webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

145.) Kaget Dong

Ku masuk ke mansion Hyuga.

"Ada urusan apa Shinomiya san datang kemari?" tanya Ayah Hinata

"Aku mengadakan camp pelatihan di luar desa selama satu minggu, aku ingin mengantar surat izinnya" ucap ku sambil menyerahkan surat jalan

Ayah Hinata menerimanya.

"Ini kamu yang tanggung semua biayanya?" tanya Hiashi

"Benar Hiashi san, tapi di sini aku hanya memberikan penginapan dan makan sebagai biaya, urusan pribadi mereka jika ingin jajan atau beli oleh oleh nantinya di tanggung sendiri" ucap ku

"Hahaha baiklah ku izinkan, tapi tolong tanggung jawab penuh ya atas putri ku"

"Tentu Hiashi san" balas ku

.

Selanjutnya ke rumah, Sakura langsung di terima tawaran ku sebab mereka sudah kenal diriku, lalu ke rumah Ino aman, ke rumah Tenten juga aman, tinggal besok berangkat.

.

Malamnya Sasuke masih tidur dengan ku.

Ku tanya dia mau kembali ke rumah atau tetap di sini selama aku tidak ada, Sasuke memilih tinggal saja, sebab ia sudah nyaman di apartemen ku.

.

Besoknya jam 8 pagi, 4 murid sudah berkumpul.

"Baiklah sudah bawa perlengkapan?" tanya ku

"Sudah sensei" balas mereka ber empat

"Mari pergi ke gerbang desa" ucap ku

.

Aku pergi ke desa kecil bernama Togi, disana ada hamparan rumput luas, dengan air terjun yang indah, serta baiknya hamparan rumput mereka boleh ku hancurkan sebab rumput itu sebenarnya hama juga.

Perjalanan selama 5 jam dengan melompat lompat dari pohon satu ke pohon lain.

Jam 1 siang kami baru sampai di desanya, ku pergi langsung ke penginapan desa, ku pesan 3 kamar, satu untuk ku, satu untuk Hinata dan Ino, satu untuk Tenten dan Sakura.

"Ini kunci kamar kalian, ingat kumpul jam 3 sore, jadi selama 2 jam istirahatlah" ucap ku

"Dimana kumpulnya?" tanya Sakura sambil menerima kunci kamarnya

"Di depan penginapan ini" ucap ku

.

Kamar kami bersebelahan, jadi aku bisa datang cepat jikalau ada apa apa dengan mereka.

.

Aku tidur siang sebentar.

Hanya sebentar.

Iya sebentar.

.

Tok tok

"Siapa?" tanya ku

"Sensei ini sudah jam 3.30 kapan latihannya?" tanya Sakura

Ku lihat jam waker ku.

"Aduh maaf maaf Sakura, biar sensei ganti pakaian dulu kamu ke depan penginapan dulu saja" ucap ku

"Baiklah, tapi jangan lama lama!" teriak Sakura

"Oke!" balas ku

.

"Isobu bantu aku" ucap ku padanya

"Bantu apa lagi?" tanya Isobu

"Kamu ambil kesadaran bunsin ku dua, latih Sakura dan Tenten" ucap ku

"Aku mana bisa melatih senjata ninja, jika mau aku ambil Sakura dan Ino saja, mental ku juga kuat" ucap Isobu

"Baiklah aku terima tawaran mu, tapi jangan sampai lepas kendali ya"

"Tenang saja, aku tidak akan melukai murid mu, aku masih sayang dengan titid ku"

"Baiklah, terima kasih" ucap ku

"Tentu"

.

Di hamparan rumput, jam 3.45 sore.

"Baiklah maaf sebelumnya sensei malah yang tertidur, tapi itu bukan hal yang penting, sekarang mari fokus latihan, kita latihan secara terpisah, Sakura dekat dengan air terjun, Tenten ke dekat pohon besar itu, Hinata ke sini saja, Ino ikut ke atas air terjun" ucap ku

"Kami sendirian latihannya?" tanya Ino

"Tidak, tunggu sebentar"

Ku gigit jariku, ku teteskan darah ku ke tangan.

"Chibunsin" ucap ku

Keluar 3 chi bunsin, ku keluarkan chakra Isobu ke dua chi bunsin.

