webnovel

Bab 30

Rayhan memandang lurus ke arah gelap nya malam. Dia berdiri di balkon kamarnya. Beberapa hari ini, dia di hantui oleh rasa bersalahnya pada Nara, karena telah membuat gadis itu menangis.

Setelah melihat postingan Alvin kemarin dan tingkah Alvin yang menunjukkan bahwa Nara adalah kekasih dari lelaki itu ---Alvin--- membuatnya selalu kesusahan untuk memejamkan mata di tiap malam nya.

Dia juga tidak mengerti dengan perasaan nya beberapa hari ini, dia ingin sekali marah saat melihat Nara selalu bersama Alvin, namun dia tidak punya hak untuk melakukan hal itu.

Rayhan menyentuh dada sebelah kanan nya seraya menyebut nama Tika. Namun, jantung nya hanya berdegup seperti biasa. Dia beralih menyentuh dada kirinya, dengan menyebut nama Nara, dan dia bisa merasakan bahwa jantungnya berdegup begitu kencang.

Rayhan meringis. Kenapa ia begitu bodoh untuk sekedar menyadari perasaan nya sendiri. Dia juga baru sadar jika perasaan suka nya pada Tika hanya sebatas rasa kagum, karena dia sangat suka dengan gadis yang murah senyum. Sedangkan pada Nara, saat melihat gadis itu menangis, ingin rasanya dia memeluk erat tubuh bergetar itu, dia juga merasa tidak rela saat tau jari-jemari mungil Nara berada di genggaman Alvin.

Namun, Rayhan juga tidak bisa egois. Dia telah menorehkan luka pada hati gadis itu. Sekarang memang waktunya, Nara untuk bahagia... dengan orang lain.

¤¤¤

Rayhan menatap datar dua insan yang sedang bercanda di kursi yang ada di depan kelas.

Ya. Mereka adalah Alvin dan Nara.

"Ish! Alvin mah nyebelin!!" Rengek Nara.

Alvin tertawa. "Aku ngapain sih? Aku mah gak ngapa-ngapain yang." ucap Alvin.

"Ck. Gak ngapa-ngapain apanya! Ini kenapa nge-bajak instagram aku." Gerutu Nara.

"Masa di bajak pacar nya sendiri gak boleh sih?" Tanya Alvin.

"Ya boleh sih. Tapi aku yakin, habis ini pasti bakalan heboh deh sosmed aku." Jawab Nara.

Alvin menarik Nara kedalam rangkulan nya. "Santai baby." ucapnya lembut.

"Ck. Alay!" Cibir Rayhan melewati mereka berdua.

Alvin hanya mengangkat sebelah alisnya bingung, sedangkan Nara hanya menundukkan kepalanya.

"Dia kenapa sih yang? Kaya nya sensi banget sama kita?" Ucap Alvin bingung.

"Gak tau. Orang sirik tanda tak mampu kan?!" Ucap Nara sambil terkekeh pelan.

Alvin mengacak gemas rambut Nara.

"Sayang banget deh sama kamu!" Ucapnya lembut.

"Sayang kamu juga." Balas Nara tersenyum.

"Main mobile legend ah yang." Ucap Alvin sambil mengeluarkan ponselnya dari saku bajunya.

"Ck. Selalu di duain sama game." gerutu Nara.

"Yang penting kan gak di duain sama cewek lain." ucap Alvin terkekeh.

"Ck" decak Nara. Alvin menarik kepala Nara untuk bersandar di bahu nya.

"Ajarin aku dong" ucap Nara.

"Ajarin apa sayang?" Tanya Alvin yang mulai fokus dengan game nya.

"Main ML." jawab Nara.

"Jangan. Bikin pusing main ini" ucap Alvin. 

"Kalo bikin pusing kenapa kamu main?" Tanya Nara.

"Soalnya seru" jawab Alvin sekenanya.

"Katanya tadi bikin pusing, terus sekarang seru. Yang bener yang mana?" Tanya Nara.

Alvin terkekeh. Dia mencium gemas kening Nara.

"Tanya mulu perasaan." Ucap Alvin di iringi kekehan nya.

"Aku pengen bisa main ini." ucap Nara.

