Asya menatap lekat wajah Anaya yg sudah tertidur di depannya,Asya enggan melepas pelukannya.Asya bahkan enggan ikut tertidur hanya untuk sekedar melepas lelahnya,ia takut jika Anaya akan kembali tertidur panjang dan yg lebih Asya takutkan Anaya tak akan pernah membuka matanya lagi.kejadian tadi sungguh membuatnya sangat takut kehilangan Anaya.
jam sudah menunjukan pukul 2dini hari,seseorang mengetuk pintu ruang rawat Anaya membuat Asya mengalihkan tatapannya dari Anaya ke pintu yg di ketuk.
"masuk," ujar Asya dingin
masuk tiga orang laki-laki berperawakan tinggi dan tampan tak berbeda jauh dari penampilan Asya.
"hay bro apa kabar?" tanya salah seorang laki-laki yg masuk
"bisakah kau pelankan suaramu sedikit." ujar Asya dengan tatapan tajamnya
"wow..sorry kita lupa kalau ada bidadari lagi tidur di pelukan lo." ucapnya dengan suara yg sudah merendah tak seheboh tadi
tiga orang laki-laki yg masuk adalah Gilbert,dewa dan juga Andra.Gilbert dan Dewa sahabat Asya sejak kecil dan mereka baru kembali dari LA karna keduanya memang tinggal di sana sejak mereka ber-umur 13tahun,dan baru kembali ke negaranya karna sekarang mulai bekerja di perusahaan yg Asya pimpin.
"gimana keadaan Anaya Qo?"tanya Andra tanpa memperdulikan tatapan sahabat Asya padanya
"keadaan Naya baik-baik aja ndra,sebaiknya loe istirahat di kamar sebelah.loe pasti cape nungguin Naya dari tadi siang," ucap Asya tenang
"ya udah gue tinggal istirahat dulu kalau loe perlu sesuatu kasih tau gue aja." Asya mengangguk sebagai jawaban
"oh ya ndra gue lupa,kenalin ini sahabat gue Gilbert sama Dewa" ujar Asya sebelum Andra berlalu,Andra mengulurkan tangannya pada sahabat Asya
"gue Andra."ucapnya
"gue Dewa dan ini Gilbert" balas keduanya menjabat tangan Andra
"itu Andra yg bikin loe sama bidadari ini putus??" tanya Dewa yg sudah duduk di sopa samping ranjang Anaya setelah melihat Andra memasuki kamar sebelah Anaya,Asya hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan sahabatnya.Asya sangat tau Gilbert dan Dewa menunggunya menjelaskan semua yg terjadi selama ia berada di Indonesia.
"bukan cuman gara-gara Andra tp juga gara-gara si Kaira," desis Asya tajam tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah Anaya
"yg ngomong di sini bukan di situ,di liatin mulu loe ga bakalan ngilang juga itu bidadari tidur," ujar Gilbert
"kalau kalian tau ceritanya mungkin loe bakalan kaya gue sekarang,"
"hebat memang itu bidadari udah kaya penyihir yg bikin si es kutub mencair bahkan bisa ngelakuin hal manis kaya gini di depan kita berdua" ucap Dewa,gilbert mengangguk setuju
"ya dia emang penyihir baik hati,yg bikin gue jatuh cinta,secinta-cintanya dan gue bakalan lakuin apapun buat Penyihir cantik gue ini," dewa dan gilbert menganga tak percaya mendengar sahabat yg terkenal dingin itu mengatakan hal manis hanya karna perempuan.
"kayanya bidadari yg lagi tidur di pelukan lo emang penyihir deh,bikin si es kutub mencair dan berubah manis semanis madu kualitas terbaik."