"Kita panggil aku yang berbicara Haruka asli, samping ku Haruka bagus, sampingan Haruka cakap, terkahir Haruka debest, Hinata ikut dengan ku, Tenten Haruka bagus, Ino Haruka Cakap, Sakura Haruka debest, kalian paham?" tanya ku

"Paham" balas chi bunsin ku

"Paham sensei"

.

Latihan di tempat ku.

"Latihan seperti apa sensei?" tanya Hinata

"Kamu mau berkembang atau cari jutsu baru?" tanya ku dulu

Hinata bingung akan pertanyaan ku, namun ia sadar setelah beberapa saat, ia menduga Haruka bertanya soal taijutsunya.

"Aku memilih berkembang sensei" balas Hinata

"Baiklah, jadi kamu memilih tetap mempertahankan marga mu ya, itu bagus, bisakah kamu peragakan dulu taijutsu mu?" tanya ku

"Baik" balas Hinata

.

Hinata menunjukan, beberapa taijutsu, lalu di akhiri dengan Kaiten yang gagal berputar dengan baik.

Ku ulur kan tangan ku membantu Hinata berdiri.

.

"Kamu sudah lumayan bagus, tapi Kaiten bukan jutsu yang bisa kamu pelajari sekarang" ucap ku

"Apa ada yang salah dengan tubuh ku sensei?" tanya Hinata

"Yap, kamu itu orang terlalu lembut, Kaiten perlu ketangkasan tubuh dan ke fokusan antara penglihatan dan perasaan" ucap ku

"Lalu kapan aku bisa jutsu itu" tanya Hinata menundukan kepala

"Mau ku ajarkan cara uang ekstrim?" tawar ku

"Bagimana?" tanya Hinata

"Luapkan emosi mu pada sesuatu, jangan di pendam terus" ucap ku

"Bagimana caranya aku bahkan tidak tau harus marah dengan siapa"

"Bukan marah saja bentuk emosi itu, mau coba?" tanya ku

"Boleh saja sensei"

.

Aku melakukan jutsu perubahan bentuk menjadi Naruto ketika masih kecil.

"Eh kenapa sensei berubah jadi Naruto kun?" tanya Hinata malu malu

Ku pegang dadanya Hinata.

Kyaaa

Plak!

Aku di tampar

"Naruto kun mesum!" teriak Hinata langsung mengaktifkan byakugannya

Hinata mulai mengejar ku, mencoba memukul ku, namun gagal dan gagal, saat ke gagalan itu ku manfaatkan dengan memegang bagian tubuh Hinata lainnya.

Plak!

"Astaga Hinata kenapa pukulan mu tidak kena sementara tamparan mu bisa kena?" tanya ku

"Kamu mesum sensei!" teriak Hinata

"Ini latihan mengeluarkan emosi, anggap aku Naruto bukan Haruka sensei, sebenarnya Naruto itu juga mesum loh"

"Tidak Naruto tidak mesum, sensei yang mesum!" teriak Hinata tambah marah

.

Jam 6 petang ku kumpulkan kembali murid murid ku.

"Muka sensei kenapa ada bekas tangan?" tanya Tenten

"Oh pasti ini sensei menggunakan latihan mesum ya, jadinya Hinata menampar sensei?" tebak Sakura

"Latihan mesum?" tanya Ino

"Yap sensei itu orang mesum, sebenarnya bukan latihan mesum, tapi latihan mengeluarkan emosi, walaupun nyleneh tapi hasilnya bagus kok, cuma ya kalian harus tahan dengan sentuhan mesum sensei" ucap Sakura yang tiba tiba ikut ikutan emosi

"Kamu di apakan Hinata?" tanya Tenten

"Jangan tanya" balas Hinata sambil menutupi mukanya

.

"Sensei ini pelecehan seksual!" teriak Ino

"Aku tidak menyentuhnya Ino coba kamu pegang tangan ku" ucap ku

"Hii sensei mesum mau memegang ku ya?" tanya Ino

"Bukan, pegang saja dulu" ucap ku

Ino ragu namun memegang tangan ku, tapi yang tidak sampai ke kulit ku tanganya sudah terhenti.

"Eh ini ada lapisannya?" tanya Ino

"Ah benar juga aku baru ingat, sebenarnya Haruka sensei tidak memegang tubuh, tapi hanya lapisannya udaranya saja, tapi itu tetap saja risih sih" ucap Sakura

"Dengar ini bukan pelecehan seksual, aku tidak memegang kalian, dan tidak bisa merasakan, hanya kalian saja yang merasakan sentuhan lapisan ku, paham? Hinata jangan berburuk sangka dengan ku loh" ucap ku

"Baik sensei aku paham" balas Hinata

.

