webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.99 Efek Masa Lalu

Tidak bisakah identitasku ini sama sekali disembunyikan begitu? Pasti saja ada orang yang mengetahui rahasiaku tanpa kuberi tahu secara langsung atau bahkan dengan soal rumor pun tidak. Sekarang hidupku menjadi acak-acakan deh.

"Baik, baik, hentikan soal memanggilku dewi. Benar memang aku barusan menjadi seorang dewi."

Aku tidak bisa memungkiri bahwa aku memang sudah menjadi seorang dewi. Itu juga aku terpaksa harus menggunakan cara ini untuk tetap bertahan dan menang melawan monster yang kekuatannya tidak tahu diri ini.

Karena memaksakan menggunakan kekuatan ini berkali-kali tubuhku menjadi sangat lelah. Habis ini rasanya aku mau istirahat yang lama. Baru saja masuk awal sekolah sudah ada kejadian seperti ini. Benar-benar kejadian yang tidak terduga.

"Jadi benar kau adalah seorang dewi!? Kalau begitu kami harus memujamu."

Ketika mereka mengakhiri kalimat itu, mereka menundukkan badan bahkan sampai ke tanah, tetapi sudah kuhentikan sebelum mereka sujud. Apa-apaan mereka, sampai-sampai aku disembah. Aku hanya manusia ei yang menggunakan kekuatan dewiku untuk sementara.

[Pada dasarnya mereka memang benar, kau sebenarnya sudah menjadi dewi seutuhnya. Hanya saja itu tergantung dirimu mau menyembunyikannya atau tidak.]

Tunggu, berarti sejak awal aku memang sudah dilahirkan menjadi dewi!? Hanya saja aku yang tidak pernah menyadarinya sehingga kekuatanku sebagai dewi tersembunyi!? Rasa terkejutku pun sampai menjulur ke seluruh tubuh. Entah aku harus berekspresi apa tentang apa yang terjadi kepadaku.

"Aku jadi seorang dewi pun baru tahu hari ini, bahkan barusan ini. Aku sudah jadi putri kerajaan saja sudah merepotkan, apa lagi jika orang tahu aku seorang dewi, hah~."

Bebanku sebagai putri kerajaan saja tidak mudah, kalau orang tahu aku juga seorang dewi maka yang ada masalah akan semakin menumpuk untuk diriku sendiri. Aku tidak ingin hidup dalam masalah yang ada, aku hanya menginginkan ketenangan.

"Kalian, soal hal ini jangan beri tahu siapa pun. Hanya kalian saja lah yang boleh tahu soal hal ini, simpan untuk diri kalian sendiri."

"Tetapi tuan putri dewi… ini adalah berita bahagia."

Bahagia untuk kalian, sengsara untuk aku. Sekarang aku jadi berpikir kenapa banyak orang ingin mendapatkan jabatan yang tinggi dan ingin namanya menjadi mahsyur? Bukan kah itu hanya akan merepotkan diri sendiri dengan menambah jumlah masalah?

"Sudah lah, niatnya aku membawa kalian ke mari untuk menenangkan diri, malahan jadi muncul masalah di wilayahku sendiri. Nue, Erie, Kumaro, Kongo, kita kembali."

Aku tidak akan menggunakan kekuatan dewiku lagi, jadi aku terbang dengan sihir yang aku miliki sekarang saja. Kalau orang tahu aku punya dua pasang sayap menyerupai malaikat aku akan dihentikan orang untuk ditanyai dan mungkin banyak hal lainnya.

"LeFiera." kami kembali ke akademi tanpa ada percakapan sedikit pun.

Sesampainya di akademi pun aku hanya mengucapkan salam sebelum akhirnya aku meninggalkan mereka pergi. Karena aku belum makan apa pun dan sudah terlalu capek jadi aku pergi ke kantin saja membeli makanan buatan koki Reshatous.

"Reshatous-san, hari ini masak apa?"

"Ah tuan putri. Umm, hari ini ada sup daging kelinci jamur sama ada rempah-rempah yang kuolah menjadi gorengan."

"Wah kelihatannya enak tuh, satu porsi untuk sup dan gorengan itu."

