webnovel

Bab 31

Setelah melaksanakan ujian semester satu, mereka memiliki kebebasan untuk melangsungkan acara class meeting, jadi sekarang ada beberapa anak OSIS yang sedang menyiapkan lapangan untuk melaksanakan class meeting yang mungkin akan di isi oleh beberapa permainan.

Nara yang memang pada dasarnya malas untuk mengikuti hal-hal seperti itu, dia hanya duduk didepan kelas sambil memainkan ponselnya.

Teman-temannya sudah berkali-kali mengajaknya mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba yang ada, tapi Nara tetap tidak mau.

"Ayolah Ra, Lo mah males banget sih. Awas ntar diputusin sama kak Alvin." Kata Farah.

"Mulut Lo ya kalo ngomong." Kata Nara kesal.

"Ya lagian susah banget, kita ikut sepak bola putri deh, kan enak tuh ga berat banget." Bujuk Farah.

"Gue tuh males, Farah. Gue ga mau, males banget." Nara kembali menolak.

"Lo bagian jadi kiper deh, biar ga banyak gerak."

"Ga mau."

"Ck, ayo dong Ra." Kini Tika ikut membujuk.

"Ya Allah..." Nara berkata frustasi, dia sudah malas. Tapi teman-temannya malah semakin membujuk dirinya.

"Gue tuh males banget, kalian kenapa sih, udah sama kalo mau ikut, gue ga ikut." Katanya.

"Iya nih, lagian ngapain sih ikut kaya gitu segala." Timpal Sena. Dia juga sama malasnya seperti Nara.

"Lo ga usah ikut-ikutan ya Sen. Kita harus ikut, semua kelas itu harus ikut. Kalian jangan susah diajakin gini dong." Kata Farah.

"Gue lagi ga mood ngapa-ngapain." Kata Nara.

"Lo kenapa sih, bete kenapa coba?" Tanya Risna.

"Si Alvin ga ada ngabarin gue." Jawabnya lesu.

"OSIS kan lagi sibuk-sibuknya Ra, mana dia ketua OSIS ya pasti tambah sibuk lah." Kata Risna.

"Alah udahlah, gue ga mau ikut."

"Ck, gue panggilin kak Alvin deh ya, biar dikasih semangat terus Lo mau deh seru-seruan sama kita." Kata Risna.

"Dia tuh sibuk, Lo ga mungkin bisa ketemu dia. Pokoknya gue ga mau ikut." Kata Nara.

"Ga mau ikut apa?"

Mereka melihat ke arah suara, ada Alvin berdiri di samping mereka.

"Kak Alvin, tolong bujukin Nara dong, biar dia mau ikut lomba sepak bola putri. Dari tadi dia susah banget diajakin, katanya kangen sama kakak." Mulut Risna sudah berkata tanpa direm.

"Risna!" Geram Nara.

Alvin duduk di samping Nara. Lalu teman-teman Nara mulai minggir.

"Kenapa ga mau ikut?" Tanya Alvin duduk sedikit menghadap ke arah Nara.

"Males." Jawabnya.

"Kamu kenapa sih yang? Lagi pms?" Tanya Alvin.

"Enggak." Jawab Nara singkat.

"Marah ya sama aku?" Tanya Alvin lagi.

"Kamu lupa ya sama aku, sampe ga ada kabar dari kemarin. Habis pulang dari rumah bukannya ngabarin malah ngilang, aku nungguin tau." Protes Nara.

Alvin tertawa gemas. Lalu dia meraih tangan Nara.

"Maaf ya cantik. Kemarin siang itu habis dari rumah kamu, aku langsung kumpul sama anak OSIS disekolah, nyiapin ini semua. Jadi ga sempat buat ngabarin kamu. Maaf ya."

"Kalo kamu bilang kan aku ga akan khawatir, mana kemarin mendung lagi, aku jadi mikir yang enggak-enggak." Kata Nara lagi.

Alvin merangkul bahu Nara. "Iya maaf ya udah buat kamu khawatir."

Nara hanya mengangguk dalam rangkulan Alvin.

"Ikut ya, temen-temen kamu udah pada nungguin tuh."

"Emang harus ikut semua?" Tanya Nara.

Alvin mengangguk. "Iya biar rame."

"Yaudah deh."

"Nanti kalo kelas kamu udah selesai ikutan, temuin aku dipinggir lapangan ya." Pesan Alvin. Nara mengangguk.

Lalu Alvin pamit untuk melanjutkan pekerjaan OSISnya.

---

Kelas Nara melawan kelas 12 IPS 3. Hal itu menjadi sangat ramai karena lawan Nara yang terlihat sangat heboh, apalagi dandanan mereka yang lumayan menor membuat banyak anak laki-laki menyoraki, hal itu tidak membuat mereka malu, justru mereka semakin senang.

Nara tampil biasa dengan seragam olahraga dan rambut di ikat tinggi. Tapi tidak mengurangi kadar kecantikan gadis itu.

Alvin tersenyum memperhatikan kekasihnya yang menendang bola dengan tertawa-tawa. Karena kalian pasti tau kan, kalo anak cewek main bola pasti sangat ramai dengan teriakan-teriakan mereka.