Kami kembali ke penginapan untuk mandi.

Di kamar Hinata dan Ino

"Bagimana rasanya di pegang sensei Hinata chan?" tanya Ino

"Kenapa tanya?" ucap Hinata

"Yah aku belum tau rasanya di pegang laki laki"

"Rasanya geli dan mesum, sensei menyentuh dadaku berulang kali, aku paham itu hanya lapisan tapi itu sangat risih" ucap Hinata

"Nikmat atau risih?" goda Ino

"Keduanya" balas Hinata tanpa malu malu

"Eh" Ino kaget

.

Di kamar Sakura pun Tenten juga kepo bagaimana pelatihan mesum Haruka sensei berlangsung.

"Sudah ku katakan tadi bukan Tenten, latihannya membuat rish, tapi jika kamu suka di belai, latihan itu cocok" kata Sakura

"Tapi bagaimana jikalau Haruka sensei memegang secara langsung?" tanya Tenten

"Kurasa tidak pernah, seperti contohnya respon laki laki ketika ia berpikir mesum atau melakukan hal mesum maka penis mereka akan berdiri, nah Haruka sensei itu tidak berdiri penisnya, jadi ia tidak ingin berbuat mesum sebenarnya" balas Sakura berpikir positif dengan senseinya

"Tapi bukannya itu termasuk pelecehan seksual?" tanya Tenten lagi

"Yah aku lebih suka Haruka sensei yang seperti itu sih, ia aneh tapi latihannya masuk semua dan mudah di pelajari, asal tidak merugikan kita, latihannya aman, itu menurut ku, jadi jangan ceritakan kejadian ini pada tim mu atau gurumu biar jadi rahasia kita dengan Haruka sensei, sebab biasanya sebelum latihan biasanya kita di tanyai yakin atau tidak, jika yakin maka patuhi aturan sensei, jika tidak nanti Haruka sensei akan di copot dari guru tim" balas Sakura

"Kamu apa suka dengan Haruka sensei Sakura?"

"Suka tapi bukan dalam cinta kekasih, tapi suka akan hubungan keluarga" ucap Sakura

"Oh ternyata sensei itu baik ya" ucap Tenten

"Sangat baik, ia tulus kok melatih kita, ku dengar saja biaya ini ia keluarkan dengan uangnya sendiri, bukan minta dari desa"

"Wow loyal sekali"

"Tentu saja Haruka sensei gitu loh"

.

Di kamar ku.

"Aduh duh duh, tamparan Hinata lebih keras dari Sakura ternyata" ucap ku sambil mengoleskan salep agar tidak bengkak

.

Jam 7 malam kami makan malam bersama di ruang makan penginapan.

Menggunakan yukata, kami makan malam dengan tenang dan santai.

"Makan sepuas kalian ya, jangan sungkan" ucap ku

"Uwaaa makanan mahal ini pasti" ucap Tenten

"Jangan malu maluin Tenten, langsung makan saja" ucap ku

"Hehe baik sensei"

"Sensei maafkan aku" ucap Hinata bersujud di depan ku

"Tenang Hinata chan, aku baik tidak masalah" ucap ku

"Tapi aku merasa bersalah sebab menampar sensei terlalu keras"

"Tidak masalah, itukan hanya latihan" ucap ku

.

Makan bersama dengan obrolan ringan dan candaan.

"Haruka sensei, ini ku suapi aaa buka mulut" ucap Sakura

"Tidak mau, pasti kamu masukan wasabi ke dalam sushi ini" tebak ku

"Tidak ada sensei, beneran" ucap Sakura

"Baiklah kamu makan dulu" ucap ku

Plup.

Sushinya masuk ke mulut Ino.

"Kheee!" teriak Ino karena makan sushi penuh wasabi

"Enak kan Ino?" tanya Sakura

"Tidak, ini terlalu kuat rasa wasabinya!" balas Ino

"Sakura, kamu tau balasan tuhan untuk murid yang mengerjai senseinya?" tanya ku

"Maafkan aku sensei tidak akan ku ulangi lagi" kata Sakura sambil bersujud di depan ku

.

Tenten dan Hinata tertawa akan tingkah Sakura.

