webnovel

Bab 28

"Anjing!" Umpat Rayhan setelah melihat postingan Alvin. Dia sudah pasti tau siapa gadis yang ada di postingan instagram lelaki itu.

Saat sedang asyik-asyiknya membuka Instagram, tiba-tiba muncul foto sepasang kekasih yang sedang hangat dibicarakan di sekolahnya.

"Lo kenapa sih, Ray? Tiba-tiba misuh-misuh ga jelas?!" Tanya Vernon.

"Tau! Lo ada masalah apa sih?" Tanya Sandi.

"Dia cemburu kali." Celetuk Riki.

"Cemburu kenapa?" Tanya Vernon.

"Nara kan jadian sama Alvin." Jawab Riki.

"Alvin ketua OSIS di sekolah kita?" Tanya Sandi heboh.

"Iya." Jawab Riki sambil mengangguk.

"Gue tadi juga denger sih obrolan cewek-cewek dikelas, tapi gue kira mereka cuma ngegosip aja, ternyata beneran." Kata Sandi.

"Gila! Si Nara bisa dapetin dia. Padahal Alvin kan terkenal pendiem, kaya dingin gitu." Ucap Vernon.

"Alvin--"

"Gak usah sebut-sebut nama dia. Sialan!" Umpat Rayhan.

Sandi terkejut saat Rayhan memotong ucapannya dengan penuh emosi.

"Kenapa sih lo? Sakit hati? Cemburu?" Tanya Vernon dengan senyum mengejek.

"Ini tuh bisa di bilang karma buat lo, Ray. Harusnya Lo bersyukur, si Nara udah dapet cowok yang serius sama dia, udah ngasih kepastian. Ga digantung aja, emang jemuran digantung doang. Hahaha." Sandi sengaja berkata seperti itu, agar Rayhan sadar, karena sudah menyakiti Nara.

"Lo cemburu?" Tanya Riki tersenyum sinis.

"Gak!" Jawab Rayhan datar.

"Terus kenapa lo marah-marah?" Tanya Riki.

"Gue gak suka dia deket sama Alvin." Jawab Rayhan dingin.

"Kenapa? Nara aja gak pernah marah kalo lo deket sama Tika." Ucap Sandi santai.

"Lo suka sama Nara?" Pertanyaan Vernon membuat Rayhan terdiam. Dia tidak mengerti dengan hatinya. Saat tau jika Nara dekat dengan Alvin, hatinya rasanya seperti terluka bagaikan di siram dengan air garam, dan kalian pasti tau bagaimana rasanya. Yaps, perih!

"Biarin dia bahagia sama Alvin, Ray! Cukup lo aja yang nyakitin Nara!" Ucap Riki.

Rayhan hanya mendengus kesal.

¤¤¤

"Jadi, dia yang foto nya di posting sama Alvin? Gak cocok banget!"

"Sok cantik. Palingan juga cuma numpang tenar aja. Secara Alvin kan most wanted."

"Kak Alvin mending sama aku aja, sama dia gak ada cocok-cocoknya."

"Tapi cocok juga sih, si Nara juga anaknya pinter, terus Alvin juga pinter."

Kamis pagi, Nara kira akan menjadi hari paling menyenangkan. Dia juga berpikir mungkin orang tidak akan memikirkan hubungannya dengan Alvin, mengingat hari kemarin baik-baik saja , ternyata tidak.

Dia berjalan beriringan dengan Alvin, di sepanjang koridor, dia bisa melihat siswi-siswi yang menatapnya dengan tatapan tak suka. Nara semakin mengeratkan genggamannya di tangan Alvin saat ada seorang gadis menatap tajam ke arahnya.

"Kenapa sayang?" Tanya Alvin saat menyadari tangannya di genggam sangat erat. Nara hanya menggelengkan kepalanya.

"Apa kalian di ajari untuk menggosip saat di sekolah?" Tanya Alvin datar pada segerombol gadis dengan dandanan super menor. Sebenarnya Alvin sudah mendengar cibiran-cibiran itu dari tadi. Tapi dia memilih diam, menurutnya tidak perlu di tanggapi, tapi ternyata mereka tetap bertahan dengan gosip ria nya.

"Kok lo gitu sih, Vin? Kita temen sekelas lo kan?" Ucap seorang gadis ber-nametag Raina.

"Lo emang temen gue. Tapi gue ga suka sama orang yang selalu ngurusin hidup orang lain." Ucap Alvin tegas. Setelah itu, Alvin melanjutkan langkah nya menuju kelas Nara.

"Dari kemarin kamu dapet cibiran kaya gini ya?" Tanya Alvin.

Nara menggeleng, "Ga ada, kemarin semua baik-baik aja. Kan ga ada yang tau, mungkin mereka tau dari postingan kamu, jadi sekarang mereka agak sinis gitu ke aku."

"Maaf ya, aku ga tau kalo efek dari postingan tadi malam jadi kaya gini." Ucap Alvin menyesal.

"Ga papa, santai aja ih. Lagian wajar ga sih, secara ketua OSIS ganteng mereka sekarang udah punya pacar." Kata Nara tersenyum tipis.