"Pacar Lo cantik ya Vin." Ucap salah satu teman sekelas Alvin.

"Iya dong. Pacar gue gitu." Ucap Alvin bangga.

Setelah memenangkan permainan. Nara segera menuju Alvin dan duduk di samping cowok itu.

"Huh, capek banget." Keluh Nara.

Alvin mengambil tisu dan menyeka keringat Nara. "Iyalah capek, orang mainnya ketawa terus." Kata Alvin.

Nara tertawa lagi. "Ya soalnya kaya seru aja."

"Nih minum. Istirahat dulu sebelum ke babak selanjutnya. Kelas kamu kan menang."

Nara mengangguk dan mengambil air minum dari Alvin.

"Ke kantin bentar yuk, aku haus banget. Kurang nih." Ajak Nara. Dia sudah berdiri dari duduknya.

"Bentaran sayang, liat kelas aku dulu ya. Tanding basket sama kelas kamu nih."

"Ih, mau sekarang." Rengek Nara.

"Yaudah ayo."

Saat Alvin akan berdiri dari duduknya, tiba-tiba sebuah bola basket melayang dan mengenai kepala Nara.

Gadis itu belum sempat untuk berteriak dan sekarang dia pingsan di pelukan Alvin.

"Sayang. Nara. Hei..." Alvin menepuk-nepuk pelan pipi Nara.

"Ra, bangun!" Rayhan si pelaku yang tidak sengaja tadi menepuk lengan Nara.

Niat hati ingin melemparkan bola ke arah Sandi yang berdiri agak dekat dengan Rayhan, malah meleset ke arah Nara.

"Lo bisa main bola ga sih? Agak tengah kan bisa! Kenapa malah minggir-minggir disini." Kata Alvin menatap kesal Rayhan.

"Lo juga ngapain pacaran dipinggir lapangan, udah tau kalo lapangan buat olahraga, malah buat pacaran." Balas Rayhan tak terima.

"Lo yang salah kenapa Lo yang nyolot. Lo tau kan kalo bola basket itu berat?! Bukannya minta maaf malah marah-marah."

"Lo juga ga bisa nyalahin gue dong, gue ga sengaja. Gue juga bakalan minta maaf sama Nara. Mana biar gue yang bawa Nara ke UKS." Rayhan ingin merebut tubuh Nara dari dekapan Alvin.

"Ga usah sentuh-sentuh cewek gue. Gue bisa bawa dia ke UKS sendiri."

"Biar gue aja, sebagai permintaan maaf gue." Rayhan ingin merebut kembali Nara dari Alvin.

"Ga usah, gue bisa sendiri."

"Kalian jangan malah berantem dong, ini Nara pingsan loh. Buruan bawa ke UKS." Lerai Farah. Dia sudah panik melihat sahabatnya pingsan, sekarang ditambah dua cowok yang sedang beradu mulut.

Alvin menggendong Nara dan melangkah menuju UKS, sebelumnya saat melewati Rayhan dia sempat menyenggol bahu cowok itu dengan keras.

Rayhan mengepalkan kedua tangannya. Lalu dia kembali ke lapangan, untuk melanjutkan class meeting tadi.

---

"Sayang... Nara... Bangun hey..."

Alvin menemani Nara yang masih setia menutup matanya itu.

Tak lama Nara membuka matanya. Dia meringis memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Sayang..."

Nara melihat ke arah Alvin. "Pusing.." ucapnya.

Alvin mengambil teh hangat yang ada di atas meja UKS. Lalu memberikan pada Nara.

"Mau pulang aja?" Tawar Alvin. Nara menggeleng.

"Ga usah. Mau dikelas aja gapapa kan?"

"Ga papa sayang. Ga usah ikut lomba-lombaan lagi."

Setelah Nara merasa membaik, Alvin mengantar gadis itu ke kelasnya.

"Yaudah, kamu disini ya. Aku harus bantu ngawasin anak-anak sayang."

Nara mengangguk. "Iya. Makasih ya."

Alvin mengangguk dan mengecup singkat pucuk kepala Nara.

Setelah Alvin pergi, Nara menenggelamkan kepalanya dilipatan tangannya.

"Gue minta maaf. Gue ga sengaja."

Nara mengangkat kepalanya, ada Rayhan berdiri didepannya.

"Iya."

"Gue beneran ga sengaja Ra. Gue minta maaf. Tadinya gue mau lempar bola ke arah Sandi, tapi malah kena Lo." Jelas Rayhan.

"Iya, gue ga papa." Jawab Nara.

"Lo marah sama gue?" Tanya Rayhan.

"Gue ga marah, mending Lo pergi dari sini. Kepala gue pusing."

"Gue ga sengaja Ra."

"Iya Rayhan. Kalo pun sengaja gue juga ga papa. Kan Lo kaya selalu kesel gitu sama gue." Kata Nara.

Rayhan duduk di kursi depan Nara.

"Gue mungkin emang kesel liat Lo sama Alvin, tapi gue ga senekat itu buat nyakitin lo." Jelasnya lagi.

"Iya Ray, gue udah maafin Lo."

Rayhan menghela napas pelan. Lalu mengelus kepala Nara sebentar.

"Gue minta maaf dan cepet sembuh, jangan pusing lagi." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Nara.

----