webnovel

Sahabat 2

matahari sudah menampakan sinarnya membuat sepasang mata yg sudah tertidur panjang kembali bisa merasakan indahnya sinar mentari pagi di balik celah-celah tirai yg masih tertutup.

matanya kembali memperhatikan seseorang yg saat ini masih memeluknya erat,deru nafas yg teratur menerpa wajah cantiknya.dengan susah payah Anaya mengangkat lengan lemahnya agar bisa membelai wajah laki-laki yg sangat ia cintai.elusan lembut di pipinya membuat sang empunya terbangun dengan bahagia.

"Selamat pagi Asya," ucapan selamat pagi yg lembut terdengar dari mulut lemah Anaya,

"selamat pagi sayangnya Asya." balas Asya dengan suara serak khas bangun tidur,tatapan bahagia yg terpancar dari mata Asya yg telah mendapati Anaya bangun dengan ke adaan baik-baik saja setelah tidur panjangnya.

"maaf Naya ganggu tidur Asya"

"ga kok sayang,ini juga udah siang jadi ini waktunya aku bangun." Anaya tersenyum lembut dengan tatapan yg selalu membuat Asya terhipnotis

Ceklek

Asya dan Anaya mengalihkan pandangannya pada pintu yg terbuka

"oh hai Qo,Naya selamat pagi..maaf aku ganggu tidur kalian berdua." ujar Andra yg baru kembali dari luar

"ga papa ndra gue juga baru bangun,loe dari mana?" Asya bangun dari tidurnya meregangkan otot lengannya yg kaku karna enggan melepas pelukannya pada Anaya

"gue dari kantin nyari kopi,ini kopi loe sama dua sahabat loe yg masih betah tidur." Asya mengalihkan tatapanya pada dua sahabatnya yg saat ini masih betah tertidur di sopa seolah tak terganggu apapun

"makasih ndra,oh ya gue titip dulu Naya,gue mau ke kamar mandi bersihin badan." Andra mengangguk sebagai jawaban,Asya berlalu memasuki kamar mandi yg terdapat di ruangan vvip tempat Anaya di rawat..

"haii putri tidur,gimana keadaan kamu? ga ngerasain apa-apa kan?" tanya Andra setelah duduk di kursi sebelah ranjang Anaya

"Naya udah baik-baik aja ndra,badan Naya juga udah ga ngerasain sakit apapun.cuman badan Naya belum bisa di gerakin aja." jawabnya dengan nada lemah

"kata dokter itu hal biasa yg di alami seseorang setelah bangun dari koma,kamu kan jadi putri tidur lebih dari tiga bulan jadi otot-otot di badan kamu kaku semua..nanti kamu jalanin terapi buat kembaliin keadaan kamu,"

"maaf bikin kalian semua khawatir,"

"iya kamu bikin kita semua khawatir,bahkan Adel si jenius nangis mulu."

"maaf ya..sekarang Adel kemana ndra? Adel baik-baik aja kan?"

"nanti kita maafin kalau kamu traktir kita makan," canda Andra membuat Anaya tersenyum "si jenius masih di Asrama tempat dia kuliah,aku udah ngabarin kalau kamu udah bangun mungkin besok Adel baru bisa ke sini." lanjut Andra

"syukur kalau adel udah mulai kuliah,oh iya ndra itu yg tidur di sopa siapa?" tanya Anaya setelah tadi tak sengaja melihat dua orang laki-laki yg masih tertidur di sopa sebelah ranjangnya

"mereka gilbert sama dewa sahabat Asqo."

"oh ya? kok aku ga tau Asya punya sahabat selain aku," Andra baru mau menjawab tapi suara seseorang yg lebih dulu menjelaskan

"karna mereka tinggal di luar negri dari umur 13tahun dan baru kembali lagi ke indonesia setelah sekian lama hidup di negri Ayah dan ibunya."jelas Asya yg saat ini duduk di ranjang samping Anaya

"Asya ngagetin,tau-tau udah duduk di sebelah Naya aja." protes Naya dengan nada yg masih lemah

"kamu terlalu pokus ngobrol sama Andra,ngobrol apaan..hmm?" tanya Asya yg saat ini mengelus kening Anaya

"ngomongin Adel." jawabnya dengan senyum yg selalu Asya dan Andra rindukan

"selamat pagi semua.." suara dewa membuat Asya,Anaya dan Andra mengalihkan tatapan mereka

"udah siang bukan pagi lagi,"ketus Asya kembali mengalihkan tatapannya pada mata Anaya

Dewa beranjak masuk ke kamar mandi di susul dengan gilbert yg juga sudah bangun dari tidurnya

dua orang dokter dan dua suster memasuki ruang rawat Anaya.Asya,Andra dan gilbert duduk di sopa dengan tatapan yg masih memperhatikan para dokter memeriksa keadaan Anaya.jangan tanyakan dimana Dewa,laki-laki dengan wajah blasteran yg tampan dengan tingkah konyolnya pergi ke kantin mencari makanan setelah selesai dengan ritual mandinya

