webnovel

Chapter 14

Mereka semua berharap agar Doni cepat pulih agar bisa bermain, belajar, dan berpetualang lagi bersama mereka khususnya bersama Madun dan Dendi

Dendi :"Maaf nih bu sebelumnya. ruang ini kan sempit jadi lebih baik biar wanitanya aja yang nginep di ruang ini, kita laki-laki biarlah tidur di luar, kalo kata Madun mah "Ngampar" gitu."

Alex :"Gue setuju tuh."

Pebri :"Aku juga setuju."

Madun :"Abdi ge satuju."

Ibu Doni :"Yaudah terserah kalian aja."

Dendi :"Kalo begitu kita keluar dulu ya buu."

Ibu Doni :"Iyaa dek."

Dendi :"Ehh Dun ayoo."

Madun :"Ok, eh broo, yuk kita keluar.."

Alex :"Gue juga punya nama kali broo -_- nama gue Alex."

Madun :"Hahahaha, baru tau nama lo,,, waktu itu gue lupa nanya nama lo.. jadi maaf kalo gue gak tau nama lo."

Alex :"So.....woles aje broo."

Waktu terus berlalu, mereka semua tidur dengan lelap dan nyenyaknya, hari baru pun tiba, pagi-pagi sekali Dendi sudah bangun dan berusaha membangunkan teman-teman lainnya untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah

Dendi :"Dun...Dun...Dun bangun." * Sambil menggoyang-goyangkan tubuh Madun

Madun : * Setengah sadar "Mmmmmhhh, apa sih Den? lagi tidur nih, masih ngantuk tau!! inikan masih jam 2, kita tidur lagi aja nyokk." *Memejamkan matanya lagi

Dendi :"Yaelah kau ini, cepet bangun heh ini udah jam 4.30, waktunya shalat Subuh, Dun." *sedikit kesal

Yudha yang mendengar Dendi membangunkan Madun, akhirnya bangun dan mendekati Madun sambil bawa bulu ayam dan langsung mengkorek-korekkan bulu ayam tersebut ke hidungnya Madun

Madun :"Ha...haa...haaaa.."

Yudha :"Cepat bangun bodoh!!!"

Madun :"Haacciiihhh" *Bersin langsung duduk

Setelah Madun bersin dan langsung duduk, Yudha langsung menghajarnya tanpa ragu, "Buuuggg", Madun pun terpental sejauh 1 meter dan akhirnya bangun dengan kesadaran sepenuhnya

Dendi :"Apa yang kau lakukan???"

Yudha :"Aku? aku membangunkan dia" *Menunjuk Madun

Dendi :"Kenapa harus di pukul seperti itu?"

Yudha :"Dalam duniaku orang yang malas untuk bangun, biasanya harus dihajar."

Dendi :"Kurang ajaarr."

Karena keributan mereka semuanya jadi bangun

Alex :"Hoaamm, ada apa lagi sihh ini."

Pebri :"Yudha?"

Yudha :"Kenapa emangnya hah? kau tidak suka caraku?"

Dendi :"Tentu saja aku sangat tidak suka dengan caramu itu,"

Pebri : *Mendekati mereka lalu berusaha memisahkannya "Sudahlah kalian ini kenapa ribut terus, lagian ini kan masih pagi."

Yudha : *Meninggalkan mereka

Dendi :"Siaal" *Mendekati Madun

Madun :"Ahhh, sakit euy!!"

Dendi :"Kau tidak apa-apa kan Dun?"

Madun :"Tidak apa-apa gimana? mukulnya itu seperti orang yang marah."

Dendi :"Emang kurang ajar tuh si Yudha."

Tiba-tiba Kinal, Sonya, Melody, dan Cindy keluar dari ruangan Doni karena mendengar ada keributan diluar

Kinal :"Ada apa sihh kalian ini kok ribut sekali terdengarnya."

Dendi :"Maaf ya kak, ternyata harus sampai membangunkan kalian yang sedang tidur, sekali lagi maaf yah!"

Kinal :"Udah tidak apa-apa kok, lagipula kakak udah bangun dari tadi."

Dendi :"Ohh gitu yaa."

Melody :"Dun kamu kenapa?"

Madun :"Aku tadi dipukul Yudha.."

Melody :"Apa?" *Kaget

Madun :"Iyaa."

