webnovel

Rahasia sang Milyader

Area dewasa 21+ Rayhan dan Bryan adalah saudara kembar namun memiliki sifat yang berlawanan. Rayhan dengan sifatnya yang angkuh dan dingin sedangkan Bryan bertolak belakang dengan Rayhan. Bryan memiliki sifat yang penyayang terhadap saudara kembarnya. Ketika terjadi sesuatu yang membuat Rayhan harus dihukum oleh keluarganya Bryan selalu di depan untuk membelanya. Hingga suatu hari tanpa sengaja Rayhan telah membunuh kedua pasangan yang merupakan saingan berat dalam bisnis keluarganya. Kedua pasangan tersebut meninggalkan seorang anak perempuan bernama Yasmin. Mendengar kedua orang tuanya pergi dan tak kembali membuatnya terpukul. Karena Yasmin sangat tahu jika kedua orang tuanya orang yang baik. Yasmin memutuskan untuk ikut bersama dengan pamannya setelah perusahaan milik keluarganya mengalami kolabs harta yang ditinggalkan tak bisa menutupi hutang yang entah darimana datangnya. Yasmin pun pasrah ketika pamannya menjodohkannya dengan Rayhan dengan dalih untuk membayar hutang keluarganya. Faktanya dia dijual dan orang yang seharusnya merangkulnya justru meninggalkannya, kekasihnya Faaz pergi begitu saja setelah tahu jika Yasmin jatuh miskin. Pamannya langsung pindah keluar negeri tanpa meninggalkan jejak untuknya. Rayhan dengan terpaksa menerima perjodohan ini karena dia tak mau disalahkan atas keadaan yang menyudutkannya. Hari-hari Rayhan seperti dalam neraka membuatnya ingin bertukar tempat dengan adiknya Bryan. Apakah Bryan mau bertukar tempat dengan Rayhan? Sedangkan dia sendiri mencintai Alexandria wanita yang selalu mengejar Kakaknya Rayhan. Dan bagaimana dengan Rayhan jika ternyata kebencian terhadap Yasmin berubah menjadi cinta sama halnya dengan Bryan yang juga mulai merasakan cinta untuk kakak iparnya. #Jangan lupa klik bintang masukan ke rak dan tunggu ya updatenya...!!!

Jingga_85 · Urban
Not enough ratings
18 Chs

Perjanjian tersembunyi

"Bagaimana apakah kau sepakat dengan ini semua? Jika iya maka kau tinggal tanda tangan di sini," seru Abraham memberikan selembar kertas perjanjian jual beli yang dia lakukan bersama.

Bima membaca dengan seksama setiap syarat yang diajukan oleh Abraham kepadanya. "Jadi setelah ini aku tak boleh lagi tinggal di sini?" seru Bima dan Abraham mengangguk pasti. "Aku sudah menjamin semuanya jadi tinggal kau menandatanganinya maka semua akan beres dan hidupmu akan terjamin tapi jika kau masih saja tidak mau untuk membuat kesepakatan ini maka aku hanya akan membayar uang untuk pembelian keponakanmu saja. Selebihnya aku tak mau menanggung hidupmu."

Bima terdiam memikirkan dengan baik apa yang harus dia lakukan dia tahu jika kesempatan ini takkan terjadi dua kali, maka dia tak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Diambilnya pena yang tergeletak di atas kertas tersebut dan dengan pasti langsung menandatangani kertas tersebut.

"Aku akan pergi setelah pernikahannya terjadi aku hanya ingin memastikan jika keponakanku masuk ke dalam daftar anggota keluargamu."

"Kau tenang saja karena aku akan memperlakukannya dengan baik, jadi kau tak perlu merisaukan nasibnya di sini. Di cantik, pasti anakku akan tertarik kepadanya seiring berjalannya waktu," seru Abraham membuat Bima tersenyum senang karenanya.

"Baiklah sebaiknya kita keluar, tidak enak jika mereka menunggu kita terlalu lama," ujar Abraham.

Meninggalkan ruangan kerjanya disusul oleh Bima di belakangnya.

Sementara di ruang tengah mereka dikejutkan dengan kedatangan Rayhan yang mendadak dan terlihat sangat rapi dengan setelan jas yang dipakainya.

"Kak Ray," seru Bryan.

"Eem, apa acara makan malamnya belum dimulai? Mana gadis yang akan dijodohkan denganku kenapa diam saja tidak menyambut calon suaminya," seru Rayhan membuat Yasmin gelagapan dibuatnya.

"A-aku tidak tahu mana yang akan dijodohkan denganku makanya aku tidak menyapa dirimu maafkan aku," sela Yasmin menunduk dia sedikit takut dengan sosok Rayhan yang terlihat dingin tidak seperti Bryan adiknya.

"Eem, apakah mereka tidak memberikanmu foto atau apapun itu, kenapa kau begitu yakin jika aku adalah sosok yang tampan."

"Tidak, aku hanya ingin menuruti keinginan pamanku jadi aku sama sekali tidak mengenal dirimu sebelumnya."

"Rayhan sudahlah, kau tak perlu membesarkan masalah ini, karena memang dia tidak tahu sama sekali," seru Irena dia tak mau rencana suaminya gagal kali ini hanya karena Rayhan kembali menolak perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya. Abraham sudah pasti dia menginginkan keturunan yang baik dari rahim yang baik, berbeda dengan Rayhan yang sampai sekarang tak ingin berkomitmen dengan alasan dia masih menyukai dunia malam dan 'one night stand' tentu saja.

