3 Chapter 2

Kim Hana berdiri di depan cermin besar di studio atasannya. Wajah kusam dengan rambut sebahu yang tak terawat, ditambah kantung mata yang memperburuk penampilannya. Tubuh kurus dengan tinggi 160 cm. Terkadang ketika berdiri di depan cermin seperti ini mendorong jauh mimpinya untuk menjadi wanita idaman idolanya. Apalagi ketika ia melihat rekan rekan kerja atau teman sesama fans yang memiliki tubuh langsing semampai dan berwajah mulus. Membuat ia semakin tidak percaya diri.

Sejak SMA, Hana yang merupakan gadis berdarah Indonesia-Korea bermimpi untuk kuliah di negeri kelahiran ayahnya--Korea. Orangtua Hana sudah berpisah sejak sepuluh tahun yang lalu. Ia tidak tahu keberadaan ayahnya, sementara ibu dan kedua adiknya berada di Indonesia. Selama tujuh tahun sejak perceraian orangtuanya, ia tidak lagi menaruh kepercayaan pada pria. Sampai ketika ia tidak sengaja menemukan video musik boygroup yang kini disukainya.

Sejak saat itu, Hana mulai menyusun mimpi-mimpi baru. Ia ingin memperbaiki kehidupannya, menunjukkan pada sang ayah bahwa mereka baik-baik saja tanpa pria itu. Perlahan rasa suka pada idolanya semakin meningkat dan membuat Hana bersemangat untuk pergi ke negeri kelahiran sang ayah.

Di sinilah ia berada, sebuah studio dari seorang perancang busana yang dipandang tinggi oleh masyarakat Korea, Nona Jung. Sebuah studio yang berantakan yang penuh kain berbagai corak, baik kain perca tak berguna maupun kain yang masih baru. Meja-meja yang berantakkan, serta mesin jahit yang hampir digunakan selama delapan belas jam sehari. Cat dinding berwarna coklat kemerahan dengan aroma vanilla yang kuat. Jangan lupakan ada beberapa pakaian dengan bermacam corak yang dipajang dengan manekin.

"Asisten Kang." Seorang wanita berambut panjang dengan tubuh langsing dan wajah tanpa penuaan bak vampir meski usianya memasuki kepala empat.

Hana menoleh ketika mendengar atasannya memanggil. Wanita yang biasa disapa Nona Jung itu berdiri tak jauh di belakangnya. Ia segera membungkuk, memberi salam, lalu kembali berdiri tegak.

"Maaf jika menganggu waktu cutimu, tapi aku butuh bantuanmu. Aku dan asisten lainnya sedang sibuk untuk mengurus fashion show yang diadakan dua hari lagi. Hanya kau yang bisa aku andalkan. Tolong antarkan pakaian-pakaian itu untuk dicoba."

Nona Jung menunjuk rak pakaian beroda yang ada di ujung ruangan. Beberapa pakaian panggung tergantung dengan rapih beserta pemanisnya masing-masing. "Antarkan pakaian itu pada pelanggan yang ada di ruang peragaan. Mereka sudah menunggu sejak tadi dan aku baru sadar kalau kau sudah ada di sini. Mereka sudah setuju untuk memakai pakaian rancanganku untuk setiap penampilannya."

"Mereka? Maksudmu girlgrup S0Ne itu?" tanya Hana tak percaya.

Nona Jung mengangguk, lalu mengedipkan matanya. "Hebat, 'kan?"

Hana merotasikan bola matanya. Lebih hebat lagi kalau boygroup E-X yang memakai rancanganmu, batinnya.

Dengan perasaan kesal, Hana mendorong rak beroda yang penuh dengan pakaian menuju lift. Sesampainya di depan ruang peragaan di lantai dua yang terkesan mewah itu, ia berhenti sesaat. Apa ia siap melihat segerombol wanita cantik dengan tubuh ideal? Ah, itu sama saja seperti menghina dirinya sendiri. Lagipula, ini memang pekerjaan yang ia impikan sejak dulu. Kapan lagi ia punya kesempatan seperti ini?

