webnovel

Kepergok

"Ed, sebenarnya kamu tidak usah mengantarku. Aku bisa membeli roti di mini market saja," ucap Chloe begitu sudah memasuki mobil Ed.

"Sudah tidak apa-apa. Lagi pula roti-roti yang dijual di sana enak semua. Amber pasti akan suka," sahut Ed dengan wajah yang tampak bahagia.

Sebenarnya Chloe cemas kalau-kalau Amber menyadari dirinya tidak membeli roti di mini market. Terlebih lagi ia yakin Amber akan langsung tahu dengan rasa roti dari sebuah toko khusus roti atau dari tempat yang menjual banyak barang.

Chloe bingung harus menjawab apa jika nantinya Amber bertanya di mana dirinya membeli roti itu. Amber juga pasti bertanya kenapa Chloe yang biasanya berhemat justru membuang uang dengan membeli roti di toko. Namun, ia tidak bisa menjelaskan hal tersebut pada Ed karena laki-laki itu tidak membiarkannya berbicara.

"Huft ...."

Helaan napas panjang Chloe membuat Ed menoleh. Bahkan gadis yang menghela napasnya sendiri saja sampai terkejut karena tidak menyangka akan sekeras itu.

"Ada apa, Chloe? Apa ada masalah?" tanya Ed. Ia menoleh sejenak ke arah Chloe baru kemudian kembali fokus menatap jalanan.

Gadis itu bingung harus menjawab jujur atau tidak, sebab dirinya merasa tidak enak hati jika membuat Ed yang penuh semangat menjadi kecewa. Akhirnya Chloe pun menggeleng sembari tersenyum canggung. Ed yang diselimuti rasa senang pun hanya mengangguk saja tanpa memastikan bahwa benar tidak ada apa-apa atau tidak.

Setibanya mereka di toko roti, Chloe tercengang karena toko tersebut merupakan salah satu tempat terkenal di daerah sana. Ia bahkan tidak pernah memikirkan untuk masuk ke sana karena takut harga satu rotinya bisa menghabiskan sebagian gaji yang diterimanya.

"Emm, Ed ...." Chloe memanggil Ed tanpa menoleh ke arah laki-laki itu. Ia justru fokus memandang bangunan yang berada di hadapannya.

"Ada apa, Chloe?" tanya Ed santai sembari menatap gadis yang berdiri di sampingnya.

"Sepertinya aku tidak akan mampu membeli di sana," jawab Chloe datar. Ia tidak lagi malu-malu menyampaikan apa yang ada di pikirannya.

Ed tersenyum dan meminta Chloe untuk tenang. Ia mengatakan kalau dirinya yang akan membayar tagihan untuk Amber dan Chloe. Sebelum gadis di sampingnya menolak, Ed menyampaikan kalau niatnya sudah ada sejak Chloe mengatakan Amber menginginkan roti.

Meski Ed sudah berkata demikian, Chloe tetap saja menyampaikan rasa keberatannya. Gadis itu menggunakan Amber sebagai alasan meski sebenarnya hal tersebut juga merupakan kekhawatiran Chloe.

"Kalau Amber curiga bagaimana? Aku tidak bilang pergi denganmu, jadi tidak mungkin aku mengatakan roti ini darimu 'kan?" tanya Chloe dengan wajah cemas yang menatap ke arah Ed. "Dia pasti tahu aku tidak mungkin membeli roti di tempat mewah seperti ini," sambungnya.

"Sudah, tenang saja. Kita masuk dulu dan membeli roti untuk kalian. Setelah itu nanti kita pikir alasannya," sahut Ed yang segera melangkah masuk karena tidak ingin mendengar alasan lain dari Chloe. Padahal dirinya sendiri juga tidak terpikirkan apa pun untuk membantu gadis itu membuat alasan di hadapan Amber.

Setelah bersusah payah mengikuti langkah cepat Ed, Chloe mulai menginjakkan kaki di dalam bangunan yang diliriknya saja tidak pernah. Gadis itu dengan segera langsung diselimuti kekaguman di setiap indranya. Mulai dari mata, hidung, telinga, semua dimanjakan oleh tempat berkelas tersebut.