"Ada apa ini ribut-ribut?" seru Abraham ketika sampai di ruang tengah.

"Tak ada, sebaiknya kita mulai saja makan malamnya dan setelah itu kita bisa langsung pada inti acaranya menentukan tanggal pernikahannya," ujar Abraham membuat semuanya terdiam.

Mereka pun makan dalam diam, hanya sepasang mata yang menatap tajam pada apa yang ada di hadapannya dia adalah Rayhan yang menatap tajam pada Yasmin, tak dapat dipungkiri jika dia terpesona dengan kecantikan yang ada pada diri Yasmin cantik dan gambaran sederhana terlihat jelas pada dirinya.

"Eem, apakah pemandangan yang ada di depanmu itu sangat menarik sehingga kau terus saja memandangnya?" seru Abraham membuat Rayhan sedikit terkejut mendengar penuturan sang ayah.

"Biasa saja Pa, jangan terlalu memuji seperti itu!" ujar Rayhan kembali memasukkan nasi ke mulutnya.

Acara makan malam pun selesai dan dilanjutkan dengan penentuan tanggal pernikahan mereka berdua.

"Bagaimana jika dua hari lagi?" usul Abraham tentu saja membuat Yasmin terkejut karena ini terlalu mendadak untuknya. "Kenapa Yasmin apakah ada yang salah dengan yang Papa katakan? Oh iya mulai sekarang biasakan diri memanggil kami dengan sebutan 'Papa dan Mama' karena sebentar lagi kau akan menjadi bagian dari keluarga kami, kau mengerti bukan?" seru Abraham membuat semuanya yang ada di sana menatap ke arah Yasmin.

"Baik Om, eh Pa-papa," sahut Yasmin dia masih merasa canggung dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Kalau begitu apakah kau keberatan dengan semua yang Papa putuskan hari ini? Jika ada yang ingin kau sampaikan maka katakanlah Nak!" seru Abraham menatap intens pada calon menantunya tersebut.

Yasmin terdiam ia tidak tahu harus bagaimana ini semua serba mendadak untuknya Pakah masih ada kesempatan untuk protes pada keadaan. Yasmin membuang nafas kasarnya perlahan mengatur nafasnya kembali sebelum akhirnya mengeluarkan isi hatinya.

"Pa, bolehkah aku meminta sesuatu?" tanya Yasmin dan Abraham mengangguk mengiyakan perkataan Yasmin. "Katakan Nak, jika kau keberatan maka Papa akan mengundur waktunya," seru Abraham.

"Tak perlu Pa, apapun itu Yasmin yakin itu pasti yang terbaik untukku," ujar Yasmin.

"Baiklah terima kasih Nak karena sudah percaya sepenuhnya pada kami, mulai malam ini kau tidurlah di tempat kami biar nanti pelayan yang akan mengurus kamarnya," ujar Abraham.

Belum sempat Yasmin bicara, Rayhan sudah lebih dulu menyela.

"Pa bolehkah aku bicara dengan Yasmin karena bagaimanapun Rayhan juga perlu bertanya tanya sedikit tentangnya," seru Rayhan.

Abraham pun mengijinkan anaknya untuk membawa Yasmin keluar dari ruangan tersebut untuk berjalan-jalan mengelilingi mansion milik Abraham.

"Eem, apakah kau yakin dengan keputusanmu itu?" seru Rayhan. Yasmin menghentikan langkahnya dan menatap pada Rayhan sesaat. "Apa maksudmu?" sahutnya. Rayhan menaikkan sebelah alisnya. "Maksudku jika kau sudah mengiyakan berarti kau tak bisa mundur dari semua ini, apapun yang akan terjadi kau harus siap dari hal yang terburuk sekalipun karena aku sama sekali tidak mencintai dirimu!" seru Rayhan menatap tajam pada Yasmin. "Apakah ini sebuah ancaman?" seru Yasmin.

"Menurutmu? Asalkan kau tahu aku telah memiliki kekasih dan tak mungkin aku meninggalkan dirinya hanya untuk dirimu yang sama sekali tak aku kenal sebelumnya dan lagi pula kau pasti sudah tahu bukan jika aku suka bergonta-ganti pasangan setiap malamnya apakah kau tak takut jika nanti kau ikut terkena penyakit misalnya?"

Yasmin menatap Rayhan lekat apakah orang seperti ini yang akan menjadi suaminya, bahkan belum apapun dia sudah jujur padanya tentang hubungannya dengan banyak wanita dan lagi apakah kekasihnya tidak akan membayangi masa depannya nanti? Mengingat hal itu tentu saja membuat Yasmin bergidik ngeri bagaimana jika nanti berbagai macam penyakit masuk dalam tubuhnya, ah membayangkannya saja sudah ngeri apalagi jika sampai hal itu terjadi padanya.

"Kenapa kau diam saja apakah kau takut sekarang dan akan mengundurkan diri saat ini juga,jika iya katakan padaku dengan senang hati aku akan mengatakannya pada Papaku," seru Rayhan.

Yasmin diam sesaat sebelum dia kembali berkata.

"Tidak akan, aku sudah terlanjur berkata 'Ya' maka apapun resikonya pasti akan aku hadapi," seru Yasmin.

"Dasar gadis keras kepala," gumam Rayhan dalam hati tapi dia salut dengan kegigihan gadis ini patut diacungi jempol.

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Jingga_85creators' thoughts