webnovel

CH.7 Your Reality

Now, now, how do I deal with this? Karena berita yang terburu-buru, aku tidak berpikir panjang dan tidak memperhatikan situasi di sekitar.

Lagi pula pemikiranku dibutakan dengan tindakan untuk mengamankan apa yang tersisa padaku yaitu perusahaanku… sebagai alasan terakhir bagiku untuk hidup.

Malu? Ah, tidak, tidak. Tentang malu, tentu saja tidak. Hanya saja, bagaimana aku menjelaskan seluruh kejadian beruntun ini tanpa membuat mereka salah paham.

Tunggu… jangankan salah paham, mereka mengerti maksud dari semua ini saja belum tentu. Makanya aku ingin meluruskan, walau tak terlihat jalan mana pun yang masuk akal.

"Sin, apa yang sebenarnya terjadi? Setelah kemarin kau menghilang, hari ini datang baru siang hari, dan tiba-tiba membuka laptop sambil menerima panggilan suara asing."

"Benar, semua rasanya terlalu tiba-tiba untuk menjadi hal yang tidak disengaja."

"Maafkan aku. Memang seharusnya aku memberi tahu kalian soal ini, tetapi aku tidak mampu menjelaskannya."

Kalau saja ada kata-kata yang tepat, pastilah hidupku tidak akan dilanda masalah seperti ini. Sayang sekali kalau kesempatan untuk mengubah pandangan khalayak umum, dan itu lepas.

Di satu sisi, aku ingin memberi tahu mereka karena enggan menyembunyikan sesuatu. Namun di sisi lain aku juga mendapati bahwa itu sia-sia memberi tahu mereka.

Toh pada akhirnya semua orang punya rahasianya masing-masing bukan? Tidak pernah muncul paksaan untuk orang membuka rahasia yang dimilikinya.

Makanya selama ini kau tidak pernah menceritakan kejadian yang terjadi padaku karena tidak ada kewajiban untuk itu.

"Setidaknya bisakah kau memberi tahu sedikit penjelasan? Untuk memperjelas situasi."

"Akan ribet kalau kujelaskan. Sudahlah, nanti aku minta bantuan kepala sekolah untuk meluruskan. Aku akan membuat panggilan suara lain."

Setelah berbincang sebentar dengan murid kelasku, aku menelepon Jurai untuk memastikan beberapa hal yang mungkin saja aku lewatkan sejak aku tidak di perusahaan.

Namun kata Jurai semuanya sudah baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan sama sekali. Perasaan khawatir tentu masih ada, tetapi kalau dia bilang begitu ya sudah.

Dalam situasi di mana yang tersisa padaku ingin direbut, tentu saja aku akan panik dan bertindak cepat walau normalnya aku bisa menanggapi dengan kepala dingin.

Anehnya masalah-masalah ini beruntun dan bukan kebetulan semata. Seolah-olah memang ini dirancang untuk terjadi padaku oleh seseorang.

Timing semua kejadian ini terlalu tepat dan tidak ada jarak waktu yang signifikan sama sekali. Siapa yang tidak curiga dengan begitu?

"Aaaaaa. Sudahlah, otakku sudah tidak lurus. Pak, aku izin absen hari ini."

"Istirahatkan dirimu dulu Sin, kembalilah kalau sudah tenang."

Tidak ada tujuan pasti aku mau ke mana, tetapi rasanya aku perlu melakukan sesuatu yang di luar pekerjaanku entah pekerjaan kantor atau sekolah.

Juga, ini sudah siang, sebaiknya aku mencari makan atau sebagainya mungkin. Perutku sudah keroncongan karena energi dalam tubuhku terkuras lumayan deras dari hanya berpikir keras.

Kali ini aku tidak akan menyentuh kantin dengan makanan memuakkan yang hampir tiap hari kumakan. Namun juga aku tidak akan pergi ke restoran sendirian, itu menyedihkan.

Sebaiknya aku memanggil mobil elektrikku kemari dulu dan sisanya kupikirkan di tengah jalan. Toh makanan minimarket pun juga tidak masalah.

Enaknya minimarket di Jepang dibanding beberapa negara lain tentunya menyediakan makanan siap sedia hanya perlu dihangatkan.

"Cyrtzm, arahkan mobilku dari perusahaan ke titik ini. Lacak posisiku secara aktif."