.

Jam 8 malam, kami kembali ke kamar masing masing.

.

Sebelumnya masuk kamar.

"Selamat malam dan semoga mimpi indah" ucap ku

"Sensei juga, semoga mimpi indah" ucap Hinata lalu yang lainnya

.

Setelah masuk kamar aku keluar kamar lewat jendela, kan tidak mungkin gitu, tidur jam 8 malam sementara di luar masih ramai dan kelap kelip lampu masih bersinar terang.

Ku datangi tempat judi, kebetulan juga aku bertemu dengan Tsunade lagi.

"Halo Tsunade sama, Shizune san" ucap ku

"Kamu kenapa sih selalu muncul di dekat ku, aku jadi kalah terus asal kamu tau" ucap Tsunade

"Kamu kalah sebab tidak beruntung Tsunade sama" ucap ku

"Huh aku tidak percaya, keberuntungan tiap orang itu sama" ucap Tsunade

"Ah benar juga Tsunade sama, aku mau kamu melatih murid ku ninjutsu medis legendaris mu apa kamu mau?" tanya ku

"Tidak aku sibuk" kata Tsunade

"Bagimana jika ku bayar?" tanya ku

"Berapa uang mu?" tanya Tsunade langsung tertarik

"Ku bayar satu juta ryo untuk satu minggu kedepan, hanya sesi pagi" ucap ku

"Jangan bercanda ya kamu, tawaran 50 juta saja ku tolak" ucap Tsunade

"Memangnya ada yang menawarkan?" tanya ku ke Shizune

"Tidak ada sebenarnya" balas Shizune

"Hey jangan bongkar bisnis kita" ucap Tsunade memarahi asistennya

.

"Baiklah ku naikan, 5 juta ryo untuk 1 minggu ke depan, mulai jam 7 pagi, datang ke penginapan ku" ucap ku

"Tidak, jika tidak 20 juta"

"7 juta" ucap ku

"18,5 Juta"

"8 juta"

"15 juta, ya atau tidak"

"9 juta" ucap ku

"Tch, 12 juta!"

"10 Juta tawaran terkahir ku" ucap ku

"11 juta!" teriak Tsunade

"10 juta mau tidak, jika tidak maka akan ku berikan pada asisten mu, ia juga bisa ninjutsu medis kan?" tanya ku

"Huh baiklah 10 juta ku terima tawaran mu, tapi aku akan meninggalkan murid jikalau mereka tidak bisa mengikuti ku" ucap Tsunade

"Iya iya aku paham"

"Lalu mana uangnya?" tanya Tsunade

"Ku Berikan, 3 juta dulu, sisanya setelah latihan selesai satu juta per hari" ucap ku

"Baiklah" ucap Tsunade

Ku serahkan uang 3 juta ryo.

"Ingat jika kamu berbohong lalu melarikan diri tak peduli kamu sanin Konoha, kamu akan habis di tangan ku" ancam ku

"Oh anak muda yang berani, tak salah Mei menerima mu sebagai tunangannya" ucap Tsunade

"Tentu saja, ini bukan masalah berani atau tidak, tapi aku ingin membuat murid ku menjadi yang terbaik" ucap ku

"Baik baik Haruka Shinomiya, aku akan melatih murid mu dengan baik"

.

Kembali ke penginapan jam 10 malam setelah aku menang 1 miliar Ryo dari tempat judi.

Ku ketuk pintu kamar murid ku.

"Ada apa sensei?" tanya Sakura saat membuka pintu

"Besok pagi sesi latihan ninjutsu medis dari sanin legendaris jadi, kuatkan mental jangan putus di tengah jalan, aku sudah membayar 10 juta ryo untuk latihan ini" ucap ku

"Eh berapa?" tanya Tenten

"10 juta Ryo" balas ku

"Astaga uang semua itu?" tanya Ino

"Iya uang semua, makanya kalian harus belajar giat darinya, serap semua ilmunya" ucap ku

"Siapa dia sensei?" tanya Hinata

"Tsunade sama, cucu hokage pertama" ucap ku

"Wow" ucap mereka bertempat

"Besok jam 8 pagi ia akan datang ke sini ingat, jadi persiapkan sepeti kalian persiapan kelas medis" ucap ku

"Baik sensei!" ucap mereka bertempat

.

Jam 8 pagi.