Bagaimana tidak, aroma roti dan kue menyebar menyelimuti ruangan. Matanya juga dimanjakan dengan interior dan rupa hidangan yang dijual. Ditambah lagi alunan musik yang soft sangat cocok dengan citra dan suasana tempat itu.

Saat tengah sibuk mengagumi tempat itu, suara Ed merambat memasuki ruang dengar Chloe. Laki-laki tersebut memanggil gadis itu dan memintanya mendekat. Tanpa menunggu lama Chloe pun menuruti permintaan laki-laki yang membawanya ke toko roti tersebut.

"Kemarilah dan cicipi ini," ucap Ed sembari menunjuk ke arah salah satu roti yang berjajar.

"Eh, apa boleh?" Mata Chloe dipenuhi dengan tatapan penasaran.

Ed mengangguk. "Tentu saja. Cicipilah dan pilih mana yang kamu serta Amber suka."

Dengan penuh semangat Chloe pun memilih sesuai dengan perintah Ed. Gadis itu bahkan melupakan kekhawatirannya dan hanya fokus pada setiap roti serta kue yang ada di seluruh sudut ruang. Bahkan tanpa sadar Chloe sudah memilih banyak jenis hingga membuat dirinya sendiri terkejut.

Gadis itu bahkan sampai berkata pada Ed untuk mengembalikan beberapa agar tidak membuat tagihannya membengkak. Namun, Ed menggeleng dan berkata kalau tidak masalah akan apa yang sudah Chloe pilih. Laki-laki itu bahkan memintanya mengambil lagi jika masih mau, meski sudah jelas kalau Chloe akan menolak hal tersebut.

Ucapan terima kasih terus terlontar dari bibir Chloe begitu mereka kembali ke mobil. Meski begitu, ia tetap menyampaikan maafnya yang tanpa sengaja mengambil banyak kue. Tingkah Chloe yang begitu panik membuat Ed tertawa gemas. Laki-laki itu bahkan meminta gadis yang duduk di sampingnya untuk tidak mempermasalahkannya lagi karena buatnya kue yang diambil Chloe tidaklah banyak.

***

Begitu tiba di tempat tinggal Chloe, kedua insan tersebut lupa untuk mencari alasan. Mereka pun menjadi kebingungan dan belum berani turun dari mobil. Namun, suara mobil Ed sempat menyapa telinga Amber hingga membuat gadis itu keluar untuk mengecek siapa yang parkir di depan rumah Chloe.

"Eh, bukankah itu mobil Ed? Kenapa dia bisa di sini?" gumam Amber. Gadis itu pun segera melangkah mendekat. Sedangkan Ed dan Chloe yang tengah sibuk memikirkan alasan tidak melihat Amber yang sudah hampir sampai menghampiri mereka.

Tok ... tok ... tok ....

Amber mengetuk kaca mobil Ed hingga membuat lelaki dan gadis yang ada di dalamnya terkejut. Tanpa menunggu lama, Ed pun menurunkan kaca mobilnya hingga siapa saja yang berada di dalam mobil dapat dilihat dengan jelas oleh gadis yang tengah berdiri di luar.

"Chloe? Kenapa kamu bisa di dalam mobil Ed?" tanya Amber begitu melihat temannya duduk di samping laki-laki yang ia kenal.

Chloe panik. "Ah, A-amber ... aku akan me-menjelaskannya."

Chloe segera turun dari mobil, begitu juga dengan Ed. Gadis itu pun segera menghampiri Amber yang berada di sisi berlawanan. Dengan cepat Chloe juga berusaha menjelaskan. Namun, gadis yang panik justru mengatakan hal yang tidak bisa Amber pahami.

"Chloe, kamu ini bicara apa? Aku tidak mengerti sama sekali!" seru Amber. "Sudah, ayo masuk saja dulu. Ed juga, masuk dulu saja tidak apa-apa," imbuh Amber yang bertingkah seperti mempersilakan Ed ke rumahnya sendiri.

"Baiklah, Emily," sahut Ed sembari tersenyum. Ia juga memanggil Amber dengan nama yang ia tahu karena gadis itu belum memperkenalkan dirinya secara resmi.

Kini, ketiga insan tersebut berjalan beriringan menuju rumah yang masih terbuka pintunya.