webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.100 Jangan Berakhir

Walau teman-teman Kioku merasa sedikit ragu karena tiba-tiba ada orang asing laki-laki lagi di kamar milik Kioku, mereka tetap masuk saja. Teman-teman Kioku belum menyadari apa yang sebenarnya terjadi kepada Kioku.

"Di mana Kioku? Kata mama Mia Kioku sudah pulang dari tadi dan tertidur. Tetapi bahkan sampai sore seperti ini dia masih belum keluar sama sekali. Jadi kami membawakan dirinya makanan."

"Masuk ke kamarnya di lantai 10 dulu. Aku dan dua orang lainnya akan menjelaskan situasi ini nanti."

Tentu saja mereka bertiga, teman-teman Kioku merasa aneh. Perasaan Sin waktu itu sedang kacau balau, suara yang dikeluarkan dari mulutnya pun terdengar penuh tekanan. Tidak usah dikatakan pun sudah tergambar sepenuhnya.

"Ano… sebenarnya apa yang terjadi kepada Kioku? Kelihatannya kalian bertiga mengenal Kioku secara mendalam."

"Kalau kami jelaskan pun kalian tidak akan percaya. Tetapi apa boleh buat demi membuat kalian mengerti apa yang sebenarnya terjadi."

Teman-teman Kioku masih saja tidak mengerti apa yang terjadi kepada Kioku bahkan setelah masuk ke kamar lantai 10 milik Kioku itu. Yang dilihat oleh kepribadian lain Kioku adalah Kioku yang sedang dalam keadaan tidak baik, yang dilihat teman-teman Kioku hanyalah Kioku yang sedang tertidur.

Tetapi perasaan teman-teman Kioku akhirnya tergugah. Perasaan perempuan jauh lebih peka dari perasaan laki-laki, jadi mereka dalam sekejap langsung memahami bahwa ada yang salah dengan Kioku. Tentu saja mereka penasaran dan langsung bertanya.

"Tunggu… ada apa dengan Kioku!? Jelaskan kepada kami!!"

"Itu lah yang kami ingin jelaskan. Kioku sudah tertidur, kurang lebih enam jam. Dia tidak terbangun, tidak bergerak sama sekali dari posisi ini sejak awal dia tertidur."

Sebenarnya inti yang kepribadian lain Kioku ingin tekankan adalah Kioku mengalami koma. Sin yang merasa tertekan itu karena dia mengingat masa lalunya selama dia hidup. Dia teringat bagaimana istrinya, Kiera yang terluka dan akhirnya berada dalam masa koma sampai akhir hidupnya. Tetapi walau Sin mengetahui fakta, dia tidak ingin mengakuinya.

"Jadi dia… koma…?"

"Kurang lebih itu yang kami mau katakan…."

"Sebenarnya apa yang terjadi kepada Kioku!? Siapa kalian!? Sejak awal tadi kami sudah mencurigai bahwa ada yang salah dengan Kioku dan mungkin itu karena kalian!"

Sudah dalam keadaan terpojok seperti itu akhirnya kepribadian lain Kioku menyatakan siapa diri mereka dengan amat sangat terpaksa. Tidak mungkin jika mereka tidak menyatakan diri mereka maka masalah ini selesai dengan mudah dan singkat.

"Kami adalah kepribadian lain Kioku! Puas!?" Lucifer terpancing emosi.

"Kepribadian lain… Kioku? Bagaimana bisa!?"

"Kami itu adalah masa lalu Kioku, kehidupan sebelum Kioku. Aku adalah Sin, kalau tidak mengubah takdir mungkin Kioku tidak akan pernah ada."

Sin dan Kioku sebenarnya adalah orang yang sama. Tetapi Kioku dibentuk karena takdirnya berubah sejak dia mengubah dirinya menjadi perempuan. Atau mungkin jauh lebih awal sejak dia masih menjadi laki-laki dan mengubah dirinya menjadi dewasa dan membunuh Kuroshin.

"Aku adalah Ryuu, kepribadian lain yang tinggal sejak dulu di tubuh ini."

"Dan aku adalah Lucifer, aku sudah hidup lebih dari ribuan tahun dan akhirnya aku meninggal. Aku adalah kehidupan dua sebelum kehidupan Kioku sekarang."

Mereka bertiga akhirnya menjelaskan apa saja yang disembunyikan dari teman-teman Kioku itu. Wajarnya tidak akan ada yang percaya dengan berita seperti ini, tetapi dalam keadaan genting seperti ini bagaimana ada sesuatu yang logis.

