webnovel

Re Life In Anime World

Saya seorang otaku yang hanya suka berdiam diri di kamar sembari menonton anime terkadang melihat manga erotis. Aku mungkin seorang manusia yang gagal namun aku tetep berpendirian teguh pada budaya otaku ku ini, aku tak ingin keluar untuk sekolah ataupun berinterkasi, aku tidak ingin sama sekali. Orang tua ku bahkan sampai tak peduli lagi padaku, namun dibalik ketidak pedulian mereka, mereka masih lah orang tua yang sayang padaku, tak lupa setiap hari mereka menyisakan makanan untuk ku makan. Suatu hari aku menonton anime yang bercerita tentang kehidupan sosial, disitulah aku menonton dan menonton hingga aku merasakan hatiku bergejolak. "Mengapa diriku menjadi seorang pecundang seperti ini? Aku harus mengubah hidupku ini!" Aku berlari keluar kamar untuk mengatakan kepada orang tua ku bahwa diriku akan berubah, namun naas aku tersandung plastik makanan ringan dan menghantam lantai kamar dengan kepala terlebih dahulu. Pandangan ku kabur, saat ku sentuh dahi ku darah terlihat di tangan ku, saat itu pula Tuhan mengambil nyawa ku. #jika ada kata yang kurang tepat, segara komen agar cepat di perbaiki dan kalian bisa lebih enjoy dalam membaca cerita ku

U_ardi · Anime & Comics
Not enough ratings
273 Chs

146.) Keseruan Baru

Jam 6 sore ku kumpulkan murid murid ku untuk kembali ke penginapan.

"Bagimana latihan kalian?" tanya ku di perjalanan

"Baik, chi bunsin mu mengajarkan ku taijutsu sensei" ucap Hinata

"Ia mengajarkan ku hal hal mengerikan" ucap Ino

"Ia mengajarkan ku jadi wanita barbar" ucap Sakura

"Baguslah, ini hanya latihan 1 minggu, jadi ilmu yang sensei ajarkan tidak bisa banyak"

"Eh bukannya satu bulan sensei?" tanya Sakura

"Siapa kata?" tanya ku

"Naruto pergi satu bulan, Sasuke juga satu bulan, jadi biar adil aku juga satu bulan" ucap Sakura

"Kamu apa tidak kangen orang tua mu?" tanya ku

"Aku biasa saja" ucap Hinata berani

"Aku juga" kata Ino lalu Tenten

"Ibuku rawat jalan di rumah jadi mereka tidak khawatir jika aku satu bulan di luar desa" ucap Sakura

"Kalian ini apa hanya karena pergi dengan ku jadi tidak bosan di luar desa?" tanya ku

"Tentu saja, sensei kan baik" ucap mereka berempat bersamaan

"Hmmm aku bisa di tuntut orang tua kalian nanti, setelah satu minggu kita kembali dulu, latihan di dalam desa, aku tekor uang sebabnya jika menginap terus"

"Baik sensei, kami paham"

.

Jam 7 malam kami makan malam, jam 8 masuk ke kamar, tapi aku pergi ke tempat judi lainnya, dan ketemu lagi dengan Tsunade.

"Hey kamu itu guru jangan kebanyakan judi" ucap Tsunade

"Lihat dirimu sendiri nona Tsunade, judi menang tidak masalah, tapi kamu kalah terus loh" ucap Shizune

"Diam Shizune aku rasa kemenangan ku malam ini akan datang" ucap Tsunade

"Mau menang?" tanya ku

"Katakan caranya" ucap Tsunade semangat

"Ikuti pilihan ku" ucap ku

"Halah paling kamu menang itu hanya beruntung" ucap Tsunade

"Ikuti saja, ikuti juga taruhan ku, uang mu ada 10 juta?" tanya ku

"Ada 100 juta" balas Tsunade

"Baiklah nanti ikuti saja cara main ku dan pasang ku, judi agar bisa menang konsisten itu tidak boleh keluar uang lebih dari 1%"

