webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

144.) Kamu

Setelah ku serahkan aku pergi ke TG 3, tempat dimana Tim 8 berlatih.

"Halo Kurenai senpai" ucap ku menyapanya

"Oh Haruka, bagaimana misimu?"

"Sukses dapat calon istri lagi" ucap ku

"Siapa?" tanya Kurenai tertarik

"Mei Terumi" balas ku

"Heh pemimpin Kirigakure baru itu?" tanya Kurenai kaget

"Yap, kebetulan di jalan aku bertemu denganya, lalu ia terpikat padaku, jadi ya ku ajak saja tunangan" ucap ku

"Hahaha kamu ini memang laki laki aneh, tapi selamat, lalu kapan kamu akan kembali mengajar murid mu?"

"Besok, aku mau istirahat dulu hari ini, sebenarnya sandaime memberikan aku 1 minggu bebas tugas ninja, tapi ya aku tidak ingin makan gaji buta, jadinya besok saja, lalu bagaimana perkembangan 3 murid mu?" tanya ku

"Mereka sudah berkembang, apalagi Kiba dan Shino mereka cocok untuk jadi tim, di bantu dengan Hinata tim 8 jadi sempurna sebagai tim pelacak, lalu tim mu" balas Kurenai

"Yah tim ku masih jauh dari kata baik, sebagai garda terdepan nantinya aku masih mengasah control chakra mereka dulu"

"Tetap semangat, tim sudah di bagi, jika kamu perlu latihan genjutsu untuk Sasuke, kamu bisa meminta bantuan ku, namun sebagai gantinya aku menukar satu murid ku sesuai dengan bidang mu yaitu penyerang utama" ucap Kurenai

"Boleh saja, nanti 1 bulan lagi, kita tukar murid" ucap ku

"Tentu, kamu ingin melihat murid ku berlatih??" tawar Kurenai

"Boleh saja" balas ku

.

Ku lihat mereka berlatih jutsu jutsu, seperti kiba dengan Katsuganya, Shino dengan serangganya, dan Hinata dengan taijustunya.

"Kalian kemarilah, sapa Haruka sensei" ucap Kurenai

Mereka bertiga datang padaku.

"Haruka sensei, kamu tampak muda apa kamu beneran guru tim 7?" tanya Kiba

"Kiba jangan kurang ajar" ucap Kurenai

"Tidak masalah, aku bisa di begitukan, tapi untungnya murid ku nurut dengan ku, namamu Kiba bukan mari sparing dengan ku, jika kamu meragukan ku sebagai sensei" ajak ku

"Oh baiklah itu ide bagus, Kiba kamu cobalah" ucap Kurenai

"Baik mari kita sparing Haruka sensei" ucap Kiba

.

Kiba vs Haruka.

"Jangan gunakan domain mu Haruka" ucap Kurenai

"Domain apa sensei?" tanya Hinata

"Domain dunia ketenangan, jika terjabak selama kamu tidak ada jutsu teleport ya sudah hidup mu tinggal nama setelah domain di lepaskan" ucap Kurenai

"Eh bukannya itu gawat?" tanya Hinata panik

"Tenang saja jutsu Haruka sebenarnya yang mematikan bukan itu, tapi mentalnya kamu lihat saja Hinata siapa tau kamu terispirasi oleh pertarungan ini"

.

"Sensei jangan salahkan aku jika kamu terluka oleh katsuga ku ya" ucap Kiba

"Woof woof" kata Akamaru

.

"Baiklah Kiba dan Akamaru tolong tiduran di tanah" ucap ku

Fuin aktif dan tubuh Kiba dan Akamaru ditekan secara paksa ke tanah.

"Baik Kurenai senpai aku sudah menang" ucap ku

"Eh secepat itu" pikir Shino

"Bagus segera lepaskan kata katamu itu" ucap Kurenai

"Lepaskan" ucap ku

.

