Dhaiva menyaksikan Nalesha yang sibuk bergerak di dapur membuat sarapan terlambat. Sebenarnya bukan untuk Dhaiva, tapi untuk dirinya sendiri. Dhaiva sendiri sudah sarapan sejak jam tujuh pagi, sebelum ia berangkat dari rumah, sementara ini sudah jam sebelas siang. Nalesha memang tidak memperhatikan waktu di akhir pekan, karena baginya itu adalah privilege weekend, dan tidak melihat jam adalah sebuah kesenangan. Baiklah, itu cukup unik dan sederhana, dan Dhaiva tertarik untuk melakukannya juga. Namun sayang, sepertinya akan sulit karena bahkan hari ini pun mereka bertemu untuk membahas pekerjaan yang telah tertunda sekian minggu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com