webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.85 Kebebasan

Matahari sudah tenggelam, semua orang mulai bergegas pulang ke rumahnya dan seluruh pelayan juga mama dan Senshi sudah masuk ke kamarnya sendiri. Kurasa ini sudah saat yang tepat untuk pergi keluar untuk melihat-lihat. Namun ada satu hal yang tiba-tiba menghentikanku saat aku baru saja ingin keluar.

"Kau ingin kemana nee-sama?" Kioku yang tadinya semula di kamarnya sendiri masuk ke kamarku.

"Ke-kenapa kau tidak mengetuk pintu terlebih dahulu!?" tentu saja aku terkejut dengan kedatangannya.

Padahal tinggal selangkah lagi aku keluar dari kamarku dan istana menuju kota, sekarang malah diberhentikan oleh Senshi. Juga aku sudah memakai pakaian gelap lagi, tidak mungkin kan aku menutupinya kalau sudah begini?

"Aku sudah mengetuknya tadi, tetapi nee-sama tidak menjawabnya. Kupikir Kioku-neesama sudah tertidur, tetapi aku mendengar kebisingan dari dalam kamar jadi aku masuk saja." tentu saja bising, aku membuka pintu teras kok.

"O-ohh begitu, apa yang kau inginkan?" dia masih belum menyadarinya, semoga dia tidak sadar.

"Tidak aku hanya ingin berbicara sebelum tidur saja, kita sudah lama tidak bertemu, wajar kalau aku ingin berbicara dengan nee-sama. Juga kenapa nee-sama ada di teras dan menggunakan pakaian hitam bukan pakaian tidur?" ah sudah ketahuan.

Senshi melihat ke rencanaku dengan jeli sekali, padahal aku berharap dia tidak menyadarinya. Kalau saja dia tidak datang kemari aku pasti bisa menuju ke kota sekarang juga. Sekarang dia sudah bertanya kepadaku aku harus menjawabnya dengan jujur. Apa boleh buat bukan?

"Sebenarnya nee-sama merasa sedikit tertekan, jadi nee-sama mau pergi sebentar sekalian melihat kota ini. Identitas sebagai seorang putri kerajaan adalah bukan hal yang ringan tahu? Jadi setidaknya selama aku bisa aku ingin bebas walau sebentar."

"Jadi begitu. Kalau begitu bisakah Kioku-neesama memperbolehkan aku ikut? Jujur saja Senshi merasa begitu juga, tetapi tidak punya keberanian seperti nee-sama."

"Pilihan yang bagus, ikutlah denganku Senshi. Sekalian tunjukkan jalan karena kota ini baru buat nee-sama."

Niat awalnya jalan-jalan sendiri, tetapi bertambah satu Senshi pun bukanlah masalah. Sekalian juga aku bisa berbicara selagi menjelajahi kota ini. Tunggu, apakah Senshi punya sihir? Aku takutnya dia tidak bisa terbang sepertiku.

"Apa kau bisa sihir Senshi?"

"Sayang sekali tidak nee-sama. Yang aku pelajari hanyalah menggunakan kekuatan sihir milikku untuk memperkuat pedangku. Nee-sama masih ingat pedangku yang itu?"

Oh ya, tetua pernah memberi Senshi pedang yang kekuatannya sama dengan kalungku juga. Pedang milik Senshi punya kekuatan menyerap kekuatan sihir pemiliknya, mungkin ini adalah jalan dirinya menjadi kuat sama sepertiku. Sekarang aku jadi penasaran kalau aku dan Senshi bertarung, siapakah yang akan memenangkan pertandingan itu.

"Tentu saja. Kalau tidak salah… Acart Anoly Sword bukan?"

"Kau benar nee-sama. Sebenarnya ada satu informasi lagi yang Kioku-neesama lewatkan soal barang pemberian dari ratu Hiimue."

"Benarkah? Kalau begitu ceritakan kepadaku sambil kita pergi. LeFiera." aku menggunakan sihir untukku juga Senshi.

Ah aku lupa, menggunakan sihir begitu akan menguras kekuatan sihir pemakainya. Kalau mau mengontrolnya dengan baik juga agak sulit. Buatku tidak terlalu karena pengalamanku menggunakan sihir bukan dari sejak aku kecil saja, sudah dari waktu yang lama sekali, yaitu dari memori kepribadianku.

"Biasakan dirimu Senshi, ikuti nee-sama."