Alex :"Maaf broo tapi niat dia kan baik, cuma pengen ngebangunin Madun doang."

Dendi :"Bener juga sihh, tapi kan gak usah seperti itu juga."

Alex :"Tapi menurut gue itu cara yang paling gaul, bahkan gue baru tau kalo ngebangunin orang yang tidurnya kaya kebo itu musti kaya gitu."

Madun :"Ahh elu broo malah ngeledek gue kaya kebo segala lagi." -_-

Kinal :"Sudah-sudah lebih baik kita shalat Subuh dulu yuk, kita berdoa agar Doni cepet sembuh."

Dendi :"Kakak benar, kalo begitu ayo kita shalat Subuhnya berjamaah, biar dapet pahalanya besar gitu...." :)

Madun :"Ahh kau ini...kalo shalat itu jangan berharap dapat balasannya, tapi keihklasan.."

Dendi :"Iya-iya pak Ustad."

Melody :"Udah-udah, lebih baik sekarang kita ke mushola saja, nanti keburu siang loh!!"

Madun :"Lets go, ehh lex lu ikut kan?"

Alex :"Sorry broo, gue bukan Muslim."

Madun :"Ooo, Sonya Juga?"

Sonya :"Iya."

Madun :"Yaudah, Cin ayo."

Cindy :"Aku juga bukan muslim Dun."

Madun :"Ohh, maaf kalo begitu."

Cindy :"Hahaha, iya tidak apa-apa kok."

Madun :"Ok lets gooo."

Mereka semua pergi ke mushola untuk melaksanakan shalat Subuh berjamaah kecuali Cindy, Sonya, dan Alex karena mereka non-muslim, ketika mereka sudah sampai di mushola, mereka semua terkejut mendapati Yudha yang berada di Mushola

Dendi :"Sedang apa dia disini?"

Madun :"Ya Shalat lah Den, masa mau jualan kan gak lucu.."

Dendi :"Pantatmu yang lucu,"

Madun pun juga melihat Nabilah

Madun :"Subhanallah,, mimpi apa aku tadi malam yaa? pagi-pagi gini bertemu bidadari yang jatuh dari sorga."

Dendi :"Wkwkwkwk, sakit atuh Dun kalo jatuh mah, yang bener itu bidadari turun dari langit, ahh kau ini."

Madun :"Hehehe, kan bahasa gaolnya gitoe.."

Kinal :"Ahh kalian ini banyak bercanda, udah cepetan ayoo."

Dendi & Madun :"Siap kapten."

Mereka semua mengambil air wudhu, lalu Shalat berjamaah

Pebri :"Yud, kamu belum shalat?"

Yudha :"Belum, aku menunggu kalian semua."

Dendi :"Heh, memang kami ini anak kecil musti di tunggu-tunggu?"

Madun :"Sssttt, saatnya menghadap sang pencipta."

Dendi :"Hey Dun kamu imamnya."

Madun :"Aduuhh aku lagi gak konsen nihh."

Dendi :"Yaelah..!!"

Yudha :"Biar aku saja yang jadi Imamnya."

Dendi :"Gak usah deh."

Madun :"Udah gpp kok."

Mereka semua melaksanakan Shalat Subuh dengan khusyuk dan Yudha lah yang menjadi Imam dalam shalat Subuh kali ini, setelah mereka selesai shalat, mereka langsung pergi keruangannya Doni

Dendi :"Hey Don, cepet bangun lahh biar kalau kita shalat itu kau yang jadi Imamnya, kan biasanya juga kamu yang suka jadi Imam"

Madun :"Tau nih, bangun napa!!"

Kinal : *Ketawa kecil "Kalian ini lucu, Dia kan lagi koma jadi gak mungkin bisa ngedenger ucapan kalian."

Dendi :"Hah" *Menarik nafas "Andai saja hidupku itu sepertimu!! banyak yang perhatian sama kamu, ibumu, teman-temanmu meski ayahmu sudah meninggal, tapi kamu bisa setegar dan sekuat ini, beda sekali sama aku meskipun aku mempunyai orang tua lengkap tapi mereka semua tidak peduli terhadap kehidupanku selanjutnya."

Perasaan Dendi mulai timbul rasa iri kepada Doni, apakah dendi bisa mengendalikan perasaan irinya tersebut?

Bersambung….

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next chapter