Biarkan kuperkenalkan salah satu produk perusahaanku, Cyrtzm. Ini adalah sebenarnya model kedua dengan bentuk yang lebih simpel yaitu sebuah jam yang dikoneksi ke headset nirkabel.

Model pertamanya adalah sebuah kalung pendulum bernama Pentarundum. Secara fungsi semuanya masih sama, tetapi ada beberapa fitur tambahan yang sangat berbeda.

Cyrtzm punya koneksi di seluruh dunia yang tersambung oleh satelit-satelit yang kuterbangkan secara diam-diam dalam selang waktu tertentu.

Pengunduhan dan pengunggahan data secara 24/7 diawasi oleh beberapa pegawai professional dibidangnya secara bergantian. Totalnya ada tiga kali pergantian sepanjang hari.

Tidak bermaksud apa pun, tetapi jumlah pegawai di perusahaanku mencapai ribuan walau mengetahui betapa tersembunyinya dari hadapan publik.

"Huft, mari kita lihat, minimarket ini tidak begitu menyediakan banyak hal walau paling dekat. Di sini, banyak yang sering mengunjungi tempat ini karena wilayah strategisnya."

"Titik sudah ditentukan, menyetir manual atau otomatis?"

"Akan kusetir manual saja."

Keuntungan mobil elektrik adalah kemampuan sensornya yang menampukkan menyetir dengan sendirinya dengan membuat prediksi atas jalan ke depannya.

Hanya saja, mobil yang satu ini sedikit spesial. Aku mendesainnya menjadi semi manual. Bukan metode pengendaliannya saja, tetapi juga mesinnya.

Dengan pengecualian ini, aku bisa membuatnya juga memiliki kekuatan mesin supercar dengan mesin V6 atau bahkan lebih tingginya.

Mendesainnya? Ya, aku memang mengatakan itu benar, Guirusia.co juga membuat mobil dengan sendirinya, benar-benar spesial bukan?

Santai saja, perusahaan yang satu ini akan masih menampilkan barang-barang tak terduga lainnya kalau kalian perhatikan perlahan-lahan nantinya.

"Jaraknya 5 kilometer, estimasinya hanya menunjukkan tiga sampai empat menit dalam kecepatan normal yaitu 80 km/jam. Tentu, itu hanya estimasi."

Negara apalagi wilayah ini sangatlah sepi atas kendaraan. Kau bisa menghitung dengan jari siapa yang memiliki mobil. Pastikan semua yang memiliki mobil setidaknya pernah sekolah di sini.

Jalannya sedikit rumit, ada beberapa tikungan, tetapi tidak bisa menghentikanku. Sekali lagi, kecepatan 80 km/jam itu bukan patokan, bahkan aku bisa melampaui 120 km/jam dengan mudah.

Akhirnya pun aku sampai dalam waktu beberapa detik karena lampu merah pun bisa kuatur dengan mudah asalkan beberapa ahlinya ikut campur dari perusahaanku.

Untung saja setiap mobil yang kumiliki, ada beberapa baju ganti jadi aku bisa mengganti seragamku yang penuh keringat ini.

Karena aku benci merepotkan diri, lebih baik aku makan steak atau yang biasa disebut di sini 'hambagu'. Aku tahu, itu mirip hamburger, tetapi pastikan dua hal tersebut berbeda.

"Boleh aku minta bantuan untuk dihangatkan?"

"Tentu saja, seberapa hangat?"

"Hangat medium, 46 derajat Celsius."

Oh jangan pedulikan aku, kasir ini yang bertanya, jadi aku jawab saja. Konyol sekali sebenarnya, mana ada orang bertanya seberapa hangat?

Yang dinamakan hangat itu artinya di tengah antara suhu ruangan dan suhu panas. Perlu dipertanyakan lagi kah?

Sudahlah, itu hanya masalah simpel kok. Hanya saja emosiku masih belum stabil, jadi aku tidak bisa merespons seharusnya.

"Jadi, apa yang seorang CEO lakukan di minimarket seperti ini?"

"Hmm? Apa yang kau katakan?"

"Guirusia Shin, CEO Guirusia.co bersama saudara kembarnya Guirusia Jurai."