"Kalian ingat bagaimana Kioku tadi pagi menjadi dewi? Ini adalah dampak dari semuanya itu. Dia tertidur begitu lama guna mengumpulkan semua energi yang dia gunakan. Tetapi dia memaksakan diri dan akhirnya energinya tidak bisa mengumpul dengan cara biasa."

Kioku yang menjadi dewi secara paksa membuat dirinya menjadi rusak secara sihir. Semua saluran sihir yang ada dalam dirinya menjadi rusak karena tekanan besar yang tiba-tiba datang dan muncul. Jika orang lain mungkin sudah mati setelah melepas sihir ini, tetapi untung Kioku jauh lebih kuat.

"Jadi… itu semua salah kami sehingga Kioku membawa kami ke hutan kematian itu dan akhirnya melawan monster itu…."

"Jangan salahkan diri kalian. Hutan itu sudah menjadi tempat tinggal Kioku selama 10 tahun hidupnya dan wajar dia ingin melindunginya. Dia juga berpikir bahwa kalau dia membiarkan monster itu tetap hidup, semua orang akan mati. Monster yang dilawannya itu tidak pernah ada dan tak akan pernah ada lagi."

Monster tingkat 9 seperti empat monster penjaga Kioku itu saja sudah langka ditemukan. Apa lagi monster tingkat 10 monster ular itu. Kedatangannya secara tiba-tiba itu bukan lah ketidakberuntungan semata. Pasti ada sumber yang menyebabkan kemunculan monster itu.

Di saat mereka berenam sedang sibuk berbicara di kamar Kioku lantai 10. tiba-tiba terdengar lagi suara ketukan pintu dari lantai 9 lagi. Tentu saja mereka terkejut siapa lagi yang akan mengunjungi kamar Kioku selain teman-teman Kioku.

"Siapa lagi itu?"

"Lucifer, cek dengan sihir lagi."

Lucifer mengecek keadaan di luar pintu lagi dengan sihir sama seperti tadi dia mengecek bahwa yang mengetuk pintu pertama kali adalah teman-teman Kioku. Begitu dia melihatnya Lucifer benar-benar terkejut sampai dirinya jatuh ke lantai.

"Tidak… jangan buka pintu itu!"

"Siapa!?"

"Ratu Ekiresia… mama Kioku."

Benar, tiba-tiba ratu Ekiresia yaitu mama Kioku datang berkunjung ke kamar asrama Kioku ini. Kalau teman-temannya mungkin masih bisa dimaklumi karena mungkin tadi teman-temannya membuat kesal Kioku dan ingin minta maaf. Tetapi kedatangan ratu Ekiresia tidak pernah diduga oleh siapa pun.

"Tidak mungkin… bagaimana dia bisa datang ke mari!? Bukan kah Kioku baru saja masuk sekolah 1 hari? Tidak mungkin kan mam- ratu Ekiresia datang ke tempat ini karena merindukan Kioku!?"

Ucapan Sin terpotong di tengah dia sedang berbicara. Hampir saja dia salah memanggil ratu Ekiresia dengan panggilan mama. Kioku dan Sin adalah satu, jadi ratu Ekiresia adalah mama mereka jika semuanya ini dibuat tidak logis.

"Tidak, pasti kedatangannya untuk sesuatu hal yang lain. Tidak mungkin ratu datang meninggalkan kerajaan dengan alasan sesimpel itu."

Sedang mereka membahas, ketukan pintu terdengar lagi bahkan lebih keras. Ratu Ekiresia tidak menyerah untuk mendapat balasan dari anaknya Kioku. Tetapi dalam keadaan seperti ini mana mungkin Kioku akan terbangun dan membuka kan pintu.

"Kioku! Ini mama sayang. Mama sama adikmu datang nih."

"Ratu sampai memanggil, bagaimana ini?"

"Kalian, salah satu dari kalian buka kan pintu untuk ratu Ekiresia. Bilang saja Kioku sedang tertidur."

Kepribadian lain Kioku melemparkan tugas kepada teman-teman Kioku. Hal itu wajar, karena kalau salah satu dari kepribadian lain Kioku yang membuka kan pintu ratu akan terkejut. Tetapi kalau teman-teman Kioku yang membuka kan, itu akan jauh lebih masuk akal.

"Ehh bagaimana bisa, aku tidak ingin berbohong."

"Kalau kau berkata Kioku sedang tertidur kau tidak akan bohong sama sekali. Pada dasarnya Kioku memang sedang tertidur."