"Apa itu tadi?" tanya Kiba bingung

"Kekuatan mental" balas ku

"Hahaha bagaimana Kiba sudah tau kehebatan Haruka sensei?" tanya Kurenai

"Aku masih bingung" balas Kiba

"Biar ku katakan, dari semua jounin di desa Konoha mungkin Haruka adalah ninja yang paling merepotkan jika jadi lawan, kamu bisa menang jika pertama kamu punya jutsu teleport kedua kamu bisa menang juga jika punya mental yang kuat, Haruka itu kuat bukan dari chakra, melainkan dari kekuatan mental, ia ku berikan genjutsu saja tidak mempan" Kurenai

.

"Wow" pikir Shino dan Hinata

"Jangan melebih lebihkan Kurenai senpai, aku hanya beruntung saja bisa punya mental kuat" balas ku

"Hinata mau coba?" tanya Kurenai

"Tidak sensei" balas Hinata

"Shino?"

"Tidak sensei, serangga ku takut mati katanya"

.

"Bagimana dengan taijustu Haruka sensei?" tanya Kiba

"Aku tidak ahli dalam taijustu, tapi aku lebih ahli dalam kenjutsu, tapi jika taijustu plus elemen angin aku tidak akan kalah" balas ku

"Maksudnya?" tanya Hinata

"Bisa kamu pegang tangan ku Hinata" ucap ku

"Eh untuk apa?" tanya Hinata bingung

"Coba pegang saja telapak tangan ku" ucap ku

Hinata dengan malu malu mengerakan tangannya, namun sebelum menyentuh tangan ku tangannya terhenti sekitar 10 cm dari tangan ku.

"Eh lapisan apa ini?" tanya Hinata bingung

Shino Kiba, dan Kurenai melihat nya.

"Biar ku pratekan" ucap ku

Aku memegang kayu lalu ku aktifkan lapisan udara ku.

Crash!

Kayu di luar lapisan langsung teropong.

"Lihat, bayangkan jika tangan mu ku pegang Kiba, seperti aku bisa menyentuh mu lalu boom, tapi kamu tidak bisa menyerang tubuh ku" penjelasan ku

"Wow itu mengerikan" ucap Kurenai sensei baru tau sebabnya

"Mau coba Kiba?" tanya Kurenai

"Tidak big noo!" teriak Kiba menyembunyikan tangannya

"Sensei apa elemen chakra mu?" tanya Hinata

"Angin, tapi aku bisa juga elemen air" balas ku

"Kurenai sensei menurut mu siapa sensei terkuat dari semua tim yang ada?" tanya Shino memastikan

"Haruka jawabannya" balas Kurenai

"Benar ternyata dugaan ku" ucap Shino

"Tidak juga kuat, serangan ku sebenarnya bisa di counter kok, asal kamu bisa teleport ya sudah aku tidak bisa menang, namun tidak kalah juga" ucap ku

"Wow tadi berapa detik aku kalah?" tanya Kiba

"10 detik" balas Hinata

"Lumayan untuk berhadapan dengan sensei terkuat" ucap Kiba bangga

"Jangan bangga jika kalah, bangga jika imbang atau menang" ucap ku

.

"Apa sensei melapisi semua tubuh dengan elemen angin ketika bertarung?" tanya Hinata

"Tidak, aku hanya melapisi beberapa bagian saja, namun jika kondisi buruk akan ku lepaskan lebih banyak lapisan untuk pelindung, ya lapisan yang baik itu sebenarnya bukan selapis tapi berlapis lapis, seperti di telapak tangan ku ini, kamu salah mengiranya hanya selapis, ini sebenarnya ada ribuan lapis loh" kata ku yang sekali lagi membuat kaget

"Bagaimana sensei membuat ribuan lapis dalam waktu singkat?" tanya Hinata langsung

"Pertanyaan bagus, cara membuatnya aku tidak tau, namun ku kira kira saja ribuan hehe" balas ku

"Aku punya jutsu memperkuat taijustu, namun aku rasa itu kurang berguna" ucap Hinata