"Tunggu sebentar, kamu judi bukannya bisa sampai 100 juta sekali main?" tanya Shizune

"Uang ku ada 15 miliar ryo" ucap ku

"Heh berapa?" tanya Tsunade

"15 Miliar" ucap ku

"Jadikan aku istrimu Haruka!" teriak Tsunade

"Tidak mau, aku sudah punya tunangan" ucap ku

"Ayolah aku masih muda loh 19 tahun" ucap Tsunade

"49 kali" tanya ku

"39 tepatnya" balas Shizune

"Apa dua gunung besar ini tidak cukup untuk mu?" tanya Tsunade

"Tidak suka aku yang besar besar, aku malah takut memegangnya" ucap ku

"Kenapa takut, ini empuk loh, bisa buat bantalan tidur"

"Gak tidak mau, aku gak tidak bisa" ucap ku

"Tch dasar remaja tidak normal" ucap Tsunade

"Sudah jangan menghina ku, mari masuk kamu tinggal ikuti langkah langkah ku"

"Baiklah, jika menang banyak ku relakan kamu menyentuh oppai ku" kata Tsunade

"Deal!" ucap ku cepat

"Eh" Tsunade dan Shizune kaget

"Sudah ayo masuk" ucap ku sambil memegang tangan mereka

.

Ronde pertama ku pasang 5 juta menang, Ronde dua 1 juta kalah, Ronde tiga 10 juta menang, ronde empat 5 juta kalah, ronde lima 15 juta menang, ronde enam 50 juta menang, ronde tujuh 10 juta kalah, ronde delapan 50 juta menang, ronde sembilan 100 juta menang, sampai jam 9 malam, aku menang 1 miliar 700 juta, sama seperti Tsunade.

Keluar dari tempat judi.

"Wow kamu belajar judi dari mana?" tanya Shizune

"Mudah, lihat kumis pengocok, jika curang muka mereka akan rilek, jadi jika itu terjadi langsung pergi setelah pasang pertama entah kalah atau menang, kedua jika muka pengocok fokus bisa jadi ia jujur, namun jika muka pengocok panik, itu beneran jujur, lalu urusan menang atau kalah itu tergantung keberuntungan saja, makanya ku bilang pasang kurang dari 1% agar bisa main kompensasi" ucap ku

"Oh begitu toh caranya, kapan kamu hunting tempat judi lagi?" tanya Tsunade

"Besok malam di tempat judi kemarin" balas ku

"Baiklah aku ikut besok, bye dulu ya" ucap Tsunade

"Eh mau kemana?" tanya ku

"Mau kembali ke penginapan ku lah" balas Tsunade

"Kamu lupa janjimu?" tanya ku

"Janji yang mana?" tanya Tsunade beneran lupa

"Janji yang pegang dadamu nona Tsunade" ucap Shizune

"Eh kamu beneran mau pegang?" tanya Tsunade padaku

"Tentu saja mau, rezeki tidak boleh di tolak" balas ku

"Baiklah silahkan pegang sesuka mu" ucap Tsunade

"Eits tidak di sini, ikuti aku ke kamar penginapan ku" ucap ku

"Kamu mau pegang atau mau sex?" tanya Tsunade

"Kita lihat saja nanti" balas ku

"Hoho menarik, Shizune kamu kembali dulu ke penginapan kita" ucap Tsunade

"Eh nona kamu jangan main yang aneh aneh loh" ucap Shizune

"Tidak aneh aneh" ucap ku

"Kamu laki laki Haruka!" teriak Shizune

"Sudah diam saja, kamu kembali sana" ucap Tsunade

.

Tsunade dan aku pergi ke kamar penginapan ku.

Ku persilahkan duduk dulu.