"bagaimana keadaan Anaya dok?" tanya Asya yg sudah berdiri di samping dokter setelah melihat para dokter selesai memeriksa Anaya

"kondisi nona Anaya sangat bagus,untuk penyakit yg nona Anaya derita kami akan melakukan pemeriksaan lebih detail.tp kami juga bisa menjamin penyakit yg nona Anaya derita berkurang drastis dan bisa di nyatakan sembuh setelah kami selesai melakukan pemeriksaan lebih lanjut.dan untuk keadaan badan nona Anaya,itu hal wajar karna nona Anaya mengalami koma dan kaku yg di rasakan nona Anaya bisa kembali seperti semula setelah melakukan terapi dan terapi itu bisa tuan Asqo lakukan juga untuk membantu nona Anaya," jelas dokter membuat Asya bahagia

Anaya tersenyum mendengar penjelasan dokter dan bisa melihat kebahagiaan Asya dan Andra yg saat ini menatapnya.para dokter dan suster berlalu setelah memberikan jadwal terapi untuk Anaya pada Asya.

"kamu bakalan baik-baik aja sayang.."ujar Asya

"kamu udah sembuh Naya,Adel pasti seneng denger kabar ini" timpal Andra.Anaya tersenyum bahagia melihat kebahagiaan yg terpancar dari Asya laki-laki yg ia cintai dan Andra teman yg selalu menyayanginya

"Ehem..kita dilupain elaah kasian banget kita ya bet?" perkataan Dewa membuat Asya dan Andra memalingkan perhatiannya dari Anaya,gilbert hanya tersenyum mendengar protes sahabatnya yg entah sejak kapan masuk kembali ke ruangan Anaya

"loe ganggu kebahagian gue aja toke," sinis Asya,Andra hanya tersenyum melihat interaksi keduanya ia jadi merindukan masa dimana ia selalu bercanda bersama Asya,ciko dan dirinya

"Asya jangan gitu ga baik," perkataan Anaya sontak membuat ke empat lelaki yg berada di ruangan itu menolehkan pandangannya pada gadis cantik dengan tatapan teduhnya yg sedang terbaring lemah.

"Haii..bidadari tidur kenalin aku Dewa sahabat si es kutub," ujar Dewa yg sudah berdiri di samping ranjang Anaya di ikuti gilbert.."Aku gilbert,kamu bisa panggil aku ibet kaya yg lain" tambah gilbert.Anaya tersenyum ramah memandang sahabat-sahabat Asya

"Aku Anaya kak," ucap Anaya dengan tatapan teduh yg berhasil membuat gilbert dan Dewa terpesona,Asya mengeraskan rahangnya karna menyadari ke dua sahabatnya yg terpesona dengan tatapan teduh Anaya-nya

"gue udah peringatin loe berdua supaya ga macem-macem.." ujar Asya dengan tatapan tajam yg di berikan pada kedua sahabatnya,Andra yg menyadari kecemburuan Asya pada sahabatnya hanya bisa tersenyum tipis

"bener kata si es kutub,tatapan sama senyum bidadari tidur mengalihkan dunia ku." bisik Dewa pada gilbert yg jelas masih terdengar oleh Asya,Asya menghadiahi sentilan di kening Dewa cukup keras membuat sang empunya mengaduh sakit

"jiir...sakit kutub.!! kejam loe emang sama sahabat sendiri." gilbert tertawa mendengar keluhan dewa

"salah loe sendiri macem-macem sama cwe gue,awas loe berani tebar pesona sama Anaya"

"salahin tuh tatapan sama senyum si bidadari tidur yg bikin gue terpesona,"

"Oh jadi loe nyalahin mata Anaya-gue?! gimana kalau gue colok itu mata loe supaya ga bisa liat lagi mata cwe gue." Dewa yg mendengar bergidik ngeri membayangkan matanya yg terluka karna di colok Asya.gilbert dan Andra tertawa melihat tingkah konyol dewa,

"udah ah gue minta ampun,takut gue berurusan sama es kutub macam loe," Anaya tertawa kecil mendengar Asya-nya di juluki es kutub,tatapan ke empat lelaki yg sedang bercanda tadi teralihkan karna mendengar tawa kecil Anaya

"Ooh tuhan..beruntung banget sih si es kutub dapetin bidadari kaya kamu.bener ga bet? ndra?" gilbert dan Andra mengangguk setuju mendengar perkataan dewa.berbeda dengan Asya yg menggeram marah menahan cemburunya pada para sahabat yg terpesona dengan Anaya hanya karna tawa kecilnya,bahkan si Dewa dengan berani memuji Anaya-nya di depan mata kepalanya sendiri.