"Hey Haruka kamu menipuku ya, ini 4 murid bukan murid!" teriak Tsunade

"Ya siapa bilang murid ku hanya satu" ucap ku

"Aku tidak terima ini, pokoknya bayaran naik 4 kali lipat" ucap Tsunade

"Tidak ada kamu sudah setuju, anggap saja juga sedekah, kamu membantu generasi muda desa" ucap ku

"Tidak pokoknya 4 kali lipat setuju dulu kamunya"

"Huh, ku naikan jadi 20 juta totalnya" ucap ku

"Baiklah kita deal, sekarang mana uangnya?" tanya Tsunade

"Nanti jam 12 siang, setelah latihan pagi selesai" ucap ku

Tsunade menerimanya, lalu mulai mengajar dengan tegas pada 4 murid ku, plus aku juga ikut kelas medisnya.

"Naikan jadi 30 jika kamu ikut!" teriak Tsunade

"Tidak aku tidak ikut, aku hanya mengawasi" ucap ku

"Mana ada kamu ikut praktek itu!" teriak Tsunade

"Shizune yang memberikan ikan ini, masa aku harus bayar 10 juta ryo untuk ikan mati" ucap ku

"Huh baiklah, kamu melihat tapi jangan mengerakan tangan mu" ucap Tsunade

"Baik baik, dasar nenek cerewet" ucap ku

"Aku nenek nenek tapi oppai ku besar loh, apa kamu tidak tertarik" ucap Tsunade

"Tidak, aku lebih suka yang normal saja"

"Tch dasar laki laki normal" hina Tsunade

.

.

Tsunade melatih hanya dengan omongan sementara 4 murid ku mengikuti instruksi darinya.

"Aku berhasil sensei" ucap Sakura berhasil menghidupkan kembali ikan dalam waktu 15 menit, lalu disusul Ino, Tenten dan Hinata di menit ke 30

"Tak heran murid Haruka itu bagus dan bisa mengikuti instruksi ku, sesuai dengan kepopulerannya juga, huh latihan panjang ini pastinya" pikir Tsunade

.

"Aku juga bisa Shizune san" ucap ku setelah 2 jam mencoba menghidupkan ikan dengan diam diam setelah Tsunade fokus pada pelatihan murid ku, jadi aku bisa berlatih dengan Shizune

"Hebat, jarang ada loh laki laki yang bisa ninjutsu medis Tsunade sama" ucap Shizune

"Biasalah, aku kan berbakat" ucap ku bangga

.

Jam 10 istirahat sebentar.

"Murid mu berbakat, apalagi ia yang berambut merah muda itu, ku yakin generasi Konoha akan aman jikalau ia jadi pemimpin ninja medis" ucap Tsunade padaku

"Kalau senseinya ini apa sudah cocok jadi Hokage?" tanya ku

"Kamu mana bisa jadi Hokage, orang barbar sepertimu tidak cocok jadi Hokage" hina Tsunade padaku

"Dasar nenek nenek tak tau diri!" ucap ku balas menghina

"Biarlah yang penting aku happy, cepat sana persiapkan uangnya, sebentar lagi jam 12 ini"

"Iya iya sudah ku persiapkan, tenang saja"

.

.

Jam 12 siang.

"Ini bayaran mu" ucap ku sambil menyerahkan yang 5 juta ryo ke Tsunade

"Mana makan siangnya?" tanya Tsunade

"Hmmm mari ikut aku jika begitu" ucap ku

.

Jadinya aku, 4 murid dan tambahan dua penyusup makan bersama di penginapan dengan menu komplit yang ku pesan.

"Hahaha kenikmatan sake memang di nikmati ketika lelah" ucap Tsunade yang sudah mabuk

"Sannin memang seperti ini kah?" tanya Sakura

"Tidak tidak, Nona Tsunade itu pengecualian" ucap Shizune

"Ia depresi karena sudah tua dan tidak punya suami" ucap ku

"Hey aku bisa mendengar mu Haruka! Bagaimana jika kamu jadi pasangan ku?" tanya Tsunade

"Eh!" 4 murid ku kaget plus Shizune

"Aku tidak suka yang besar besar" ucap ku

"Heh!" ketiga murid ku menoleh padaku

"Matanya yang besar" ucap ku pada mereka

"Oh benar juga mata Tsunade sama kan besar" kata Hinata

"Huh kamu ini polos sekali nona Hyuga, yang Haruka maksud itu tentunya adalah dadaku, hic, kalian yang dadanya datar lebih baik menyingkir" ucap Tsunade

"Hey kami hanya belum tumbuh" bela Ino

"Oh kamu mau membandingkan dengan oppai wanita cantik ini?" tanya Tsunade membanggakan dadanya

Ino dan 3 lainnya meneguk ludah dengan paksa setelah melihat kengerian dada itu.