"Baiklah katakan permintaan mu sesungguhnya" ucap Tsunade

"Buka bajumu" ucap ku langsung

"Ara kamu tidak sabaran ternyata, kamu sudah kunci pintu dan jendela kan?" tanya Tsunade memastikan

"Sudah" balas ku

"Baiklah, tutup matamu dulu"

"Tidak, kamu langsung lepas saja" suruh ku

"Baiklah jika itu maumu"

Tsunade mulai melepaskan satu persatu pakaianya, lalu pakaian dalamnya juga ikut ia lepaskan.

"Sudah menatapnya segera nikmati nanti keburu dingin" ucap Tsunade

"Baiklah, selamat menikmati" ucap ku lalu mulai mencium bibirnya

"Tidak jangan ciuman, aku tidak suka itu" ucap Tsunade

"Nikmati saja, kamu akan ku puaskan malam ini nenek nakal" ucap ku menggendong tubuhnya untuk ku bawa ke atas ranjang

"Kamu ini masih muda pintar memanjakan pasangan, baiklah jika permainan mu membosankan aku akan pergi" ucap Tsunade

"Oke kita taruhan kamu pasti akan ketagihan"

.

.

Ku mulai mencumbu tiap sisi tubuh putih dan dad besar itu.

"Kamu tau Tsunade san apa yang paling ku suka darimu?" tanya ku

"Apa dadaku?" tebak Tsunade

"Salah, yang paling ku suka adalah bibir mu, dada hanya lemak, jika ku sentuh ya sudah hanya itu, berbeda dengan bibir yang punya rasa" balas ku

"Haha kamu remaja berbahaya Haruka, segera selesaikan biar aku bisa kembali ke penginapan ku" ucap Tsunade masih menganggap diriku hanya bercanda

.

Jam 11 malam, pompoaan ku masih berlanjut.

"Astaga astaga berhenti Haruka aku bisa gila dengan penis mu yang besar itu!" teriak Tsunade

"Kamu nikmati saja sayang" ucap ku di dekat telinganya

"Tidak aku bisa gila ini!"

"Maaf aku tidak mendengar"

.

Jam 12 masih berlanjut, Tsunade sudah hampir ko.

.

Jam 1 dini hari masih ku lanjutkan.

"Penis mu lecet loh nanti jika tidak berhenti" ucap Tsunade sudah kelelahan

"Tidak, aku kan bisa ninjusu medis, jadi jika lecet tinggal ku obati" balas ku

Tsunade jadi panik sekarang, ia menyesali kejadian ini, bukan karena sex nya tapi karena lamanya permainan Haruka.

.

Jam 4 dini hari permainan baru sele, dengan Tsunade yang sudah tidak bisa bergerak lagi.

"Bagimana jika kamu hamil?" tanya ku sebab dari tadi aku keluar di dalam

"Tenang saja, aku punya trik agar tidak hamil, kamu segera tidur aku sudah sekarat ini" kata Tsunade

"Baiklah, selamat tidur" ucap ku lalu mencium bibirnya cepat

"Dasar serigala" kata Tsunade lalu memejamkan mata

.

Jam 6 pagi.

"Tsunade san bangun, kamu kembalilah ke penginapan mu" suruh ku

"Tidak bisa, tenaga ku belum pulih, jika mau kamu tolong antar diriku" saran Tsunade

"Mana bisa lagian jam 8 nanti kamu ada jadwal melatih murid ku loh"

"Biarkan aku kembali tidur jika begitu, kamu sarapan sana, bawakan aku juga" suruh Tsunade

"Hmm baiklah"

.

Jam 6.30 setelah mandi aku sarapan, jam 7 pagi ku bawa sarapan ke kamar.

