengerti bahwa tempat tersebut berada di sebuah pedesaan di tengah hutan yang bernama Cahari

Aku ingat kata itu, itu adalah bahasa Jawa kuno

Aku ingat, ayah pasti menuliskannya pada buku ini!

Ayah dulu pernah bilang kepada ibu bahwa ia akan pergi ke Cahari, dan ibu bertanya "Cahari? Dimana itu?"

Setelah itu ayah pun menuliskan ibu sebuah peta dimana letak desa itu. Kemudian ayah meninggalkannya di dalam buku ini

Iya! Buku ini adalah milik ayah!

Aku mengingatnya, sedikit. Ayah pernah berkata "Kaulah penerusku selanjutnya nak", "Suatu saat kau pasti akan mengerti dan buku ini, pasti akan menjadi milikmu"

Sekarang kualihkan tanganku untuk segera mengambil buku kuno yang merupakan kepunyaan ayah

Kucari dari halaman ke halaman, mencari lembaran yang berisi peta menuju desa itu

Setelah cukup lama mencari, akhirnya aku temukan juga kertas itu. Namun kertas itu sudah kusut, mungkin karena sudah lama tertekuk di dalam buku ini

Guk guk guk!

Anjing itu menggonggong keras, belum sempat aku melihat petanya

Disaat yang bersamaan, Evan terbangun dari tidurnya karena terkejut

"Evan, kau baik-baik saja?" Tanyaku sambil mengalihkan perhatianku kepada Evan

"Ya" Jawabnya singkat, lalu berusaha menggerakkan tubuhnya

"Cuma sedikit sakit" sambungnya

Kubuka pintu mobil ini dan mencoba melihat apakah yang membuat anjing itu menggonggong

Bukankah menggonggong memang kebiasaan anjing?

Saat kulihat, ternyata anjing itu hanya menggonggong biasa sambil terduduk

Aku mendekati anjing itu, mencoba melihat apakah ia baik-baik saja. Kupegang punggungnya perlahan lalu mengelusnya

Dia baik-baik saja

Agar tidak membuang waktu, aku pun menyempatkan diri untuk melihat peta itu

Kulihat dengan teliti dan cermat, ternyata Cahari juga merupakan nama dari hutan itu

Dhor! Dhor!

Terdengar suara tembakan dari dalam hutan

Aku terkejut hingga menjatuhkan peta yang sedang kupegang

Dengan cepat, aku masukkan buku dan gulungan itu lalu tak lupa aku juga memasukkan peta yang tadi terjatuh

Setelah itu, tanpa pikir panjang lagi aku langsung berlari dan masuk ke dalam mobil

Aku tutup pintu mobil itu dengan keras hingga membuat suara yang cukup keras

"Evan, menunduk!" Suruhku sambil berusaha agar tidak panik

"Ada apa?!" Tanya Evan sambil menundukkan kepalanya dan bersembunyi di balik pintu mobil

"Entah, namun aku mendengar suara tembakan dari dalam hutan" Jawabku

Dengan sigap aku mengambil panciku untuk berjaga bila nanti ada yang menyerang kami

Oh iya, bukankah aku memiliki pistol?

Kurogoh sakuku, mencari pistol pemberian paman dan akhirnya kutemukan

"Evan, ambil ini" Ucapku sambil memberikan panci ini pada Evan karena aku sudah membawa pistol

"Iya" Sahut Evan lalu mengambil panci ini dari tanganku

Kami mengintip dari balik jendela, berusaha melihat apakah yang terjadi di dalam sana

"Mau lari kemana kau hah!?" Ucap seorang pria dengan menarik rambut seorang wanita yang berusia kabur dari dirinya

"Lepaskan aku, kumohon, aku masih ingin hidup" Jawab sang wanita

"Apa?! Kau ingin tetap hidup? Kalau begitu, ikut saja denganku" Ucapnya kasar sambil menarik rambut wanita itu lebih kuat

"Tidak!" Balas wanita itu, lalu ia ditarik dan dibawa paksa oleh pria itu

"Tidak! Lepaskan aku!" Teriak wanita itu sambil berusaha melepaskan diri dari pria itu

Ia memukul-mukul tangan pria itu supaya melepaskan tarikannya, namun itu sia-sia

Guk guk!

Anjing itu menggonggong, sepertinya ia tak suka dengan pria itu

Tiba-tiba, anjing itu berlari ke arah pria itu, lalu dengan sekejap menerkam dan menggigit tangan pria itu

"Arrgghh!" Teriak sang pria saat mendapati dirinya digigit oleh seekor anjing

Akhirnya, pria itu melepaskan tangan wanita itu. Pria itu lalu mengarahkan senapannya ke kepala anjing itu, dan...

Dhor!

Anjing itu tumbang, darahnya yang merah segar muncrat dan mewarnai wajahnya. Pria itu mengusap darah diwajahnya, lalu mereload lagi senapannya

Di saat yang sama, wanita itu berlari dengan kencang, namun itu sia-sia. Pria itu kini mengarahkan senapannya pada sang wanita

Dhor!

"Aaaaaa!" Teriak Evan panik saat pria itu menembak wanita itu

"Siapa!?" Pria itu mencari sumber suara yang ia dengar, mencari di sekelilingnya sambil mereload lagi senapannya

"Evan, tenang, tetap tenang. Kalau tidak nanti kita bisa ketahuan" Ucapku berusaha menenangkan Evan dengan nada rendah dan suara yang kecil

"Siapa itu tadi!?" Pria itu maju, melangkah mendekati mobil kami

Aku berusaha tenang, memperhatikan gerak-gerik pria itu

Jangan sampai ia melihat kami

Pria itu semakin dekat sambil mengawasi keadaan sekitarnya

"Evan, menunduk!" Suruhku dengan suara kecil saat pria itu sudah sampai di depan mobil ini

Kami menunduk, berharap di dalam hati agar tidak ketahuan

"Siapa tadi yang berteriak?! Keluar sebelum aku menemukanmu" Ujarnya

Kami diam, keadaan sungguh sunyi. Kami terpaku! kami mematung! Kami sungguh terpojok!

Bugh!

"Ahhh!!" Teriaknya karena tak menemukan apa-apa sambil memukul jendela mobil ini

Sekarang ia mulai melangkah menjauh, mungkin ia sudah menyerah mencari pemilik suara itu

Baguslah! Sana, cepat pergi!

Aku merasa sedikit lega karena ia akhirnya akan pergi

"Hey! Tunggu sebentar, sebelumnya belum pernah aku lihat ada mobil itu disini" Ujarnya sambil menoleh ke mobil ini

Sekarang rasa panik dan ketakutanku kembali lagi, mungkin datang dua kali lipat dari sebelumnya

"Kakak, bagaimana ini?" Tanya Evan dengan wajah tegang dan penuh dengan keringat

"Tenang Evan-" Aku menatap mukanya

"Jika ia akan masuk ke dalam mobil ini, aku akan menendangnya, dan pada saat itu juga kau buka pintu dan kita lari dari sini" Sambungku

"Baiklah" Balasnya

Pria itu semakin dekat, terdengar jelas suara kakinya yang saling memberikan gaya pada tanah yang diinjaknya

Aku mengambil posisi menghadap ke pintu, bersiap-siap jika membuka pintu akan langsung aku tendang

Kreek!

Pintu akan dibuka, kakiku mulai bersiap menendangnya kapan saja

Cklek!

Apakah ini akhir hidupku? Akankah aku selamat? Ataukah aku akan mati-?