webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.103 Hadiah Khusus

Dengan begitu terpaksa aku mengikuti semua perencanaan mama. Aku menganti pakaianku dengan gaun yang sudah kupilih. Diriku dirias dengan perhiasan dan rias wajah yang tidak terlalu berlebihan. Tidak berlebihan karena aku sudah meminta pelayan untuk melakukan hal itu. Aghh, mama mama.

"Ahh Kioku sayang, sekarang kau sudah menjadi sangat cantik. Ayo kembali ke aula. Acara yang sebenarnya akan dimulai setelah ini."

"Acara yang sebenarnya? Makanya mama menyuruh aku ganti pakaian jadi gaun ya?"

Tidak mungkin mama melakukan sesuatu tanpa alasan yang mendasar. Kalau memang acara yang sebelumnya hanya pembukaan saja maka acara yang kali ini akan lebih mewah dan meriah. Mungkin aku salah tebak, tetapi biarlah, tidak selamanya tebakanku harus benar.

"Tentu saja, ayo ikut mama."

Dengan dibantu oleh pelayan mengangkat bagian belakang gaun yang terlalu berat, aku berjalan mengikuti mama. Pakaian, rias, juga alas kaki yaitu sepatu hak tinggi yang kupakai ini sangat berbeda dengan gayaku. Kurasa aku harus memakluminya untuk kali ini saja.

Saat aku kembali menuju ke aula, tatapan mata semua orang entah yang sedang duduk-duduk saja atau yang sedang makan teralih kepadaku. Tentu saja, dengan diriku yang biasanya, tidak ada aura tuan putri sama sekali yang terpancar dariku, tetapi dengan pakaian ini semua orang matanya melihat bahwa kekuasaanku sebagai tuan putri muncul.

"Semuanya lanjutkan saja aktivitas kalian. Acara utama akan dimulai."

Mama membawaku ke kursi yang ada di tengah aula itu lagi. Namun kursi yang tadi kududuki sudah diganti dengan kursi yang begitu mewah. Kursi yang tadi kududuki hanya lah kursi biasa saja. Mama memang terlalu melakukan yang berlebihan untukku.

"Kalau tadi hanya acara pembuka di mana semua orang menyelamati tuan putri dan memberi hadiah. Tidak lupa aku sendiri akan memberi hadiah sebagai okaa-sama juga ratu dan mewakili seluruh negara kerajaan ini."

Dengan ucapan mama itu, datanglah seseorang dengan sebuah barang yang dililit penuh dengan kain yang begitu indah. Dari bentuknya sih… sebuah tongkat? Atau jangan-jangan sebuah senjata, pedang aku tebak.

"Kioku. Sebagai putri kerajaan dan anak mama pertama, Senshi tidak akan mengambil alih takhta kerajaan, melainkan kamu sayang. Hadiah ini sebagai tanda bahwa kamu yang akan menjadi penerus negara kerajaan ini. Terima lah Kioku sayang."

Mama mengambil barang dari tangan pelayan itu dan menyerahkannya kepadaku. Aku menerima dengan penuh hormat dan dengan kedua tanganku. Benda ini cukup berat juga, sudah kuduga ini adalah sebuah senjata.

"Buka kain itu sayang."

Aku menjalankan perkataan mama itu, dengan perlahan aku membuka kain itu dan akhirnya tersingkap hadiah asli dibalik kain itu. Sebuah pedang, namun bentuknya juga mirip tongkat sihir. Memang sebuah senjata, tetapi bukan seutuhnya pedang seperti yang aku duga. Kali ini rupanya tebakanku sedikit salah, ya tidak apa-apa sih.

"Pedang… juga tongkat sihir…. Apa ini adalah pedang tongkat sihir milik istana?"

"Benar Kioku. Itu adalah pedang tongkat sihir yang khusus dibuat untuk menunjukkan bahwa dirimu adalah pewaris takhta selanjutnya."

Sama seperti berat senjata ini, beban yang harus kutanggung sebagai pewaris takhta juga berat. Sekarang aku berpikir, kalau aku tidak pernah kembali, apa Senshi yang akan mewarisi takhta? Seharusnya begitu.

"Aku terima hadiah ini." aku menyimpan senjata bukti pewaris takhta itu di pinggangku.