"Kamu masih lapar sensei?" tanya Sakura sebab ia melihat ku membawa makanan ke kamar

"Iya, nanti kan sensei juga ikut kelas medis, jadi perlu tenaga lebih" ucap ku

"Benar sensei, jadi ninja medis itu harus penuh tenaga, nanti Tsunade sama datang jam berapa?" tanya Ino

"Jam 8 pagi, sama seperti kemarin, kalian istirahat dulu satu jam, rilekskan pikiran dulu" saran ku

"Boleh jalan ke luar sensei?" tanya Hinata

"Tidak, jalan keluar nanti hari terkahir saja, jadi kalian di kamar dulu saja" ucap ku

"Baiklah jika begitu" ucap Sakura

.

Di dalam kamar ku.

"Bisakah kamu pakai pakaian mu Tsunade san?" tanya ku

"Kenapa, telanjang lebih nikmat, apa kamu malu, padahal aku loh yang telanjang" balas Tsunade

"Bukan begitu, tapi bagaimana jika Shizune tiba tiba masuk ke sini" tanya ku

"Ya sudah ketahuan, kamu nikahi diriku hahaha"

"Tidak tidak aku hanya one night stand bersama mu, tidak ingin sampai pernikahan" ucap ku

"Ara ara, tadi malam saja kamu bilang sayang sayang kepada ku loh" goda Tsunade

"Itu beda cerita, sekarang cepat pakai bajumu dulu, nanti malam akan ku pandu lagi judinya"

"Nah aku suka itu, baiklah akan ku pakai sekarang"

.

Jam 8 pagi, Shizune datang ia langsung mencari Tsunade.

"Shizune sudah kamu persiapan ayamnya?" tanya Tsunade yang muncul di belakang Shizune

"Sudah, tadi malam kenapa kamu tidak kembali nona Tsunade!" Shizune marah

"Aku pergi minum dengan Haruka sampai pagi, sudah jangan pikirkan kamu segera persiapkan setelah ini kita bayar semua hutang kita" balas Tsunade

"Kamu tidak melakukan hal aneh aneh kan nona Tsunade?" tanya Shizune

"Tidak ada" balas Tsunade panik

"Hanya menyentuh oppai kan?" Shizune memastikan

"Tentu saja, ayo cepat murid Haruka sudah menunggu di dalam"

"Baiklah jika seperti itu nona Tsunade"

.

Dari jam 8 sampai jam 12 Tsunade fokus mengajar murid murid ku, ia membiarkan aku ikut juga tanpa ada bentakan atau minta uang tambahan.

.

Sorenya ku latih kembali, malamnya ku judi lagi dengan Tsunade, namun malam ini kami hanya menang 900 juta ryo.

"Baiklah terimakasih atas bantumu Haruka" ucap Tsunade masih senang

"Sama sama, aku balik dulu ya"

"Tentu, jika mau main lagi katakan ya, ku berikan pelayanan 1 malam 100 juta ryo" ucap Tsunade

"Nona Tsunade!" teriak Shizune marah

"Hanya bercanda, kamu ini tidak tau humor saja Shizune, bye Haruka" ucap Tsunade lalu pergi, Shizune

"Bye" balas ku

.

Jam 10 malam aku baru kembali ke penginapan.

"Sensei dari mana?" tanya Sakura lewat jendela kamarnya

"Dari luar, sensei ada urusan, kenapa kamu belum tidur?" tanya ku

"Aku terbangun baru saja, mau cari angin sebentar"

"Segera tidur loh ya, besok masih latihan keras" ucap ku

"Baik, beberapa menit lagi aku akan tidur"

"Baiklah sebelum jam 10.30 harus tidur"

"Baik sensei"

.

Besoknya latihan kembali di mulai, masih seperti kemarin yaitu mencoba menghidupkan ayam, sebab kemarin tidak ada yang berhasil termasuk diriku.

Kata Tsunade sih jika berhasil walaupun hanya sedetik maka peluang menjadi Ninja medis hebat akan terbuka sangat lebar.

4 murid ku sangat fokus sementara aku hanya bercanda dan mengobrol dengan Shizune, ya aku tidak mau jadi Ninja medis sebenarnya, jika bisa ya sudah, sebab chakra ku sedikit, jadi tidak mungkin ku gunakan untuk menyelamatkan orang lain juga.