Setelah beberapa waktu terbang, Senshi akhirnya bisa menyeimbangkan diri dan terbang di sampingku. Kurasa waktu yang seperti ini akan jarang muncul lagi. Aku berharap ada lain waktu lagi untuk kejadian ini.

"Ini sungguh menyenangkan nee-sama!" Senshi terlihat bahagia terbang bersamaku.

"Benarkan? Sesekali kita juga harus seperti ini agar tidak stress dengan urusan kerajaan. Terbang seperti ini memang menyenangkan hati."

Tidak bisa dipungkiri bahwa sihir ada baik dan ada buruknya, itu tergantung orangnya. Sama seperti keberadaan sihir Kebenaran dan Kejahatan, itulah yang terjadi selama ini. Kalau saja semua sihir dilakukan dengan niat baik, pasti semuanya akan jadi sihir Kebenaran.

"Jadi bagaimana soal informasi lain yang tidak aku ketahui soal barang pemberian ratu Hiimue?" aku haus dan lapar akan semua informasi yang ada.

"Sebenarnya kalung milik nee-sama dan pedang milikku adalah benda yang hanya dimiliki oleh keluarga kerajaan saja. Tidak ada benda yang sama seperti benda milik kita ini." sudah kuduga informasi ini akan muncul.

Oh jangan tanya kenapa aku tidak terkejut, aku sudah terkejut dari dulu. Aku sudah mencari semua informasi soal kalung ini dari buku-buku di perpustakaan yang pernah kukunjungi, hasilnya nihil. Bahkan jika ada buku mengenai kalung ini, paling hanya dikatakan sebuah rumor saja orang melihatnya.

"Sudah kuduga. Pantas saja aku tidak pernah melihat ada benda yang sama bahkan informasi soal kedua benda yang kita miliki. Kurasa ratu Hiimue menaruh kepercayaan kepada kita untuk menjaganya dengan baik. Jangan gunakan jika tidak mendesak."

Aku berkata seperti ini karena sudah mengerti tujuan seharusnya. Apa yang seharusnya tersembunyi biarlah tetap tersembunyi. Ada waktunya untuk membuka semua informasi tertutup ini, tinggal tunggu waktunya saja. Mungkin kalau ada orang yang tahu soal dua benda ini, mereka akan semakin mengejar keberadaanku dan Senshi.

"Baiklah nee-sama. Nee-sama, apakah ada tempat yang ingin kau kunjungi? Sebenarnya soal kota ini aku juga jarang keluar, jadi semoga saja aku mengetahui tempat yang nee-sama ingin kunjungi." Senshi mengeluarkan ide yang bagus.

"Kebetulan sekali kau bertanya kepadaku. Apakah kau bisa menunjukkan tempat terbaik di kota ini? Sebagai adik nee-sama, kau harus mengerti selera nee-sama."

Aku ingin mengetesnya sekalian apakah dia bisa mengetahui apa yang ingin kulihat. Ucapan yang kukeluarkan tadi secara tidak sengaja membuat Senshi kebingungan. Dia sendiri yang memintanya, jangan salahkan aku. Yang kulakukan hanyalah menerima tawarannya.

"Ehh, selera nee-sama? Uuuhh, apa ya? Kalau begitu… ah aku tahu, ikuti aku nee-sama." tiba-tiba Senshi mengubah arah terbangnya.

Spontan saja aku mengikutinya dari samping lagi untuk menyeimbanginya. Aku jadi penasaran apakah Senshi bisa membuatku terpukau atau tidak. Sebagai laki-laki harus bisa dong memandu seorang perempuan, jika tidak harga dirinya akan hancur.

Setelah lewat beberapa tempat bahkan mulai menjauh dari kota, aku jadi semakin tertarik tempat apa yang akan ditunjukkan Senshi untukku. Tempat ini… bukankah ini hutan? Apakah dia benar-benar tahu seleraku?

"Ini dia tempatnya. Setelah memikirkannya sejenak aku langsung ingat akan tempat ini. Sudah lama aku menunggu kepulangan nee-sama, dan ini tempat khusus untuk nee-sama."

Di tengah-tengah hutan yang begitu besar ini, ada suatu tempat yang tidak ditumbuhi pohon. Tempat itu dipenuhi oleh bunga-bunga yang bermacam-macam, bahkan ini melebihi dari taman bunga di istana. Benarkah ini buatan Senshi?

"Apakah ini benar kau yang membuatnya!? Nee-sama sungguh menyukainya, terima kasih adikku yang bodoh!" saking gembiranya aku sampai melompat dan memeluk Senshi.