"Jutsu keluar chakra dari jari itu ya" tanya ku

"Benar sensei"

"Itu berguna kok, kamu kan mengkombinasikannya dengan mata byakugan mu, kamu bukan menghancurkan tubuh musuh, melainkan menghancurkan saluran chkara musuh, jadi itu sangat berguna sebenarnya, bahkan lebih efisien dalam mengalahkan musuh" ucap ku

"Tapi itu terlalu melelahkan dan membutuhkan banyak chakra" ucap Hinata

Kurenai yang melihat jadi tersenyum, ia suka pada murid yang aktif bertanya untuk perkembangan dirinya sendiri.

.

"Ya seperti ku saja, lepaskan jika sekiranya mengenai musuh, jika tidak tidak usah di keluarkan, ini memang lebih sulit, namun efeknya akan lebih terasa, sebab sekali mengeluarkan chakra akan lebih besar dampak yang di timbulkan, seperti hentakan bom, boom, boom, boom" ucap ku

"Seperti tusukan?" tanya Shino

"Bisa saja seperti itu" balas ku

.

.

Ku terus sharing hingga jam 12 siang.

"Sudah dulu ya, aku mau pergi berkunjung ke tim lain" ucap ku

"Baik lain kali sharing lagi Haruka sensei" ucap Hinata

"Tentu" balas ku

.

Aku pergi ke TG 12, tempat Guy sensei dan timnya berlatih.

"Hus hus pergi sana, aku tidak terima kamu kalahkan di bidang taijutsu" ucap Guy sensei

"Maaf jika sudah menang Guy senpai, aku hanya ingin melihat murid mu berlatih saja"

"Oh tidak menantang ku ya, baiklah ku izinkan melihatnya" kata Guy sensei

.

Ku lihat Lee sedang berlatih dengan Neji, mereka sedang sparing taijutsu.

"Boleh juga" ucap ku

"Haruka sensei boleh ajarkan aku bagaimana cara efektif dengan alat ninja?" tanya tenten

"Alat ninja yang mana?" tanya ku dulu

"Triple stick" balas Tenten

"Maaf aku tidak bisa soal stik, aku bisanya hanya yang tajam" ucap ku

"Halah sensei, aku harus belajar dengan siapa jika begitu" tanya Tenten

"Guy sensei bisa" balas ku

.

"Lebih baik dengan tangan kosong"

"Itulah yang Guy sensei katakan" ucap Tenten

"Ya namanya juga guru barbar" balas ku

.

Neji mengajak ku sparing taijutsu.

"Jangan gunakan jutsu perintah Haruka sensei!" teriak Neji

"Hey itu bukan jutsu, namanya fuin" balas ku

.

1 menit kemudian, Neji tergeletak di tanah sebab jutsunya kalah dengan elemen pelaipis ku

.

"Huh bagaimana cara mengalahkan mu Haruka sensei, jutsu baru mu lebih merepotkan sensei" ucap Neji dengan napas kelelahan

"Ya jika kamu bisa bertarung dengan ku selama 1 bulan secara terus menerus tidak berhenti, kurasa kamu bisa menang" ucap ku

"Jangankan 1 bulan, 1 menit saja aku tidak kuat" balas Neji

"Ya makanya berlatih lah terus, gini gini kan aku calon Hokage" ucap ku

.

Jam 2 siang giliran ke Tim Asuma.

"Halo bro bagaimana kabar mu" ucap Ku pada Asuma sensei

"Baik, bagaimana misimu?" tanya Asuma

"Sukses, lumayan dapat 4 kali gaji" balas ku

"Wah enaknya, nanti malam gas minum?" tanya Asuma

"Gas gas saja" balas ku

.

Ku lihat latihan tim 10.

Note : hanya Shikamaru yang kenal Haruka.

