webnovel

Mengatakan yang Sebenarnya

Amber, Chloe, dan Ed duduk di ruang tamu yang tidak besar ukurannya. Suasananya pun hening untuk beberapa saat karena Chloe maupun Ed tidak tahu harus berkata apa. Di sisi lain Amber menunggu salah satu dari mereka untuk berbicara dan menjelaskan bagaimana keduanya bisa bersama.

"Apa tidak ada yang mau bicara?" tanya Amber untuk memecah keheningan. Ia tidak tahan dengan suasana tersebut di saat banyak orang di ruangan itu.

Ed berdehem. Ia pun berkata kalau dirinya yang akan menjawab pertanyaan Amber. Tanpa menunggu dipersilakan, Ed memberitahu Amber kalau dirinya tidak sengaja hampir menabrak Chloe. Kata-kata laki-laki itu pun membuat Amber dan orang yang bersangkutan terkejut. Namun, Amber tidak langsung bertanya, ia hanya melihat sejenak ke arah Chloe untuk memastikan bahwa gadis itu aman hingga kemudian ia lanjut mendengarkan penjelasan Ed.

Laki-laki yang tengah menyatukan jari-jari tangannya kembali melanjutkan perkataan yang belum selesai. Ia menjelaskan kalau dirinya merasa bersalah hingga turun dan mengajak gadis itu untuk ke dokter. Namun, Ed berkata Chloe menolak karena hendak pergi ke mini market membeli roti untuk temannya. Akhirnya Ed berinisiatif untuk mengantar dan membelikan roti sebagai permintaan maaf.

"Sebenarnya tawaranku sempat ditolak. Tapi, karena merasa tidak enak hati aku tetap memaksa dan dia setuju," ucap Ed sembari melirik ke arah Chloe. "Setelah mengantarnya pulang dan berhenti di depan aku bertanya-tanya kenapa di rumahmu, Emily. Tapi, tapi dia mengatakan kalau kamu adalah 'Amber', sebenarnya apa maksudnya?" lanjut Ed.

Chloe hanya bisa menganga mendengar perkataan Ed. Ia tidak menyangka laki-laki itu bisa mengarang jawaban dengan lancar. Dia bahkan curiga kalau Ed sudah memikirkannya lebih awal. Terlebih lagi kalimat Ed langsung menyerang titik lain dari Amber yang menanyakan tentang identitasnya.

Di sisi lain, Amber yang terkejut akan pertanyaan Ed langsung memalingkan wajah. Ia dengan segera menatap ke arah Chloe dan menanyakan keadaan temannya itu. Sebab, selain khawatir pada Chloe, dirinya juga tidak tahu harus menjawab apa dari pertanyaan Ed tersebut. Meski begitu, sorot mata Amber benar-benar tampak gusar hingga Ed pun tidak protes karena pertanyaannya diabaikan.

"Tenanglah, Amber. Aku sungguh tidak apa-apa. Tidak terkena mobilnya," ucap Chloe sembari menenangkan Amber. "Tapi, Amber, aku juga penasaran. Kenapa dia terus memanggilmu 'Emily'?"

Amber menghela napas panjang. "Sepertinya aku tidak bisa menghindari pertanyaan ini ya?"

Chloe dan Ed mengangguk bersamaan. Mereka tampak tidak sabar mendengar jawaban Amber.

"Sebenarnya, Ed ... namaku memanglah Amber," ucap Amber sembari menatap ke arah Ed. Gadis itu kemudian meminta maaf dan menyampaikan maksudnya yang tidak berniat menipu Ed.

Amber lantas memberitahu Chloe dan Ed kalau dirinya menggunakan nama 'Emily' sebagai nama samaran pekerjaannya. Dia tidak ingin dikenal sebagai Amber saat melakukan pekerjaan yang mungkin dipandang sebelah mata oleh orang lain.

Mendengar hal itu, Chloe lebih dulu menyahut perkataan Amber. Ia kembali menyampaikan rasa keberatannya yang tidak ingin Amber melakukan pekerjaan tersebut. Namun, lagi-lagi Amber menolak permintaan Chloe dengan tegas. Sebab, gadis itu merasa senang bisa memegang uang dengan jumlah besar setelah sekian lama.

"Amber, benar apa kata temanmu. Lebih baik berhenti saja dan terima tawaranku untuk bekerja di perusahaan," sahut Ed di tengah percakapan Amber dan Chloe.

