1 Pertemuan

Alexandria masuk ke dalam suite room tempat dimana Rayhan sedang menikmati mimpinya.

Brak!

Suara pintu tertutup dengan kasarnya membuat Rayhan terbangun secara paksa begitu mendengarnya. "Kau, kenapa malam-malam datang ke sini dan membuat keributan sayang!" ujar Rayhan menatap malas pada kekasihnya yang datang tanpa diminta olehnya. Tanpa menjawab Alexandria langsung merangkak naik ke ranjang dan memeluk Rayhan dengan sangat erat.

"Apa yang terjadi?" tanya Rayhan melihat kekasihnya memperlakukan hal seperti itu pasti dia sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja.

"Benarkah berita yang berhembus jika kau akan segera menikah?" tanya Alexandria membuat Rayhan menyipitkan kedua matanya. "Darimana kau tahu?" ujar Rayhan. "Tentu saja berita yang beredar di layar televisi. Banyak chanel yang memberitakan jika kau akan menikah dengan seorang gadis yang merupakan putri dari saingan bisnismu itu? Apakah itu benar?" seru Alexandria.

"Ya itu benar, kenapa?" tanya Rayhan. Alexandria kesal mendengar penuturan Rayhan yang terlihat santai. "Kenapa kau terlihat santai seperti itu apakah kau mencintai gadis itu?" ujar Alexandria. "Dengarkan aku, aku menikah dengannya karena perjodohan jadi kau tak perlu merisaukan apapun karena aku sama sekali tak mencintainya kau harus tahu itu sayang," urai Rayhan. "Benarkah itu?" seru Alexandria begitu antusias mendengar penyataan dari Rayhan. "Tentu saja, kau puas setelah mendengar jawaban dariku bukan?" sela Rayhan menyerigai.

Alexandria tersenyum puas dengan jawaban yang diberikan oleh Rayhan. Alexandria mencium bibir Rayhan singkat namun justru membuat nafsunya bangkit. Rayhan menarik tubuh Alexandria hingga membuatnya jatuh dan menindih tubuhnya.

"Aku menginginkanmu sayang," bisik Rayhan mulai melumat bibir tipis milik Alexandria. "Argh...!" Alexandria memekik manakala Rayhan mengigit bibir bawahnya membuat Rayhan semakin berhasrat untuk semakin jauh menikmati tubuh sexy kekasihnya. "Kita bermain sekarang sayang!" Rayhan mengerlingkan sebelah kanan matanya dan mulai menarik tengkuk Alexa agar ciumannya semakin dalam. Alexa menengadahkan kepalanya menikmati sensasi yang diberikan Rayhan pada tubuhnya. Mereka berdua pun hanyut dalam sensasi panas yang dilakukan hingga pagi menjelang.

"Kau benar-benar nikmat sayang, aku rasa takkan ada yang seperti dirimu," seru Rayhan. "Tak perlu menggodaku Ray aku tahu kau itu banyak dikelilingi wanita dan aku tahu jika setiap malam kau berganti ganti pasangan."

"Meskipun demikian aku tak pernah serius pada mereka semua, kau bahkan tahu itu bukan?"

"Ya aku tahu itu dan aku harap kau masih menempatkan aku sebagai yang pertama Ray," sela Alexa mempererat pelukannya.

Di tempat lain Yasmin sedang berdebat dengan pamannya, Yasmin kesal karena pamannya tidak memberitahukan dirinya tentang perjodohan yang dilakukan oleh pamannya tersebut.

"Yasmin mengertilah, paman lakukan ini semua juga demi masa depanmu juga dan kau tahu bukan Tuan Abraham pasti akan menjamin semuanya percaya lah putranya Rayhan pasti akan menyukai dirimu, karena selain baik dan cantik kau juga cerdas. Jadi manfaatkan semua ini dan buat Rayhan jatuh hati padamu jika itu terjadi kau akan mendapatkan apapun yang kau inginkan, kau mengerti." Yasmin menggelengkan kepalanya perlahan.

"Aku tidak sampai hati melakukan itu semua paman, dan lagi pula aku takkan bisa melakukan hal yang tak pernah aku lakukan sebelumnya. Tolong jangan buat aku menjadi orang yang jahat," seru Yasmin.

"Paman tahu tapi setidaknya buatlah senatural mungkin jika kau memang gadis yang baik."