Aku menunggu sambil duduk di salah satu kursi yang ada. Sungguh melelahkan pertarungan itu. Kurasa nanti aku harus mengabari Guild kota pusat untuk bisa menghitung hasil yang sudah kubunuh ini. Apa harus nanti aku pakai identitas asliku ya supaya tingkat anggotanya juga ikut naik? Ahh itu urus nanti deh, masih bisa besok-besok.

"Tuan putri, ini makanan tuan putri sudah siap."

"Ah sudah, terima kasih. Umm, totalnya?"

"1 koin Fier saja."

Setelah menyerahkan uang kepada koki Reshatous aku memakan seluruh makanan yang sudah aku beli ini. Aku kehabisan tenaga sampai-sampai aku rasanya ingin makan lebih banyak. Tetapi makan terlalu banyak juga tidak sehat.

"Sup ini menyegarkan diriku lagi dari kelelahan. Kurasa lain kali aku bisa memasak daging kelinci dengan cara seperti ini."

Makan di kantin sendirian rasanya sepi memang. Tetapi mau bagaimana lagi, mereka masih harus mengikuti pelajaran sedangkan aku dan Hojou-senpai punya kelonggaran untuk belajar sihir secara mandiri. Berarti aku pulang ke asrama dan istirahat pun bukan masalah.

"Hoo, tuan putri sudah kembali rupanya."

Baru saja aku berpikir bahwa semuanya sudah kembali tenang, muncul lah si pembuat hawa tidak menyenangkan. Siapa lagi selain si pengganggu Jireiga Koshiyu pangeran itu. Entah kenapa walau menjadi dekat dengan dirinya adalah tujuan kedua aku masuk ke akademi ini, aku merasa kesal hanya dengan melihat mukanya.

"Diamlah, aku sedang tidak ingin diganggu."

Aku tak punya tenaga untuk meladeninya. Rasanya tubuh ini sudah ingin tergeletak di atas kasur. Ingin aku istirahat dengan tenang sampai tenagaku pulih kembali. Kalau dalam kondisi seperti ini melakukan apa pun rasanya setengah-setengah saja. Tidak enak kalau setengah-setengah melakukan sesuatu.

"Sudah ingin pergi? Padahal aku barusan datang untuk berbicara."

"Lain kali saja, aku terlalu lelah."

Setelah membereskan peralatan makan yang kupakai di tempat seharusnya, aku langsung meninggalkan kantin menuju kamarku. Sudah tidak peduli lagi aku ini masih jam sekolah atau tidak, palingan kepala sekolah memaklumi karena dia melihat dengan matanya sendiri apa yang sudah kulakukan di hutan Heiyu tadi.

"Tuan putri? Anda sudah kembali? Bukan kah ini masih jam sekolah?"

"Ah mama Mia, iya aku ingin istirahat. Tenang saja, kepala sekolah memaklumi hal ini kok. Kalau ada yang mencariku tolong bilang aku sedang beristirahat ya, termasuk Fuukou, Midori, dan Eriana."

"Baiklah, tidur lah dengan tenang. Tuan putri juga terlihat sangat kelelahan jadi aku maklumi saja untuk kali ini."

Menuju kamarku yang berada di lantai paling atas dengan lift, aku langsung menuju tempat tidur dan meletakkan badanku di atas kasur itu. Empuk, benar-benar empuk. Aku tidak menyadari sebelumnya karena aku tidak pernah merasa selelah ini.

[Kioku?]

Walau aku ingin tertidur, tetapi tiba-tiba aku terganggu oleh suara Ryuu. Entah kenapa dia memanggil untuk yang kali ini, tetapi setiap salah satu dari mereka memanggilku pasti ada sesuatu yang penting.

"Hmm… ada apa?"

[Kioku dengarkan aku, jangan kau sampai tertidur!!]

Tiba-tiba suara Lucifer yang berteriak begitu kencang sedikit mengagetkanku. Apa maksudnya untuk aku tidak boleh tidur? Aku sudah terlalu lelah seperti ini kalau tidak tidur yang ada nanti aku tidak akan punya energi untuk melakukan apa pun nantinya.

"Kalian kenapa menahanku untuk jangan tertidur? Aku terlalu lelah, biarkan aku tidur." lama-lama kesadaranku mulai menipis ingin memasuki alam tidurku.

Sekilas aku masih bisa mendengar suara tiga orang itu tetap memanggilku, tetapi aku tidak menggubris sama sekali dan langsung terlelap tidur. Ahh nyaman sekali, rasanya aku ingin tidur di sini terus-menerus. Sudah lama aku tidak bisa tidur setenang ini.

