webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.102 Perayaan

Aku begitu terkejut setelah mendapat semua informasi dari mulut ketiga kepribadian lainku itu. Siapa sangka bahwa semuanya akan berujung seperti itu. Benar-benar suatu kejutan bahwa semua orang terkumpul di kamarku dalam keadaan tidak mengenal satu sama lain.

"Benar-benar keadaan yang aneh. Lalu bagaimana hubungan dirimu Sin dengan mama dan Senshi akhirnya kau memanggil mereka dengan sebutan itu?"

"Aku lupa bahwa aku tidak pernah memberi tahu dirimu bahwa aku dan kau sebenarnya adalah satu identitas yang sama. Hanya saja takdir kita berbeda jauh."

Hah, aku dan Sin adalah orang yang sama!? Bagaimana bisa? Tunggu, tunggu, sebenarnya apa yang aku lewatkan? Bukan kah mereka tinggal di masa lalu di kehidupan sebelumku? Atau jangan-jangan… di akhir kehidupan Sin waktu terulang kembali. Itu dia!

"Kau memang selalu jago dalam menebak ya? Benar, di akhir hidupku, aku mati dan waktu terulang kembali. Semuanya diulang lagi sejak aku atau katakan dirimu lahir kembali."

"Tidak mungkin… kalau begitu, bagaimana aku harus menyebut dirimu? Diriku yang lainnya? Aku?"

"Tidak perlu sampai seperti itu. Aku hanya memberi tahu fakta yang selama ini kau lewatkan dan tidak pernah kau ketahui. Panggil saja aku Sin seperti biasanya dan aku akan memanggilmu Kioku juga."

Sedikit aneh memang memanggil diri sendiri dengan nama lain. Tetapi semua yang dari dunia ini yang berhubungan dengan sihir memang tidak pernah ada yang normal.

"Kalau begitu aku akan bersikap seperti biasa."

"Baguslah. Bangun lah Kioku, hari sudah pagi lagi."

Berdasarkan peringatan mereka, aku terbangun dengan perlahan dari tidurku. Tetapi saat aku terbangun aku mendapati bahwa mama sudah tidak ada di sampingku. Apa mama sudah terbangun lebih dahulu? Kalau begitu aku turun saja langsung.

Namun setelah aku turun ke lantai 9 pun aku tidak mendapati adanya keberadaan mama atau bahkan Senshi. Ke mana mereka berdua pergi? Atau jangan-jangan mereka kembali ke istana karena ada urusan penting mendadak yang memaksa mereka kembali. Ya sudah lah aku tidak akan mempermasalahkan hal itu juga.

"Kalau begitu aku mandi dan masak pagi saja. Tubuhku sudah cukup mendapatkan energi sejak istirahat yang begitu lama itu."

Walau aku sudah punya energi lagi, tetapi aku tidak seenergik aku yang biasanya. Jadi sekarang aku membutuhkan banyak waktu untuk melakukan segalanya. Benar-benar aku tidak akan memaksakan diri lain kali.

"Ugh, sudah jam segini saja. Aku tidak perlu masuk kelas sih, tetapi aku ikuti saja deh. Lagi pula aku juga tidak punya tenaga untuk membaca buku di perpustakaan."

Setelah selesai memberesi semua hal dan kegiatan pagi hari yang perlu kulakukan, akhirnya aku perlahan keluar menuju lift dan turun ke lantai dasar. Aku rasa ini akan jadi hari yang begitu melelahkan dengan tidak adanya tenaga yang penuh dalam diriku.

"Ah, tuan putri sudah terbangun? Apa tubuh tuan putri sudah membaik?"

Huh? Apa kah kabar soal diriku tertidur dan koma sudah menyebar begitu luas? Perasaan tidak ada yang mengetahuinya selain mama, Senshi, dan teman-temanku. Kurasa efek rumor memang begitu kuat, tidak bisa dipungkiri.

"Hmm, kurasa begitu. Terima kasih sudah bertanya mama Mia."

"Tentu saja. Silahkan pergi ke aula, semuanya sudah menunggu tuan putri di situ. Sekalian aku antarkan deh."

