webnovel

Meminta Tolong

Setelah percakapan dalam telepon, Chloe sepakat untuk menemui Ed. Mereka membuat janji hari itu juga pada malam hari di sebuah cafe yang diusulkan oleh Ed.

"Chloe, kamu mau kemana?" tanya Amber begitu selesai mandi dan mendapati Chloe sedang berganti pakaian.

"Ah, a-aku mau keluar sebentar, ada urusan," sahut Chloe gugup. Ia takut kalau Amber tidak percaya jika dirinya ada urusan atau Amber bertanya urusan apa yang membuat Chloe keluar malam-malam. Karena bagaimanapun gadis itu jarang pergi keluar kalau tidak untuk bekerja atau membeli sesuatu.

"Oh, baiklah. Hati-hati di jalan, Chloe!" seru Amber. "Oiya, aku titip tolong belikan roti ya di mini market," imbuh gadis itu setelah melangkah mendekati tempat tidur.

Chloe mengangguk sembari menjawab permintaan Amber. Setelah selesai mengenakan jaket, gadis itu pun segera melangkah keluar untuk bergegas ke tempat yang dijanjikan.

Kaki Chloe melangkah menjauhi tempat tinggalnya. Setelah tiba di persimpangan jalan gadis itu langsung masuk ke taksi online yang sudah lebih dulu ia pesan. Chloe memesan titik jemput sedikit lebih jauh dari tempat tinggalnya agar tidak ketahuan Amber, dia pun memesan kendaraan itu karena perjalanan menuju cafe yang dijanjikan cukup jauh.

Setelah menempuh perjalanan hampir dua puluh lima menit, mobil yang ditumpangi Chloe sudah tiba di sebuah bangunan modern yang cukup ramai, cafe tempatnya dan Ed membuat janji. Gadis itu pun segera membayar tagihan taksi online-nya baru kemudian memasuki tempat yang ramai akan pengunjung dari berbagai usia.

Chloe yang sudah memasuki cafe langsung disambut oleh salah seorang pegawai yang cukup ramah. Ia bertanya berapa orang yang datang bersama Chloe karena dirinya akan membantu gadis itu mencarikan meja kosong. Namun, dengan sopan Chloe menolak sembari menyampaikan kalau sudah ada seseorang yang menunggunya di dalam. Gadis itu pun segera masuk setelah mendapat anggukan dari pegawai yang menyapanya.

"Permisi, Ed?" sapa Chloe pada seorang pemuda yang duduk seorang sendiri di sudut ruangan. Gadis itu langsung mengarah ke sana karena sebelumnya Ed sudah memberitahu nomor meja yang ia tempati.

Laki-laki itu sontak berdiri. "Ah, benar. Chloe?"

Chloe mengangguk menjawab pertanyaan laki-laki itu. Setelah memastikan mereka bertemu dengan orang yang benar, keduanya pun saling menjabat tangan. Tidak lupa Ed juga mempersilakan Chloe untuk duduk sembari memberikan buku menu yang ada di meja.

Setelah Chloe selesai memesan, ia terdiam untuk beberapa saat. Sebab gadis itu sangat gugup bertemu dengan orang lain, terlebih lagi seorang lelaki. Untungnya, Ed memahami kegugupan Chloe hingga dirinya berusaha mencairkan suasana dengan bertanya pertanyaan basa-basi.

Perlahan Chloe mulai rileks. Ia pun bisa lebih tenang hingga membuat laki-laki di hadapannya meminta gadis tersebut untuk menyampaikan apa yang ingin dikatakannya. Namun, baru saja Chloe hendak membuka mulut, Ed tiba-tiba menghentikan gadis itu.

"Maaf, Chloe. Aku memotong sebentar ... sebelum mulai bercerita, kenapa kamu selalu menyebut Amber, bukannya Emily?" tanya Ed dengan tatapan penuh rasa penasaran.

"Namanya memang Amber, justru aku yang bingung kenapa kamu terus memanggil Emily?" sahut Chloe yang sama bingungnya.

Ed terdiam sejenak. "Apa dia menggunakan nama samaran?"

"Ah, kalau itu aku tidak tahu, kamu bisa tanyakan langsung pada Amber," sahut Chloe. Ia tidak mau salah menjawab dengan menyampaikan duga-duganya.