"Biar aku saja."

Akhirnya dengan penuh keberanian Eriana mengajukan diri dan langsung keluar dari kamar lantai 10 menuju pintu kamar di lantai 9. Dia membukakan pintu untuk ratu Ekiresia itu dan adik Kioku, Senshi. Memang tidak sesuai harapan ratu Ekiresia, tetapi lebih baik.

"Kioku, selamat ul… umm, siapa kau?"

"Maafkan atas kelancangan saya ratu. Kioku sedang tertidur saat ini. Saya adalah Hoshisuji Eriana."

"Ahh keluarga Marquess Hoshisuji. Aku kenal, aku kenal. Karena Kioku sedang tertidur kami menunggu di dalam saja deh."

Tetapi rencana tidak berjalan dengan baik, mama dan adik Kioku mempersilahkan diri mereka sendiri untuk masuk ke dalam kamar Kioku di lantai 9 itu. Namun mereka tidak langsung menuju ke lantai 10, untung begitu.

"Karena Kioku masih tidur bawa kue dan hadiah itu dan taruh di suatu tempat Senshi. Nanti setelah onee-sama mu bangun kita akan kejutkan dia dan berikan kepadanya."

"Apa tidak berlebihan ma? Onee-sama tidak akan mengira bahwa hari ini kita datang hanya untuk merayakan ulang tahunnya."

"Kenapa kau berkata begitu Senshi anakku? Sudah 10 tahun kita tidak pernah merayakan ulang tahun onee-samamu, jadi sekarang harus. Kalau bisa malah kita mengadakan yang lebih meriah di istana."

Ternyata kedatangan ratu dan saudara laki-laki Kioku itu adalah untuk merayakan ulang tahun Kioku hari ini. Sungguh tragis, di hari ulang tahunnya dia malah tertidur koma. Mungkin dia tidak pernah menyadarinya karena dia sudah terlalu lama tinggal sendiri dan akhirnya sering melewatkan ulang tahunnya sendiri.

"Terserah mama deh, Senshi gak ikut-ikut."

"Sebaiknya begitu. Ah Hoshisuji-san, bisa kah kau memanggilkan Kioku turun? Bilang bahwa aku sudah datang mengujunginya."

"Ano… baiklah...."

Eriana akhirnya meninggalkan ratu dan Senshi sendiri dan menuju lantai 10 di mana semua sedang menunggu dan membahas dengan suara kecil dan bisikkan. Semua masih belum siap dengan kedatangan yang tiba-tiba itu.

"Bagaimana ini? Ratu Ekiresia dan pangeran datang dan masuk menunggu di lantai 9."

"Kami sudah tahu, makanya sekarang kami sedang berpikir bagaimana cara menangani hal ini."

"Tidak bisa begini terus, kalian bertiga turun saja dulu dan alihkan perhatian ratu dan pangeran itu. Kami akan berusaha mencari cara untuk bisa membangunkan Kioku."

Mereka tidak berbantah-bantahan lagi, teman-teman Kioku langsung saja turun ke lantai 9 menemui ratu dan pangeran itu. Sedang itu kepribadian lain Kioku berpikir begitu keras bagaimana menyelesaikan masalah ini.

"Bagaimana ini, kejadian yang terjadi pada istrimu terjadi kepada Kioku."

"Jangan sangkutkan masalah ini dengan kejadian Kiera. Ini hanya lah suatu kebetulan saja."

"Ya kalau ini kebetulan, kalau ini alasannya sama?"

Kepribadian lain Kioku berbantah-bantahan tidak soal Kioku, malah tentang masa lalu Sin. Sedang itu, teman-teman Kioku berusaha mengalihkan perhatian ratu dan pangeran itu untuk tidak masuk ke kamar Kioku di lantai 10 atau bahkan membahas soal Kioku.

"Jadi ratu, bagaimana keadaan ratu hari ini?"

"Baik, kami datang untuk merayakan Kioku. Tetapi Kioku belum bangun, sebaiknya aku yang membangunkan Kioku sendiri."

"Eh tidak perlu. Kioku sedang tertidur sangat pulas."

"Justru itu, aku tidak akan membiarkannya tertidur begitu lama membuat diriku menunggu."

Sekali lagi teman-teman Kioku tidak bisa menahan ratu Ekiresia dan akhirnya ratu berjalan menuju kamar Kioku di lantai 10. Saat membuka pintu itu, sekali lagi ratu tidak mengharapkan apa yang ingin dilihatnya.