"Ya mungkin tidak sebesar itu juga kali ya" ucap Ino

"Haha mungkin saja" kata Sakura

"Punya mu kan datar" Hina Tsunade pada Sakura

"Puffft" aku menahan tawa

"Sensei!" teriak Sakura padaku

"Maaf maaf jika kamu terhina Sakura" ucap ku

"Lihat saja punya aku akan membesar di masa depan!" ucap Sakura

.

Jam 1 siang Tsunade dan Shizune pamit.

"Kalian akan latihan lagi?" tanya Tsunade

"Tentu saja, nanti jam 2 siang latihannya, belajar tentang pertarungan" ucap ku

"Nah bagus itu, kunoichi itu tidak harus di belakang saja tapi harus bisa di garda depan juga, aku akan memberikan jutsu pukulan ku di lain waktu" ucap Tsunade

"Tidak ada biaya tambahan kan?" tanya ku

"Hahahah" Tsunade tertawa

"Hahahah" aku ikut ikutan tertawa

"Tambah 4 juta ryo" ucap Tsunade

"Tidak, aku tidak sudi!" teriak ku

"Terserah pokoknya siapakan uang 4 juta ryo ya" ucap Tsunade dan Shizune berjalan menjauh

.

"Sensei berapa uang yang telah kamu keluarkan untuk kami?" tanya Ino

"Benar sensei berapa banyak?" tanya Hinata

"Kalian mau tau?" tanya ku

"Mau mau" ucap Tenten

"Jangan kaget ya"

"Baik"

"Jika ku total nantinya akan sebanyak 30 juta ryo, sedikit ya" ucap ku

"Gila sensei dapat uang darimana?" tanya Sakura

"Minta tunangan ku dong" ucap ku

"Siapa?" tanya Mereka berempat

"Mizukage ke 5" balas ku

"Heh kamu tidak bercanda sensei!" teriak Sakura

"Bercanda lah, masa laki laki minta ke perempuan, aku cari uang sendiri, ini seperti uang jajan ku kok, jadi tenang saja"

"Bukan itu tapi tunangan sensei beneran Mizukage ke 5?" tanya Sakura

"Benar, tapi sensei belum ada acara menikah kapan" balas ku

"Heh bukannya sensei berumur 16 tahun!"

"Iya 16 tahun" balas ku

"Sabar Sakura mungkin Haruka sensei bukan jodoh mu" ucap Hinata

"Bukan bukan, tapi bagaimana nasib tim 7 jika sensei menikah" ucap Sakura

"Nasibnya ya bagimana ya, aku juga bingung" ucap ku

"Sensei!" teriak Sakura marah

"Hehe tenang saja, kalian akan ku buat jadi chunin dalam waktu 1 tahun, jadi jangan bingun soal tim, maksud ku tim tujuh loh ya, bukan tim lain, sebab itu terserah sensei kalian masing masing" ucap ku

.

Jam 2 siang, kami latihan lagi hamparan rumput, tapi kali ini 4 murid ku berebut latihan dengan ku yang asli, sebeb mereka sangat menyayangkan biaya yang di keluarkan sensei sudah sangat banyak, jadi mereka ingin mendapatkan ilmu terbaik, yaitu dari tubuh asli bukan bunsin.

"Gantian saja, hari ini aku akan latihan dengan Tenten, sisanya akan latihan dentan chi bunsin ku" ucap ku

"Baik sensei" ucap Tenten senang

.

Ku latih Tenten, soal cara mengunkan tanda fuin.

"Apa hebatnya sensei?" tanya Tenten

"Bisa mengubah benda besi jadi senjata yang sesuai dengan diskiripsi fuin" ucap ku

"Bagimana caranya sensei!" ucap Tenten sangat tertarik

"Baiklah ini fuinnya, kamu simpan di gulungan bisa kan?" tanya ku

"Bisa"

.

Ku paretekan namun fuin ku tulis di tanah, kira kira 15 detik fuin selesai.