"Siapa dia Shiak?" tanya Chouji

"Ia Haruka sensei, guru tim 7"

"Oh jadi seperti itu tampangnya, ganteng juga" ucap Ino

"Dia kuat?" tanya Chouji

"Katanya sih tidak terlalu, tapi Haruka sensei lebih ke mental tipe serangannya" ucap Shika

"Seperti diriku?" tanya Ino

"Bukan, tapi lebih, tapi itu juga katanya ayahku" balas Shika

"Ino coba gunakan Shintenshin" ucap Chouji

"Eh jangan tidak sopan" kata Shika

"Coba saja tidak apa" ucap Ino

.

Ino membidik ke arah ku.

Shintenshin no jutsu

.

Powwww

.

Ino pingsan.

"Berhasil?" tanya Shika ternyata juga kepo

"Ino kamu berhasil?" teriak Chouji padaku

"Aku Haruka sensei Chouji, lalu Ino kenapa itu?" tanya ku

"Eh" ucap mereka berdua kaget

.

"Hmm pasti Ino mencoba jutsu keluarganya padamu Haruka" ucap Asuma

"Eh gawat dong, aku tidak merasakan jiwa Ino mengganggu jiwa ku padahal" balas ku

"Haaa!" teriak Shika dan Chouji kaget sebab walaupun jutsu Ino gagal harusnya ada pertarungan jiwa di tubuh bidikan

.

Jam 3 sore Ino terbangun dari pingsannya.

"Kamu baik Ino?" tanya Chouji

"Uwaaa itu mengerikan, jiwa Haruka sensei terlalu besar untuk ku lawan" ucap Ino

"Maksudnya?" tanya Shika

"Jiwa seseorang menunjukkan kemudahan jutsu keluarga Ino, jika target panik, takut ataupun sedang bingung Ino dapat dengan mudah masuk, namun jika jiwanya kuat Ino akan kesusahan masuk" ucap Asuma

"Tapi kata Haruka sensei tadi ia bahkan tidak merasakan jiwanya di ganggu" kata Shika

"Aku tidak bisa mendekat, sebelum jiwa ku sampai ke tubuh Haruka sensei, jiwa ku sudah terpental balik secara paksa" jawab Ino

"Wow" ucap Shika, Asuma, dan Chouji karena mereka dapat ilmu baru

.

Jam 4 sore aku baru ke TG 7, tempat di mana tim ku berlatih.

"Dimana Kakashi sensei?" tanya ku

"Sensei, Kakashi sensei katanya mau pergi dulu" ucap Sakura

"Oh begitu rupanya, kalian sedang latihan apa?" tanya ku lagi

"Aku berlatih control chakra" ucap Sakura

"Sama" kata Naruto dan Sasuke

.

"Huh membosankan, mau ku ajari jutsu keren?" tanya ku

"Domain?" tanya Sasuke langsung

"Bukan itu bukan sembarang ninja bisa, lalu efek balik domain belum tentu sama tiap ninja jadi itu terlalu berbahaya untuk kalian" ucap ku

"Jadi jutsu apa sensei?" tanya Naruto

.

"Sebentar, saat aku keluar desa aku di berikan beberapa gulungan jutsu rank B dan A, Sasuke apa elemen chakra mu?, kalian berdua sebutkan juga elemen chakra kalian" ucap ku

"Tidak tau" balas Naruto dan Sakura

"Aku api dan petir"

"Hmmm aku tidak punya kertas chakra, tapi tidak masalah itu bisa besok, ini untuk mu Sasuke" ucap ku menyerahkan gulungan jutsu api, yaitu pedang api.

"Eh ini jutsu rank A, sensei yakin memberikan ini?" tanya Sasuke

"Pakai saja itupun jika kamu bisa" ucap ku

"Untuk kami besok?" tanya Sakura

"Yap, oh benar juga Sakura, aku di tawari oleh ninja medis desa, ia bertanya padaku apa kunoichi tim mau belajar ninjutsu medis atau tidak, nah ku tanya kamu mau tidak?" tanya ku

"Mau sensei" balas Sakura

"Baiklah besok pagi jam 7, kumpul di depan gedung rumah sakit Konoha, nanti akan ada Ino, Hinata, dan lainnya yang ingin belajar ninjutsu medis"

"Baik sensei" balas Sakura

..