Jam 12 siang sesi medis selesai, hanya Sakura yang berhasil melewati stage ini, tapi kata Tsunade masih ada kesempatan besok bagi yang gagal.

Jam 2 siang, aku melatih lagi, namun kali ini sparing dengan ku secara bergantian.

.

Kegiatan terus berulang hingga hari ke tujuh, artinya besok kami akan kembali ke desa, namun besoknya masih ada satu sesi kelas medis Tsunade, yaitu mengajarkan jutsu pukulan keras.

.

Jam 8 pagi, kelas medis di mulai.

Aku tidak ikut sebab jutsu tidak cocok untuk ku, yang ikut hanya murid ku saja.

.

Jam 12 siang kami mulai perjalanan kembali ke desa, ku ucapkan terima kasih pada Tsunade dan ia mengucap terima kasih juga padaku sebab ia bisa cuan sampai 4 miliar ryo selama judi dengan ku.

.

"Terima kasih Tsunade sensei" ucap 4 murid ku

"Sama sama, jikalau aku kembali ke desa akan ku ajarkan kalian lagi soal ninjutsu medis, selama tidak ada aku, kalian ikuti program latihan ku ya" ucap Tsunade

"Tentu sensei" balas mereka berempat

"Haruka tidak mau memberikan kecupan selamat tinggal?" tanya Tsunade

"Nona Tsunade!" teriak 4 murid ku dan Shizune marah

"Hanya bercanda" kata Tsunade

"Sudah ya kami pergi duluan" ucap ku

"Bye" teriak kami

"Bye bye" balas Tsunade dan Shizune

.

Di perjalanan.

"Sensei apa uangmu tidak perlu di ganti?" tanya Hinata

"Jangan tanya hal itu Hinata, bisa bisa kamu di manfaatkan oleh Haruka sensei yang mesum loh" ucap Sakura

"Hey aku tidak mesum, kalian kan sudah ku tanya sebelum latihan dengan program ku sendiri" bela ku

"Itu tetap mesum pokoknya" ucap Ino dan Tenten sambil tertawa

"Hmm dasar kalian ini, jika kamu mau membalas kebaikan ku, lebih baik balas ke yang lain saja, aku tidak butuh bantuan sekarang, jadi gunakan kemampuan yang kalian dapat untuk membantu yang lain" ucap ku

"Apa itu slogan sensei sih?" tanya Sakura sebab aku selalu mengatakan itu tiap kali jika ada orang yang mau balas budi dengan ku

"Tidak juga, tapi itu prinsip ku, serta tujuan hidupku agar menyebarkan kebaikan" balas ku

"Baik baik aku juga sudah dengar itu sensei" kata Sakura

"Yeh malah murid ku menyepelkan kata kata ku"

"Tidak ku sepelekan hanya ya sudah terlalu tertanam kata kata sensei ke otak ku, tertanam sangat dalam" balas Sakura

.

Jam 4 sore kami tiba di desa.

"Kalian kembali ke rumah dulu, aku mau melapor dulu" ucap ku pada mereka berempat

"Baik sensei, semoga urusan mu cepat selesai" ucap Sakura

.

.

"Misi baru kalahkan Akatsuki" ucap peri baik

"Aku tidak bisa, musuh terberat ku adalah obito, bisa bisa aku mati karena dia loh" ucap ku

"Lakukan perlahan lahan, jangan terlalu cepat memusnahkan mereka, tapi kalahkan satu satu" saran peri jahat

"Hmmm baiklah kapan waktunya?" tanya ku

"Maksimal 20 tahun" balas peri baik

"Oh masih lama, aku bisa santai kalau begitu"

"Jangan santai, Akatsuki juga sudah bergerak saat ini" peri jahat memperingatkan ku

"Baik baik, jika ketemu salah satu anggota mereka akan ku bunuh" ucap ku agar membuat kedua peri senang

.