Emergency Third Person PoV

Kioku tertidur begitu cepat sampai-sampai dirinya bahkan lupa untuk mengganti baju sama sekali. Dia masih menggunakan seragam sekolahnya yang dipakai juga untuk bertarung melawan monster ular itu. Sedang Kioku tertidur pulas, tiga kepribadian lainnya bergejolak untuk keluar dari tubuh Kioku dan akhirnya memunculkan diri.

"Sin… bukan kah kejadian ini…."

"Jangan ingatkan aku tentang kejadian itu. Kejadian waktu itu hanya lah kejadian yang terjadi karena ketidakberuntungan. Kioku pasti bisa bangun."

Mereka bertiga terus saja berdiskusi sampai matahari mulai terbenam dan Kioku pun masih tertidur lelap. Benar-benar tidur yang begitu damai. Mungkin Kioku berpikir bahwa dirinya sedang tertidur di surga, jadi masalah apa pun tidak akan mengganggunya.

"Sin… Kioku sudah tertidur begitu lama… apakah sebaiknya kita melakukan sesuatu?"

"Tidak, tidur selama 6 jam masih normal. Dia pasti sangat kelelahan karena pertarungan itu, makanya dia tertidur begitu lama untuk mengembalikan tenaga."

"Justru itu lah yang aku takutkan. Apa tubuhnya tidak sanggup menerima kekuatan dewi sehingga…."

Saat Lucifer mulai putus asa dan mulai mengatakan kata-kata buruk, Sin langsung melonjak dan menjadi sangat emosi. Setiap kata-kata yang dikeluarkan dari mulut Sin menjadi begitu kasar dan penuh emosi.

"Hentikan ucapanmu!! Dia akan baik-baik saja! Sebaiknya kau tutup mulutmu itu dan jaga dirinya saja."

Walau mereka menjadi tenang sekarang, tetapi masih saja tidak ada perubahan dari Kioku. Jika orang biasa mungkin tertidur masih bergerak sedikit-sedikit di atas kasur, ini Kioku tertidur dengan begitu tenang bahkan bergerak satu sentimeter dari posisi awal dia tertidur pun tidak. Di saat itu, tiga kepribadian lain Kioku mulai menjadi cemas dengan keadaan Kioku.

Dari awal mereka sebenarnya sudah tahu, tetapi Sin tetap memaksa untuk mereka bertiga tetap berpikir positif dan tidak menghentikan Kioku untuk tidur. Di saat mereka mulai menjadi panik dan cemas, sebuah ketukan pintu terdengar dari pintu yang ada di lantai 9.

"Kioku! Kioku!"

"Temannya datang! Sedangkan dia masih tertidur, bagaimana ini? Tidak mungkin kan kita membuka kan pintu untuk mereka?"

Eriana, Fuukou, dan Midori terus saja memanggil nama Kioku dan mengetuk pintu lantai 9 dari luar. Kioku benar-benar tidak bisa diganggu sama sekali tidurnya, mereka bertiga pun juga akhirnya kebingungan dalam keadaan ini.

"Kita coba bangunkan Kioku dulu. Kioku! Kioku! Bangun lah."

Tetapi usaha mereka sia-sia, Kioku tetap saja tidak bangun dan justru rasanya dia semakin masuk ke dalam alam tidurnya. Dalam keadaan ini walau mereka tidak pernah panik sebelumnya, tetapi mereka sekarang menjadi begitu panik.

"Kita bahkan tidak bisa berbicara dengannya dari alam bawah sadarnya. Sebenarnya ke mana kesadaran Kioku pergi?"

"Kita buka kan saja pintu untuk temannya, nanti kita akan jelaskan situasinya kepada mereka. Semoga saja mereka bisa memaklumi apa yang terjadi."

Walau mereka terlihat setuju, tetapi masih ada keraguan dalam diri mereka untuk berbicara atau tidak. Akhirnya setelah lewat beberapa menit, dengan amat sangat terpaksa juga dengan mengambil nafas dalam, Sin membukakan pintu untuk teman-teman Kioku itu.

"Kioku! ...? Tunggu siapa kalian!?"

"Masuk lah, kami akan jelaskan."