Yasmin menautkan kedua alisnya tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh pamannya. "Kau hanya wajib menurut pada perintah suami kamu nanti Rayhan, karena dia membenci bantahan apapun perkataannya kau mengerti."

"Segeralah kau bersiap kita pergi ke rumah Tuan Abraham satu jam lagi, kau berdandan lah yang cantik jangan sampai mengecewakan pamanmu ini," seru Bima.

Bima pergi meninggalkan Yasmin yang masih terdiam memahami perkataan pamannya Bima, sejak kapan laki-laki itu jadi memaksa seperti itu. Yasmin menggeleng singkat mencoba menghilangkan segala prasangka buruk terhadap pamannya tersebut.

Dengan terpaksa Yasmin mempersiapkan dirinya dengan sedikit make up tipis yang dia poles pada wajahnya. Sungguh tanpa make up sekalipun dia sudah sangat terlihat cantik, apalagi saat ini wajahnya semakin mempesona.

Yasmin tersenyum sendiri manakala dia melihat riasannya selesai. "Cermin ajaib, apakah aku sudah terlihat cantik?" tanya Yasmin pada cermin di depannya dia meniru drama yang dilihatnya di televisi.

Yasmin siap dengan dress selutut bermotif bunga-bunga. Dia merasa sudah terlihat sempurna dengan tampilannya kali ini. Begitu turun ke ruang tengah tampak Bima dan juga Amira sedang duduk menunggunya.

"Apakah kau sudah siap?" tanya Anita memperhatikan Yasmin dari atas hingga bawah. "Ya seperti yang kau lihat," sahut Yasmin enggan untuk berkata lebih banyak.

"Ayo kita berangkat!" Bima segera mengambil kunci mobilnya dan bergegas melaju dengan kecepatan tinggi berharap segera sampai di tujuannya.

Butuh waktu dua puluh lima menit untuk sampai di rumah mewah milik Abraham.

"Selamat malam Tuan, maaf kami terlambat."

"Sudahlah sebaiknya kalian berdua duduk saja di sana, dan kau (Abraham menunjuk Bima) ikut aku ke ruang kerjaku."

"Selamat malam Tante," sapa Yasmin pada Irena istri Abraham. Wanita paruh baya tersebut hanya tersenyum mendengarkan sapaan dari calon menantunya.

"Silakan duduk di sini. Siapa nama kamu?" seru Irena

"Yasmin Tante," sahut Yasmin pada Irena.

"Gadis yang cantik, apakah kau sudah bertemu dengan Rayhan sebelumnya?" tanya Irena menatap intens pada Yasmin ada rasa iba dalam hatinya, dia merasa tak tega jika nantinya dia akan menjadi korban jika hidup bersama dengan Rayhan karena dia tahu bagaimana Rayhan yang sebenarnya. Andai keputusan suaminya dapat diubahnya mungkin dia akan menikahkan Yasmin dengan Bryan bukan Rayhan.

"Ma, kenapa ada banyak hidangan makanan di meja?" seru Bryan masuk ke ruang tengah hanya menggunakan t-shirt hitam ketat sehingga terlihat otot-ototnya yang tercetak dengan jelas, celana panjang jins pun terpasang pada kakinya yang panjang dan kokoh.

"Eh ada tamu rupanya," sela Bryan tersenyum kikuk melihat tiga wanita yang ada di rumah tengah dan dia di antaranya tak dia kenal sama sekali.

"Perkenalkan ini adiknya Rayhan namanya Bryan dia saudara kembarnya Rayhan hanya beda beberapa menit jadi dia menganggap Rayhan seperti kakaknya."

Yasmin dan Anita tersenyum dan mengangguk. "Bryan dia adalah calon kakak iparmu namanya Yasmin. Mungkin beberapa hari ke depan Kakakmu akan menikah dengannya," seru Irena membuat Bryan melongo seketika. "Secepat itukah Ma, bukankah Kak Ray punya kekasih Alexa apakah dia akan menerima perjodohan ini?"seru Bryan melihat gadis cantik yang ada di depannya tentu saja dia takkan tega jika harus mengorbankan dirinya terlebih bagaimana nasib Alexa jika Rayhan menikahinya.

"Apa yang sedang kau khawatirkan Bryan, aku akan menerima perjodohan ini jadi tak perlu kau merisaukan Alexa karena dia sudah ku putus kemarin siang."

Semua orang yang ada di dalam ruangan pun menoleh ke arah suara.

avataravatar
Next chapter