Di ruang misi.

"Ini laporan ku" ucap ku menyerahkan dua lembar kertas

"Baiklah ku terima laporan mu" ucap resepsionis

"Apa ada misi keluar desa untuk joinin solo peringkat A mungkin?" tanya ku

"Tidak ada, di sini hanya ada misi B - E, jika ada kisi A ataupun lebih dan secara individu atau kelompok akan langsung di katakan oleh Hokage"

"Baiklah baik, sudah dulu kalau begitu, bye" ucap ku

"Jangan lupa, jika tim baru mu mau aku ada misi D, keluar desa juga, misinya mengantar barang"

"Baik nanti jika aku mau, aku mau istirahat dulu" balas ku

.

Di apartemen, aku langsung menidurkan tubuhku di atas futon lipat, maklum lah perjalanan 4 jam juga sangat melelahkan sekalipun bagi ninja, jika ada waktu istirahat mending di gunakan dulu.

.

Jam 6 sore seseorang masuk ke apartemen ku.

"Haruka sensei sudah kembali ternyata" ucap Sasuke

"Sudah, kamu tolong masakan sesuatu untuk ku" suruh ku

"Tidak, aku bawa makanan ini tapi hanya untuk ku"

"Hmm, kamu keluar kalau begitu pergi belikan aku sepaket nasi dengan lauknya, ini uangnya" ucap ku sambil lalu mengeluarkan uang 3000 ryo

"Baiklah tunggu sebentar, makanan ku jangan di makan loh ya"

"Iya iya paling tomat, aku tidak suka tomat" ucap ku menanggapi

"Ya siapa tau sensei sudah berubah soal makanan kesukaan"

"Sudah sana belikan, jangan komentar terus"

.

Jam 6.10 Sasuke kembali.

"Ini kembalilannya sensei" ucap Sasuke menyerahkan uang koin

"Ambil saja untuk mu jajan" balas ku

"Oke terima kasih sensei" balas Sasuke

.

Saat makan kami berdua diriku dan Sasuke melakukan sesi tanya jawab sebab kepo akan kegiatan masing masing juga.

"Sensei bagaimana sikapmu jikalau diriku menghianati desa dan menjadi ninja pelarian?" tanya Sasuke

"Ku biarkan saja" jawab ku

"Kenapa begitu?"

"Yah itu pilihan mu, ninja pelarian itu tidak enak, tidak ada tempat tinggal tetap, tidak bisa kamu menyebut tempat kamu kembali ada di sana, dan pastinya tidak tenang hidup mu, sebab kamu akan jadi mising nin yang mungkin saja pemburu hadiah mengincar kepala mu, termasuk diriku yang jadi pemburu hadiah jikalau terjadi" balas ku

"Itu namanya tidak kamu biarkan sensei"

"Ku biarkan, aku memburu mu bukan karena kamu murid ku tapi karena hadiah di kepala mu, kamu berhianat maka tidak ada tempat kembali lagi untuk mu, walaupun kamu kembali pun sudah tidak ada tempat bagimu, mungkin ada tapi paling di pojokan"

"Tapi jikalau alasannya bukan keinginan sendiri melainkan keharusan yang tidak di inginkan?"

"Nah jika begitu sensei dan teman teman mu yang akan bertindak membawa kamu kembali, memangnya berminat jadi ninja pelarian?" balas ku

"Tidak, aku bertanya soal kakak ku" kata Sasuke

"Kamu tau apa soal Itachi senpai?" tanya ku

"Ya ku tau kakak ku memberikan aku hidup ketika pembantaian klan Uchiha pasti ada sebabnya"

"Oh" balas ku

"Kenapa hanya oh, ini tujuan hidup ku loh sensei, antara balas dendam atau membawa pulang"