Ed mengangguk. Ia juga merasa kalau tidak bisa mendapat jawaban akan pertanyaannya dari Chloe. Akhirnya laki-laki itu mempersilakan gadis di hadapannya untuk melanjutkan apa yang ingin dikatakannya.

Tanpa basa-basi Chloe menyampaikan yang Amber katakan padanya tadi. Gadis itu kemudian berkata tentang kecemasannya. Tidak lupa Chloe mengatakan kalau dia percaya bahwa Amber bisa menjaga diri, tetapi dia tidak ingin Amber mengambil risiko jika lawannya lebih tangguh dari dirinya.

"Aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa karena kami memang tidak memiliki teman. Terakhir, Amber menghubungimu saat masalah video waktu itu, jadi aku kepikiran untuk meminta tolong padamu," jelas Chloe sembari memainkan jari tangannya di cangkir yang sebelumnya sudah tersajikan.

Ed diam. Dia mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan oleh Chloe meski di sisi lain ia sedang memikirkan apa yang sebaiknya dilakukannya. Terlebih lagi, dia merasa kesan utama Amber memang lebih mendominasi hingga dia takut kalau dirinya ikut campur akan membuat gadis itu merasa tidak nyaman.

"Emm, begini, Chloe. Aku memang ingin membantu. Tapi, apa yang bisa aku bantu? Terlebih kamu tadi mengatakan kalau Amber saja tidak mendengarkan perkataanmu. Apa lagi aku yang baru dikenalinya," ucap Ed dengan serius.

Mendengar apa yang Ed katakan, Chloe hanya bisa terdiam. Ia merasa apa yang disampaikan laki-laki itu memang benar adanya. Namun, dia menemui Ed bukan untuk mendengar hal tersebut hingga Chloe pun tidak akan pulang sebelum mendapatkan solusi dari Ed.

Gadis itu bertanya apakah tidak ada hal yang bisa Ed lakukan secara diam-diam. Sebab, Chloe yakin Ed bisa melakukannya setelah melihat apa yang laki-laki itu lakukan kepada video Amber yang sudah tersebar.

"Melakukan hal diam-diam ya?" gumam Ed sembari berpikir. "Ah, sepertinya aku bisa menempatkan pengawal secara diam-diam di sekitar Emily," imbuh Ed. Ia sesekali masih menyebut nama 'Emily' karena dirinya belum terlalu terbiasa dengan nama 'Amber'.

Chloe tampak senang, "Benarkah? Kamu bisa melakukannya?"

Ed mengangguk. "Iya. Kamu tinggal beritahu saja kapan dan di mana lokasi Emi—Amber."

"Baiklah, aku akan berusaha mencari tahu tentang hal itu dan segera mengabarimu," sahut Chloe penuh semangat.

Setelah tujuannya menemui Ed membuahkan hasil, gadis itu segera berpamitan. Ia menyampaikan kalau dirinya takut kemalaman terlebih mendapat titipan roti dari Amber. Informasi yang secara tidak sengaja disampaikan oleh Chloe, mampu membuat Ed merespon.

Laki-laki itu dengan segera bangkit dari duduknya hingga membuat gadis yang sama-sama sudah berdiri menjadi terkejut.

"Emi—Amber memintamu membeli roti?" tanya Ed untuk memastikan apa yang dia dengar. Chloe pun menjawab pertanyaan itu dengan sebuah anggukan. "Aku tahu toko roti yang enak. Biar aku antar ke sana!" imbuhnya sembari melangkah lebih dulu.

"Tunggu, Ed!" seru Chloe yang sedikit keras karena laki-laki yang bersamanya sudah melangkah lebih dulu. Namun, suaranya mampu menghentikan langkah Ed hingga membuat laki-laki tersebut berbalik.

"Ada apa, Chloe? Bukankah kamu terburu-buru. Ayo aku antar saja!" ucap Ed tanpa membiarkan Chloe mengatakan sesuatu. Laki-laki itu bahkan dengan segera melanjutkan langkahnya setelah apa yang ingin ia ucapkan tersampaikan.

Chloe menghela napas. Ia tahu bahwa Ed sama seperti Amber yang tidak akan mendengarkan ucapan orang lain. Hingga akhirnya Chloe pun memilih mengikuti laki-laki tersebut dengan pikiran bisa menjelaskan lebih detail saat mereka tinggal berdua saja.