"Untuk ku?" tanya Naruto

"Makan ramen mau?" tawar ku

"Bukan makan sensei tapi jutsu, yang begini begitu dan begitu loh" ucap Naruto sambil menujukan seal tangan

"Mau tau fakta unik?" tanya ku

"Apa itu?" tanya mereka

"Sensei mengeluarkan jutsu tidak ada seal tangan" kata ku

"Heh bagimana mungkin!" teriak Sasuke tak percaya

"Yah itulah kehebatan orang dengan sedikit chakra, sensei mengeluarkan chakra dengan mudah tanpa seal sebab jutsu sensei juga simpel sebabnya, namun sensei tau juga sebenarnya jutsu hebat, namun chakra ku akan langsung habis"

"Oh benar juga doiman itu tidak pakai chakra ya sensei" ucap Sakura

"Pakai 1/4 chakra sensei, kalian lupa apa di dalam domain sensei kan tidak langsung menyerang kalian, ku katakan cobalah melarikan diri, nah saat itu sensei sebenarnya mengumpulkan chakra" ucap ku

"Oh" kata mereka bertiga

.

Satu bulan berlalu.

Tim sudah kembali menjadi tanggung jawab ku.

Sekarang kami sedang melakukan perjalanan keluar desa, tepatnya menuju desa dekat Konoha kami membawa misi yaitu mengantar barang.

"Haruka sensei, apa ninja tidak ada perkelahian, aku bosan, untuk apa berlatih bertempur jika tidak bertarung" ucap Naruto

"Kamu benar juga Naruto, tapi kita belum ada kewenangan untuk bertempur, malah harus menghindari pertempuran jika bisa, tapi begini saja jika nantinya bertemu dengan bandit kalian hadapi ya, sensei akan melihat saja" ucap ku

"Eh tidak tidak, bagimana jika nyawa kami terancam sensei!" teriak Sakura

"Ya terancam ya sudah, yang penting jangan terbunuh" ucap ku

"Itu malah lebih buruk sensei!" teriak Sakura

"Naruto kamu gantian bawa" ucap Sasuke yang menggendong tas besar

"Baiklah, taruh dulu di tanah" ucap Naruto

Naruto mengganti mengangkat tas besar itu.

"15 menit lagi gantian Haruka sensei loh" ucap Naruto

"Baik baik" ucap ku

.

Note : tim 7 berangkat dari desa jam 8 pagi, di perkirakan sampai jam 12 siang besok hari.

.

Jam 5 sore.

"Kita berhenti untuk nge camp di sini, kalian bangun tenda biar aku yang cari bahan makanan" ucap ku

"Baik sensei, kayu bakar perlu juga?" tanya Sakura

"Untuk apa kayu bakar, kita saat ini sudah mengenal gas Sakura, ada kompor gas juga, jadi cukup sediakan bahkan makanan, alat masak sudah itu saja" ucap ku

"Oh ada ya kompor gas portable" tanya Sakura

Aku berpikir sejenak.

"Kompor gas portabel" pikir ku

"Ya mungkin bisa di sebut seperti itu" balas ku

.

Ku cari ikan, ayam hutan, dan beberapa buah, jam 5 30 petang aku kembali.

"Bagus tenda sudah berdiri, tolong Sakura cuci ikan ini" ucap ku

"Kenapa tidak di cuci sekalian di sungai sensei!" ucap Sakura marah

"Emm tadi tidak ada waktu, Sasuke kamu temani Sakura ke sungai" ucap ku

"Baik sensei" balas Sasuke

"Tugas untuk ku?" tanya Naruto

"Kamu ikut mereka, cabuti bulu ayam ini dan bersihkan jeroannya" ucap ku menunjukan seekor ayam

"Eh Sasuke hanya dapat tugas menemani saja!" teriak Naruto tak terima

"Ya ia kan sebagai pengawas" ucap ku

"Sudah Naruto terima saja" kata Sakura

"Huh baiklah, mana ayamnya sensei!" ucap Naruto tak senang

"Ini, yang bersih ya" ucap ku

.