Hana membuka pintu ruangan, lalu mendorong rak beroda itu masuk. "Selamat siang. Maaf telah menunggu lama."

Semua wanita yang ada di sana sontak melihat ke arah pintu. Gadis dengan rambut sebahu, kulit putih pucat dan mata yang jarang dimiliki oleh wanita Korea memasuki ruangan sembari mendorong rak pakaian. Ia membungkuk hormat. Para wanita itu berdiri dan membungkuk sedikit untuk membalas sapaannya.

"Nona Jung meminta saya membawakan pakaian-pakaian ini. Silahkan dicoba."

Hana mendorong rak pakaian itu mendekati bilik ganti. Satu per satu wanita itu mulai memilih pakaian. Hana memperhatikan satu per satu wanita itu sambil memegang dadanya.Jantungnya serasa ingin berhenti berdetak tiap kali wanita-wanita itu tersenyum sopan ke arahnya.

"Ya ampun, mereka cantik sekali," gumamnya.

Ia mulai berpikir aneh-aneh. Apalagi setelah melihat kecantikan Soona secara langsung. Soona memiliki kulit yang putih bersih, wajahnya cantik mulus dengan tubuh yang ideal. Wajar jika Shi-Jin E-X mengidolakannya.

***

"Aku pulang." Hana memasuki apartemen seraya melemparkan tas ke sofa dan membenamkan tubuhnya di tempat tidur yang empuk. Ia mengerjapkan matanya, lalu melirik arloji yang masih melingkar di pergelangan kurusnya. Pukul satu malam. Tubuhnya benar-benar lelah hingga rasanya ingin cepat tertidur, tapi keinginannya untuk melihat wajah idola membuat Hana kembali bangkit dan melepas outer yang membuatnya gerah meski dipakai di malam hari.

Hana melirik Yoon yang berkutat dengan laptop dari sudut matanya. "Tadi aku bertemu dengan personil S0Ne."

"Apa?" Yoon langsung menoleh ke arah Hana.

"Tadi aku bertemu dengan personil S0Ne," ulang Hana.

"Bagaimana bisa?"

"Mereka menggunakan pakaian rancangan atasanku sekarang. Ya ampun, mereka sangat cantik. Sangat berbeda dengan kita."

"Tentu saja."

"Pastinya personil E-X mencari wanita yang seperti mereka, 'kan? Mana mungkin mereka memilih wanita seperti kita."

"Ah, sudah mulai!" pekik Yoon tidak memperdulikan ucapan Hana. Dengan sebal Hana bangkit dan duduk di samping Yoon. Sang pembawa acara muncul dan mulai menyapa para fans yang sudah siap dengan lighstick masing-masing untuk menyemangati idol mereka saat tampil.

Setelah beberapa grup tampil, kini giliran E-X yang tampil. Mereka muncul dengan pakaian serba putih. Beberapa member menggunakan up hairstyle dan sebagian lain menggunakan down hairstyle. Seketika melihat mereka muncul, Yoon menjerit tak karuan, memaksa Hana untuk menutup telinganya dengan tangan.

"Ya ampun! Mereka tampan sekali! Terutama Shi-Jin!" pekik Yoon.

"Pelankan sedikit suaramu Yoon."

"Ah, maaf."

Tak hanya pekikan Yoon, pekikan para fans E-X dan ribuan lighstick yang membentuk 'white ocean' ikut meriahkan penampilan E-X. Hana hanya menyaksikan penampilan mereka dengan hening, tak seheboh Yoon. Terkadang ia tersenyum ketika K mengedipkan matanya pada kamera sambil tersenyum, kadang ia menutup mulutnya ketika kamera menyoroti wajah para member satu per satu, memperlihatkan ketampanan mereka.

"Aku rasa aku akan terkena serangan jantung sebentar lagi."

avataravatar
Next chapter