Amber menggeleng. "Maaf, Ed. Aku belum bisa menerima tawaranmu. Tapi, Chloe, Ed, kalian tenang saja. Aku tidak mungkin selalu bekerja seperti ini."

Kedua insan yang ada di samping Amber hanya bisa menghela napas. Mereka mengetahui dengan jelas kalau Amber tidak akan goyah. Akhirnya Ed pun kembali angkat bicara. Laki-laki itu meminta Amber untuk menjaga diri dengan baik dan tidak menerima semua permintaan client-nya.

"Pokoknya kamu harus berhati-hati. Sekiranya permintaan mereka di luar nalar, tolak saja. Aku yang akan mengganti biaya mereka," ucap Ed dengan tegas.

Mendengar kata-kata Ed, Amber tertawa terbahak-bahak. "Terima kasih, Ed. Tapi, tidak perlu seperti itu. Kamu tenang saja, aku akan menyeleksi permintaan mereka."

Setelah membahas pekerjaan Amber, Ed pun segera pamit pulang. Sebab ia merasa tidak enak pulang larut malam di rumah para gadis.

"Maaf ya, karena asyik berbincang aku jadi lupa memberimu minum," ucap Amber yang berjalan berdampingan dengan Chloe untuk mengantar Ed ke pintu.

"Hahaha, tidak masalah Em—eh, Amber. Aku akan mampir lagi lain kali. Tidak apa-apa 'kan?" tanya Ed.

"Tentu saja tidak apa-apa. Iya 'kan, Chloe?" sahut Amber sembari melirik ke arah temannya yang juga pemilik rumah.

Gadis itu mengangguk. Ia pun mengiyakan perkataan Amber dan menimpalinya dengan kalimat yang 90% sama.

Setelah Ed pulang, Amber segera kembali ke ruang tamu, sedangkan Chloe menutup pintu dan menguncinya. Begitu ia berbalik untuk menyusul Amber, matanya dikejutkan dengan sosok Amber yang kedua tangannya sudah memegangi dua jenis roti yang berbeda.

"Ah, senang sekali. Sudah lama aku tidak makan roti dari sana!" seru Amber dengan haru. "Chloe, cepat duduk. Kamu harus coba roti-roti ini! Enak sekali!" imbuh gadis itu sembari memandang temannya yang masih melangkah mendekat.

Chloe tersenyum dan mengangguk. Ia senang melihat Amber yang tampak bahagia. Meski gadis di hadapannya sekarang hampir tidak pernah memperlihatkan kesedihannya, tetapi ia yakin kalau Amber hancur setelah menjalani hidup yang berbanding terbalik dengan kehidupannya dulu.

Dua gadis yang duduk berhadapan kini sibuk berbincang memuji kelezatan roti di hadapan mereka. Di samping itu, Amber juga menceritakan mengenai Ed kepada Chloe. Karena itu, Amber meminta temannya untuk tenang karena tidak semua memiliki niat jahat, sebab Ed menjadi seseorang yang Amber perbandingkan.

Chloe memang cukup percaya pada Ed meski ada sedikit keraguan muncul setelah melihat laki-laki itu mengarang alasan dengan lancar. Jadi, gadis itu berniat untuk memperhatikan Ed lebih lanjut agar Amber tidak berada di sekitar orang-orang yang tidak baik.

Setelah kedua gadis itu masuk ke kamar dan berbaring, Chloe segera memejamkan mata karena keesokan harinya dia harus bekerja. Sedangkan Amber masih sibuk membuka ponsel untuk menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Ed.

Amber dan Ed pun saling berbincang hingga larut hingga akhirnya pesan Ed tidak mendapat balasan karena gadis di seberang teleponnya sudah terlelap. Laki-laki yang tidak mengetahuinya mencoba memastikan dengan mengirim pesan yang sebenarnya sudah ia yakini jawabannya adalah 'iya'.

Ed : Amber, kamu sudah tidur?

Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Ed kini semakin yakin kalau Amber sudah terlelap. Sebab, sebelumnya gadis itu paling lama menjawab pesannya hanya lima menit saja.

"Selamat tidur, Amber. Semoga tidurmu nyenyak," gumam Ed sembari melihat foto profil Amber yang ada di layar ponselnya.