Hah!? Bagaimana perempuan ini tahu informasi tentang diriku? Tidak seharusnya informasiku diketahui oleh sembarang orang apalagi seorang kasir sepertinya.

Kalau iya memang tersebar, seharusnya itu hanya diketahui oleh kalangan atas, bukan hanya sekedar kasir minimarket yang bisa ditemukan dibanyak tempat lain.

Berapa kali pun aku berpikir, tidak ada jawaban yang memungkinkan untuk menjelaskan situasi ini. Bahkan sampai aku terdiam sampai lewat sepuluh detik lebih sejak diam menjawab.

"Kau.... Itu memang benar aku, tetapi bagaimana kau tahu tentang diriku?"

"Pakaian edisi khusus, mobil dengan model asing, sikap cuek, apalagi yang kurang?"

"Uhhh, itu alasan yang bagus, tetapi dalam kasus lain. Sedari awal, apa aku mengenalmu?"

"Hahaha tentu tidak, aku hanya seorang pegawai kasir biasa. Hanya saja, aku juga seorang informan. Oh ya juga, jam khusus itu pun menunjukkan identitasmu."

Seorang kasir, tetapi juga seorang informan disaat yang sama? Apakah dia punya koneksi dengan Dark Society? Atau malahan Dark Society mendapatkan informasi darinya.

Secara polos aku datang ke sini tanpa maksud, malahan aku menemukan sesuatu yang menarik dan tidak masuk ke dalam prediksiku.

Lebih tepatnya karena aku tidak sedang berfokus untuk menebak sesuatu beberapa waktu ke depan dengan melihat situasi karena hanya ingin mencari makan di minimarket.

Identitas ya? Sekarang aku jadi ingin mengenal kasir ini lebih lagi karena sikapnya yang menunjukkan kebenaran tentang diriku.

Satu hal sebelum itu, untung saja saat ini tidak banyak yang di sini, jadi tak akan ada penyisip yang tidak sengaja mendengar informasi terhadapku.

"Katakan, siapa dirimu? Aku jadi penasaran sejak kau mengenalku."

"Liyana Kiera untukmu. Kau butuh informasi lain? Ada bayaran untuk itu tentunya."

"I see, I see, kau memanglah seorang informan handal. Semua itu terlihat dari sikapmu."

Walau sekarang aku tahu alasannya, masih saja buatku ini aneh mengetahui bahwa seorang kasir minimarket di negara kecil ini tahu tentang diriku.

Bisa dipahami sedikit sih kalau dia mengetahui diriku karena prefektur ini cukup kecil untuk orang mengetahui siapa saja yang tinggal di prefektur ini.

Kalau kalian mau tahu aku tinggal di mana adalah di prefektur Ashoro di bagian utara negara Jepang ini. Dan sekarang aku ada di Seicomart yang ada di jalan utama KM 241-242.

Jadi memang benar-benar ini di tengah prefektur minimarket ini. Bagaimana pun, semua informasi bisa ditemukan khususnya untuk prefektur ini.

Hanya saja, aku jadi ingin tahu apakah dia tahu informasi skala besar di luar wilayah prefektur ini. Rasa penasaranku mengalahkan rasa sedihku sekarang ini.

"Hei, siapa namamu tadi? Liyana Kiera? Bagaimana kalau aku memintamu informasi tentang negara Amerika dan tentang ekonomi dalam pemerintahannya."

"Informasi itu pun ada, hanya aja karena tergolong sangat rahasia, butuh waktu pencarian dan biaya yang tidak sedikit. Kau masih mau mencari tahu?"

"Tidak, dari kalimatmu barusan tidak ada keraguan di mana kau mengetahui informasi itu. Aku jadi tertarik dengan dirimu, bagaimana kalau kita bertukar kontak?"

"Kau ingin informasi pribadiku? Ada harganya lho. Hahaha, bercanda, ini."

Bagus, selain Dark Society, aku punya koneksi dengan informan yang menyamar menjadi kasir. Setidaknya bagus untuk pengalihan masalahku dari apa yang barusan terjadi.

Benar juga, kalau begitu, bukankah aku bisa meminta bantuan untuk melacak siapa yang barusan membobol perusahaanku bukan?

Ide yang luar biasa. Kurasa pilihan untuk aku datang ke sini bukan suatu kesalahan melainkan suatu kebetulan yang menguntungkan.