"Kalian!? Siapa kalian!?"

"Eh! Bagaimana ratu bisa masuk? Sialan, tiga temannya pun tidak bisa menahannya."

"Katakan siapa kalian!? Apa yang kalian sedang lakukan di kamar Kioku!?"

Seorang mama yang mendapati di dalam kamar anaknya ada tiga orang laki-laki sedang anaknya tidak terbangun pasti merasa ada yang salah. Di saat seperti itu tidak ada yang bisa menghentikan ratu Ekiresia dalam keadaan seperti ini.

"Kami bisa jelaskan kepada ratu, jadi tenang lah sedikit ratu."

"Jelaskan dengan cepat, jangan bertele-tele!!"

"Sebenarnya Kioku sudah tertidur sejak tadi siang, sudah lewat 6 jam. Yang kami khawatirkan adalah…."

Kepribadian lain Kioku sebenarnya ingin menyatakan fakta yang mereka ketahui. Tetapi kalau mereka bilang pun apa ratu akan percaya dengan mudah. Ya kalau ratu percaya, itu pun tidak akan membuatnya tenang justru semakin berpikiran buruk.

"Katakan!!"

"Kioku… koma."

Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Sin, ratu langsung mendekati dirinya dan mencekeram kerah Sin. Benar seperti dugaan mereka, yang ada ratu Ekiresia semakin marah. Tidak ada orang tua yang mengingini anaknya ada kenapa-kenapa kan.

"Katakan kalau kau bohong… sangkal ucapanmu itu!!"

"Tenanglah… mama!!" Sin tidak bisa menahan dirinya memanggil ratu dengan sebutan mama.

Secara biologis Sin juga termasuk anak dari ratu Ekiresia. Itu membuatnya bisa memanggil ratu dengan sebutan mama. Tetapi ratu Ekiresia tidak pernah membayangkan bahwa ada seorang yang lain selain Kioku dan Senshi yang memanggil dirinya dengan sebutan mama.

"Ma… ma?"

"Iya… memang mama tidak pernah melahirkan seorang anak lainnya selain Kioku dan Senshi. Itu pun tidak terjadi jika kami tidak merubah takdir itu."

"Apa maksudmu?"

Dengan amat sangat terpaksa akhirnya Sin menghela nafas dan mencoba menjelaskan semua yang terjadi selama ini. Wajar ratu Ekiresia tidak pernah mengetahuinya, memori yang dialami Sin semuanya berbeda jauh dari kenyataan yang terjadi sekarang.

"Kehidupan yang lalu… atau sebut saja duniaku yang dulu. Aku… adalah kepribadian lain Kioku. Atau katakan bahwa aku sendiri adalah Kioku versi laki-laki. Namun itu tidak terjadi karena dulu… saat Kioku masih kecil, masih bayi. Dia menggunakan sihir yang mengubah gender dan memori."

"Apa maksudmu?��

"Intinya, kalau takdir tidak berubah, mama tidak akan hidup sampai sekarang dan Kioku juga Senshi tidak pernah ada. Di kenyataanku, aku adalah Sin, dan Senshi adalah Jurai. Kami tidak menyadari kenyataannya sampai kami cukup dewasa dan berpindah dunia dan mengerti sihir."

Sin memberikan semua fakta yang tidak diketahui oleh siapa pun sejak awal. Ratu Ekiresia yang mendengar semua fakta itu jatuh ke lantai dengan kedua lulutnya sekarang menjadi tumpuannya.

"Tidak… itu tidak mungkin terjadi."

"Sayang sekali ma… itu lah fakta yang tidak pernah siapa pun tahu selain kami, kepribadian lain Kioku. Bahkan kami sendiri pun tak akan mengira hal ini terjadi."

"Jadi… kau… anakku?"

Sin menunduk menjajarkan dirinya di depan ratu Ekiresia. Ratu memegang kedua pundak Sin dengan gemetaran. Walau tidak bisa percaya sepenuhnya, tetapi ratu hatinya mulai tergugah. Secara perlahan akhirnya ratu mau membuka dirinya kepada kenyataan yang pahit ini.

"Ya… mama."

Ratu Ekiresia langsung memeluk Sin dengan penuh kasih sayang seperti seseorang yang sudah lama kehilangan sesuatu yang berharga. Tentu saja di kehidupan yang lalu sebelum semua takdir ini diubah, Sin dan Jurai sudah kehilangan mamanya saat itu.

"Sin… Sin… anakku."