Pergi ke aula? Apa hari ini akan ada pertandingan atau pelatihan diadakan di aula? Pikiranku menjadi begitu lambat, aku tidak bisa menyadari apa yang sedang terjadi. Ahhh, aku benar-benar butuh istirahat lagi yang lebih.

Dengan bantuan ibu asrama, mama Mia, aku menuju ke aula tanpa menyadari apa yang sedang menungguku. Tetapi selama aku berjalan menuju aula, semua ruangan begitu sepi, tidak ada orang yang berjalan. Apa ada acara besar yang tidak aku ketahui?

"Tuan putri silahkan masuk."

Mama Mia berhenti tepat di depan pintu aula. Dia mengetuk pintu sebelum akhirnya aku membuka pintu itu. Huh, tetapi ruangan ini begitu gelap, aku tidak bisa melihat apa pun.

"Apa benar aku harus ke aula? Tempat ini saja begitu gelap."

"Masuk saja."

Atas dasar ucapan mama Mia, aku akhirnya melangkahkan kakiku ke dalam aula. Kurasa aku harus menggunakan sihir pencahayaan agar aku bisa melihat sekitarku.

"Hiriya."

Dengan perlahan cahaya menyebar ke seluruh ruangan. Tetapi karena mataku tidak sanggup menerima perubahan cahaya yang terjadi, maka aku otomatis menutup mata. Namun aku begitu terkejut apa yang kulihat setelah aku membuka mata lagi.

"Selamat ulang tahun~ selamat ulang tahun~ selamat ulang tahun tuan putri Kioku~ selamat ulang tahun~."

Apa yang kulihat begitu mengejutkanku. Semua orang yang tidak kulihat di sepanjang perjalanan menuju ke mari, semuanya ada di sini. Atau aku katakan semua murid, guru, bahkan staff akademi lainnya semuanya berkumpul. Hanya untuk satu hal, merayakan ulang tahunku. Apa ini ide mama?

"Bagaimana, terkejut?" oh tidak aku mendengar suara orang menjengkelkan.

"Tidak jadi karena dirimu."

"Ayo lah jangan begitu dingin terhadapku. Masa tuan putri tidak menghargai perjuangan ratu untuk hanya melakukan hal ini?"

Sudah aku duga ini semua adalah rencana mama. Mama memberi tahu seisi akademi soal ulang tahunku dan akhirnya mereka semua berkumpul di sini untuk merayakan ulang tahunku. Tidak kusangka mama menyiapkan semuanya dengan begitu cepat. Ini membuatku begitu terharu karena aku tidak pernah merayakan ulang tahunku begitu ramai.

"Bagaimana Kioku sayang?" mama datang dan memeluk diriku.

"Terima kasih mama, Kioku begitu terharu."

Aku tidak bisa menahan air mataku yang akhirnya jatuh dan membanjiri mukaku dengan perlahan. Sudah begitu lama aku menantikan hal ini terjadi dalam hidupku. Jujur aku tidak pernah merasa kekurangan apa pun, tetapi saat aku melihat perayaan ini, aku merasa hidupku menjadi penuh dan punya makna.

"Baguslah kalau Kioku senang. Sini, Kioku duduk di tengah."

Mama menggiringku ke tengah aula di mana semua orang bisa melihatku. Ada ribuan orang di dalam aula ini hanya untuk merayakan ulang tahunku. Tidak bisa kah semuanya berjalan normal saja? Hah~ mau bagaimana lagi, hidup tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan. Lagi pula ini adalah hal yang baik, tidak boleh aku tolak.

"Selamat datang semuanya di perayaan ulang tahun Kioku, anakku dan tuan putri kerajaan Kogaroya. Sebagai ratu negara kerajaan ini, aku sudah mencari keberadaan anakku selama 10 tahun lebih."

Kenapa mama malah memberi tahu soal ini ya? Apa ada hubungaannya dengan perayaan ini? Ya sudah lah biarkan mama berbicara dulu saja. Lagi pula kalau aku menghentikan mama itu hanya akan memperjelek nama baik mama.