Mereka bertiga pergi, aku memasang kompor gas, ku pasangkan gasnya juga, wajan lalu perlatan masak lainnya ku keluarkan dari tas ku.

"Baiklah masak beras dulu" ucap ku

Ku masak beras di dalam kompor, hanya untuk 4 orang, jadi 2 cup cukup, tambah air 3 cup.

Nasi matang bersamaan mereka datang.

"Sensei sudah bersih" ucap Naruto

"Potong potong jadi lebih kecil Naruto, bumbui dengan bumbu yang sudah ku siapkan itu" ucap ku

"Ikannya?" tanya Sakura

"Bumbui dengan bumbu yang sama" ucap ku

"Aku ngapain sensei?" tanya Sasuke

"Kamu awasi sekitar, nanti gantian dengan Naruto"

.

Ku mulai menggoreng ikan duluan sebab itu lebih cepat matang daripada ayamnya.

"Sensei biar ku masak saja" ucap Sakura

"Baiklah, hati hati ya"

"Oke"

.

Naruto gantian jaga dengan Sasuke.

"Sasuke cari daun pisang" ucap ku

"Berapa lembar?" tanya Sasuke

"2 yang utuh"

"Oke"

.

Jam 6.30 makanan siap du atas daun pisang.

"Ini tidak seperti cara ninja makan hahaha" ucap Naruto sambil tertawa

"Makan saja daripada kamu mati kelaparan, makan dari pinggir jangan nyaruk ke tengah" ucap ku

"Hahaha baik baik sensei" ucap Naruto

"Apa ini tidak jorok?" tanya Sakura

"Tidak Sakura daunya ku bersihkan dulu dengan air lalu ku lap" ucap Sasuke

"Bukan begitu, tapi cara makan bersama sama ini"

"Segera makan jangan banyak komentar Sakura, kita dalam misi bukan sedang liburan" ucap ku

"Baik sensei"

.

Makan dengan sendok, makan nasi dengan lauk ayam dan ikan, lalu ada lalapan buah.

"Sensei belajar masak dari mana?, masakan sensei sederhana namun enak loh" komentar Sakura

"Tentu saja dari guru sensei, masakan tidak perlu terlalu rumit, asal kalian dekat dengan sungai ikan tanpa bumbu sebenarnya juga sudah enak" ucap ku

"Lumayan" pikir Sasuke

"Tapi bukannya lebih enak ketika di rumah?" tanya Naruto

"Ya memang, tapi nikmati saja apa yang ada"

.

Jam 7 selesai makan, ku suruh Sakura yang beres beres, sementara diriku membereskan peralatan masak, ku cuci langsung di sungai.

Jam 7.30

.

"Ini tidak ada yang jaga tidak apa?" tanya Sasuke

"Tidak apa, di sini wilayah aman Sakura kamu tidur dengan ku atau dengan mereka berdua?" tanya ku

"Tidur dengan sensei saja" balas Sakura

"Baiklah, kalian masuk ke tenda, buruan tidur kita melanjutkan perjalanan jam 6 pagi, jadi sebelum jam 6 kita persiapan mulai dari mandi dan sarapan" ucap ku

"Oke" balas Sasuke dan Naruto a

.

Di dalam tenda ku dan Sakura.

"Sensei kamu itu sekarang jadi idola ku apa kamu tau itu?" tanya Sakura

"Tidak tau, kamu cepat tidur jangan banyak tanya"

"Hmm tanya sedikit saja sensei" ucap Sakura

"Besok saja ketika perjalanan" balas ku

"Moouuu baiklah, selamat malam jika begitu sensei"

"Selamat malam Sakura"

.

.

Jam 5 pagi aku sudah bangun.