Ratu Ekiresia menangis dengan begitu keras sambil memeluk Sin. Akhirnya mereka bertahan dalam posisi itu selama beberapa waktu lamanya sampai ratu mulai menenangkan dirinya dari semua kenyataan ini.

"Jadi… Kioku… tidak akan bangun?"

"Jangan berprasangka buruk. Kami memang masih belum pasti, tetapi harusnya Kioku akan terbangun setelah semua energinya terkumpul."

"Kioku anakku…."

Sedangkan di lantai 9 kamar Kioku itu, timbul lah kecangungan antara teman-teman Kioku dan Senshi. Wajar saja mereka tidak saling kenal, perbedaan jabatan yang begitu jauh, dan tidak punya pembicaraan sama sekali.

"Okaa-sama lama sekali. Kurasa aku harus mengeceknya sendiri."

"Kami ikut."

Akhirnya dengan semua orang terkumpul di lantai 10 kamar Kioku dan mereka semua mengetahui fakta bahwa Kioku sedang dalam masa koma, mereka hanya bisa terduduk diam di sekitar kasur Kioku itu.

"Kioku… sayang bangunlah."

"Kioku… semua orang di sini menunggumu, cepatlah bangun."

Perasaan mereka semua menjadi campur aduk berantakan. Semua orang tidak akan mengira hal ini akan terjadi kepada Kioku. Semua orang dalam keadaan panik, cemas, bahkan sampai setelah menunggu begitu lama harapan mereka mulai menipis.

Dalam keadaan itu, mereka tetap menunggu dan menunggu. Sampai akhirnya lewat 5 jam sejak sore hari itu. Mereka sekarang tidak peduli dengan keadaan mereka sendiri. Yang mereka khawatirkan adalah Kioku tidak akan terbangun lagi.

"Bagaimana ini… Kioku tidak terbangun sama sekali… apa kejadian sama yang terjadi kepada istriku terjadi kepada Kioku? Apa ini sebuah kutukan?"

Sin yang awalnya tidak ingin menganggap kejadian Kiera istrinya yang koma sama dengan kejadian Kioku mulai putus harapan. Dia tidak bisa menerima fakta bahwa orang yang disayanginya harus mengalami keadaan yang sama.

"Hiks… kutukan…? Hiks… apa yang kau ucapkan nak?"

"Di kehidupan lalu… aku mempunyai seorang istri… karena suatu kejadian tragis yang membuat dirinya terluka parah karena melindungiku membuatnya masuk dalam keadaan koma… sampai akhir hidupnya… dia… tidak pernah terbangun."

Sambil menyatakan fakta itu, Sin menundukkan kepalanya meratapi kejadian itu. Sekarang yang ada di pikiran semua orang hanyalah Kioku yang tidak akan terbangun lagi. Mereka menangis sekencang-kencangnya bahkan mungkin sampai terdengar oleh banyak orang.

"Tidak bisakah kalian membiarkanku beristirahat dengan tenang…?"

Namun di saat mereka mulai putus harapan, sebuah cahaya harapan baru muncul. Siapa yang sangka, setelah lewat hampir 12 jam tanpa ada pergerakan apa pun, akhirnya… Kioku… terbangun. Kejadian itu terjadi tepat 1 menit sebelum jam 12 malam hari itu.

"Kioku! Kau terbangun sayang akhirnya. Mama dan semua orang di sini mengkhawatirkan dirimu yang tidak terbangun sama sekali."

"Aku lelah ma… tidak bisakah aku tidur dengan tenang?"

"Mana boleh mama membiarkan dirimu tertidur lagi. Kedatangan mama di sini adalah untuk merayakan ulang tahunmu setelah sekian lama… tetapi apa yang mama dapati setelah datang… sebuah harapan yang hancur."

Tidak bisa dipungkiri bahwa jika seorang mama yang menyadari bahwa anaknya dalam keadaan yang bahaya dan mengkhawatirkan perasaannya akan tergerak bahkan rela berkorban untuk apa pun.

"Kioku… selamat ulang tahun…."

"Selamat ulang tahun… selamat ulang tahun… selamat ulang tahun Kioku… selamat ulang tahun…."

Sungguh, ulang tahun Kioku setelah lewat begitu lama dia sendiri di hutan tanpa ada yang merayakan, sekarang mungkin menjadi ulang tahun tersedih yang semua orang tidak pernah alami dan tak akan dialami lagi. Bahkan semua orang mukanya masih terbanjiri dengan air mata. Benar-benar sebuah kejadian yang tak terduga.

"Terima kasih…."