webnovel

Episode 4-Tentara kerajaan

"Satu kantong, bawa ke sini semua" Ucap Gadis itu. Ia lalu memakannya satu.

"Firgo, Runa, Menja, Awana kalian ingin makan juga? Ikan ini masih enak untuk dimakan"

Tentara kerajaan yang sedang di sini ada 5 orang, Firgo, Menja, dan Awana adalah seorang pria. Sementara sisanya adalah perempuan.

"Yah, untuk nanti saja" Ujar Menja, Ia adalah orang yang mengambil kemudi kereta.

"Aku mau satu" Ucap Runa sementara Firgo menjawab hal yang sama seperti Menja.

"Hei bocah, siapa namamu?" Tanya Gadis yang memegang ikan itu.

"Kiraza, 14 tahun"

"Kau sudah bisa menggunakan sihir tingkat apa? Kau tidak terlihat membawa alat apapun tetapi bisa menangkap ikan sebanyak ini"

Gadis itu tentu heran, Biasanya Sihir seseorang akan bertumbuh dan mudah di latih saat dirinya berusia 15 tahun. Di bawah itu, mereka hanya bisa mengendalikan sihir di tingkat rendah.

Tapi, tidak semuanya seperti itu. Ada juga beberapa orang yang sudah bisa menembus tahap yang tidak seharusnya mereka lalui.

Anggap saja, Sihir dibagi menjadi 5 Bagian.

-Tingkat dasar

-Murni

-Campuran

-Bencana

-Tanpa Batas

Untuk tingkat Tanpa batas adalah tingkat di mana kekuatan sihir bisa di luar nalar, semuanya tergantung dari pengguna yang sanggup melebih kekuatannya sendiri atau tidak.

Seperti yang di lakukan Sang Legenda Dan Senjata Quantum nya, berakhir dengan Sang Legenda yang mati karena tidak sanggup menahan kekuatan nya sendiri.

"Ti-tidak.... Apakah kakak percaya bahwa aku bertemu Serigala kecil berekor 3? Ia memiliki corak yang unik di dahinya, sayangnya aku hanya bersamanya sehari saja."

Gadis itu mengangkat alisnya, Ia terkejut sekali lagi. Ia lalu mengambil tas dan mengambil sebuah buku catatan.

"Seperti ini?" Tanya gadis itu setelah menunjukkan sebuah gambar

Dan ternyata gambar itu memang benar, Itu adalah Serigala yang dilihat oleh Kiraza sebelumnya. Gadis itu lalu meminjamkan catatan itu.

"Makhluk Roh!" Ucap Gadis itu

Di samping lembaran gambar itu, Ada makhluk lainnya juga seperti Ikan emas yang sangat besar. Di balik halaman lagi, terdapat Naga dengan sisik berlian, Ayam bercorak unik dan Monyet dengan 6 tangan dan 4 kaki.

"Heh, Makhluk Roh benar adanya?"

Tanya Menja, Ia sebenarnya tidak percaya adanya makhluk tersebut. Tetapi temannya, gadis pemilik buku itu selalu membawa perkataan yang bisa memecahkan pemikirannya.

"Aku tidak berbohong, aku bahkan bertemu dua Serigala yang sejenis" Ucap Kiraza

"Dua?" Heran gadis itu

"Sepertinya mereka induk dan anak, Induknya bertarung dengan manusia dan mereka berdua mati di sana"

"Oh, dan juga...."

Kiraza seketika mengingat bahwa Ia menemukan kalung di tempat itu, mengapa Ia baru ingat sekarang? Tapi, saat Kiraza mencari kalung itu tidak ada di lehernya.

"Tidak ada? eh? Tidak ada!"

"Kau mencari apa?" Tanya gadis itu

"Saat Aku menemukan kedua mayat itu, aku juga menemukan sebuah kalung yang indah. Tapi, sekarang tidak ada! Padahal benda itu mungkin bisa di jual"

"Apakah kalian mengambilnya saat aku tertidur?" Ujar Kiraza curiga

"Hah? untuk apa kami melakukannya? Tahu ada kalung saja tidak!"

"Jangan bercanda, aku ingin menjualnya nanti. Aku membutuhkan uang nantinya bukan?"

"Tenanglah, Panti asuhan akan memberimu kehidupan yang layak. Pemiliknya juga wanita ramah yang Kaya raya"

Kiraza merasa sedikit lega mendengar perkataan itu, tetapi tetap saja Ia merasa ganjal. Ia tidak bisa sepenuhnya menyalahkan para tentara kerajaan itu, karena Ia juga baru mengingatnya sekarang.

Terjatuh di suatu tempat? tidak mungkin untuk mengambilnya sekarang bukan?

"Baiklah, apakah kalian ingin makan juga?" Gadis itu menawarkan ikan kepada anak yang ingin dibawa ke panti asuhan, tetapi hanya sebagian saja yang merespon.

"Jika tidak ingin makan, nanti habis lho. sayang juga kalau di buang" lalu beberapa mengambil lagi, mereka tetap mau makan walaupun menggigit nya sedikit demi sedikit.