"Misi kecup bibi Sakura" ucap peri baik

"Matalo picek, aku bukan lolicon" balas ku

"Baiklah pegang dada Sakura jika begitu" ucap peri jahat

"Tidak ada dia ini murid ku"

"Pegang area V nya" ucap kedua peri bersamaan

"Baik baik ku pegang dadanya saja" balas ku

.

Ku amati Sakura dulu, ia masih tertidur pulas.

"Sakura bangun" ucap ku, namun ia tidak bangun

Ku mulai lancarkan aksi ku, ku pegang dada yang baru tumbuh itu, lalu ke tekan sedikit.

"Misi sukses" ucap peri baik

Ku singkirkan tangan ku langsung sebab Sakura mulai sadar dari tidurnya.

"Bangun Sakura segera mandi dan persiapkan untuk sarapan" ucap ku

"Sensei apa kamu tadi memegang dadaku?" tanya Sakura

"Mana ada aku tadi membangunkan mu, menggoyangkan bahumu kan?"

"Oh maaf, ku kira"

.

Jam 5.30 kami selesai mandi, jam 6 mulai sarapan dengan nasi dan ikan sisa kemarin.

Jam 6.30 kami melanjutkan perjalanan.

.

Selama perjalanan di isi dengan cerita cerita unik ku, sebab ya murid ku kepoan semua.

.

Jam 12 siang kami sampai di lokasi, ku serahkan tas berisi obat obatan itu pada pemesannya.

"Baiklah tas ku terima, kunyatakan misi kalian sukses, ini bonus dariku" ucap pemesan

"Terima kasih tuan, semoga harimu menyenangkan" ucap ku

"Tentu, semoga hari kalian juga"

.

Di jalan.

"Dapat berapa sensei?" tanya Sasuke

"Paling hanya 50 rb ryo, mau di bagikan atau di jajakan bersama?" tanya ku

"Ku ambil saja sensei, orang tua ku sedang sakit di rumah" ucap Sakura

"Eh sakit apa Sakura chan?" tanya Naruto

"Sakit paru paru kata dokter" balas Sakura

"Ibumu atau ayahmu?" tanya Sasuke

"Ibuku, tapi tidak terlalu parah kok, namun ya aku sebagai anak ingin membantunya"

"Sensei bagian ku serahkan pada Sakura" ucap Sasuke duluan

"Hey kenapa kamu duluan teme!" teriak Naruto

"Kamu kurang cepat" balas Sasuke

"Hmm sensei bagian ku juga" ucap Naruto

"Kalian mau makan apa jika bagian kalian di serahkan semua?" tanya ku

"Kan ada sensei" balas Naruto

Ku pegang muka murid ku ini.

"Dengarkan Naruto, aku ini sensei mu bukan pengurus mu kamu paham?" tanya ku di dekat telinganya

"Paham sensei lepaskan aku!" teriak Naruto ketakutan

.

"Sakura, ambil ini 40 rb ryo, sisanya akan sensei pakai untuk mengurus mereka berdua" ucap ku menyerahkan amplopnya

"Eh tidak usah sensei, aku ambil bagian ku saja" balas Sakura

"Ambil saja Sakura chan kami rela" ucap Naruto

"Benar ambil saja, kita kan keluarga" ucap Sasuke

"Um baiklah jika begitu, terima kasih teman teman" ucap Sakura menerima amplop dariku

"Sama sama" balas kami

.

Kami langsung kembali ke desa, sebab ya di lokasi tidak ada destinasi wisata juga, jadi lebih baik ke desa lalu latihan lagi.

Besok harinya jam 12 siang kami tiba di Desa.

"Kalian kembalilah dulu ke rumah, besok akan ku berikan uang sekalian biar ku urus laporan misi"

"Baik sensei" balas mereka

.

.

Jam 4 aku baru selesai menulis laporan.

"Hey kamu gurunya Naruto" ucap Seseorang berambut putih

"Aku?" tanya ku

"Iya kamu, kemari sebentar" ucap Jiraya

Aku menghampirinya, lalu duduk di sampingnya.