"Jangan sayang. Ntar kamu sering kehabisan kuota loh." ucap Alvin.

"Kamu juga gitu?"

"Iya. Kadang mama sampe marah-marah." jawab Alvin sambil tersenyum geli, saat mengingat mama nya yang selalu marah saat Alvin minta uang untuk membeli kuota.

Nara memilih diam. Dia hanya memperhatikan Alvin yang begitu lincah memainkan game nya. Bosan hanya melihat Alvin bermain, dia mengeluarkan ponselnya dan memainkan nya. Ternyata di ponselnya juga tidak ada yang menarik, dia kembali memasukan ponselnya ke saku baju nya.

"Sial! Ck. Kalah anjir" umpat Alvin kesal.

"Aws, sakit yang. Kok di cubit sih!" Ucap Alvin meringis sambil mengusap perutnya yang di cubit oleh gadisnya.

"Lagian, mulutnya gak di jaga banget kalo ngomong." ucap Nara kesal.

Alvin menunjukkan cengiran nya.

"Maaf yang."

"Kok kita gak masuk kelas ya?" Tanya Nara.

"Masuk yang, cuma belum bel aja kali."

"Kan ujian Vin, harusnya tepat waktu, biar cepet ngerjain terus pulang deh."

"Pulang mulu pikirannya."

"Kamu juga kan?"

"Tau aja." Jawab Alvin sambil tertawa. Nara memukul pelan lengan Alvin.

¤¤¤

"Muka lo kenapa Ray? Kusut amat?" Ledek Sandi.

Sedari tadi Rayhan hanya diam saja, dengan ponsel yang ada di genggaman nya, dia mencoba melupakan apa yang tadi ia lihat. Namun, kilasan kemesraan Alvin dan Nara tetap berlalu lalang di ingatan nya.

"Gimana gak kusut, orang tadi liat orang mesra-mesraan." ucap Vernon.

"Ini namanya karma buat lo, Ray. Di saat lo udah sadar sama kesalahan lo. Orang yang tulus suka sama lo, udah jadi milik orang lain." ucap Riki.

"Karma gak pernah salah alamat." Celetuk Sandi.

Rayhan mengurut pangkal hidungnya. Jujur, saat melihat Alvin memperlakukan Nara dengan begitu lembutnya, hati nya sakit, seperti di iris-iris dengan pisau tajam.

"Kalo emang suka, nyatain! Jangan di pendam sendiri." Ucap Riki. Dia juga kasian dengan sahabatnya ini.

"Suka? Sama siapa?" Tanya Rayhan.

"Nara." Jawab Riki.

"Ck. Gue gak suka sama dia." Elak Rayhan.

"Lo masih mau ngelak?" Tanya Sandi.

"Gue emang gak suka sama dia." Jawab Rayhan.

"Yakin gak suka?" Tanya Vernon. Rayhan menganggukan kepalanya dengan mantap.

"Coba lo liat, di depan pintu sana." Ucap Vernon seraya menunjuk pintu kelas.

Rayhan mengikuti perintah Vernon, kedua tangan nya terkepal begitu erat, hingga buku-buku jarinya terlihat memutih. Disana dia bisa melihat Alvin sedang mencium kening Nara dengan mesra nya.

"Masih mau bilang gak suka?" Tanya Vernon dengan nada suara mengejek.

"Kalo emang gak suka, tangan nya gak usah gini dong." Ucap Sandi seraya menyentuh tangan Rayhan.

Rayhan menepis tangan Sandi, dia berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas. Dia sempat menyenggol bahu Nara dengan keras saat bersimpangan dengan gadis itu di pintu.

"Santai, woy!" Ucap Alvin kesal.

"Udah gak papa." Ucap Nara.

"Kamu hampir jatuh sayang. Masa aku harus diem aja sih!" Ucap Alvin kesal.

"Yang penting kan aku gak jatuh. Udah gak papa kok." Ucap Nara menenangkan Alvin yang mulai tersulut emosi.

Alvin menghela napas pelan. Jika bukan karena larangan dari Nara, sudah ia pastikan, Rayhan dan dirinya akan beradu jotos.