"Yah mau gimana pun, pembantaian oleh kakak mu itu sebenarnya tidak bisa di maafkan, entah apapun alasannya itu, jikalau aku jadi dia saat itu walaupun aku terpaksa harus membantai sebeb di suruh, aku akan lebih memilih membunuh ia yang menyuruh, ikatan keluarga itu lebih penting, ia yang ada di sisimu ketika kecil ataupun ketika susah, ia mungkin jahat pada yang lain tapi ia tidak jahat kepada mu, percayalah kata kata sensei ini terbukti, orang yang jauh dari desa itu tidak berarti apa apa dengan mereka yang jauh akan keluarga" ucap ku

"Kenapa sensei bisa bilang begitu?"

"Ya aku tidak punya keluarga selain guru ku dulu, aku dulu hanya gelandang yang bisa meminta minta, waktu remaja mungkin aku sukses tapi aku tidak mungkin juga melupakan hidup ku dulu, yang harus berjuang melawan lapar agar bisa hidup esoknya, lalu penculikan anak, dan lainnya, dengar Sasuke hargai suatu ikatan keluarga, jikalau kakak mu bisa kembali maka buat ia kembali namun ia tak bisa lepas juga dari hukumannya, kamu akan sangat kesepian jikalau balas dendam mu berhasil, kamu mungkin bisa membunuh kakak mu, tapi apa yang kamu dapat? Kepuasan? Kekuatan? Itu hanya alasan bodoh, walaupun berat memaafkan tapi lakukanlah, masih banyak sesuatu yang perlu di urus selain balas dendam, contohnya hidupmu sekarang di sini, masa depan mu mau jadi apa, dan siapa jodoh mu" ucap ku

"Tunggu sebentar hidup sensei lebih sulit daripada diriku?" tanya Sasuke

"Mau membandingkan, baiklah pembantaian terjadi ketika umur mu berapa?" tanya ku

"Umur 6 tahun mungkin"

"Baiklah berarti mulai umur segitu sampai umur mu 11 kamu sendirian bukan?"

"Um" balas Sasuke

"Aku dari umur 2 tahun selepas bisa berjalan aku sendirian hingga umur ku 11 tahun, dalam waktu itu tidak ada yang bisa ku ajak curhat, membantu ku ketika sakit, tapi untungnya tidak pernah sakit juga sih, tidak bisa mendapatkan pelukan hangat dari orang tua, dan lainnya" balas ku

"Maaf sudah bertanya" Sasuke menyesal

"Aku tidak perlu maaf, aku mengatakan padamu sebab agar kamu tau, hidup itu ada hal prioritas, seperti jika ku tanya kamu lebih mementingkan cita cita mu atau kamu bisa makan hari ini?" tanya ku

"Tentu saja makan hari ini" balas Sasuke

"Nah seperti itu modelnya" ucap ku

Sasuke baru mendapatkan pencerahan baru dari senseinya.

.

Jam 8 malam.

"Di sini apa tidak ada yang namanya televisi Sasuke?" tanya ku

"Apa itu?" tanya Sasuke tidak tau

"Televisi"

"Tidak tau apa itu" kata Sasuke

"Hmm, ayo ikut dengan ku"

"Kemana?" tanya Sasuke

"Cari hiburan dong, mumpung tidak ada si Naruto"

"Kemana sensei?" tanya Sasuke panik sebeb senseinya mesum

"Mau ikut tidak?"

"Iya kemana dulu tapi"

"Sudah ikut saja" ajak ku menyeret tubuhnya

.

Di perjalanan

"Bukan ke tempat hiburan dewasa kan sensei?" tanya Sasuke

"Hey pikiran mu kotor sekali, gini gini aku tidak pernah ke tempat seperti itu loh"

"Lalu kemana?"

"Kita habiskan malam dengan tidur di atas kepala hokage ke 1" balas ku

.

Di atas kepalanya.

"Ini tidak akan di hukum sensei?"

