Shireen menenggak air dari keran di kamar mandinya. Ia sudah menggosok mulutnya berkali-kali, tapi panas itu belum beranjak dari bibirnya. Shireen tahu tindakannya sangat konyol, karena pereda pedas adalah air hangat. Sedangkan Kanaya tidak membiarkannya meminum air lagi.
"Gilaaa! Ini panas banget Yaa Allah. Huuhh haah, aahhh!"
Shireen menangis putus asa, ia baru menyadari jika shower di sana bisa untuk air hangat. Dengan cepat ia memutar kran air dan benar saja air hangat langsung keluar. Perlahan panas dari bibirnya berangsur membaik. Ia melihat bayangannya di cermin dan tersenyum getir.
Inikah takdirmu Tuhan? Lagi-lagi belum mengecap manisnya pernikahan, sudah kau suguhkan padaku, seorang mertua killer, bisik hati Shireen.
Sementara di kamarnya, Kanaya tertawa puas setelah mengerjai Shireen. Melihat air mata yang meluncur deras, mata Shireen yang memerah membuatnya sangat bahagia. Tapi, sisi lain hatinya kesal, sebab Shireen bisa menghabiskan spagheti buatannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com