Aku tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Tidak pernah aku duga dalam hidupku bahwa aku bisa menemukan tempat seindah ini. Kurasa aku selama ini terlalu meremehkan soal Senshi tentangku. Dia memang adik yang benar-benar bodoh, sampai karena terlalu bodohnya bisa membuat orang terharu senang.

"Ahahaha, apakah Kioku-neesama senang dengan tempat ini? Sejak kepergian tempat ini, Senshi merasa selalu ada yang kurang dari tempat ini. Setelah pergi bersama nee-sama, aku baru ingat, yang kurang adalah keberadaan nee-sama sebagai bunga terindah yang pernah ada." ya ampun dia sok-sok romantis.

"Puftt, kenapa kau begitu romantis kepada nee-sama mu sendiri. Kurasa karena aku terlalu lama meninggalkanmu kau menjadi lebih bodoh dari yang aku kira."

Aku tidak bisa menahan rasa ingin tertawaku melihat dan mendengar ucapannya. Kurasa dia benar-benar tidak bisa diharapkan, ahahaha. Tentu saja, aku dan Senshi dulu selalu menghibur diri sendiri agar tidak bosan. Pada dasarnya kami berdua dari dulu sudah hidup tanpa teman, sekarang pun tidak ada yang berubah. Jadi dia selalu bergantung kepadaku.

"Hahaha benarkah? Lagi latihan membawakan ucapan yang indah ini. Beberapa hari lagi aku harus berpidato untuk suatu acara. Jadi ini latihan untuk supaya aku tidak gugup." dia benar-benar manja sekali, aku juga sih hehehe.

"Baiklah, apa boleh buat. Kau memang tidak bisa diharapkan, ahahaha."

"Hei jangan berkata begitu dong nee-sama. Bukankah aku sudah berhasil membuat nee-sama terkejut dengan hamparan bunga yang indah ini?"

Dia mengungkit soal hal ini, pintar juga. Sekarang dia semakin belajar cara melarikan diri dari masalah, benar-benar seorang Senshi. Rasanya ingin sekali aku menjahilinya agar merasa kapok dan tidak mengulangi perbuatan sombongnya.

"Masih ingin punya indera perabamu kan? Haruskah kucubit kulitmu sampai mati rasa?��� walau aku tidak pernah melatih ototku, tetapi cubitanku itu maut.

"A-ahh tidak, ampuni aku nee-sama. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi."

Selalu saja perbuatannya membuatku tersenyum bahkan tertawa. Waktu yang sudah lama hilang mulai terbentuk lagi. Kurasa memang tidak ada salahnya punya hidup yang penuh kebebasan. Dengan kebebasan itu akan membuat suatu kebahagiaan tanpa batasnya.

"Hahaha ya deh. Tetapi di hamparan bunga seperti ini, kenapa tidak kita buat sebuah rumah kecil. Supaya kita bisa bernostalgia desa yang dulu kita pernah tempati."

Desa itu walau hanya ditempati selama 5 tahun, banyak hal yang membuatnya menjadi tempat yang tidak bisa dilupakan. Memori soal apa pun itu menjadi saksi bisu selama tetap bertahan berdiri. Di situlah aku belajar banyak hal dan mengungkap banyak rahasia.

"Itu ide yang bagus nee-sama. Aku juga dulu berpikir begitu, tetapi aku selalu menunggu keputusan nee-sama agar tidak merusak pemandangan indah ini."

"Kalau begitu nee-sama menyetujuinya. Sekali-sekali jika kita merasa tertekan kita bisa pergi ke tempat ini agar bisa kembali mendapatkan ketenangan."

"Kau benar Senshi. Kurasa nee-sama mu ini orang yang mudah dibaca ya?"

Dia pasti tahu soal aku menyukai alam dari sejak dulu. Dari dulu aku sudah menyukai hal simpel bahkan soal pohon dan sungai. Kurasa benar-benar sulit menyembunyikan sesuatu daripadanya. Senshi benar-benar tumbuh dengan rasa perhatian kepadaku yang penuh.

"Tentu saja. Aku selalu memikirkan bahwa nee-sama pasti menyukai hal yang begini. Itu juga sudah dipastikan sejak nee-sama mengatakan nee-sama tinggal di hutan. Jadi pilihanku tidak salah."

"Tentu saja, kau memang adik yang terbaik." aku mengelus rambutnya walau dia lebih tinggi dariku.