"Yaudah, kamu masuk ruangan dulu ya, aku ke kantor guru dulu." Ucap Alvin tersenyum. Nara mengangguk.

¤¤¤

"Arghh!!!" Teriak Rayhan. Dia ingin melampiaskan kekesalan nya dengan berteriak sekeras mungkin di taman belakang ini.

"Sial!!" Umpatnya dengan penuh emosi.

"Kenapa sih sama hati gue? Kenapa?!!!' Teriak nya sambil mencengkram baju nya di bagian dada, seolah dia sedang menyentuh hatinya yang terasa sakit dan perih.

"Bangsat!" Umpatnya lagi, saat mengingat Alvin mencium kening Nara, dan terlihat Nara yang tersenyum lebar.

"Lo gak boleh bahagia sama dia Nara." Ucap Rayhan.

"Lo milik gue!" Desisnya tajam.

"Kenapa lo meng-klaim gue sebagai milik lo saat gue udah bahagia sama orang lain?"

Rayhan menoleh ke sumber suara. Disana ada Nara yang sedang berdiri dengan tatapan matanya yang mengarah kepadanya.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Rayhan dingin.

"Emang kenapa? Ini tempat umum." Jawab Nara santai.

"Sejak kapan lo ada di sini?" Tanya Rayhan datar.

"Sejak lo teriak-teriak gak jelas." Jawab Nara.

Rayhan memalingkan wajahnya saat Nara menyorot matanya dengan tatapan teduh gadis itu.

"Kenapa lo kaya gini, Ray?" Tanya Nara pelan.

"Apa maksud lo?"

"Kenapa lo bertingkah seolah-olah lo suka sama gue? Kenapa lo selalu berkata ga enak saat tau gue lagi berduaan sama Alvin? Kenapa? Nyatanya lo suka sama Tika kan?" Tanya Nara seraya menatap dalam mata Rayhan.

"Lo gak usah ikut campur urusan gue! Mau gue ngomong pedes kek, asem kek, gue gak peduli." Jawab Rayhan menatap tajam Nara.

"Lagian gue juga gak peduli, mau lo mesra-mesraan sama Alvin kek, atau orang lain, gue gak peduli sama sekali." Lanjutnya.

"Oke. Mulai sekarang, lo gak usah banyak nyindir saat liat gue sama Alvin lagi berdua." Ucap Nara.

"Siapa yang nyindir lo? Gue? Haha, kurang kerjaan banget!" Ucap Rayhan sambil tertawa remeh.

Nara menatap tajam mata Rayhan.

"Gue masih mau tanya soal kata-kata lo yang nyuruh gue buat jauhin Alvin. Itu kenapa?" Tanya Nara tenang.

"Karena gue gak suka lo deket sama dia." Jawab Rayhan dingin.

"Kenapa?"

"Karena gue gak suka." Jawab Rayhan dingin.

"Iya. Alasan nya apa? Alvin cowok baik, dia juga sayang sama gue? Beda sama lo yang tukang nge-baperin anak orang terus lo tinggalin gitu aja." Ucap Nara.

"Gak usah banding-bandingin gue sama dia!" Sentak Rayhan. Nara yang terkejut mendengar bentakan Rayhan, sontak mundur satu langkah.

"Kenapa lo diem? Takut lo sama gue?" Tanya Rayhan saat menyadari Nara terdiam.

"Lo masih penasaran, kenapa gue gak suka kalo lo deket-deket sama Alvin?" Lanjut Rayhan.

"Kenapa?" Tanya Nara penasaran.

"Karena.gue.suka.sama.lo!" Jawab Rayhan penuh penekanan.

Nara terdiam mendengar ucapan Rayhan, apakah yang di ucapkan lelaki itu benar ada nya.

"Gue suka sama lo. Gue ngelarang lo untuk gak deket-deket sama dia, tapi apa nyata nya lo malah jadian sama dia!" Desis Rayhan.

"Kita lihat, seberapa langgeng hubungan lo sama dia, kalo gue udah bertindak!" Bisik Rayhan yang membuat Nara merinding. Setelah mengatakan itu, Rayhan pergi meninggalkan Nara yang masih termenung.