"manis gue cuman berlaku buat Naya ga ada yg lain,"
"berapa taun loe pacaran sama bidadari?" tanya dewa
"berhenti panggil cwe gue bibidari!" ucap Asya dengan tatapan tajam
"wow slow bro nyeremin banget tuh mata," gilbert tersenyum melihat Dewa yg takut karna mendapatkan tatapan tajam dari sahabatnya
"besok kita lanjut pembahasannya,lebih baik loe berdua tidur.loe langsung ke sini kan dari bandara?" tanya Asya
"kita udah istirhat tadi di hotel deket bandara,kita ke sini karna gue dapet kabar dari Asisten loe,kalau loe di rumah sakit.gue kira loe yg sakit ternyata cwe loe yg lagi sakit dan kayanya sakitnya ga ringan." jawab Gilbert
"ya Naya-gue baru bangun dari koma dan tadi dia hampir aja ninggalin gue selamanya." ucap Asya lirih,membuat kedua sahabatnya terkejut mendengar ucapan Asya karna selama mereka berjauhan Asya tak pernah memberi tahu atau berbagi kabar tentang Anaya, meskipun mereka tau kisah cinta Asya dan Anaya selama ini
"koma?? sakit apa cwe loe Qo? kok loe ga pernah kasih tau kita?!" tanya keduanya dengan nada sedikit menuntut penjelasan
"selama tiga bulan ini Anaya-gue koma,dia sakit penderita kelainan darah selama tiga tahun terakhir dan gue juga baru tau setelah kejadian di acara reuni yg gue adakan,dan karna gue juga Anaya menderita dan bikin dia koma." ucapnya sendu,dewa dan gilbert bisa melihat penyesalan di mata Asya
"jadi selama jauh dari loe,bidadari menderita?" tanya dewa
"ya gue laki-laki terjahat yg udah ninggalin Naya di saat Naya butuh gue."
"loe ga usah nyalahin diri sendiri,waktu itu kan loe ga tau keadaan Naya sebenernya," ujar gilbert "bener kata si ibet Qo,loe jangan nyalahin diri sendiri." ucap dewa setuju dengan apa yg di ucapkan gilbert
"tapi gue beneran jahat,gue udah ga percaya sama Naya selama ini.Naya ga pernah nyakitin gue tiga tahun lalu sedikitpun,dan gue dengan jahatnya nuduh dia,caci maki dia dengan kejamnya.dan kalian tau Naya-gue selalu senyum saat gue nyakitin dia bahkan dia ga pernah balas semua perlakuan buruk gue beberapa bulan terakhir ini.gue udah tau semuanya dari Andra kalau tiga tahun lalu Anaya ga pernah nyakitin hati gue sedikitpun" Asya menatap wajah tenang Anaya mengelus pipi Anaya lembut.Asya begitu menyesal dengan semua perlakuan dan perkataan yg menyakitkan pada Anaya
Gilbert dan dewa kembali terkejut mendengar ucapan Asya yg mengatakan jika Anaya tidak pernah menyakiti hati Asya sahabat mereka,mereka bisa membayangkan apa yg Asya lakukan selama ini pada Anaya.mereka sangat tau sifat kejam Asya pada seseorang yg berani menyakitinya.
"emm..apa yg loe lakuin sama Naya karna loe ga tau yg sebenarnya terjadi tiga tahun lalu," Ujar gilbert mencoba menenangkan rasa bersalah Asya
"iya gue setuju apa kata ibet,loe harus lupain apapun yg loe lakuin sama bidadari dan loe harus ganti rasa sakit dengan kebahagiaan." gilbert mengangguk setuju dengan ucapan dewa sahabat konyolnya
"gue akan selalu buat Naya bahagia mulai sekarang dan selamanya."
"dan gue peringatin buat loe berdua jangan pernah tebar pesona atau macem-macem sama Naya-gue setelah kalian kenapa langsung sama Anay." lanjutnya lagi dengan nada tajam memperingatkan
"hadeuuuh..baru tadi gue denger suara loe yg pake hati eeh udah berubah langsung sama nada menyeramkan,dasar es kutub." protes dewa,gilbert hanya tersenyum mendengar protes dewa pada Asya
"udah mendingan kita istirahat kasian cwe loe terganggu sama obrolan kita,loe juga kayanya lelah Qo? loe harus istirahat jangan sampe loe sakit nanti siapa yg jagain Anaya?" ujar gilbert di tengah tatapan tajam Asya pada dewa
"kalian aja yg tidur,gue takut kalau gue ikutan tidur nanti Anaya ga bangun lagi kaya tadi." ucap Asya kembali dengan nada takut yg jelas di rasakan kedua sahabatnya
"loe harus percaya kalau Anaya bakalan baik-baik aja,kalau loe ga istirahat nanti loe sakit dan bikin Anaya ngerasa bersalah karna liat loe sakit gara-gara jagain dia." Asya berpikir sembari menatap wajah cantik Anaya yg saat ini bernapas teratur di pelukannya
"iya loe harus istirahat supaya loe ga ikutan sakit,"tambah dewa
Asya akhirnya setuju dengan ucapan kedua sahabatnya ia lalu merebahkan badannya di ranjang Anaya ia akan mencoba tidur tp Asya enggan melepas pelukannya dari tubuh Anaya
"dasar CEO posesive" gumam Dewa yg hanya di dengar gilbert