webnovel

Bab 29

Nara dan teman-temannya memasuki rumah Sena. Mereka memang sudah berteman sangat dekat, sehingga mereka sudah akrab dengan rumah masing-masing.

"Om sama Tante kemana, Sen?" Tanya Nara, dia mengambil ikat rambutnya dan menguncir rambut panjangnya.

Siang ini memang cuaca sangat cerah dan panas, sehingga udara rasanya juga ikut panas.

"Biasalah, belum pulang mereka." Jawab Sena. Lalu dia berlalu ke dapur.

"Gue kalo dirumah Sena bawaannya kaya ngantuk mulu." Kata Risna sambil bersandar disofa.

"Bukan karena rumah Sena, Lo dirumah kita semua juga sama aja, ngantuk mulu kerjaannya." Timpal Farah.

"Ih, si Farah sensi banget sih, kan gue emang anaknya ngantukan, pengertian dikit dong jadi temen." Risna memasang wajah melasnya.

Farah tertawa, "Gue mah punya temen kaya Lo maklum aja. Tapi ada satu sih yang bikin gue heran tuh."

"Apaan?"

"Si Kelvin mau-maunya gitu loh sama Lo, padahal Lo kan anaknya kaya gini. Ngantuk terus lagi kerjaannya." Jawab Farah.

"Ih, Farah. Lo punya dendam apa sih sama gue! Kalo Kelvin mau sama gue ya karena gue cantik lah. Gitu aja pake ditanya." Kata Risna dengan bersungut-sungut.

"Berarti kalo Lo jelek, si Kelvin ga mau dong. Yah, pacarnya mandang fisik guys." Nara ikut menimpali.

Risna mengalihkan pandangannya pada Nara. "Ih, jahat Lo mah. Bully aja gue, bully aja. Gue punya hati yang kuat kok, sabar juga." Katanya sambil mengelus dadanya.

"Jangan di elus mulu, nanti jadi makin rata." Kata Nanda.

"Heh." Tika tertawa mendengar kata Nanda.

Tak lama, Sena keluar dengan membawa jus jeruk dan beberapa camilan.

"Nih, silakan dinikmati ya nyonya."

"Iya bi, makasih ya. Hehehe." Nara mengikuti alur yang dibuat oleh Sena.

"Songong banget si Nara sekarang mah. Mentang-mentang pacaran sama ketua OSIS, wah ga bisa di biarin nih." Sena menggelitik perut Nara hingga gadis itu tertawa terbahak-bahak.

"Udah Sen. Hahaha."

Setelah itu, selesai mengobrol yang bisa dibilang tidak bermutu, mereka segera mengerjakan tugas.

"Udah jam lima aja ya, pulang aja ga nih?" Tanya Farah.

"Boleh deh, mana mendung lagi. Takut gue, biasanya kalo hujan jalanan suka sepi." Jawab Tika. Mereka mengangguk setuju.

"Yaudah, pulang aja. Ayo Ra, Lo sama gue kan?" Tanya Nanda.

Nara menunjukan cengirannya. "Gue dijemput sama kak Alvin. Dia udah jalan kesini."

"Beda emang yang baru jadian mah." Kata Risna.

Nara hanya tertawa pelan.

"Yaudah, kita duluan ya. Bye guys."

"Bye."

"Si Alvin udah kesini?" Tanya Sena.

"Iya, katanya bentar lagi sampe." Jawab Nara.

"Dia baik banget sama Lo Ra?" Tanya Sena.

"Banget Sen, Lo harus tau kalo dia rela malem-malem nganterin makanan ke rumah gue, padahal gue ga minta ya, gue cuma bilang, sebenernya laper tapi males buat masak mie, eh ga lama dia dateng." Jawab Nara.

"Bagus dong, gue ikut seneng kalo dia bisa bahagiain Lo." Kata Sena tersenyum.

"Gue sih menikmati aja sekarang ya, ga tau nanti dia baik beneran atau cuma karena baru pacaran aja makanya baik sama gue." Kata Nara.

"Ya Lo mah mikirnya jelek mulu, coba mikir positif gitu."

"Gue udah mikir positif tapi biasanya cowok cuma baik diawal aja." Kata Nara.

"Semoga Alvin ga kaya gitu." Nara mengangguk.

Tin... Tin...

"Nah, itu dia dateng." Nara segera berdiri. Lalu keluar rumah Sena.

Alvin berdiri di samping mobilnya. Nara menghampiri kekasihnya, Alvin menyambut Nara di pelukannya.

"Kangen." Alvin memeluk erat Nara, dia merasa gemas dengan gadis berambut cokelat itu.

"Apaan sih, orang baru bentaran ga ketemu."

"Ya biarin."

Nara melepaskan pelukannya dan kembali menghadap Sena.

"Gue pulang ya Sen." Pamitnya.