Setelah itu acara berjalan begitu normal. Semua orang berbicang satu sama lainnya. Beberapa orang juga mendatangi diriku dan berbicara denganku. Akhirnya aku mendapat beberapa teman baru gara-gara itu. Acara ini tidak sepenuhnya buruk kok. Walau aku tidak begitu suka menanggung beban pewaris takhta.

"Bagaimana tuan putri Kioku, sudah merasa menjadi tuan putri seutuhnya?" pria itu datang lagi, pangeran kerajaan lain Jireiga Koshiyu.

"Tidak bisa kah dirimu menghilang saja sehari dari hidupku dengan tidak mengusik diriku? Tadi mungkin aku tidak menolak aku mencium tanganku karena ada okaa-sama di sekitarku, tetapi aku merasa tidak nyaman di dekatmu."

"Oh ayo lah jangan bersikap begitu kepadaku. Kedatanganmu ke akademi ini untuk mendekatkan diri dan membuka hatimu untuk belajar menerimaku."

Sulit mengakui bahwa pria ini cukup sabar walau aku selalu bersikap dingin kepadanya. Aku tidak mengerti kenapa, tetapi dia tetap saja dekat denganku walau aku dingin kepadanya. Kurasa dia tidak akan menyerah dengan mudah.

"Tidak akan. Aku tidak mau menikah dengan siapa pun juga."

"Ugh, sungguh menyakitkan ya ucapanmu. Tidak bisa kah sedikit membuka hati untukku? Lagi pula ini juga keinginan ratu Ekiresia, okaa-sama tuan putri bukan?"

Benar… aku melakukan semuanya ini karena mengikuti perkataan mama. Tidak mungkin aku menolak yang membuat mama sedih akhirnya. Jadi aku mengiyakan saja daripada melihat mama sedih. Akhirnya berujung melawan kehendakku.

"Jika bukan karena okaa-sama, aku tidak akan melakukan semuanya ini. Beruntung lah dirimu karena hal itu."

"Hoo, rupanya ada yang sedang bermesraan di sini."

Tiba-tiba datang seseorang, perempuan mendekati kami berdua. Aku tidak tahu maksudnya apa, tetapi aku mengerti dia datang bukan dengan niat baik. Dari cara berbicaranya dia menunjukkan ada perasaan tidak suka terhadap diriku atau pangeran ini.

"Maaf, aku tidak mengenal dirimu. Boleh perkenalkan namamu?"

"Tidak mengenal aku? Seorang yang termasuk peringkat lima besar ini?"

"Aku tidak mengenal dirimu, boleh tahu namamu? Aku juga baru masuk akademi ini beberapa hari yang lalu, belum mengenal siapa pun di sini."

Jika kulihat ada aura kesombongan dari dirinya. Dari cara bicaranya dia mungkin adalah seorang bangsawan kelas atas. Hanya tebakanku, tetapi mungkin benar. Karena tidak mungkin orang yang tidak punya peringkat tinggi berani berbicara seperti itu kepada tuan putri. Ah mungkin dia juga tuan putri kerajaan lain?

"Karena kebaikkanku aku akan mengenal kan diriku, namaku-."

"Vikioutoria Vealin, putri kerajaan Koujidai."

Aku begitu terkejut saat pangeran menjengkelkan itu langsung memotong perkataan putri kerajaan lain itu. Dari nada bicara pangeran itu ada perasaan tidak suka terhadap putri kerajaan lain ini. Kurasa ini lah kesombongan dirinya sebagai tuan putri. Sekarang kenapa malah tiga pangeran dan tuan putri dari tiga kerajaan ada di sini ya?

"Hei walau aku dingin kepadamu tidak perlu sampai sebegitunya kan?"

"Tidak, sudah seharusnya sebagai anak kerajaan sikapnya harus baik. Namun putri kerajaan yang satu ini malah bersifat tidak sopan terhadap tuan putri Kioku."

"Sudah lah, aku tidak mau mencari masalah. Maafkan atas ketidaksopanan diriku dan pangeran yang satu ini. Kuharap tuan putri Vealin tidak tersingung akan hal ini."