"Langsung ke inget intinya saja, aku mau membawa Naruto untuk ikut dengan ku, berlatih menjadi ninja sesuai dengan keinginan ayahnya, kamu memperbolehkan kan?" tanya Jiraya

"Silahkan Jiraya san, aku rela jika kamu melatih Naruto" ucap ku

"Eh semudah itu, sebelumnya aku mau tanya apa segel biju dalam Naruto sering aktif?"

"Tidak jikalau mau aktif pun langsung ku nonaktifkan" balas ku

"Kamu pakai trik fuin?" tanya Jiraya

"Iya, aku gunakan segel fuin untuk menyerap chakra negatif dari bijunya" balas ku

"Oh baguslah jika kamu bisa, nanti atau besok aku akan datang ke rumah mu untuk menjemput Naruto" ucap Jiraya

"Baiklah, nanti akan ku sampaikan pada Naruto, tapi kamu akan kembali kapan?"

"1 bulan, aku akan membawa Naruto kembali"

"Baiklah"

.

Jam 7 malam saat makan malam.

"Naruto, mulai besok kamu tidak akan bersama dengan tim 7" ucap ku

"Eh aku di gantikan!" teriak Naruto kaget, Sasuke kaget karena Naruto teriak

"Bukan, kamu akan di latih langsung oleh salah satu sanin, namanya Jiraya sensei" ucap ku

"Kenapa sensei melepas ku?" tanya Naruto

"Ya katanya ini wasiat orang tuamu juga, lalu Sasuke kamu akan di latih oleh Kurenai sensei untuk melatih genjutsu mu, kamu mau kan?" tanya ku

"Aku mau mau saja" balas Sasuke sebab ia tak ingin ketinggalan dengan temannya

"Aku bagaimana?" tanya Naruto panik

"Kamu di latih sanin selama 1 bulan, jadi selama 1 bulan tim akan berpisah, urusan makan atau uang saku biar ku berikan" ucap ku

"Tapi ini beneran wasiat dari orang tua ku?" tanya Naruto

"Iya Naruto, wasiat orang tuamu yang dulunya mereka adalah murid sang sanin juga" ucap ku

"Wahhh aku bisa jadi ninja hebat dong" ucap Naruto

Aku langsung kepikiran, adegan mengintip, adegan mengintip dan adegan mengintip di pemandian air panas.

"Um semoga saja jadi hebat" ucap ku menahan tawa

"Lalu sensei akan kerja apa?" tanya Sasuke

"Aku akan melatih satu atau dua orang murid Kurenai sensei" balas ku

"Oke aku setuju" ucap Naruto

"Aku juga" kata Sasuke

.

Keesokan harinya, kami tim 7 memberikan salam selamat tinggal pada Naruto, lalu ku antar Sasuke ke TG 3, tempat Kurenai.

Aku mendapatkan ganti Hinata.

Jadi sekarang murid ku adalah Sakura dan Hinata, plus ketambahan Ino dan Tenten, lengkaplah wanita rookie jadi murid ku semua.

Note : alasan Ino gabung adalah ia ingin memperkuat mentalnya, sementara Tenten gabung karena timnya mau latihan di luar desa sementara ia khawatir sebab ia perempuan sendiri.

.

"Besok datang ke depan apartemen sensei, ya bawa bekal dan pakaian ganti, kita akan latihan juga di luar desa" ucap ku

"Uang perlu bawa sensei?" tanya Tenten

"Bawa saja jika kalian ingin beli oleh oleh ketika pulangnya" ucap ku

"Baik sensei"

.

Aku pergi ke ruang misi, untuk melaporkan kegiatan tim baru ku selama satu minggu akan keluar desa.

"Baiklah, kamu yang bertanggung jawab akan 4 orang ya Haruka san"

"Tentu" balas ku

Aku menerima surat jalannya, lalu ku gandakan di foto copy desa, ku datangi tiap rumah murid ku baru, lalu ku berikan surat jalan itu sebagai izin mereka.

Next...