"Udah peluk-pelukan baru inget gue."

Nara tertawa. "Maaf ya. Gue pulang deh Sen, udah makin mendung."

"Iya deh, hati-hati."

"Pulang ya Sena." Kata Alvin merangkul bahu Nara.

"Iya kak. Hati-hati dijalan." Alvin mengacungkan jari jempolnya.

---

Di mobil, mereka membicarakan banyak hal. Bercanda dan tertawa.

"Kak, aku mau tanya dong."

"Kok manggil kak lagi sih." Protes Alvin.

"Ah iya maaf. Aku mau tanya."

"Tanya apa?"

"Hm, tadi pas dikantin kamu sama Rayhan debat apa?"

"Cowok tadi namanya Rayhan?" Nara mengangguk.

"Ga ada sih, cuma aku ga sengaja nyenggol dia. Terus aku minta maaf, eh dia malah marah-marah." Jawab Alvin.

"Gitu ya, dia emang suka gitu. Kamu jangan kepancing emosi ya sayang." Kata Nara menatap Alvin.

Alvin mengangguk. "Iya, mungkin aja dia lagi ada masalah makanya tadi marah-marah."

"Iya kayanya."

---

Satu Minggu kemudian.

Hari ini ujian semester satu akan dilaksanakan. Banyak siswa yang duduk didepan ruangan ujian masing-masing sambil membawa buku, entah itu dibaca atau hanya formalitas semata.

Dan kebetulan, Nara berada di ruangan yang sama dengan Rayhan dan Alvin. Karena memang sistemnya, tempat duduk akan diacak, entah kelas 10 dengan 11 atau mungkin kelas 11 dengan 12 dan sebaliknya.

Di ruangan itu ada Nara, Farah dan Risna. Jadi tidak hanya Nara sendiri, tapi ada teman kelasnya yang lain.

"Gue ga pernah kepikiran kalo Lo bakalan sekelas sama Rayhan dan kak Alvin." Kata Risna.

Nara menghela napas pelan, "Lo pikir gue kepikiran gitu? Mana tempat duduk gue depan belakang sama Rayhan lagi."

"Iya ya, Lo deketan sama Rayhan."

"Gue duduk sama kak Alvin nih Ra, Lo jangan cemburu ya." Kata Farah sambil tersenyum menggoda.

"Enggak lah, mau Lo godain dia juga ga mungkin mau." Kata Nara dengan percaya diri.

"Awas aja kalo dia tiba-tiba kecantol gue."

"Ga mungkin, Alvin udah bucin banget sama gue. Hahaha." Nara berkata sambil tertawa mengejek.

Farah memukul lengan Nara. "Tingkat percaya diri Lo, ternyata tinggi juga."

"Harus dong."

Tak lama, Alvin berdiri didepan Nara yang memang duduk di kursi depan kelas.

"Kamu udah sarapan, Ra?" Tanya Alvin sambil merapikan rambut Nara yang sedikit berantakan.

Nara menggeleng. "Ga sempet kak, aku kesiangan banget, udah ga bisa sarapan. Ga keburu." Jawabnya.

"Harusnya mah tadi aku jemput aja."

"Kalo dijemput, yang ada kita berdua malah telat."

"Ya gapapa dong, kan barengan."

"Aduh, kak Alvin bucin juga ternyata." Sindir Farah sambil tertawa.

Alvin ikut tertawa, "Gimana ga bucin kalo pacar gue modelan kaya gini."

Tak lama bel masuk berbunyi.

Rayhan duduk dibelakang Nara, dan diseberang dia duduk, ada Farah dan Alvin yang duduk satu bangku.

Saat mengerjakan, tiba-tiba Farah menyolek lengannya.

"Pinjemin Tipe-X ke Nara dong Ray, kak Alvin pinjem." Katanya.

"Suruh pinjem sendiri aja." Kata Rayhan malas.

"Sstt, Ra. Nara!" Panggil Farah dengan bisik-bisik.

Nara menoleh. "Kenapa?"

"Kak Alvin pinjem Tipe-X." Bisiknya.

Nara memberikan Tipe-X itu pada Rayhan. Dia berpikir jika Rayhan akan memberikannya pada Farah. Ternyata tidak.

"Ray mana Tipe-X nya?" Pinta Farah.

"Ambil aja sendiri."

"Nyebelin." Farah melirik Rayhan tajam.

Rayhan melemparkan Tipe-X itu ke meja Farah. "Ngerepotin aja." Katanya.

"Kalo mau pacaran mah pacaran aja, ga usah sok minjem barang segala." Cibir Rayhan.

"Dih, iri bilang bos." Cibir Farah.

"Bukan iri! Ganggu aja." Kata Rayhan kesal.

Farah tertawa dalam hati, sepertinya Rayhan memang cemburu melihat Nara dan Alvin.

----