"Tidak, ini kantung tidur mu, keluarkan jagung bakarnya tadi" ucap ku menyerah sleeping bag

"Baik"

.

Kami makan jagung bakar sambil menikmati malam di atas kepala hokage pertama, melihat bintang.

"Ugh andai pasangan ku yang ku ajak pasti ini akan romantis" ucap ku

Sasuke melihat sinis padaku.

"Maaf saja oke, sensei yang mengajak ku kesini!" ucap Sasuke

.

"Bagimana perkembangan jutsu yang ku berikan?" tanya ku sambil makan jagung bakarnya

"Susah, aku konsultasi ke Kurenai sensei katanya itu jutsu mustahil, sebab api setelah lepas dari pengguna tidak mungkin bisa bertahan lama, lalu kata Kurenai jikapun bisa perlu benda penahan panas agar api bisa terus menyala" ucap Sasuke

Note : bayangkan yang skill gussion skin kof.

"Oh seperti itu kah aku juga tidak tau, belum ku selesai baca sebabnya" balas ku

"Yeh sensei ini memberikan jutsu ampas"

"Ya maaf sensei tidak tau ada logika seperti itu, tapi sepertinya bisa kok, kamu hanya melempar saja jangan mengembalikan api, ingat seperti penggunaan panah api, tapi jelek juga sih sebab api kecil bisa apa juga" ucap ku

"Nah itu salah satu kekurangan jutsu ini yang serangannya kecil sehingga kurang ampuh untuk melukai musuh" ucap Sasuke

"Hmm ok ok sensei paham, jika begitu akan ku tukar dengan jutsu petir saja" ucap ku

"Tidak ampas lagi kan?" tanya Sasuke

"Ya mana sensei tau, sensei tidak mencobanya, sebab aku tidak punya elemen petir, dari data yang ku baca sih seperti bagus, ini tangkap baca dan pelajari" ucap ku melemparkan gulungan

"Baiklah nanti akan ku baca" ucap Sasuke lalu menyimpan gulungan jutsunya

.

Jam 9 malam kami berdua sudah terlelap dalam kantung tidur masing masing.

Jam 8 baru bangun sebab cahaya matahari mulai panas

"Lipat kantung tidurnya, habis ini kita sarapan" ucap ku

"Oke sensei"

.

Di restoran keluarga.

"Ini sensei yang bayar kan?" tanya Sasuke memastikan

"Iya, kamu pesan saja" ucap ku

"Ok boleh porsi jumbo kan?"

"Pesan saja" balas ku

.

.

Jam 9 pagi selesai makan.

"Aku langsung latihan dulu sensei" pamit Sasuke

"Oke, nanti pulang bawakan aku makanan ya"

"Oke"

.

Hup

"Tertangkap juga kamu sayang!" teriak Mei memeluk ku dari belakang

"Eh eh eh, kamu kenapa bisa sampai sini?" tanya ku mencoba melepaskan pelukannya

"Ara ara, apa kamu tidak kengan dengan ku, setelah mencampakan ku padahal sudah ku relakan tubuh ku untuk mu, sekarang kamu hanya tanya kenapa aku bisa kemari?" Tanya Mei

"Hmm kan sudah ku bilang jangan mencari ku, biarkan aku datang kembali nanti" ucap ku

"Aku tidak tahan, kamu itu laki laki tampan pasti banyak yang terpikat jadi aku ingin mengamankan posisi dulu, tapi aku kesini bukan untuk mencari mu saja, aku ada urusan dengan Sandaime mu" ucap Mei

"Pengawal mu mana?" tanya ku

"Ada, sedang mencariku mungkin"

"Hmm kamu ini pemimpin desa jangan bertindak semaunya, mari ikut dengan ku ke apartemen ku" ajak ku

"Eh baru datang sudah di ajak ngamar ya" ucap Mei

"Bukan begitu, biar kita bicaranya lebih nyaman" ucap ku

Next...