Sebagai pewaris takhta aku tidak boleh mencari masalah dengan kerajaan lain. Kalau sampai ada perselisihan, kecil saja di antara kerajaan satu dengan yang lain, maka bisa terjadi perang hanya karena masalah itu. Dan aku tidak mau mencari masalah yang sebenarnya bisa dihindari. Nama baik mama juga perlu kujaga.

"Tentu saja. Tidak masalah, sampai jumpa lagi."

Dengan angkuh dia meninggalkan aku dan pangeran kerajaan Jireiga Koshiyu ini. Kurasa dari dalam dirinya ada perasaan tidak senang melihat kami berdua ada di sini. Apa dia membenci Jireiga Koshiyu yang akhirnya berujung membenci diriku juga ya?

"Tuan putri Kioku, mohon lupakan apa yang sudah terjadi barusan. Jangan dipikirkan soal ucapan putri yang angkuh itu."

"Tentu saja, aku juga tidak mau mencari masalah dengan kerajaan lain hanya untuk masalah sekecil ini. Aku lelah, tinggalkan aku sendiri."

"Baiklah, aku mengerti. Istirahatlah dengan cukup ya?"

Kenapa sekarang aku menjadi sedikit senang mendengar ucapannya yang begitu perhatian kepada diriku ya? Mungkin secara tidak sadar aku sedikit membuka diriku kepada dirinya. Ya sudah lah, aku mau meninggalkan tempat ini. Mending aku panggil mama saja.

"Okaa-sama."

Begitu mama mendengar panggilanku, dia langsung menengok ke arahku, berpamitan kepada orang yang sedang diajak bicaranya dan mendekati aku. Mungkin mama menyadari bahwa aku masih tidak terlalu mempunyai tenaga untuk bertahan di sini dalam waktu lama. Walau aku duduk, tetapi itu tetap menguras energiku.

"Ya sayang, ada apa?"

"Aku lelah ma, boleh tidak aku kembali ke kamarku. Aku ingin beristirahat lagi."

"Baiklah, mama antarkan ya ke kamar Kioku."

"Tidak perlu, Kioku bisa sendiri kok ma. Kalau mama ingin pulang ke istana, datang ke kamarku lagi supaya aku bisa mengucapkan salam kepada mama."

Setelah mendapat izin dari mama, aku akhirnya berjalan menuju asrama lagi. Namun sebelum itu aku menuju ruangan tempat aku berganti pakaian dan melepas gaun ini dan berganti ke seragam yang sebelumnya kukenakan.

Acara itu membuatku menjadi lelah lagi. Berdasarkan peringatan tiga kepribadian lainku itu, mereka berkata supaya aku jangan menguras energi sampai sepenuhnya atau itu akan membuatku dalam keadaan koma lagi.

"Aghh, acara itu benar-benar mewah, tidak sanggup aku bertahan lama di situ. Bahkan seharusnya jika acara berjalan normal tanpa halangan, pasti aku sudah berdiri bukan duduk seperti itu. Ternyata sakit itu tidak enak ya, baru tahu aku."

Satu hal baru, aku tidak pernah jatuh sakit sebelumnya. Entah kenapa tubuhku sejak dulu tidak pernah ambruk seperti ini sebelumnya. Mungkin karena beban yang kekuatan dewi itu terlalu besar untuk kutanggung dan ini efek sampingnya. Ke depannya aku harus hati-hati.

"Ganti pakaian dulu baru tidur deh. Sekarang aku jadi suka tidur hanya karena aku jadi cepat lelah seperti ini."

Sejak aku kembali ke istana mendapati mama dan pergi ke akademi, pakaianku menjadi begitu bervariasi. Banyak baju baru yang dibelikan untukku, dan semuanya model baru. Sekali lagi aku tidak suka hal yang begitu berlebihan, jadi aku memilih model yang tidak terlalu menarik perhatian. Tetapi anehnya itu pun tetap dilihat banyak orang lain.

Aku mengganti pakainku ke pakaian tidur. Setelah meletakkan badan di atas kasur, aku langsung tertidur. Kali ini aku tidak ingin ke alam bawah sadar. Sejak mengenal adanya alam bawah sadar, aku bisa mengontrol kapan aku mau masuk dan kapan jika aku tidak mau. Tidurku kali ini mau kubuat nyenyak, tidur dengan mimpi indah.