"Jika begini bukannya kelamaan sensei?" tanya Tenten

"Memang, maka dari itu sebaiknya gunakan gulungan untuk menyimpan fuin, selanjutnya lihat ini" ucap ku

Ku taruh kunai dua biji.

"Bim salabim abrakadraba jadilah pedang pendek" ucap ku lalu mengaktifkan fuin, kunai melebur lalu berubah menjadi pedang dengan tanah di bawahnya membentuk cekungan sebab besi dari tanah juga terserap

"Wow hanya 3 detik bisa menempa senjata baru?" tanya Tenten tidak percaya

"Ya memang tapi kekurangan fuin di tanah adalah sekali penggunaan"

"Lalu fuin di kertas bisa sampai dua kali?" tanya Tenten

"Tidak juga, hanya sekali juga sebabnya, tapi kan lebih simpel di kertas sebab fuin itu tanda kuno, jika salah tulis bisa bisa kunai meledak saat mencair" ucap ku

"Eh berbahaya dong"

"Memang tapi sepadan kan jika kamu kehabisan senjata, ini bisa mencari besi dari tanah, cuma jika tanpa bantuan kunai tadi, proses pembuatan akan lebih lama, mungkin bisa 15 - 30 detik, ucap ku"

"Kamu punya gulungannya sensei? Biar ku pelajari dulu caranya"

"Nah kamu murid yang baik tidak merepotkan ku, ini gulungannya di dalamnya ada juga beberapa fuin sederhana pembuat kunai jadi pelajari dengan baik ya" ucap ku menyerahkan gulungan fuin pembuat senjata

"Oke"

.

2 jam berlalu dengan tidur.

"Sensei aku tidak bisa mengaktifkan fuinya bagaimana ini?" tanya Tenten

"Kenapa tidak bisa?" tanya ku

"Di sini tertulis chakra mungkin kurang besar atau bahan tidak ada di tanah" ucap Tenten

"Mungkin bahannya kurang, kamu pakai fuin yang di belakangnya, fuin yang senjatanya mengikuti bahan di alam, jangan fokus pada besi" ucap ku

"Oh bisa seperti itu ternyata"

"Tentu saja bisa" ucap ku

.

Tenten memulai fuinnya.

"Jadilah pedang" ucap Tenten mengaktifkan fuin

Pedang muncul perlahan ke atas.

"Pegang atasnya Tenten" ucap ku

"Oh baik sensei" balas Tenten

Tenten memegang gagang pedang, pedang terus terbentuk hingga selesai.

"Wow berhasil, ini keren sensei, pedangnya juga lumayan" ucap Tenten

"Tentu saja, itulah fuin pembentuk namanya" balas ku

"Bisakah ini di modifikasi bentuknya?" tanya Tenten

"Bisa saja, tapi kamu harus ahli dulu dalam fuinjutsu, atau kunci segel, dengan tau bahasa kuno kamu bisa memodif bentuk senjata, contohnya seperti ini" ucap ku

Ku tulis fuin di tanah, ku tulis perlahan, namun segel fuin berdiameter sangat besar.

"Kamu mau membentuk apa sensei?" tanya Tenten

"Lihat saja" ucap ku

.

"Fuin aktif" ucap ku mengeluarkan setengah chakra ku juga

Senjata muncul dari tengah lingkaran fuin, sebuah tombak berwarna emas dengan ujungnya berwarna merah.

"Wow wow wow wow sensei itu senjata sangat keren" ucap Tenten

"Huh huh sebentar aku kehabisan tenaga dan chakra" ucap ku padanya

5 menit kemudian.

"Sudah sehat?" tanya Tenten

"Sudah, ini senjata untuk mu, senjata ini limited edition, hanya satu di dunia, jangan di lebur" ucap ku

"Boleh ku jual?" tanya Tenten

"Jangan main main ya, ini hadiah untuk mu dari ku" ucap ku

"Hehe bercanda sensei, terima kasih sensei" ucap Tenten menerima tombak itu

"Ini kehebatannya bisa jadi senjata chakra, itu saja, maaf aku tidak kuat untuk memodif lebih banyak"

"Wow senjata chakra itu langka loh sensei, beneran bisa jadi senjata chakra?" tanya Tenten

"Iya, tapi kamu mungkin tidak bisa menggunakan sekarang, senjata itu memakan banyak chakra pengguna, sempurnakan control chakra mu dulu" ucap ku

Next...