"Kioku sudah hidup sendirian di hutan kematian yang dinamainya dengan hutan Heiyu. Jangan khawatir, dia justru memanggil hutan itu adalah hutan mimpinya. Dia hidup sendirian tanpa pernah merayakan ulang tahunnya. Baru tahun ini, kemarin lebih tepatnya bahwa Kioku akhirnya bisa merayakan ulang tahunnya bersama orang lain juga banyak orang. Semua mohon bantuannya."

Di saat mama selesai menyampaikan kalimatnya, semua orang langsung berbondong-bondong berdiri dari tempat duduknya, turun menuju ke tengah aula dan menundukkan badan juga memberikan ucapan selamat ulang tahun sekali lagi. Untuk yang bukan seorang bangsawan mereka tidak menyiapkan apa pun. Tetapi bagi yang bangsawan, dengan cepat mereka langsung menyiapkan hadiah untukku dan memberikannya langsung kepadaku.

Semua berjalan dengan cepat karena tidak sedikit yang ingin memberiku ucapan dan hadiah. Setiap orang kurang lebih hanya memakan waktu 10 detik. Terkadang ada beberapa laki-laki yang mengombaliku dengan ucapan-ucapan manisnya dan akhirnya langsung disuruh pergi oleh mama.

"Tuan putri Kioku. Walau aku yang terakhir dalam memberi salam, tetapi aku tetap yang menjadi pertama dalam mendapatkan hatimu."

Kali ini orang yang mengjengkelkan itu, Jireiga Koshiyu menekuk lututnya satu dan mengambil tangan kananku serta menciumnya. Aku tidak bisa menolak kali ini karena ada mama di sini. Sungguh, aku sebenarnya ingin menyuruhnya pergi, tetapi mama pasti menasihatiku.

"Ya, ya, banyak selain dirimu yang bicara hal yang sama denganmu. Kalau ucapanmu itu benar, aku hanya perlu bukti saja. Juga sainganmu tidak mudah, jadi berusaha lah."

Tentu saja, sebagai tuan putri, banyak sekali orang yang ingin menikahi diriku. Jika tidak ada Jireiga Koshiyu masih banyak anak laki-laki bangsawan yang ingin menikahiku. Sekarang aku berpikir, ternyata beban yang harus kutanggung sebagai tuan putri jauh lebih dari yang aku duga.

"Tentu saja tuan putri."

Pangeran Jireiga itu kembali ke tempat duduknya dan akhirnya mama melanjutkan ucapannya. Entah apa lagi yang akan direncakan mama kali ini, tetapi dengan kekuasaan mama sebagai ratu, pasti sesuatu hal yang besar dan tidak mudah untuk dilakukan.

"Kalau begitu, pelayan, tolong bawa masuk makanannya. Semuanya silahkan dinikmati hidangannya. Kioku, sini ikut mama."

Sudah aku duga bukan hal yang mudah. Ya makanan memang terlihat simpel kalau sedikit jumlahnya, tetapi ini makanan untuk ribuan orang, jangan salah sangka. Namun bagaimana lagi, semuanya ini rencana mama. Jadi aku langsung mengikuti mama entah ke mana.

Aku mengikuti mama menuju ke suatu ruangan yang tidak aku ketahui. Tetapi yang aku tahu ruangan ini tertutupi oleh korden di segala jendela dan kaca transparan lainnya. Ini adalah ruangan… yang penuh dengan… gaun….

"Mama… apa ini?"

"Tidak mungkin mama membiarkan Kioku ada dalam pakaian seragam saja. Pilih salah satu gaun ini dan kenakan lah. Semuanya sesuai dengan ukuran badanmu sayang."

Tidak bisa ya kalau mama menyiapkan hal yang lebih simpel sedikit? Semuanya penuh dengan hal yang mewah. Mama mungkin sudah terbiasa dengan cara hidup bangsawan, tetapi aku tidak. Memakai gaun yang mewah seperti ini adalah suatu tekanan untukku.

"Semua gaun ini terlalu mewah… aku pilih yang ini saja. Ini yang paling tidak terlalu mewah dari yang lain."

"Pilihan yang bagus. Pelayan tolong bantu tuan putri memakaikan gaunnya dan setelah itu rias tuan putri dengan cantik."

Sudah kuduga semuanya ini tidak akan mudah. Apa boleh buat, hah~.