Gadis itu membiarkan saja hal itu, Ia tidak ingin menambah perasaan sedih mereka. Biarkan saja ini menjadi pengalaman mereka agar bisa menjalani hidup lebih baik ke depannya.

"Baiklah, aku sampai lupa untuk memperkenalkan diriku sendiri" Gadis itu kemudian memperkenalkan dirinya, namanya adalah Luru.

Ia dan teman-temannya berumur kurang lebih 25 tahun. Di umur mereka itu, mereka sudah mencapai sihir tingkat campuran.

Mereka sendiri yang bilang, mereka mengatakan cukup kuat untuk melindungi Kiraza dan yang lainnya sehingga tidak perlu khawatir. Lagian, hutan sangat jarang untuk dijadikan tempat peperangan.

Terus terang, Sihir tingkat campuran adalah di mana sihir sudah bisa di kreasikan oleh penggunanya sendiri, batas ini adalah tahap pertama yang terpenting untuk menembus tahap selanjutnya.

"Hutan selalu mengingatkan ku kepada sesuatu yang buruk" Ucap Luru

"Apa itu kak?" Tanya seseorang perempuan

"Kalian ingin mendengarnya?"

Beberapa orang yang hendak di bawa ke panti asuhan itu mengangguk, mereka sepertinya tidak merasa terlalu sedih atau sudah dapat melewati perasaan itu. Bagaimana seperti yang Kiraza alami.

"Ayolah Luru, kau selalu menceritakan hal itu berulangkali setiap bertemu anak baru di hutan" Ucap Awana yang sebenarnya kesal jika selalu mendengarkan cerita yang sama.

"Kau tidak perlu mendengarkannya jika tidak suka" Ucap Luru santai

"Cih..."

Pada akhirnya Awana tetap diam dan tidak peduli apa yang nanti Luru ceritakan.

"Toh tidak apa, memang bagi kita itu cerita yang selalu terulang tetapi bagi mereka itu adalah cerita yang baru" Ucap Menja

"Iya aku tahu, aku akan tidur saja. Bangunkan aku nanti"

"Haisho" Ucap Luru

"Jadi?" Ucap gadis yang tadi

Luru kemudian membenarkan cara duduknya agar lebih nyaman, Ia duduk seperti seorang yang sudah ahli bercerita kepada anak-anak.

"Aku memiliki kakak laki-laki, Ia berumur 10 tahun lebih tua dariku. Kakakku adalah salah satu orang yang tubuhnya tidak bisa menerima Magi dengan baik, sehingga dirinya sangat sulit untuk mengeluarkan sihir"

"Karena hal itu, Kakakku tidak mau mempelajari sihir lagi dan memutuskan untuk hidup dan mencari harta untuk masa depannya"

Luru bercerita karena saat itu peperangan terjadi, mereka berdua yang lemah memutuskan berlari menyelamatkan diri ke hutan seperti yang Kiraza dan yang lainnya lakukan.

Luru saat itu berusia 13 tahun, masih belum bisa mempelajari sihir dengan baik.

Berhari-hari melewati hari di sana, tempat itu terasa lebih nyaman walaupun mencari makan dan minum itu susah. Sampai suatu hari, kakak Luru tidak ingin berjalan lagi. Ia sudah memutuskan untuk tinggal di hutan karena merasa di luar adalah tempat yang berbahaya.

Luru sudah mengajaknya berulang kali saat itu, tetapi kakaknya tetap bersikeras. Mau tidak mau, Luru tetap melanjutkan perjalanan meninggalkan kakaknya sendirian di hutan.

"Bodoh sekali bukan? di mana keinginannya untuk menjadi Kaya? semuanya hilang begitu saja saat itu" Ucap Luru

Tiga hari kemudian, Luru baru bisa keluar dari hutan dan kebetulan Wanita pemilik panti asuhan menemukannya. Ia di rawat di sana dan dibesarkan di sana.

Bukan Karena Luru tidak peduli lagi dengan kakaknya, tetapi saat Luru meminta orang untuk mencari kakaknya dan dengan bodohnya kakaknya tidak ingin kembali. Ia sudah membulatkan keputusannya.

Setelah bertahun-tahun Luru sudah menjadi gadis yang bisa mempelajari sihir di sekolahnya, Ia suatu hari pergi ke hutan sendirian setelah lama tidak melihat kakaknya.

"Dan kalian tahu apa yang terjadi?" Tanya Luru

"Apa itu?"

"Entah apa yang terjadi pada kakakku. Ia menjadi gila di sana, Ia bahkan sudah tidak mengingat ku lagi"

Kiraza dan yang lainnya tentu terkejut, "Hoi-hoi kakak tidak sedang bercanda kan?" Tanya anak laki-laki di antara mereka.

"Apakah aku terlihat sedang berbohong?" Luru kemudian melihat ke arah lain dan mengakhiri ceritanya.

#Bantu Share ke temen biar rame dan makin semangat author nya