"Kalo dikata-katain lagi bilang sama aku ya. Aku ga suka kalo ada yang usil sama pacar aku." Pesan Alvin.

"Siap bos!" Nara berkata sambil menunjukan cengirannya. Alvin tertawa gemas.

"Yaudah sana masuk kelas belajar yang rajin, jangan ngantuk mulu." Ucap Alvin sambil mengelus kepala Nara.

"Aku gak ngantuk ya." Ucap Nara tak terima.

"Iya deh. Pokoknya gak boleh tidur di kelas." Ucap Alvin.

"Aku gak pernah tidur di kelas, Alvin!" Ucap Nara masih tak terima.

"Iya sayang. Udah sana masuk." Nara mengangguk.

"Apaan tuh?!"

"Menyebar ke-uwuan didepan kelas?!"

"Iya nih, ga kasian apa sama gue yang beda sekolah." Tika berkata dengan memasang wajah melasnya.

"Apaan sih, orang cuma gitu doang." Nara meletakkan tasnya diatas meja.

"Makan-makan lagi dong." Ucap Farah.

"Kemarin kan udah, kalian mah malakin gue mulu, bangkrut nih keuangan gue." Kata Nara.

"Minta kak Alvin aja kalo gitu." Sambung Nanda.

"Heh, jangan dong guys. Kalian mah, masa kemarin udah di traktir sekarang minta lagi, jangan aji mumpung ya!"

Teman-temannya tertawa pelan, "Iya-iya bercanda doang kita mah." Kata Sena.

"Hari ini jadikan kerumah Sena?" Tanya Tika.

Mereka mengangguk. "Lo ikut ga Ra?"

"Ikutlah, kan kita udah janjian." Jawab Nara.

"Boleh emang sama Alvin?"

"Ya boleh lah, emang kenapa?!"

"Kirain ga boleh gitu, maksudnya kalian kan baru pacaran, jadi ya gue kira masih anget gitu, maunya berduaan terus." Kata Risna.

"Enggak lah, apaan sih. Gue mah mau jalan sama siapapun bebas, asal ngomong dulu ke dia, biar ga salah paham aja. Btw, hari ini dia juga ada urusan sama temen-temennya." Jelas Nara.

"Dia bebasin Lo buat jalan sama siapapun?"

"Iya kalo cewek."

"Yee, sama aja posesif."

"Rayhan tuh," bisik Sena sangat pelan.

Rayhan memasuki kelas dengan tatapan tajam nya yang mengarah ke Nara. Nara yang menyadari itu, segera mengalihkan pandangan nya.

"Ngapain mata lo kaya gitu?" Tanya Farah dengan ketus. Dia menyadari tatapan tak biasa dari Rayhan pada Nara. Rayhan hanya melirik Farah sekilas, lalu dia duduk di bangku nya.

"Tuh orang kenapa sih?" Tanya Sena.

"Gak jelas emang!" Jawab Risna.

"Cemburu kali!" Celetuk Nanda.

"Udahlah biarin aja." Kata Nara.

Tak lama guru yang mengajar di kelas mereka masuk, dan pembelajaran pun di mulai.

¤¤¤

"Gue agak kaget sih pas tadi di umumin kalo seminggu lagi mau ujian semester, kaya cepet banget gitu." Kata Nanda membuka obrolan mereka saat sampai di kantin.

"Iya, yaudah nanti sekalian ngerjain tugas yang belum selesai aja, kayanya bentar lagi juga disuruh ngumpulin." Kata Nara.

Nara terkejut saat merasakan pundaknya dipegang. "Ih kaget!"

Alvin terkekeh. "Makan yang banyak."

Nara mengangguk. "Kamu ga makan?"

"Ini masih pesen. Nanti pulang bareng kan?"

"Maaf ya, kayanya gabisa deh. Aku mau ke rumah Sena." Kata Nara.

Alvin mengalihkan pandangannya pada Sena. "Jadi pulang sama lo?" Sena mengangguk.

"Yaudah, gue nitip Nara. Hati-hati kalo bawa mobil." Pesan Alvin.

"Siap kak, Nara aman sama gue." Jawab Sena.

"Yaudah, aku makan dulu ya. Nanti kabarin aja."

Nara mengacungkan jari jempolnya dan tersenyum. Lalu Alvin pergi menghampiri teman-temannya.

"Enak banget Lo sama kak Alvin dijadiin ratu."

"Enak dong."

"Dih songong!" Lengan Nara dipukul pelan oleh Farah. Nara tertawa.

"Biasa aja dong!"

"Gue juga biasa aja!"

"Lo kalo ada masalah sama gue ngomong, ga usah sok-sokan kaya gini. Kaya anak kecil tau ga!"

"Gue biasa aja. Lagian gue juga ga ada masalah sama Lo!"CV

Nara melihat ke arah keributan itu, terlihat Rayhan dan Alvin sedang beradu mulut. Entah masalah apa, yang pasti Alvin lebih memilih pergi meninggalkan Rayhan.

"Gue ga ngerti deh sama tuh cowok, kenapa sih masih aja suka gangguin." Gumam Nara pelan.